F3 Kontrasepsij
F3 Kontrasepsij
Sebagaimana diketahui keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang dapat
mencerminkan kualitas dari suatu negara. Keluarga yang sejahtera, sehat, harmonis, berkualitas,
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan idaman dari setiap keluarga, oleh karena
itu program-program Keluarga Berencana telah dirubah visinya dari mewujudkan NKKBS
menjadi Keluarga Berkualitas Tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,
bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari visi tersebut
terlihat bahwa program Keluarga Berencana memiliki andil yang penting dalam upaya
meningkatkan kualitas penduduk.
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi
keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program
Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat
mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat
dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya
meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga
guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama
diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Perwujudan nyata dalam partisipasi program
Keluarga
Berencana
adalah
dengan
menggunakan
kontrasepsi.
Kontrasepsi
adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma tersebut.Tetapi dilain pihak terdapat kendala berupa banyaknya jenis
kontrasepsi yang beredar dipasaran dan masyarakat hanya mampu menyebut jenis alat atau obat
kontrasepsi tersebut sedangkan informasi-infomasi mengenai keuntungan, kekurangan,
kontraindikasi maupun efek samping dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi
adanya pandangan-pandangan atau norma budaya lingkungan dan orang tua yang dapat membuat
pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu dalam menggunakan kontrasepsi tersebut. Untuk itu
diperlukan suatu layanan konseling agar dapat menjelaskan secara benar setiap kontrasepsi
dengan jelas mengenai keuntungan, kerugian, efek samping maupun kontraindikasinya.
Berdasarkan data dari SDKI 2002 2003, angka pemakaian kontrasepsi (contraceptive
prevalence rate/CPR) mengalami peningkatan dari 57,4% pada tahun 1997 menjadi 60,3% pada
tahun 2003. Pada 2015 jumlah penduduk Indonesia hanya mencapai 255,5 juta jiwa. Namun, jika
terjadi penurunan angka satu persen saja, jumlah penduduk mencapai 264,4 juta jiwa atau lebih.
Sedangkan jika pelayanan KB bisa ditingkatkan dengan kenaikan CPR 1%, penduduk negeri ini
sekitar 237,8 juta jiwa (Kusumaningrum, 2009). Menurut SDKI 2002-2003 Pada tahun 2003,
kontrasepsi yang banyak digunakan adalah metode suntikan (49,1 persen), pil (23,3 persen),
IUD/spiral (10,9 persen), implant (7,6 persen), MOW (6,5 persen), kondom (1,6 persen), dan
MOP (0,7 persen) (Kusumaningrum, 2009).
Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang tidak dapat lepas dari efek samping dan
risiko yang kadang-kadang dapat merugikan kesehatan, namun demikian yang harus dipikirkan
adalah benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut yang lebih besar
dibanding tidak menggunakan kontrasepsi. Oleh karena alasan inilah penulis menitik beratkan
tentang pengetahuan mengenai penggunaan dan pemilihan jenis kontrasepsi agar tercapainya
tujuan dari program Keluarga Berencana.
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 DEFINISI
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan konsepsi
yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma.
2.
3.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut: 1) dapat dipercaya, 2) tidak menimbukan efek yang mengganggu
kesehatan, 3) daya kerjanya diatur menurut kebutuhan, 4) tidak menimbulkan gangguan sewaktu
melakukan koitus, 5) tidak memerlukan motivasi terus-menerus, 6) mudah pelaksanaannya, 7)
murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, 8) dapat diterima
penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan.
I.
II.
adalah
suhu
suhu
basal
untuk mengetahui kapan terjadinya masa subuur / ovulasi. Suhu basal tubuh diukur
dengan alat yang berupa termometer basal. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-360C. Pada
waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu (hormone turun mendadak) dan naik
menjadi 37 - 380C. Pada saat itulah terjadi masa subur / ovulasi. (progesterone tinggi
membuat suhu tubuh lebih tinggi).
III.
IV.
Pengeluaran penis dari vagina sesaat sebelum terjadinya ejakulasi. Efektifitas 4-18
kehamilan/100 perempuan/tahun.
