Anda di halaman 1dari 26

BIOCHEMICAL IN

PREGNANCY
Oleh :
Noviana
Nur Herisya Kurnia Putri
Nur Rochmah Tri Hidayati
Rusyida

BLOOD?

Darah adalah carian yang terdapat dalam


tubuh yang berfungsi mangankut zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengankut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus
atau bakteri.

FUNGTION?
Memasok oksigen ke jaringan (oksigen terikat oleh hemoglobin,
yang dibawa eritrosit)
Memasok nutrien seperti glukosa, asam amino dan asam lemak
(larut dalam darah atau terikat protein plasma, misalnya lipid
darah)
Membuang sampah seperti karbondioksida, urea dan asam laktat
Fungsi imunologis, termasuk sirkulasi lekosit dan deteksi bahan
asing oleh antibodi
Koagulasi, suatu mekanisme perbaikan diri dalam tubuh
(penjendalan darah ketika terluka agar perdarahan berhenti).

NEXT.....
Fungsi pembawa pesan, termasuk mengangkut hormon dan signal
kerusakan jaringan
Regulasi pH cairan tubuh (diperankan oleh komponen elektrolit
dalam plasma darah).
Regulasi suhu tubuh (sirkulasi darah mentransportasikan panas ke
seluruh tubuh).
Fungsi hidrolik (restriksi aliran darah ke jaringan khusus
menyebabkan pengumpulan darah yang menghasilkan ereksi,
misalnya pada penis, klitoris dan pailla mamae.

COMPOTITIONS OF THE
BLOODS

NEXT....

Selama masa embrio dan fetus, belum ada pusat pembentukan sel-sel darah.
Yolk sac, hati, limpa, kelenjar timus, limfonodi dan sumsum tulang semua
berpartisipasi dalam pembentukan sel-sel darah. Namun pada orang dewasa,
terdapat pusat-pusat hematopoiesis yaitu jaringan limfoid (limpa, tonsil dan
limfonodi) dan jaringan mieloid atau sumsum tulang merah pada sternum,
kosta, vertebra dan pelvis. Eritrosit, trombosit dan lekosit granuler (netrofil,
eosinofil dan basofil) dibentuk pada jaringan mieloid. Sedangkan lekosit
agranuler (limfosit dan monosit) dibentuk pada jaringan mieloid maupun
limfoid.
.

NEXT....

Sel-sel mesenkim yang tak terdiferensiasi dalam sumsum tulang akan


diubah menjadi hemositoblas, suatu sel imatur yang mampu berkembang
menjadi sel darah matur. Hemositoblas berubah menjadi 5 jenis utama sel,
yang selanjutnya dapat berubah lagi menjadi hingga terbentuk berbagai
jenis sel darah yang matur. Kelima jenis sel hasil dari perubahan
hemositoblas tersebut adalah:

Rubriblas atau proeritroblas yang akhirya berkembang menjadi eritrosit

Mieloblas, yang selanjutnya berkembang menjadi netrofil, eosinofil dan


basofil (termasuk granulosit atau lekosit granuler)

Monoblas, yang berkembang menjadi monosit (termasuk agranulosit


atau lekosit agranuler)

Limfoblas, yang berkembang menjadi limfosit (termasuk agranulosit)

Megakaroblas, yang berkembang menjadi megakariosit dan selanjutnya


pecah menjadi banyak trombosit.

SEL DARAH MERAH


- ERITROSIT- (SEKITAR 99%)

Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, berdiameter 7,5 m tak memiliki nukleus


dan organel. Rentang hidup eritrosit adalah 120 hari. Eritrosit mengandung
hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam
penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita
penyakit anemia. Jumlah eritrosit normal adalah 4,7-6,1 juta untuk pria dan
4,2-5,4 juta untuk wanita.

