Anda di halaman 1dari 12

AEROB

Soal :
1. Jelaskan tujuan Aerob dan sebutkan sample apa saja yang digunakan untuk
percobaan tersebut?
2. Jelaskan tujuan titrasi dalam kondisi panas? Apa pengaruh terhadap
kestabilan perubahan warna yang didapatkan?
3. Jelaskan hasil percobaan Aerob beserta grafiknya? Beri alasan.
4. Sebutkanlah kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaanmu!
Jawaban :
1. -Tujuan Percobaan :
Untuk mempelajari removal bahan organic (glukosa) dengan menggunakan
sampel lumpur aktif dalam keadaan aerobik.
-Sample yang digunakan : Lumpur aktif
2. -Titrasi dalam kondisi panas bertujuan untuk mempercepat proses oksidasi
zat organik oleh KMnO4, karena volume titrasi KMnO4 semakin kecil.
-Pengaruh terhadap kestabilan perubahan warna : Mempercepat terjadinya
reaksi agar lebih mudah saat menentukan titrasi dan penentuan titik akhir
3.
semakin lama waktu aerasi yang
diberikan, maka semakin kecil pula kadar
ppm KMnO4 yang dibutuhkan. Hal ini
disebabkan karena dengan
bertambahnya oksigen yang terlarut
(semakin lama waktu aerasi), maka
semakin banyak pula zat organik yang
semakin lama waktu aerasi maka nilai
COD yang diperoleh semakin kecil pula.
Hal ini sesuai dengan litaratur yang
menyebutkan bahwa dengan semakin
lamanya waktu aerasi maka akan
semakin banyak bahan-bahan organik
nilai Total Suspended Solid (TSS) akan
semakin menurun dengan semakin
bertambahnya waktu aerasi. Meskipun
pada awalnya terjadi sedikit kenaikan
Hal ini dikarenakan proses secara
aerobik terdiri dari dua reaksi biokimia

semakin lama waktu aerasi maka


kandungan organik terlarutnya
cenderung berkurang meskipun
pada awalnya terjadi kenaikan . Hal
ini disebabkan karena bakteribakteri aerob tersebut dapat
menguraikan bahan-bahan organik
yang terkandung dalam sample
sehingga dengan semakin cepatnya
bakteri aerob itu tumbuh dan
berkembang, maka semakin banyak

semakin lama waktu aerasi


yang diberikan maka jumlah
bahan inorganik yang diperoleh
konstan.
4. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Semakin lama waktu aerasi maka kandungan SS yang ada dalam larutan
sampel cenderung menurun.
2. Semakin lama waktu aerasi maka kandungan organik yang terlarut dalam
larutan sampel cenderung menurun.
3. Semakin lama waktu aerasi maka kandungan inorganik yang ada dalam
sampel cenderung menurun.
4. Semakin lama waktu aerasi maka kandungan konsentrasi KMnO 4 yang ada
dalam sampel semakin menurun.
5. Semakin lama waktu aerasi maka kandungan COD yang ada dalam sampel
semakin menurun.
6. Penambahan glukosa & NPK dalam sampel lumpur aktif sungai brantas dan
soda bertujuan sebagai makanan bagi mikroorganisme untuk berkembang
biak dan menghasilkan energi yang digunakan mikroorganisme untuk
menguraikan/ mendegradasi limbah dengan sempurna.
7. Penambahan H2SO4 dalam sampel lumpur aktif sungai brantas dan soda
bertujuan untuk membuat lingkungan asam dalam sampel dimana zat
organik didalam air dioksidasikan dengan KMnO 4 dalam kondisi asam.
8. Penambahan Larutan KMnO4 dalam sampel lumpur aktif sungai brantas
dan soda berfungsi sebagai oksidator yang menguraikan zat organik didalam
sampel air limbah.
9. Titrasi dalam kondisi panas bertujuan untuk mempercepat proses oksidasi
zat organik oleh KMnO4, karena volume titrasi KMnO4 semakin kecil.

Biogas
1. Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik
dengan bantuan bakteri.
2. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah
dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan
sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian
senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein,
karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu
pembentukan asam dari senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua
dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan
bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina,
methano bacterium.
Untuk pembuatan material organik

menjadi biogas diperlukan

tahapan-tahapan sebagai berikut :


1. Hidrolisis.Pada tahap ini, molekul organik yang komplek diuraikan
menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple sugars),
asam amino, dan asam lemak.
2. Asidogenesis.

Pada

tahap

ini

terjadi

proses

penguraian

yang

menghasilkan amonia, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida.


