Tugas Ketujuh Kewarganegaraan, "Tujuan Berbangsa Dan Bernegara"
Tugas Ketujuh Kewarganegaraan, "Tujuan Berbangsa Dan Bernegara"
MAKALAH
Tujuan Berbangsa dan Bernegara
Disusun Oleh :
Andreas Franzona Pangaribuan
270110130130
GEOLOGI B
PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini saya susun sebagai tugas dari mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul Tujuan Berbangsa dan
Bernegara.
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Dr. Nana Sulaksana
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan asisten
dosen kang radit S.T yang telah membimbing dan memberikan kuliah
demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini saya susun semoga bermanfaat, dan dapat
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
1.1
Latar belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.3
. ..
10
2.4
10
2.5
11
2.6
11
15
15
16
DAFTAR PUSTAKA .
17
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa,
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman mengenai bangsa dan Negara?
2. Bagaimana Pernanan Mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
3. Bagaimana pemahaman tentang demokrasi?
4. Bagaimana prinsip dasar pemerintahan di Repuliklik Indonesia?
5. Bagaimana peran Konstitusi dalam berbangsa dan berenegara?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Memahami dan mengerti tentang Bangsa dan Negara
2. Mengetahui Peranan mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3. Memahami prinsip tentang demokrasi
4. Mengetahui prinsip dasar pemerintahan Republik Indonesia
5. Mengetahui peran Konstitusi dalam berbangsa dan bernegara
BAB II
Pembahasan
Dunia saat ini dapat berubah sewaktu waktu tanpa bisa kita prediksi. Banyaknya perubahan
perubahan yang terjadi di negara kita bisa saja positif maupun negatif. Pemerintah selalu
berusaha dan berupaya agar pendidikan kewarganegaraan selalu dapat diberikan kepada
generasi generasi penerus agar dapat mengasah kemampuan kognitif dan psikomotorik.
Di era globalisasi dewasa ini pendidikan kewarganegaraan bagaikan sebuah perisai yang
berguna untuk menghalau derasnya arus globalisasi. Pola pikir yang cerdas, tegas dan tepat
merupakan ciri ciri individu yang berpegang teguh pada pendidikan kewarganegaraan.
Generasi yang cerdas adalah generasi yang bisa mendapatkan solusi permasalahan dalam
himpitan kehidupan ynag dipenuhi globalisasi.
2.1
Bangsa adalah kumpulan dari banyaknya orang yang mempunyai persamaan tujuan, asal,
adat istiadat, bahasa, dan sejarah. Jadi Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang
mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta
berproses di dalam satu wilayah Nusantara/Indonesia.
Negara adalah Secara etimologis, negara berasal dari kata belanda staat, atau inggris state,
yang berasal dari bahasa latin yaitu Status atau statum yang berarti menempatkan dalam
keadaan berdiri jadi organisasi diantara sekelompok/beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya pemerintahan yang
mengurus tata tertib Atau bisa diartikan sebagai satu perserikatan yang melaksanakan satu
pemerintahan melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa
bagi ketertiban sosial.
2.2
tidak hanya satu jawaban yag akan terucap dari banyak orang dengan beranekaragam latar
belakang pendidikan. Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika
ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan
sebagai seorang mahasiswa apabila ia tercatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah
perguruan tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan
lainnya. Status ini menjadi mutlak apabila kita berbicara dalam konteks pendidikan formal.
Ternyata dbalik statusnya itu, masih banyak sekali peranan seorang yang menyandang status
mahasiswa untuk menunjukkan peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada
tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim yang
diktator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa bersama
komponen bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat,parpol dan ABRI dalam menyuarakan
TriTura(Tiga Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang
dinilai cenderung terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa
Malari(Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang notabene
sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih membekas diingatan kita
ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde baru yang otoriter yang telah
berkuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata dimana mahasiswa menunjukkan
peranannya dikancah perpolitikan nasional yang tentunya untuk menciptakan keselarasan
menuju masyarakat yang makmur sentosa, meskipun sampai sekarang buah tangan dari
perjuangan mahsiswa tersebut masih jauh panggang dari api. Sehinnga dapat disimpulkan
bahwa kekuatan mahasiswa dalam kancah perpolitikan nasional menjadi patut diperhitungkan
sebagai gerakan yang murni membela kepentingan rakyat semata.
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal
penting yang tidak dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus
bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Akan tetapi kesadaran
berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus
lebih luas memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif
menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa
menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Kesadaran
berbangsa
dan
bernegara
sesuai
dengan
perkembangan
bangsa
mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak akan selalu positif. Bisa saja
pada suatu masa kesadaran tersebut tidak seutuh dengan masa sebelumnya.
Bermacam-macam hal yang dapat berpengaruh terhadap kesadaran berbangsa dan
bernegara. Berbagai faktor dalam negeri seperti dinamika kehidupan warga negara, telah ikut
memberi warna terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara tersebut. Demikian pula
perkembangan dan dinamika kehidupan bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia, tentu
berpengaruh pula terhadap kesadaran itu. Salah satu faktor yang amat berpengaruh adalah
perkembangan dan temuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Faktor tersebut membuat
dunia semakin telanjang dalam arti semakin terbuka dan terlihat oleh semua bangsa-bangsa
di dunia. Hal ini selanjutnya menimbulkan suasana saling mempengaruhi juga menyentuh
kesadaran berbangsa dan bernegara.
Menjadi sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bertanggung jawab mengemban
amanat penting ini, bila pemuda sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara,
maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang
mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh
terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa
lain.
Sekarang mari kita tengok aktivitas mahasiswa zaman sekarang, Amien Rais pernah
mengutarakan intensitas dan kualitas dari gerakan kemahasiswaan cenderung mengalami
penurunan seiring datangya era globalisasi ke negeri kita tercinta ini, kebanyakan dari
mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang kurang jelas
manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan
tidak pernah dijejali oleh mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disesaki para
mahasiswa. Penulis tidak melarang tentunya sebatas itu tidak melanggar syariat, karena
sebagai manusia tentunya kita juga butuh yang namanya hiburan. Tetapi hal itu juga harus
disaring dengan kekuatan iman kita. Kembali kepada kualitas gerakan kemahsiswaan masa
sekarang yang cenderung menurun, maka sadar atupun tidak itu merupakan efek dari
masuknya era globalisasi ke indonesia tanpa diharmonisasi dengan manajemen waktu dan
diri yang baik. Untuk membangun citra mahasiswa sebagai agen pembaharu ataupun kaum
intelektual yang mana dipundaknya ada masa depan bangsa ini yang akan dilabuhkan
dimana, maka kita harus memupuk rasa persaudaraan dan senantiasa meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kita. Selain itu tentunya kita perlu membangun konsep intelektual dalam
gerakan yang sinergi dan terarah menuju masyarakat yang adil dan makmur. Sehingga
kedepan mahasiswa tidak hanya dikenal lewat aktivitasnya ketika menjalani perkuliahan
saja,tetapi sebagai elemen bangsa yang peka terhadap kondisi permasalahan disekitarnya
.Semoga.
2.3
Dewasa ini suatu wilayah di akui sebagai Negara dimata internasional adalah pengakuan dari
PBB. PBB adalah suatu organisasi yang perserikatan bangsa bangsa yang bertujuan menjaga
perdamaian dunia dan juga menjaga stabilitas politik dan ekonomi yang bernaung di dalam
PBB. Dalam UUD 1945 telah diatur tentang kewajiban negara terhadap warga negaranya,
juga tentang hak dan kewajiban warga negara kepada negaranya. Negara wajib memberikan
kesejahteraan hidup dan keamanan lahir batin sesuai dengan sistem demokrasi yang
dianutnya serta melindungi hak asasi warganya sebagai manusia secara individual
berdasarkan ketentuan yang berlaku yang dibatasi oleh ketentuan agama, etika moral, dan
budaya yang berlaku di Indonesia dan oleh sistem kenegaraan yang digunakan.
Di Indonesia proses menegara telah dimulai sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, dan
terjadinya Negara Indonesia merupakan suatu proses atau rangkaian tahaptahapnya yang
berkesinambungan. Secara ringkas, proses tersebut adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
Keadaan bernegara yang nilainilai dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur.
2.4
10
b. Pemerintahan Republik : berasal dari bahasa latin, RES yang artinya pemerintahan dan
PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan demikian dapat diartikan sebagai pemerintahan yang
dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.
Bangsa Indonesia sendiri menganut pemerintahan republik dimana bentuk pemerintahan ini
adalah pemerintahan yang berbasis pada kepentingan rakyat. Jadi bisa dibilang dalam
pemerintahan ini suara rakyatlah yang dapat mempengaruhi perubahan perubahan dalam
suatu Negara.
Pemerintahan Indonesia sendiri menganut teori Trias Politica yang dikemukakan oleh
Montesque yang menyatakan bahwa kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh
tiga orang atau badan yang berbeda-beda dan terpisah satu sama lainnya (berdiri
sendiri/independent) yaitu :
a. Badan Legislatif (kekuasaan membuat undangundang)
b. Badan Eksekutif (kekuasaan menjalankan undangundang)
c. Badan Yudikatif (kekuasaan untuk mengadili jalannya pelaksanaan undang-undang)
2.5
Negara Indonesia adalah Negara yang berprinsip pada pancasila dan UUD45 sebagai
pandangan hidup. Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat), sistem
konstitusi, kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR, Presiden adalah penyelenggara
pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis, Presiden tidak bertanggungjawab kepada
DPR, menteri negara ialah pembantu Presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada DPR, dan kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
2.6
11
mempunyai dua tujuan utama yakni: (1) untuk memberikan pembatasan dan pengawasan
terhadap kekuasaan politik; (2) untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para
penguasa, serta menempatkan bagi para penguasa tersebut batas kekuasaan mereka.