Prinsipnya adalah menghindari deposit sperma di dalam fornix atau vagina untuk
menghindarkan terjadinya pertemuan ovum dan sperma dalam periode subur.
V.
FHS&LH rendah dan menekan perkembangan folikel di ovarium dan menekan ovulasi.
Efektivitas 2 hamil/100/6bulan.
Hanya dianjurkan pada perempuan: Menyusui eksklusif (8-10x per hari dengan
interval <4jam) sejak bayi lahir sampai bayi berusia 6 bulan, tidak haid 4-6 bulan sejak
melahirkan bayinya.
Kondom
Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit menular
seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif apabila pemakaiannya baik dan
benar. Selain itu, kondom juga dapat dipakai bersamaan dengan kontrasepsi lain untuk
mencegah PMS. Efektifitas 12-14 hamil/100/tahun.1,2,3
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis saat berhubungan.
Kondom lelaki
Tahap 1
Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan badan.
Tahap 2
Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah.
Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.
Tahap 3
Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara masuk ke
dalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.
Tahap 4
Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil
menekan
ujung kondom.
Pastikan
berubah
Tahap 5
Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak penis dan
kondom dari pasangan anda.
Tahap 6
Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.
2.
Kondom perempuan
Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah
tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.
Tahap 2
Sebelum hubungan seksual, perhatikan kondom wanita mempunyai ring yang
lebar (outer ring) untuk bagian luar dan ring yang kecil (inner ring) untuk
bagian dalam.
Tahap 3
yang berseberangan, kemudian tekan sehingga sisi ring yang berseberangan akan bersentuhan
dan bentuk inner ring menjadi lonjong.
Tahap 4
Atur posisi yang nyaman. Posisi dapat dilakukan secara berdiri satu kaki di atas kursi, jongkok
maupun berbaring.
Tahap 5
Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati.
Sewaktu kondom masuk ke dalam vagina, gunakan jari
telujuk
untuk
menekan inner
ring lebih
jauh
ke
Tahap 6
Berikan sedikit minyak pelicin pada penis atau bagian dalam kondom.
Bantu penis masuk ke dalam kondom.
Tahap 7
Pasca coitus, keluarkan kondom secara hati-hati dengan memutar bagian outer ring untuk
menjaga air mani yang tertampung di dalam kondom tidak tumpah. Keluarkan kondom secara
hati-hati. Buang kondom bekas pakai ke tempat yang aman (tempat sampah). Jangan buang di
toilet.
II.
Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang
dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks. Diafragma ini
mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba falopi)
dan alat untuk menempatkan spermisida. Beberapa jenis diafragma; Flat spring , Coil spring ,
Arching spring.
Pemasangan Diafragma
Dipasang 6 jam sebelum dan pasca sanggama, dan dilepas <24 jam pasca sanggama.
Tahap 1
Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir. Pastikan diafragma tidak berlubang. Oleskan spemisida
pada kap diafragma secara merata.
Tahap 2
Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan diafragma.
Posisi dapat dengan mengangkat satu kaki ke atas
kursi, duduk di
tepi
sambil
Tahap 3
Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong
bagian depan pinggiran ke atas di balik tulang pubis. Masukkan
jari ke dalam vagina sampai menyentuh serviks. Sarungkan
karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi.
Pelepasan Diafragma
Tahap 1
Tahap 2
Tarik diafragma turun dan tarik keluar. Cuci dengan sabun dan
air, kemudian keringkan sebelum disimpan kembali di
tempatnya
III. Spermisida
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang
digunakan untuk membunuh sperma. Spermisida dapat menyebabkan sel selaput
sel sperma pecah, memperlambat motilitas sperma, Menurunkan kemampuan pembuahan sel
telur.
Cara pemakaian
Bentuk spermisida bermacam-macam, antara lain: aerosol (busa), krim dan jeli, vaginal
contraceptive film/tissue, maupun suppositoria.
Cara memasukkan spermisida :
Bentuk suppositoria.
10
IV.