Fungsi :
1. Mengangkut oksigen dengan cara hemoglobin eritrosit mengikat oksigen
membentuk oksihemoglobin (Hb-O2).
2. Mengangkut karbondioksida dengan cara hemoglobin eritrosit mengikat
karbondioksida membentuk karbaminohemoglobin (Hb-CO2).

LEKOSIT

Lekosit memiliki nukleus namun tak memiliki hemoglobin. Rentang hidup


lekosit adalah beberapa jam hingga beberapa hari. Leukosit bersifat amuboid
atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit
menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit
menderita penyakit leukopenia. Jumlah lekosit adalah 4.000-11.000.
Lekosit digolongkan menjadi 2 yaitu granulosit dan agranulosit. Ciri dari
granulosit atau lekosit granuler adalah memiliki granula pada sitoplasma. Ada 3
macam granulosit, yaitu netrofil atau polimorf (10-12 m), eosinofil (10-12
m) dan basofil (8-10 m). Ciri dari agranulosit adalah tidak memiliki granula
pada sitoplasma. Ada 2 macam agranulosit yaitu limfosit (7-15 m) dan
monosit (14-19 m).

LANJUTAN......
Lekosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas
untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya
oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Secara rinci, fungsi dari masingmasing jenis lekosit adalah:
Netrofil berfungsi melakukan fagositosis (melahap agen penyerang,
misalnya bakteri)
Eosinofil berfungsi menyerang alergen
Basofil berfungsi menyerang alergen
Limfosit berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan antigen
Monosit berfungsi melakukan fagositosis

TROMBOSIT
Selain eritrosit dan trombosit terdapat sel darah matur lainnya
yaitu megakariosit. Megakariosit adalah sel dengan sitoplasma
tersusun atas fragmen-fragmen. Setiap fragmen yang dibatasi oleh
membran sel dinamakan trombosit. Diameter trombosit adalah
(2-4 m).
Trombosit berjumlah 200.000-500.000.
Peran dari trombosit adalah dalam proses penjendalan darah yaitu
dengan cara mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin
membuat jala pada sel-sel darah dan jendalan, yang kemudian
menghentikan darah yang keluar dan juga membantu mencegah
masuknya bakteri.

Eritrosit, lekosit dan trombosit

JUMLAH NORMAL SEL-SEL DARAH

PLASMA DARAH
Plasma darah adalah cairan berwarna kuning jernih terdiri atas
solven berupa H2O, dengan proporsi 91,5% dan solut dengan
proporsi 8,5% terutama protein (7%) dan solut lainnya (1,5%).
Keseluruhan solut protein dinamakan protein plasma, khususnya
albumin yang menempati 55% dari protein plasma, selebihnya
adalah globulin (38%) dan fibrinogen (7%).

NEXT....

KONSTITUEN
SOLVEN: AIR

SOLUT:
PROTEIN
- Albumin
- Globulin
- Fibrinogen

DESKRIPSI
90% air diperoleh dari absorpsi melalui saluran pencernaan, 10%
dari respirasi seluler. Air berperan sebagai pelarut, mengikat bahan
padat dan menyerap panas.

Berfungsi mempertahankan dan mengatur tekanan darah serta


memelihara tekanan osmotik cairan sehingga terjadi keseimbangan
antara cairan di dalam dan di luar pembuluh darah.
Berupa imunoglobulin yang disebut antibodi
Berperan dalam proses penjendalan darah

NITROGEN
Mengandung nitrogen tetapi bukan protein, misalnya urea, asam
NON PROTEIN urat, kreatin, kreatinin dan garam amonium. Bahan-bahan ini
adalah sisa metabolisme protein yang akan diekskresikan

NEXT.....

