Sig Ngresume Buku
Sig Ngresume Buku
Oleh:
Nama
NIM
: 125040201111279
Kelas
: M (AA)
duplikasi data dapat dihindarkan. Kesalahan data spasial timbul akibat yang ditimbulkan
oleh ketidakakuratan dan ketidaktepatan. Bagi orang yang melakukan analisa, mengetahui
tingkat dan jenis kesalahan berguna untuk dapat menentukan langkah-langkah dalam rangka
memperbaiki atau paling tidak memperkecil kesalahan. Hal ini penting dilakukan terutama
dalam menginterpretasikan dan menerapkan informasi SIG misalnya pengambilan keputusan
dan penentuan kebijakan.
GPS (Global Positioning System) merupakan jaringan satelit yang secara terus
menerus mentransimisikan sinyal yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi
dipermukaan bumi secara tepat dengan cara mengukur jarak dan waktu tempuh sinyal dari
satelit ke bumi. Satelit yang dimaksud adalah NAVSTAR (Navigation Satelite Timing and
Ranging). Dalam system GPS terdapat elemen satelit, elemen pengendali dan elemen
pengguna. Elemen satelit digunakan untuk menangkap sinyal diluar angkasa dan dapat
mencakup areal yang luas. Elemen pengendali digunakan untuk mengendalikan pergerakan
satelit di luar angkasa. Dan elemen pengguna merupakan orang yang menggunakan fasilitas
dan alat penerima sinyal GPS. GPS receiver menerima dua informasi dari satelit GPS.
Informasi almanak dan ephemeris. Dari informasi tersebut dapat digunakan untuk
menghitung posisi di permukaan bumi.
Sumber-sumber kesalahan pada GPS: hambatan diatmosfer, adanya sinyal ganda,
kesalahan pengaturan jam, kesalahan orbit satelit, rendahnya kualitas dan kuantitas sinyal
satelit yang diterima, dan sinyal yang terdegradasi. Perangkat lunak pada SIG dibagi
menjadi dua yaitu komersial dan tak berbayar. Contoh dari yang komersial yaitu yang
diproduksi oleh ESRI, MapInfo dan AutoDesk. Dan yang tak berbayar yaitu open source,
beberapa diantaranya GRASS, MapWindow, QuantumGIS, ILWIS, dan lain-lain. Perangkat
keras pada SIG adalah berupa computer yang membutuhkan spesifikasi sumber daya yang
cukup tinggi utamanya dari komponen processor, kapasitas memori, dan ruang
penyimpanan. Pengguna SIG menetukan jenis analisa yang dilakukan, menjalankan analisa
tersebut, menginterpretasi hasil analisa, dan menyajikan hasil analisa dalam bentuk yang
komunikatif.
Beberapa elemen penting dalam PJJ yaitu: sumber energy, radiasi dan atmosfer,
interaksi dengan obyek, perekaman oleh sensor, transmisi dan proses, interpretasi dan
analisa, serta aplikasi.
Cahaya matahari merupakan sumber energy bagi aplikasi penginderaan jauh optikal.
System penginderaan jauh yang menggunakan sumber informasi dari pantulan cahaya
matahari disebut sensor pasif, sedangkan system penginderaan jarak jauh yang
memancarkan energy sebagai bagian dari system disebut sensor aktif. Kelebihan sensor pasif
tampilan yang dihasilkan mirip dengan foto hasil biasa, obyek dipermukaan bumi mudah
dikenali secara visual tanpa bantuan alat apapun. Sensor pasif tergantung pada tersedianya
sinar matahari yang mencukupi pada saat perekaman. Sedangkan sensor aktif mempunyai
tampilan yang seringkali sulit dikenali secara visual karena gelombang panjang. Citra digital
mengandung informasi dalam format digital, misalnya citra satelit. Citra digital terbentuk
oleh dua dimensi dari elemen gambar yang disebut piksel. Dan ukuran terkecil sebuah obyek
dipermukaan bumi yang diwakili oleh sebuah piksel disebut resolusi spasial. Resolusi
spasial menentukan tingkat kedetailan obyek yang dapat diamati dari sebuah citra.
Secara singkat, jenis sensor dalam penginderaan jauh dibagi menjadi 3 jenis
berdasarkan penggunaannya: sensor pengamatan lahan, pengamatan cuaca, dan pengamatan
maritime. Sensor pengamatan lahan yang sering digunakan saat ini adalah landsat. Sensor
pengamatan cuaca digunakan untuk aktivitas peramalan cuaca dan atmosfer, contohnya
NOAA AVHRR. Sedangkan sensor untuk pengamatan maritime digunakan untuk mengamati
kondisi laut dan perairan, contohnya sensor Nimbus-CZCS.
