Anda di halaman 1dari 14

SILABUS MATA KULIAH

Program Studi
: Gizi (S1)
Kode Mata Kuliah
: GIZ50233
Nama Mata Kuliah
: Dietetika Lanjut
Jumlah SKS
: 3 (Tiga)
Semester
: 5 (Lima)
Mata Kuliah Pra Syarat
: Dietetika Dasar
Deskripsi Mata Kuliah
:
Pemahaman tentang kondisi penyakit yang diderita pasien dengan baik dan benar merupakan hal penting yang harus
dikuasai ahli gizi untuk menentukan diagnosis gizi, sehingga terapi diet yang diberikan dapat optimal. Ahli gizi di rumah
sakit sebagai penentu diet pasien perlu diberikan bekal pengetahuan yang berkaitan dengan terapi diet, patofisiologi
manusia dan gangguan metabolisme, disamping teknik dan ketrampilan melakukan asuhan gizi dengan pendekatan
nutrition care process (NCP). Mata kulian ini mensyaratkan Dietetika Dasar, karena pada dasarnya Mata Kuliah Dietetika
Lanjut merupakan kelanjutan dari Dietetika Dasar yang membahas penerapan prinsip diet dalam keadaan sakit untuk
pasien dewasa dan anak dengan penyakit degeneratif, gangguan endokrin, dan pasien dalam kondisi kritis (critical ill
patients).
Standar Kompetensi
:
Mahasiswa mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip pelayanan
gizi di rumah sakit untuk pasien dengan penyakit degeneratif, gangguan endokrin, dan pasien dalam kondisi kritis (critical
ill patients).
Kompetensi Dasar

Indikator

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien hipertiroid
dan hipotiroid

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian
hipotiroid/hipertiroid.
2.
Menjelaskan
etiologi dan
patofisiologi
hipotiroid/hipertiroid.
3.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet

Pengalaman
Pembelajaran
1. Mengkaji
penyakit
hipotiroid/hipe
r-tiroid.
2. Mendiskusika
n data medis
untuk
penyakit
hipotiroid/hipe
r-tiroid.
3.
Mendiskusika

Materi Ajar
1. Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi
penyakit
hipotiroid/hipertiro
id.
2. Pengkajian data
medis.
3. Asesmen gizi
untuk penyakit
hipotiroid/hipertiro
id.

Waktu
250

Alat/Bahan/ Sumber
Belajar
OHP, LCD, Laptop.
LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health

Penilaian
Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien dengan
penyakit gout

bagi penderita
hipotiroid/hipertiroid.
4.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk penderita
hipotiroid/hipertiroid.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk penderita
hipotiroid/hiper-tiroid.

n asuhan gizi
untuk
penyakit
hipotiroid/hipe
r-tiroid.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penyakit
hipotiroid/hipe
r-tiroid.

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan
pengertian penyakit
gout.
2. Menjelaskan etiologi
dan patofisiologi
penyakit gout.
1. Menyebutkan tujuan
dan syarat diet bagi
penderita penyakit

1. Mengkaji
penyakit gout.

2. Mendiskusikan

3.

data medis
untuk
penyakit gout.
Mendiskusikan
asuhan gizi
untuk
penyakit
penyakit gout.

4. Diagnosis gizi
untuk penyakit
hipotiroid/hipertiro
id.
5. Intervensi gizi
untuk penyakit
hipotiroid/hipertiro
id: a) menyusun
tujuan dan syarat
diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
6. Evaluasi/monitorin
g untuk penyakit
hipotiroid/hipertiro
id dan rencana
tindak lanjut.
1. Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi
penyakit gout.
2. Pengkajian data
medis.
3. Asesmen gizi
untuk penyakit
gout.
4. Diagnosis gizi
untuk penyakit
gout.

and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

2.

3.

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien dengan
penyakit
dislipidemia dan
stroke.

gout.
Menganalisis kasus
dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk penderita
penyakit gout.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk penyakit
gout.

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian
dislipidemia dan
stroke.
2.
Menjelaskan
etiologi dan
patofisiologi
dislipidemia dan
stroke.
3.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet
bagi penderita
dislipidemia dan
stroke.
4.
Menganalisis

4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penyakit gout.