KONSTITUEN DESKRIPSI
BAHAN
Merupakan hasil pencernaan yang dimasukkan ke dalam
MAKANAN
pembuluh darah untuk didistribusikan ke sel-sel, di antaranya
asam amino dari protein, glukosa dari karbohidrat, asam lemak,
gliserol dan gliserida dari lipid
BAHAN
REGULATOR

Berupa enzim untuk katalisator reaksi-reaksi kimia serta


hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan

GAS-GAS
PERNAFASAN

Dalam plasma, gas oksigen dan karbondioksida dalam porsi


lebih sedikit, karena sebagian besar diangkut oleh hemoglobin
eritrosit

ELEKTROLIT

Yang tergolong elektrolit antara lain kation (ion positif) yaitu


Na+, K+, Ca2+ dan Mg2+ dan anion yaitu Cl-, PO43-, SO42- dan
HCO3-. Bahan ini membantu mempertahankan tekanan
osmotik, pH normal dan keseimbangan cairan.

PROSES PEMBUATAN DARAH

Skema sistem hematopoiesis pada sumsum tulang

PENJENDALAN DARAH

Kemampuan tubuh untuk mengendalikan aliran darah setelah


terjadi injuri vaskuler adalah sangat penting. Proses blood clotting
(penjendalan darah) dan disusul larutnya jendalan, setelah
perbaikan jaringan rusak disebut hemostasis. Hemostasis
merupakan gabungan dari 4 kejadian utama yang terjadi dalam
sebuah rangkaian setelah terjadi kerusakan jaringan yaitu:
1. Fase inisial
2. Aktivasi trombosit.
3. Untuk menjamin stabilitas sumbatan trombosit longgar, jala
fibrin atau clot (jendalan) dibentuk dan menjerat sumbatan.
4. Akhirnya jendalan harus larut agar aliran darah normal
kembali dengan peran plasmin.

SKEMA JALUR PROSES KOAGULASI


DARAH

GANGGUAN PROSES
PENJENDALAN DARAH

Ada beberapa macam gangguan proses penjendalan darah antara


lain:
Hemofilia, yaitu sebuah penyakit yang disebabkan disfungsi
dari salah satu faktor penjendalan darah yakni faktor anti
hemofili.
Inefektifitas atau ketidakcukupan trombosit sehingga
menimbulkan koagulopati (gangguan penjendalan darah)
Status hiperkoagulasi (trombofilia) yang diakibatkan oleh
gangguan regulasi trombosit atau fungsi faktor penjendalan,
dan dapat menyebabkan trombosis.

Dalam sistem hemostasis ada 3 mekanisme yang bekerja bersamasama untuk menghentikan aliran darah yaitu:
Vasokonstriksi
Pembentukan sumbatan trombosit
Penjendalan darah

PERTAMA:
VASOKONSTRIKSI

Vasokonstriksi dapat memperlambat aliran darah sehingga


kehilangan darah berkurang. Proses ini diperantarai oleh:
Kontrol lokal
Vasokonstriktor misalnya tromboksan yang dilepaskan pada lokasi
kerusakan menyempitkan vaskuler setempat.
Kontrol sistemik
Epinefrin yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal merangsang
vasokonsriksi secara sistemik.

KEDUA:
PEMBENTUKAN SUMBATAN
TROMBOSIT

Saat terjadi kerusakan vaskuler, darah terpapar oleh serat kolagen pada
membran basal pembuluh darah. Trombosit diaktifkan akibat kontak dengan
kolagen tersebut. Trombosit yang telah aktif melepaskan substansi kimia
antara lain ADP dan tromboksan yang menyebabkan berkumpulnya
trombosit-trombosit lain ke lokasi injuri. Kumpulan trombosit membentuk
sumbatan trombosit yang menghentikan aliran darah keluar dari pembuluh
darah. Sumbatan trombosit ini kadang-kadang ada yang menuju sasaran yang
salah (bukan daerah injuri). Untuk mengatasi hal ini, pembuluh darah
mengeluarkan enzim prostasiklin yang dapat menghambat aktifasi dan
berkumpulnya trombosit.

Gambar: Pembentukan sumbatan trombosit

KETIGA:

PENJENDALAN

DARAH

THANK YOU FOR YOUR


ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai