PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Kemiskinan
di
Indonesia
merupakan
kemiskinan
multidimensi. Berbagai kebijakan pemerintah untuk menurunkan
angka kemiskinan diarahkan ke dalam bentuk peningkatan
kesejahteraan penduduk miskin. Upaya untuk mencapai sasaran
tersebut diarahkan pada 4 fokus kebijakan pembangunan untuk
menanggulangi kemiskinan, yaitu (1) perluasan akses masyarakat
miskin atas pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar; (2)
perlindungan sosial; (3) penanganan masalah gizi kurang dan rawan
pangan; serta (4) perluasan kesempatan berusaha. Sehubungan
dengan itu, usaha untuk menanggulangi kemiskinan merupakan
tanggung jawab bersama bagi seluruh pihak, baik instansi
pemerintah, instansi swasta maupun masyarakat pada umumnya.
I.
juta atau 16,58 persen. Kondisi itu lebih baik jika dibandingkan
dengan kondisi pada bulan Maret 2006 yang berjumlah 39,3 juta atau
17,75 persen. Itu berarti jumlah penduduk miskin berkurang sebesar
2,13 juta. Batas garis kemiskinan pada bulan Maret 2007 adalah
Rp166.667 per kapita per bulan, meningkat dari Rp151.997 per
kapita per bulan pada bulan Maret 2006. Peranan komoditas yang
mempengaruhi garis kemiskinan paling besar adalah beras. Harga
beras cenderung mengalami fluktuasi sehingga mempengaruhi daya
beli masyarakat miskin. Kondisi itu disebabkan oleh kemampuan
produksi beras dalam negeri belum menjamin permintaan beras
cukup secara nasional. Untuk itu, kecukupan cadangan beras akan
terus dijaga untuk menjamin stabilitas harga beras.
Tingginya jumlah penduduk miskin juga disebabkan oleh (1)
penyebaran pembangunan yang belum merata terutama di perdesaan;
(2) terbatasnya akses terhadap layanan dasar (kesehatan, pendidikan,
perumahan, permukiman, infrastruktur, permodalan/kredit, dan
informasi) dan bantuan sosial bagi masyarakat miskin; (3) masih
terdapatnya kawasan kumuh yang luas dan kantong-kantong
kemiskinan di perkotaan; (4) tingginya harga bahan kebutuhan
pokok, terutama beras dengan kenaikan harga mencapai 33 persen
pada tahun 2007 akibat dampak larangan impor beras; (5) rendahnya
kapasitas dan produktivitas usaha serta keterbatasan akses terhadap
sumber-sumber pendanaan; serta (6) lemahnya kelembagaan
pengarusutamaan gender.
Pemerintah
terus
berupaya
melaksanakan
program
penanggulangan kemiskinan. Salah satunya adalah menyamakan
persepsi penanggulangan kemiskinan dan menyinergikan berbagai
kebijakan dan program yang terkait dengan upaya penanggulangan
kemiskinan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan
daerah, lembaga-lembaga swadaya, maupun masyarakat luas.
II.
1.
minum bagi 1,2 juta penduduk perdesaan dan 1,1 juta penduduk
ibukota kecamatan. Hal itu akan ditingkatkan lagi bagi 1,5 juta
penduduk perdesaan dan 1,4 juta penduduk ibukota kecamatan di
tahun 2007. Proses penentuan jenis prasarana disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat melalui musyawarah desa. Hal itu sekaligus
untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
Pada tahun 2006, pemerintah telah membangun perumahan
rakyat atau rumah sederhana sebanyak 90.144 unit. Jumlah ini
meningkat dari tahun 2004 yang berjumlah 70.957 unit perumahan
rakyat atau rumah sederhana.
B.
Perlindungan Sosial
1.
Miskin,
1.
16 - 7
D.
1.
Peningkatan Dukungan
Masyarakat Miskin
Pengembangan
Usaha
bagi
16 - 8
9.241 unit air bersih, dan 4.288 unit MCK. Untuk pendidikan,
telah dibangun dan direnovasi 5.128 sekolah; disediakan alat
dan materi penunjang belajar-mengajar; dan diberikan lebih
dari 101.491 beasiswa pendidikan untuk perseorangan. Untuk
kesehatan, telah dibangun dan direnovasi 3.001 unit sarana
dan pos kesehatan.
3.
Program
(P2KP)
Penanggulangan
Kemiskinan
Perkotaan
bergeraknya
mekanisme
manajemen
masyarakat yang partisipatif dan transparan.
pembangunan
b)
16 - 14