1. Mengkaji
penyakit
dislipidemia
dan stroke.
2. Mendiskusika
n data medis
untuk
penyakit
dislipidemia
dan stroke.
3.
Mendiskusika
n asuhan gizi
untuk
penyakit
dislipidemia
dan stroke.
4. Mendemonstr

5. Intervensi gizi
untuk penyakit
gout: a) menyusun
tujuan dan syarat
diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
6. Evaluasi/monitorin
g untuk penyakit
gout dan rencana
tindak lanjut
1. Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi
dislipidemia.
2. Pengkajian data
medis.
3. Asesmen gizi
untuk penyakit
dislipidemia.
4. Diagnosis gizi
untuk penyakit
dislipidemia.
5. Intervensi gizi
untuk penyakit
dislipidemia: a)
menyusun tujuan
dan syarat diet, b)
menghitung

and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

kasus dan membuat


perencanaan terapi
diet untuk penderita
dislipidemia dan
stroke.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk penderita
dislipidemia dan
stroke.

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien dengan
penyakit diabetes
melitus.

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian penyakit
diabetes melitus.
2.
Menjelaskan
etiologi dan
patofisiologi penyakit
diabetes melitus.
3.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet
bagi penderita
penyakit diabetes
melitus.
4.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk penderita
penyakit diabetes
melitus.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu

asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penyakit
dislipidemia
dan stroke.
6.

1. Mengkaji
penyakit
diabetes
melitus.
2. Mendiskusika
n data medis
untuk
penyakit
diabetes
melitus.
3.
Mendiskusika
n asuhan gizi
untuk
penyakit
diabetes
melitus.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penyakit

1.

2.
3.
4.
5.

kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
Evaluasi/monitorin
g untuk penyakit
dislipidemia dan
rencana tindak
lanjut.
Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi
penyakit diabetes
melitus.
Pengkajian data
medis.
Asesmen gizi
untuk penyakit
diabetes melitus.
Diagnosis gizi
untuk penyakit
diabetes melitus.
Intervensi gizi
untuk penyakit
diabetes melitus:
a) menyusun
tujuan dan syarat
diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

sehari untuk penderita


penyakit diabetes
melitus.

diabetes
melitus.

5.

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien dengan
penyakit hipertensi.

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian penyakit
hipertensi.
2.
Menjelaskan
etiologi dan
patofisiologi penyakit
hipertensi.
3.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet
bagi penderita
penyakit hipertensi.
4.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk penderita
penyakit hipertensi.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk penderita
penyakit hipertensi.

1. Mengkaji
penyakit
hipertensi.
2. Mendiskusika
n data medis
untuk
penyakit
hipertensi.
3.
Mendiskusika
n asuhan gizi
untuk
penyakit
hipertensi.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penyakit
hipertensi.

1.

2.
3.
4.
5.

an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
Evaluasi/monitorin
g untuk diabetes
melitus dan
rencana tindak
lanjut.
Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi
penyakit
hipertensi.
Pengkajian data
medis.
Asesmen gizi
untuk penyakit
hipertensi.
Diagnosis gizi
untuk penyakit
hipertensi.
Intervensi gizi
untuk penyakit
hipertensi: a)
menyusun tujuan
dan syarat diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

5.

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien dengan
penyakit jantung.

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian penyakit
jantung.
2.
Menjelaskan
etiologi dan
patofisiologi penyakit
jantung.
3.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet
bagi penderita
penyakit.
4.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk penderita
penyakit jantung.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk penderita
penyakit jantung.

1. Mengkaji
penyakit
jantung.
2. Mendiskusika
n data medis
untuk
penyakit
jantung.
3.
Mendiskusika
n asuhan gizi
untuk
penyakit
jantung.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penyakit
jantung.

1.

2.
3.
4.
5.

5.
Mahasiswa mampu
melakukan

Setelah
perkuliahan,

mengikuti
mahasiswa

1. Mengkaji
penyakit GGA,

1.

rencana konseling
gizi.
Evaluasi/monitorin
g untuk penyakit
hipertensi dan
rencana tindak
lanjut.
Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi
penyakit jantung.
Pengkajian data
medis.
Asesmen gizi
untuk penyakit
jantung.
Diagnosis gizi
untuk penyakit
jantung.
Intervensi gizi: a)
menyusun tujuan
dan syarat diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
Evaluasi/monitorin
g dan rencana
tindak lanjut.
Pengertian dan
penjelasan

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.

Portofolio.
Kasus.

pelayanan gizi
pasien dengan
penyakit GGA,
sindrome nefrotik
dan GNA.

diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian GGA,
sindrome nefrotik dan
GNA.
2.
Menjelaskan
etiologi dan
patofisiologi GGA,
sindrome nefrotik dan
GNA.
3.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet
bagi penderita GGA,
sindrome nefrotik dan
GNA.
4.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk penderita
GGA, sindrome
nefrotik dan GNA.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk penderita
GGA, sindrome
nefrotik dan GNA.

sindrome
nefrotik dan
GNA.
2. Mendiskusika
n data medis
untuk
penyakit GGA,
sindrome
nefrotik dan
GNA.
3.
Mendiskusika
n asuhan gizi
untuk
penyakit GGA,
sindrome
nefrotik dan
GNA.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penyakit GGA,
sindrome
nefrotik dan
GNA.

