Anda di halaman 1dari 29

Co-ass

= Rizky Rahmat Tri Cahyo

Pembimbing = dr.Yunie Wulandari sp.THT, KL, M.Kes

Dominan pada laki-laki


Golongan terbanyak atlet usia 11-20 tahun (40,3%)
Olahraga yang menyebabkan fr. Wajah
- soccer(38.1%),
- baseball(16,1%),
- basketball(12.7%),
- martial art(6.4%), dan
- skiing/snowboarding(4.7%).
Olahraga sebagai penyebab terbanyak fraktur mandibula (31,5%) dan
kecelakaan bermotor (27,2%)
Hampir 75% dari fraktur wajah terjadi di mandibula, zygoma dan nasal.

frontalis

orbita
Zigoma

Nasal
maksila

Mandibula

Dapat
terjadi
fraktur
pada
dinding
anterior
dan
posterior

Komplikasi
ke ssp:
cairan
cerebrospin
al berkurang
dan
meningitis

Rawan
cedera

Depresi tabula anterior


dari sinus frontalis

Epistaksis

Fraktur Sinus
frontalis
Rhinorea CSF

Rasa baal pada tempat


yang dipersyarafi oleh
nervus supraorbita

fraktur
nasoorbitoetmoidfraktur hebat
pada tulang hidung, prosesus
frontal pars
fraktur yang paling umum

maksila dan prosesus nasal pars


frontal. terjadi akibat trauma
pada jembatan hidung.

Trauma ini melibatkan pemanjangan pada tulang frontal dan maksila


dan dapat mengkibatkan gangguan plat ciribroform dengan
concomintant CSF rinore.

Kelembutan ketika
menyentuh hidung

Deformitas hidung

Pembengkakan
hidung atau wajah

Memar hidung
atau di bawah
mata

Mimisan

Nyeri dan kesulitan


bernafas
keluar dari lubang
hidung

. Pada palpasi
terdapat krepitasi

-Supraorbital rim dan atap orbital (frontal)


Medial (ethmoid)

-Lateral margin ( sfenoid dan zigoma)


Inferior, infraorbital rim dan lantai orbita (zigoma
dan maksila) tersering (blow out fracture)

Preokular
echymosis
Enophtalmus

Proptosis

Asimetri wajah

Hypestesi saraf
intraorbita

Diplopia

Gangguan visus

seperti tulang nasal, adalah tulang wajah


yang menonjol, oleh karena itu cendreung
terjadi trauma.

depresi sentral dengan fraktur pada


kedua ujungnya. Fragmen sentral
kemungkinan menimpa otot temporalis
yang mengakibatkan trismus

1. Asimetri wajah pada tonjolan malar dan arkus zigomatik


2. Palpasi zygomatic buttress terdapat crepitus, bengkak
dan nyeri tekan.
3. Kerusakan saraf infra orbita nyeri dan hypesthesia di
pipi.
4. Diplopia, gerakan bola mata ke atas Herniasi lemak
orbital ke sinus maksila atau terjepitnya inferior rectus
dan/atau inferior oblique terganggu.
5. Forced duction test Positif manandakan terjepitnya
otot inferior
rectus atau inferior oblique muscle
6. Trismus
7. Perdarahan di sinus maksila

Epistaksis
Mobilitas
hidung
Mobilitas
Palatum

Asimetri
bentuk
wajah

Obstruksi
jalan nafas

fraktur horizontal bagian bawah antara maksila dan


palatum/arkus alveolar kompleks. Garis fraktur berjalan ke
belakang melalui lamina pterigoid.
Fraktur ini bisa uni lateral atau bilateral.
arah trauma dari anteroposterior bawah inidapat
mengenai :
Le Fort I
Nasomaksila dan zigomatikomaksila vertical buttress
Bagian bawah lamina pterigoid
Anterolateral maksila
Palatum durum
Dasar hidung
Septum
Apertura Priformis

Le Fort II

Le Fort III

Garis fraktur Le Fort II (fraktur pyramid) berjalan melalui


tulang hidung dan diteruskan ke tulang lakrimalis, dasar
orbita, pinggir infraorbita dan menyebrang ke bagian atas
dari sinus maksila juga ke arah lamina pterigoid sampai ke
fossa pterigopalatina.
Fraktur pada lamina kribriformis dan atap sel etmoid dapat
merusak system lakrimalis.