AKDR/IUD
Keuntungan
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui tidak
mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
11
b. Komplikasi lain:
Kontraindikasi
Relatif
1) Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus
2) Insufisiensi serviks uteri
3) Uterus dengan parut pada dindingnya seperti pada bekas seksio sesarea, enukleasi
mioma dan sebagainya
4) Kelainan yang jinak serviks uteri seperti erosio porsiones uteri
Mutlak
1) Kehamilan
2) Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis
3) Adanya tumor ganas pada traktus genitalis
4) Adanya metroragia yag belum disembuhkan
5) Pasangan yang tidak lestari
Pemasangan AKDR
a. Sewaktu haid sedang berlangsung. Dilakukan pada hari- hari pertama atau pada hari
terakhir haid.
13
b.
c.
d.
e.
Mekanisme kerja
Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai AKDR sering kali dijumpai pula
sel- sel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa.
IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, dengan membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi
14
Persyaratan Pemakaian
A. Yang Dapat Menggunakan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih AKDR (IUD)
adalah:
1) Usia reproduktif
2) Keadaan nulipara
3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7) Resiko rendah dari IMS
8) Tidak menghendaki metode hormonal
9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
10) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama
AKDR juga dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan,
misalnya:
1. Perokok
2. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya
infeksi
3. Sedang memakai antibiotika atau antikejang
4. Gemuk ataupun kurus
5. Sedang menyusi
Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini:
1) Penderita tumor jinak payudara
2) Penderita kanker payudara
3) Pusing-pusing, sakit kepala
4) Tekanan darah tinggi
5) Varises di tungkai atau di vulva
6) Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi
antibiotika sebelum pemasangan AKDR)
15
PIL
Pil KB atau oral contraceptives pill berisi hormon estrogen dan/atau progesteron
yang
bertujuan
untuk
menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif
16
dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten tetapi secara umum tidak sepenuhnya
melindungi wanita dari infeksi penyakit menular seksual.
Jenis Pil KB
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Mengandung hormon estrogen dan progesteron dalam bentuk hormon aktif dan tidak aktif,
berupa;
1. Conventional Pack.
Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil
dengan hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan 4 pil tidak aktif. Haid terjadi setiap
bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang
tidak aktif.
2. Continuous Dosing Or Extended Cycle.
Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil
dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat kali setahun selama
seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif.
Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan hormon aktif yang dapat
mencegah haid.
Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain:
1. Monofasik.
Monofasik adalah pil
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2. Bifasik.
Bifasik adalah pil
kombinasi yang
tersedia
dalam
kemasan
21
tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
3. Trifasik.
Trifasik adalah pil
kombinasi yang
tersedia
dalam
kemasan
21
tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
17
Efektifitas
Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan
konsisten.
Ini
berarti,
kurang
dari
dari
menggunakan pil
haid hebat,
riwayat kehamilan
indikasi
absolute;
tromboplebitis
atau
tromboemboli,
riwayat
tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma,
kolestasis
mononukleosis
tahun
lalu,
riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit reumatik yang fatal
atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, kolitis ulseratif.
3. Selain itu, kriteria lain yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi adalah:
1. Wanita yang tidak dapat disiplin minum pil setiap hari.
2. Wanita yang dicurigai hamil atau benar hamil.
3. Wanita yang menyusui secara eksklusif.
2.
3.
4.
Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonal jenis suntikan dan ingin ganti pil
kombinasi
2. Minipill.
Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah.
Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,030,05 mg per tablet.
Jenis Mini Pil
1) Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil,mengandung 75 mikro gram desogestrel.
2) Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil, mengandung 300 mikro gram levonogestrel
atau 350 mikro gram noretindron.
Efektifitas
Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen).
3. Pil sekuenseal.
Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 1416 hari pertama
diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 57 hari terakhir.
4. Once a month pill.
19
Pil hormon yang mengandung estrogen yang long acting yaitu biasanya pil ini
terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
5. Morning after pill.
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang
hanya
diberikan
untuk
keadaan
darurat
saja,
seperti
kasus
pemerkosaan
II. Suntikan
Kontrasepsi suntikan kombinasi mengandung 25mg DMPA dan 5mg Estradiol
sipionat, diberikan IM sebulan sekali (cyclofem), 50 mg Noretindron enantat dan 5 mg
Estradiol valerat, diberikan IM sebulan sekali.