2.

3.

4.

5.

6.

patofisiologi
penyakit GGA,
sindrome nefrotik
dan GNA.
Pengkajian data
medis penyakit
GGA, sindrome
nefrotik dan GNA.
Asesmen gizi
untuk penyakit
GGA, sindrome
nefrotik dan GNA.
Diagnosis gizi
untuk penyakit
GGA, sindrome
nefrotik dan GNA.
Intervensi gizi
untuk penyakit
GGA, sindrome
nefrotik dan GNA:
a) menyusun
tujuan dan syarat
diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
Evaluasi/monitorin
g untuk penyakit
GGA, sindrome
nefrotik dan GNA

Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

Menu
sehari.
Penyajian
menu.

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien dengan
penyakit GGK,
hemodialisa dan
transplantasi ginjal.

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan
pengertian penyakit
GGK, hemodialisa dan
translantasi ginjal.
2. Menjelaskan etiologi
dan patofisiologi GGK,
hemodialisa dan
translantasi ginjal.
1. Menyebutkan tujuan
dan syarat diet bagi
penderita GGK,
hemodialisa dan
translantasi ginjal.
2. Menganalisis kasus
dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk penderita
GGK, hemodialisa dan
translantasi ginjal.
3. Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk penderita
GGK, hemodialisa dan
translantasi ginjal.

1. Mengkaji
penyakit GGK,
hemodialisa
dan
translantasi
ginjal.
2. Mendiskusikan
data medis
untuk GGK,
hemodialisa
dan
translantasi
ginjal.
3. Mendiskusikan
asuhan gizi
untuk GGK,
hemodialisa
dan
translantasi
ginjal.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penyakit GGK,
hemodialisa
dan
translantasi
ginjal.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

dan rencana
tindak lanjut.
Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi GGK,
Hemodialisa dan
translantasi ginjal.
Pengkajian data
medis GGK,
Hemodialisa dan
translantasi ginjal.
Asesmen gizi
untuk penyakit
GGK, Hemodialisa
dan translantasi
ginjal.
Diagnosis gizi
untuk penyakit
GGK, Hemodialisa
dan translantasi
ginjal.
Intervensi gizi: a)
menyusun tujuan
dan syarat diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
Evaluasi/monitorin
g dan rencana
tindak lanjut.

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien dengan
penyakit batu
ginjal.

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian penyakit
batu ginjal.
2.
Menjelaskan
etiologi dan
patofisiologi batu
ginjal.
3.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet
bagi penderita batu
ginjal.
4.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk penderita
batu ginjal.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk penderita
batu ginjal.

1. Mengkaji
penyakit batu
ginjal.
2. Mendiskusika
n data medis
untuk batu
ginjal.
3.
Mendiskusika
n asuhan gizi
untuk batu
ginjal.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penyakit batu
ginjal.

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien
perioperatif.

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian
perioperatif.
2.
Menjelaskan efek

1. Mengkaji
perioperatif.
2. Mendiskusika
n data medis
untuk pasien
perioperatif
3. Mendiskusika

1. Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi batu
ginjal.
2. Pengkajian data
medis batu ginjal.
3. Asesmen gizi
untuk penyakit
batu ginjal.
4. Diagnosis gizi
untuk penyakit
batu ginjal.
5. Intervensi gizi: a)
menyusun tujuan
dan syarat diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
6. Evaluasi/monitorin
g untuk batu
ginjal
dan rencana
tindak lanjut.
1. Pengertian dan
penjelasan efk
metabolik
perioperatif.
2. Pengkajian data
medis pasien
perioperatif.

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

metabolik perioperatif.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet
bagi pasien
perioperatif.
4.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk pasien
perioperatif.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk pasien
perioperatif.
3.

n asuhan gizi
untuk pasien
perioperatif.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk pasien
perioperatif.

3. Asesmen gizi
untuk pasien
perioperatif.
4. Diagnosis gizi
untuk pasien
perioperatif.
5. Intervensi gizi: a)
menyusun tujuan
dan syarat diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
6. Evaluasi/monitorin
g dan rencana
tindak lanjut.

Nutrition and Diet


Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

10

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien dengan
penyakit
kanker.