Garis fraktur berjalan melalui sutura nasofrontal diteruskan


sepanjang taut etmoid melalui fisura orbitalis superior
melintang kea rah dinding lateral ke orbita, sutura
zigomatiko frontal dan sutura temporo-zigomatik
Fraktur maksila Le Fort III ini sering menimbulkan
komplikasi intra cranial seperti timbulnya pengeluaran
cairan otak melalui atap sel etmoid dan lamina kribriformis.

Fraktur body mandibula, kondilus, dan angle


terjadi dengan ferkuensi yang hampir sama,
diikuti dengan fraktur dari ramus dan
prosesus koronoid.
kecelakaan motor fraktur dari regio kondilus dan regio
simfisis (langsung mengenai dagu).
cidera tinju angulus mandibularis.

Tes tounge blade


Gejala fraktur mandibula:
1. Pembengkakan, ekimosis, laserasi kulit
2. Nyeri akibat kerusakan nervus alveolaris
inferior
3. Anestesi bibir bawah
4. Maloklusi
5. Gangguan mobilitas/ adanya krepitasi
6. Trismus
7. Gangguan jalan napas

Laboratorium : untuk persiapan preoperatif

Rontgen polos dan posisi waters

CT-scan fasial di bidang aksial dan koronal

Panoramic radiograph (pada fraktur mandibula)

ABC

Tatalaksana

fraktur

Farmakologis

Frontal

Orbita

Nasal

pada fraktur dinding posterior evaluasi bedah saraf

Pengobatan awal: terapi suportif seperti elevasi kepala, es,


dan analgesik.
Diplopia menetap 2 minggu & enoftalmus indikasi
operasi (kontroversi)

- Reposisi fraktur nasal angulasi (reduksi tertutup)


Cara : memberikan tekanan cepat dengan ibu jari
ke arah garis tengah
- kontrol epistaksis dan pemberian analgesik.
- Operasi 1-2 jam setelah cedera , atau dalam 1014 hari setelah edema berkurang.
- antibiotik luka terbuka

Zygomatic fraktur /
zygomaticomaxillary

Dilakukan reduksi terbuka dan fiksasi


internal untuk mengembalikan kontur
normal

Maxillary (Le Fort)


fraktur

-dilakukan reduksi terbuka dan fiksasi


internal
-Rujuk ahli bedah saraf bila Rhinorrhea
CSF
- Antibiotik profilaksis : jika fraktur meluas
melalui wilayah-bantalan gigi atau melalui
mukosa hidung atau sinus

Fraktur mandibula

Reduksi terbuka dan sebagian juga


dilakukan fiksasi intermaksilaris
Antibiotik ( ex : penisilin dan klindamisin)
karena lokasi fraktur di daerah bantalan gigi

Le fort 1

Le fort 2

Le fort 3

Fraktur sinus frontalis

Fraktur mandibula

Analgesik
Ibuprofen (Motrin, Ibuprin)
feverall, Tylenol, Aspirin Free
Anacin)
Acetaminophen and
hydrocodone (Lortab, Norcet,
Vicodin, Lorcet HD)
Aspirin and oxycodone
(Percodan, Roxiprin, Codoxy)
Ketorolac (Toradol)
Morphine (Duramorph,
Astramorph, MS Contin)

Antiemetik
Promethazine (Phenergan,
Anergan, Prorex, Phenazine)
Ondansetron (Zofran)

Penyembuhan tulang berawal dengan


1. Tingkat hematoma sampai 5 hari setelah fraktur.
2. Tingkat formasi callus 4-40 hari setelah fraktur,
3. Tingkatan remodeling 25-50 hari setelah fraktur.

