Anda di halaman 1dari 2

Jurnal Belajar

Nur Istiqlalial Firdausi


130341614808/ B
Fisiologi Tumbuhan, 28 Oktober 2014
Tema: hormone SITOKININ, ABA, ETILEN, DAN BRASSINOSTEROID
Hal yang dipahami:
Sitokinin merupakan derivat basa nitrogen adenine yaitu Sitokinin isoprenoid dan
sitokinin aromatik yang berfungsi untuk menstrimulasi regulasi pembelahan sel,
pertumbuhan pucuk lateral dan perluasan daun serta untuk mengontrol fungsi meristem
ujung

Dalam siklus sel sitokinin berperan dalam proses di fase G1 dan G2. Pada fase G1
sitokinin bersama auksin menghasilkan Cyclin D sebagai faktor yang dapat
menghantarkan menuju ke fase S dan pada fase G2 sitokinin menghasilkan enzim Cyclin
Dependent Phospatase untuk mengaktifkan fosfat sehingga phosfat yang ada di CDK
dapat lepas kemudian data berlanjut menuju ke fase M.

Jumlah sitokinin yang tinggi dapat menghambat penuaan selain itu juga adanya sitokinin
pada tanaman menyebabkan tanaman tumbuh dengan baik. Sitokinin dinonaktifkan oleh
konjugasi atau oksidasi.

Ada beberapa penyakit

yang disebabkan dari sitokinin yaitu Witch syndrome dan

Crown galls. Crows galls disebabkan oleh bakteri Agrobacterium tumefaciens yang
mengubah sel tanaman inang menjadi overproduksi auksin-sitokinin. Sedangkan witch
syndrome disebabkan oleh adanya bakteri yang menginfeksi sehingga terjadi proliferasi
sel yang tidak beraturan.

ABA memiliki berbagai macam fungsi diantaranya yaitu mencegah perkecambahan


sebelum wakunya, mempengaruhi sisntesis protein pada biji, membuat dormansi, dan
mencegah kematian tanaman, serta meregulasi biji dan perkecambahan biji.

ABA disintesis dalam kloroplas kemudian dilanjutkan di sitoplasma. Dalam proses


sintesinya ABA membutuhkan enzim NCED.

Hormone etilen berfungsi untuk pemasakan buah. Bahan sintesis yang memiliki fungsi
mirip hormone etilen yaitu karbid. Hormone etilen disintesis dari asam amino metionin.

Jadi dalam proses pembentukan etilen, asam amino metionin bertemu dengan MTA
menjadi SAM lalu ACC dan menghasilkan etilen.

Brassinosteroid merupakan hormone pada tanaman yang mirip dengan hormone steroid
pada hewan yang berperan dalam elongasi batang, perkecambahan, dominansi apical,
diferensiasai, mempercepat penuaan, dan pengingkatan pembelahan sel.

Biosentesis brassinosteroid dimulai dari Squalene yag mengalami penambahan gugus


karboksil mejasi cycloartenol kemudian mengalami metilasi dan oksidasi menjadi
campesterol. Campesterol kemudian mengalami oksidasi lagi menghasilkan brassinolide.

Hal yang belum dipahami:


Saya masih belum memahami mengenai brassinosteroid dan etilen karena penjelasannya terlalu
cepat.
Pertanyaan yang muncul:
Apa fungsi khusus ABA pada tanaman?
Jawaban:
ABA memiliki fungsi khusus untuk mencegah terjadinya stress air pada tanaman.

Anda mungkin juga menyukai