Beberapa contoh aplikasi yang dimungkinkan oleh data PJJ adalah:
a. Pemetaan tutupan lahan
b. Analisa perubahan tutupan lahan
c. Analisa dampak bencana
d. Perhitungan cadangan karbon
e. Perhitungan biofisik vegetasi
f. Identifikasi dan analisa infrastruktur
Hampir setiap satelit menghasilkan data PJJ memiliki lebih dari satu sensor. Dan
masing-masing sensor memiliki kemampuan perekaman yang berbeda. Dan perekaman
inilah yang berhubungan dengan panjang gelombang sinar matahari yang ditangkap oleh
sensor. Pada pembuatan peta tutupan lahan sering menggunakan citra satelit landsat yang
dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Kelemahan
citra satelit landsat terletak pada sensor yang bersifat pasif dan tergantung pada kondisi
atmosfer pada saat perekaman. Langkah-langkah interpretasi citra satelit:
a. pra pengolahan citra satelit
langkah ini dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang selalu ada yaitu kesalahan
radiometric (perekaman nilai pantulan sinar matahari) dan kesalahan geometric
( penempatan piksel).
b. pengolahan citra satelit
pengolahan ini ditujukan
untuk
menghasilkan
data
awal
yang
dapat
b. Scanning, jika ingin menggunakan cetakan kertas dari suatu produk citra satelit, foto
udara, peta, maupun gambar
c. Importing, jika ingin mengimport peta SIG yang dihasilkan oleh software lain.
peringatan kemungkinan terjadinya penurunan hasil, karena banyak faktor yang mempengaruhi
kesuburan tanah yang terjadi secara sangat lambat.
SIG dengan kemampunnya sebagai penyimpan data yang baik serta mampu memanejemen
data walaupun jumlah data itu begitu besar, akan sangup menerima tantangan tersebut. Selain
dapat memajemen data dari berbagai bentuk, pengintergrasian antara data spasial dan data atribut
dalam suatu analisis akan dapat memberikan gambaran nyata tentang kondisi suatu daerah
(spasialnya) serta informasi (data atribut) dari daerah tersebut dalam waktu bersamaan.
Pemisahan data dari keadan normal dengan akibat variasi iklim atau akibat pengolahan
yang kurang baik dapat dilakukan dengan cepat dan mudah dengan bantuan fungsi klasifikasi
dan generalisasi dalam SIG. Proses peramalan dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan datadata yang telah ada. Pendugan dengan beberapa asumsi tersebut akan langsung memperlihatkan
hasil dalam bentuk suatu peta sehingga dapat menghasilkan kemungkinan-kemungkinan terbaik
dalam pengambilan keputusan suatu perncanaan serta dengan didukung oleh alternatif-alternatif
lain. Penggunaan data dari citra satelit akan sangat mempengaruhi kecepatan perencanaan
dimana dari data ini kita akan secara cepat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada
suatu lahan.
Ada banyak faktor yang mengaruhi implementasi SIG dalam suatu perkerjaan sehingga
sebelum kita mengimplemantasikan SIG untuk menunjang pertanian berkelanjutan, sebaiknya
kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dukungan manajemen
Proyek GIS biasanya dilakukan oleh sebuah instansi atau organisasi. Dukungan dari
pimpinan organisasi akan mempengaruhi kalancaran implemntasi SIG dimana tanpa
dukungan penuh dari pimpinan akan menyebabkan kecendrungan kegagalan dari
implementasi SIG.
2. Keadaan data
Pada awalnya bagian pekerjaan terbesar dari SIG adalah mengkonversi data dari analog ke
data digital. Pekerjaan ini membutuhkan biya yang tidak sedikit sehingga pertimbangan
tentang data-data apa saja yang perlu dikonversikan merupakan hal sangat penting.
3. Tenaga kerja (user)
Masalah yang sering dihadapi dalam pengimplementasian SIG adalah kurangnya tenaga
kerja yang menjalankan SIG tersebut. Kurangnya tenaga kerja tersebut disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dari tenaga kerja tentang SIG. Oleh karena itu pendidikan
terhadap tenaga kerja sangat diperlukan dalam hal ini.
4. Biaya
Biaya merupakan faktor penentu dalam pengimplentasian SIG. implementasi SIG
membutukan biaya yang sangat besar, khususnya pada pada awal pembentukkannya seperti
biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak, biaya
pengkonversian data dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Hastono, sutanto Priyo. 2001. Modul Analisa Data. FKM-UI Depok.
Suwardji. 2004. Menuju kedaulatan pangan untuk petani miskin di lahan kering melalui
LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture): Posistion Paper yang di
sampaikan pada pertemuan VECO-Indonesia dan Partner se Indonesia di Sindu
Beach, Sanur Bali.