Atlet direkomendasikan untuk tidak ikut berpartisipasi dalam 20 hari


pertama setelah terjadi fraktur, aktivitas ringan dilakukan 21-30 hari,
aktivitas sedang 31-40, dan terakhir full training dan game play setelah
41 hari. Terkecuali olahraga tinju yang mana kembali beraktivitas
direkomendaikan tidak kurang dari 3 bulan.

Anda mungkin juga menyukai

  • F3. Antenatal Care
    F3. Antenatal Care
    Dokumen3 halaman
    F3. Antenatal Care
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Upload 1
    Upload 1
    Dokumen1 halaman
    Upload 1
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Upload 6
    Upload 6
    Dokumen1 halaman
    Upload 6
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Upload 5
    Upload 5
    Dokumen1 halaman
    Upload 5
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Upload 2
    Upload 2
    Dokumen2 halaman
    Upload 2
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Resus Fahmi
    Resus Fahmi
    Dokumen3 halaman
    Resus Fahmi
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Upload 4
    Upload 4
    Dokumen1 halaman
    Upload 4
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Upload 3
    Upload 3
    Dokumen2 halaman
    Upload 3
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Vitiligo
    Vitiligo
    Dokumen18 halaman
    Vitiligo
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Morbus Hansen
    Morbus Hansen
    Dokumen11 halaman
    Morbus Hansen
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Sampul IKK
    Sampul IKK
    Dokumen1 halaman
    Sampul IKK
    Muhammad Fikrie
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi Longcase Kedokteran Keluarga
    Hipertensi Longcase Kedokteran Keluarga
    Dokumen47 halaman
    Hipertensi Longcase Kedokteran Keluarga
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kasus Acne Vulgaris
    Presentasi Kasus Acne Vulgaris
    Dokumen25 halaman
    Presentasi Kasus Acne Vulgaris
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Up 3
    Up 3
    Dokumen1 halaman
    Up 3
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Upload 2
    Upload 2
    Dokumen1 halaman
    Upload 2
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Upload 5
    Upload 5
    Dokumen1 halaman
    Upload 5
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Sindrommaa
    Sindrommaa
    Dokumen1 halaman
    Sindrommaa
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Sindroma Nefrotik
    Sindroma Nefrotik
    Dokumen1 halaman
    Sindroma Nefrotik
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Up 3
    Up 3
    Dokumen1 halaman
    Up 3
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • THT Rhinitis Alergika
    THT Rhinitis Alergika
    Dokumen1 halaman
    THT Rhinitis Alergika
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Up 2
    Up 2
    Dokumen1 halaman
    Up 2
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Upload 1
    Upload 1
    Dokumen1 halaman
    Upload 1
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Pio Derma
    Pio Derma
    Dokumen1 halaman
    Pio Derma
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mata (Keratitis)
    Tugas Mata (Keratitis)
    Dokumen31 halaman
    Tugas Mata (Keratitis)
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Radiologi FR - Cranii
    Radiologi FR - Cranii
    Dokumen1 halaman
    Radiologi FR - Cranii
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Presus Anestesi Fix
    Presus Anestesi Fix
    Dokumen29 halaman
    Presus Anestesi Fix
    Nicky Adi Saputra
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Pigmentasi
    Gangguan Pigmentasi
    Dokumen45 halaman
    Gangguan Pigmentasi
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Mini Penelitian
     Mini Penelitian
    Dokumen7 halaman
    Mini Penelitian
    rezky_jbt
    Belum ada peringkat
  • Dosis Rendy
    Dosis Rendy
    Dokumen6 halaman
    Dosis Rendy
    Muhammad Fikrie
    Belum ada peringkat