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian penyakit
kanker.
2.
Menjelaskan
etiologi dan
patofisiologi kanker.
3.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet
bagi penderita kanker.
4.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk penderita
kanker.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk penderita
kanker.

1. Mengkaji
penyakit
kanker.
2. Mendiskusika
n data medis
untuk
penyakit
kanker.
3. Mendiskusika
n asuhan gizi
untuk
penyakit
diklat.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penyakit
kanker.

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien dengan
penyakit luka
bakar.

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian luka bakar.
2.
Menjelaskan

1. Mengkaji
penyakit luka
bakar.
2. Mendiskusika
n data medis
untuk luka

1. Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi
kanker.
2. Pengkajian data
medis penyakit
kanker.
3. Asesmen gizi
untuk penyakit
kanker.
4. Diagnosis gizi
untuk penyakit
penyakit kanker.
5. Intervensi gizi: a)
menyusun tujuan
dan syarat diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
6. Evaluasi/monitorin
g untuk penyakit
kanker
dan rencana
tindak lanjut.
1. Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi luka
bakar.
2. Pengkajian data
medis luka bakar.

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

11

etiologi dan
patofisiologi luka
bakar.
3.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet
bagi penderita luka
bakar.
4.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk penderita
luka bakar.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk penderita
luka bakar.

bakar.
3. Mendiskusika
n asuhan gizi
untuk luka
bakar.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari
untuk
penderita luka
bakar.

3. Asesmen gizi
untuk penderita
luka bakar.
4. Diagnosis gizi
untuk penderita
luka bakar.
5. Intervensi gizi: a)
menyusun tujuan
dan syarat diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
6. Evaluasi/monitorin
g
dan rencana
tindak lanjut.

Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

12

Mahasiswa mampu
melakukan
pelayanan gizi
pasien dengan
komplikasi
kehamilan (preeklamsia,
eklamsia,
hiperemesis
gravidarum,
gestasional
DM).

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian komplikasi
kehamilan.
2.
Menjelaskan
etiologi dan
patofisiologi
komplikasi kehamilan.
3.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet
untuk komplikasi
kehamilan.
4.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk komplikasi
kehamilan.
5.
Mengolah dan
menyajikan menu
sehari untuk
komplikasi kehamilan.

1. Mengkaji preeklamsia,
eklamsia,
hiperemesis
gravidarum,
gestasional
DM.
2. Mendiskusika
n data medis.
3. Mendiskusika
n asuhan gizi.
4. Mendemonstr
asikan dan
menyajikan
menu sehari.

Memahami
pelayanan gizi
untuk
pemeriksaan
(benzidine,
snapper, vanil
mandalik,
cholesistografi)

Setelah
mengikuti
perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengertian diet untuk
pemeriksaan.
2.
Menyebutkan
tujuan dan syarat diet

1. Mengkaji diet
2.
3.

pemeriksaan.
Mendiskusika
n data medis.
Mendiskusika
n asuhan gizi.

1. Pengertian dan
penjelasan
patofisiologi preeklamsia,
eklamsia,
hiperemesis
gravidarum,
gestasional DM.
2. Pengkajian data
medis.
3. Asesmen gizi.
4. Diagnosis gizi.
5. Intervensi gizi: a)
menyusun tujuan
dan syarat diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
6. Evaluasi/monitorin
g
dan rencana
tindak lanjut.
1. Pengertian dan
penjelasan singkat
diet pemeriksaan
2. Pengkajian data
medis.
3. Asesmen gizi.
4. Diagnosis gizi.
5. Intervensi gizi: a)

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet
Therapy. Shils ME,
James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

250

OHP, LCD, Laptop.


LKM Dietetika.
Almatsier S, 2002.
Penuntun Diet.
Mahan LK, S EscotStump, 1996.
Krauses Food,
Nutrition and Diet

Portofolio.
Kasus.
Menu
sehari.
Penyajian
menu.

13

untuk diet
pemeriksaan.
3.
Menganalisis
kasus dan membuat
perencanaan terapi
diet untuk
pemeriksaan.

menyusun tujuan
dan syarat diet, b)
menghitung
kebutuhan gizi
dengan
mempertimbangk
an interaksi obat
dan gizi, c)
menyusun menu,
d) menyusun
rencana konseling
gizi.
6. Evaluasi/monitorin
g
dan rencana
tindak lanjut.

Therapy. Shils ME,


James AO, Moshe S,
2005. Modern
Nutrition in Health
and Disease.
Robinson et al.,
1992. Basic
Nutrition and Diet
Theraphy.

14

Anda mungkin juga menyukai