Pada dasarnya konstitusi mempunyai tujuan yang sama. Adapun tujuan konstitusi
secara umum mencangkup: (1) Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak
sewenangwenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan
berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa merugikan
rakyat banyak. (2) Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM
orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya. (3)
Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara kita
tidak akan berdiri dengan kokoh.
12
sehingga konstitusi
konstitusi.
Para penyelenggara negara wajib taat dan melaksanakan semua yang digariskan oleh
konstitusi. Demikian juga halnya dengan warga negara harus taat pada konstitusi. Ketaatan
terhadap konstitusi ini diwujudkan dalam perilaku konstitusional. Perilaku konstitusional
adalah perilaku-perilaku yang senantiasa berdasar dan hanya berpijak pada aturan-aturan
penyelengaraan bernegara yang tertuang dalam UUD 1945.
UUD 1945 telah menjabarkan dalam bunyi pasal-pasalnya. Misalnya saja dalam pasal
28 E ayat (2) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. Dengan menerapkan
bunyi
pasal
tersebut
maka
secara
tidak
langsung
telah
ikut
serta
dalam
13
yang telah ditetapkan di dalam konstitusi. (2) Menyalahgunakan konstitusi untuk kepentingan
pribadi atau kelompok, ataupun untuk memperkaya diri sendiri (korupsi).
Solusi dari sikap ini haruslah dimulai dari kesadaran diri. Perilaku konstitusional harus
dilaksanakan oleh penyelenggara dan warga negara secara seimbang. Oleh karena itu,
sosialisasi UUD 1945 kepada seluruh warga negara harus dilaksanakan secara efektif melalui
kegiatan pembelajaran di sekolah.
14
BAB III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Pada dasarnya setiap Negara mempunyai prinsip dan landasan dalam menjalankan
pemerintahan negaranya. Baik itu secara monarki maupun republik. Dan juga dari masing
masing pemerintahan mempunyai badan badan yang mempunyai kekuasaan untuk
menjalankan pemerintahan yang baik. Seperti Indonesia yang mempunyai pancasila dan
UUD45 sebagai rambu dan juga landasan demi terciptanya kedamaian di Indonesia.
Kesadaran
berbangsa
dan
bernegara
sesuai
dengan
perkembangan
bangsa
mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak akan selalu positif. Bisa saja
pada suatu masa kesadaran tersebut tidak seutuh dengan masa sebelumnya.
Bermacam-macam hal yang dapat berpengaruh terhadap kesadaran berbangsa dan
bernegara. Berbagai faktor dalam negeri seperti dinamika kehidupan warga negara, telah ikut
memberi warna terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara tersebut. Demikian pula
perkembangan dan dinamika kehidupan bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia, tentu
berpengaruh pula terhadap kesadaran itu. Salah satu faktor yang amat berpengaruh adalah
perkembangan dan temuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Faktor tersebut membuat
dunia semakin telanjang dalam arti semakin terbuka dan terlihat oleh semua bangsa-bangsa
di dunia. Hal ini selanjutnya menimbulkan suasana saling mempengaruhi juga menyentuh
kesadaran berbangsa dan bernegara.
Menjadi sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bertanggung jawab mengemban
amanat penting ini, bila pemuda sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara,
maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang
mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh
terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa
lain.
15
3.2
Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
16
Daftar PUSTAKA
Bahrain.
2013.
Isi,
Tujuan
dan
Fungsi
Konstitusi
Negara
(http://sigma2012.blogspot.com/2013/02/isi-tujuan-dan-fungsi-konstitusi-negara.html)
Diakses pada hari Kamis tanggal 16 Mei 2013 pukul 21.53
Fadjar, Abdul Mukthie. 2006. Hukum Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi. Jakarta:
Sekertariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi
Fatahilla. 2010. Mengenai Konstitusi (
http://fatahilla.blogspot.com/2010/08/mengenai-
konstitusi.html) Diakses pada hari Kamis tanggal 16 Mei 2013 pukul 22.09
Handoyo, B. Hestu Cipto. 20103. Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan & Hak Asasi
Manusia. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Kaban.
Debi.
2012.
Konstitusi
Sebagai
Dasar
Negara
(http://ekonomidebikaban.blogspot.com/2012/09/konstitusi-sebagai-dasarnegara.html) Diakses pada hari Kamis tanggal 16 Mei 2013 pukul 22.40
17
Indonesia