Sedangkan kontrasepsi suntikan progestin mengandung 150 mg DMPA diberikan
setiap 3 bulan secara IM, depo noretisteron enantat (depo noristerat) mengandung 200 mg
noretindrone enatat, diberikan setiap 2 bulan secara IM
Cara kerja
A. Menekan ovulasi
B. Mengkentalkan lendir
C. Perubahan pada endometrium
Yang tidak boleh menggunakan
A. Hamil atau diduga hamil
B. Menyusui postpartum < 6minggu
C. Perdarahan pervaginam yang belum jelas
D. Penyakit hepatitis
E. Usia > 35 tahun yang merokok
F. Riwayat stroke dgn tekanan darah tinggi
G. Riwayat kelainan tromboemboli dgn DM > 20 tahun
H. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
I. Keganasan payudara
Waktu mulai
A. Dalam waktu 7 hari siklus haid
B. Jika > hari ke 7, tidak boleh koitus atau menggunakan pelindung selama 7 hari
20
C. Bila haid (-), pastikan tidak hamil, diberikan setiap saat, tidak boleh koitus atau
menggunakan pelindung selama 7hari
D. Pascapersalinan 3minggu, tidak menyusui
E. Beralih dari kontrasepsi hormonal, diberikan sesuai dengan jadwal
F. Beralih dari kontrasepsi non hormonal, dapat diberikan segera atau menunggu saat
haid
III.
dibungkus dalam kapsul silastic-silicone dan disusukkan dibawah kulit sebanyak 6 kapsul
dan masing-masing kapsul panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel.
Mekanisme kerja
-
Efek kontrasepsi norplabt merupakan gabungan dari ketiga mekanisme kerja tersebut
di atas. Daya guna norplant cukup tingi. Efektivitas antara 0,3 0,5 /100wanita/tahun.
Keuntungan
1. Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen
2. Perdarahan yang terjadi lebih ringan
3. Tidak menaikkan tekanan darah,
4. Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan
pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
5.
Selain itu cara Norplant ini dapat digunakan untuk jangka panjang ( 5 tahun
dan bersifat reversibel. Menurut data-data klinis yang ada dalam waktu satu
tahun setelah pengangkatan Norplant, 80 % sampai 90 % wanita daat menjadi
hamil kembali.
Efek samping
1. Gangguan pola haid, seperti terjadinya spotting, perdarahan memanjang atau
lebih sering berdarah ( metrorrhagia ),
2. Amenore,
3. Mual-mual, anoreksia, pening, sakit kepala,
21
Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke dalam darah sangat kecil,
maka efek samping yang terjadi tidak sesering pada penggunaaan KB.
Indikasi
a. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang
lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR
b. Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung
estrogen
Kontraindikasi
1. Kehamilan atau disangka hamil
2. Penderita penyakit hati
3. Kanker payudara
4. Kelainan jiwa ( psikosis, neurosis ),
5. varikosis
6. Riwayat kehamilan ektopik
7. Diabetes mellitus
8. Kelainan kardiovaskuler.
Waktu Pemasangan
Sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya
kehamilan dapat disingkirkan.
Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 perempan selama tahun pertama
penggunaan)
Permanen
22
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi
hormon ovarium.
Nonkontrasepsi
II.
Vasektomi
Pengikatan / pemotongan vas deferens kiri dan kanan pad pria untuk
mencegah transport spermatozoa dari testis melalui vasa ke arah uretra. Dilakukan
dengan cara operasi, dapat dengan operasi kecil atau (minor Surgery)
Gambar 6. Vasektomi
23
2.4
No Jenis
Kontrasepsi
1.
Kondom
Kelebihan
Kekurangan
2.
Suntik
Kontrasepsi
3.
Implan/Susuk
Kontrasepsi
Dapat mencegah
terjadinya kehamilan
dalam jangka waktu 3
tahun.
Sama seperti suntik,
dapat digunakan oleh
wanita yang menyusui.
Tidak perlu dikonsumsi
Kekurarngan penggunaan
kondom memerlukan
latihan dan tidak efisien
Karena sangat tipis maka
kondom mudah robek bila
tidak digunakan atau
disimpan sesuai aturan
Beberapa pria tidak dapat
mempertahankan ereksinya
saat menggunakan kondom.
Setelah terjadi ejakulasi,
pria harus menarik
penisnya dari vagina, bila
tidak, dapat terjadi resiko
kehamilan atau penularan
penyakit menular seksual.
Kondom yang terbuat dari
latex dapat menimbulkan
alergi bagi beberapa orang.
Dapat mempengaruhi
siklus mentruasi.
Kekurangan suntik
kontrasepsi /kb suntik dapat
menyebabkan kenaikan
berat badan pada beberapa
wanita.
Tidak melindungi terhadap
penyakit menular seksual.
Harus mengunjungi
dokter/klinik setiap 3 bulan
sekali untuk mendapatkan
suntikan berikutnya.
Sama seperti kekurangan
kontrasepsi suntik,
Implan/Susuk dapat
mempengaruhi siklus
mentruasi.
Tidak melindungi terhadap
penyakit menular seksual.
Dapat menyebabkan
24
IUD/IUS
Merupakan metode
kontrasepsi yang sangat
efektif.
Bagi wanita yang tidak
tahan terhadap hormon
dapat menggunakan
IUD dengan lilitan
tembaga.
IUS dapat membuat
menstruasi menjadi
lebih sedikit (sesuai
untuk yang sering
mengalami menstruasi
hebat).
Mengurangi resiko
terkena kanker rahim
dan kanker
endometrium.
Mengurangi darah
menstruasi dan kram
saat menstruasi.
Dapat mengontrol
waktu untuk terjadinya
menstruasi.
Untuk pil tertentu dapat
mengurangi timbulnya
jerawat ataupun
hirsutism (rambut
tumbuh menyerupai
pria).
: Ny. N / 35 tahun
b. No. register
: Sido Urip
b. Agama
: Islam
c. Suku
: Jawa
d. Pekerjaan
: IRT
e. Bahasa Ibu
: Jawa
f. Jenis Kelamin
: Perempuan
: 157 cm
b. Berat Badan
: 64 kg
c. Habitus
: Overweight
Pasien ingin suntik kb per 3 bulan, terakhir suntik pada awal bulan Juni.
Pasien tidak pernah berhenti menggunakan kb suntik sejak 7 tahun yang lalu.
Pasien telah mempunyai 4 orang anak, dengan anak yang terkecil berusia 7
tahun.
Menstruasi pasien datang sangat tidak lancar dan sangat sedikit. Terakhir
menstruasi bulan juli dan hanya 1 hari.
Pasien mengatakan sejauh ini tidak ada keinginan untuk hamil lagi
26
b. Pemeriksaan Jasmani
Tanda Vital :
- Kesadaran
: compos mentis
- TD
: 120/70 mmHg
- Nadi
: 76 x/menit
- Nafas
: 20 x/menit
- Suhu
: 36,8 0C
Status Generalisata :
Kulit
Kepala
Mata
THT
: Status lokalis
Leher
Dada
Paru
:
I : normochest, simetris kiri kanan, retraksi dinding dada tidak ada
Pa : fremitus kiri=kanan
Pe : sonor
A : napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
27
2.5.6 Diagnosis
Akseptor hormonal injeksi 3 bulan + multipara + overweight
28
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
3.2 INTERVENSI
Penatalaksanaan pada pasien ini yakni dengan pemberian kontrasepsi suntik per 3 bulan.
Dan menganjurkan kepada pasien dan suami untuk berpindah dari KB suntikan ke tubektomi.
Memberikan penjelasan kepada pasien dan suami hal- hal mengenai efek pemakaian
jangka lama dari kontrasepsi hormonal, dan kelebihan dari tubektomi. Menjelaskan mengenai
tubektomi.
29
BAB IV
PELAKSANAAN
30
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Promotif
31
Kuratif (resep) :
Pemberian injeksi KB hormonal 3 bulan secara IM
Rehabilitatif
5.2 Evauasi
Datang kembali ke puskesmas 3 bulan mendatang dan mengganti cara kontrasepsi
menjadi tubektomi
32
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
accessed from
7.
33