3. Asetagenesis. Pada tahap ini dilakukan proses penguraian produk
acidogenesis; menghasilkan hidrogen, karbon dioksida,dan asetat.
4. Methanogenesis.Ini adalah tahapan terakhir dan sekaligus yang paling
menentukan, yakni dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap
sebelumnya untuk menghasilkan gas methana (CH 4). Hasil lain dari proses
ini berupa karbon dioksida, air, dan sejumlah kecil senyawa gas lainnya.
3. ,
4. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tujuan dari percobaan biogas adalah mempelajari penguraian limbah
ternak secara anaerobik untuk menghasilkan biogas.
2. Semakin besar komposisi suatu biogas maka semakin kecil kandungan
COD.
3. Semakin besar komposisi biogas maka semakin besar pula kandungan
TSS.

4. Semakin besar komposisi biogas maka semakin besar volume biogas.

ANAEROB
1. Jelaskan tujuan praktikum anaerob
2. Jelaskan metodologi percobaan praktikum anaerob
3. Sebutkan dan jelaskan grafik-grafik yang ada di dalam pembahasan
praktikum anaerob
4. Bagaimana rumus untuk mengukur kandungan COD, TSS, anorganik terlarut
dan organic terlarut suatu sampel dalam anaerob
5. Jelaskan aplikasi industry praktikum anaerob
Jawab
1. Tujuan percobaan anaerobic ini adalah untuk mempelajari removal bahan
organic (glukosa) dengan menggunakan Lumpur aktif dalam keadaan anerobik.
2. Metodologi Percobaan
A.

Prosedur Standarisasi KMnO4


1.

Memanaskan 100 ml aquadest dan 5 ml asam sulfat 8 N sampai suhu


60oC

2.

Menambahkan segera 10 ml asam oksalat 0.01 N

3.

Kemudian mengambil 10 ml larutan tersebut dan menitrasinya dengan


larutan KMnO4 yang akan distandarisasi.

B.

1.

Prosedur percobaan Anaerobik


Di dalam erlenmeyer (2000 ml) di tambahkan Lumpur aktif + 4 gr/ltr.
dengan konsentrasi tertentu, glukosa (2000 ppm) dan nutrient, kemudian
ditambahkan air PDAM sehigga total volume larutan 2000 ml.

2.

Pada

larutan

tersebut

kemudian

dialiri

gas

nitrogen

untuk

menghilangkan gas oksigen yang terlarut.


3.

Melakukan analisa kandungan COD dan kandungan Lumpur aktifnya


pada interval waktu 10, 20, 30, 40, dan 50 menit.

C.

Analisa COD

1. Memasukkan 100 ml sampel ke dalam erlenmeyer 300 ml, kemudian


menambahkan 5 ml H2SO4 8 N dan beberapa batu didih.
2. Memanaskan larutan tersebut sampai suhu 70oC.

3. Menambahkan 10 ml larutan standart KmnO4 dalam larutan tersebut dan


meneruskan pemanasan sampai mendidih. Pendidihan dilakukan dengan
hati-hati selama 10 menit.
4. Menambahkan segera 10 ml asam oksalat 0,01 N.
5. Menitrasi kelebihan asam oksalat dengan KMnO 4 0,01N sampai berwarna
merah muda
COD
D.

mgKMnO4
xBEKMnO4 xBMO2
BMKMnO4

Analisa Lumpur Aktif

1.

Menimbang berat cawan kering (kosong) sebagai Wo.

2.

Mengambil sampel sebanyak 10 ml ke dalam cawan, kemudian


menimbangnya sehingga berat cawan dan isi didapatkan sebagai W 1.

3.

Mengeringkannya (cawan + sampel) ke dalam oven selama 24 jam


pada suhu 105oC.

4.

Menimbang berat cawan + sampel yang sudah dikeringkan sebagai


W2.

5.

Menghitung kandungan bahan padat kering dengan rumus :

Wsebelumdioven Wcawankosong

TSS

Inorganik terlarut

Organik terlarut

= TSS Inorganik terlarut

x1000

volume
Wsetelahdioven Wcawankosong
volume

x1000

3. Grafik Percobaan

Grafik III.1.3.1 Hubungan antara ppm KMnO4 (mg/ltr) dengan waktu tinggal
aerasi (menit)

Grafik III.3.1 menunjukkan bahwa semakin lama waktu aerasi terhadap


sampel, maka jumlah mg KMnO4 setiap liter sampel jumlahnya semakin
meningkat. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menunjukkan bahwa
KMnO4 untuk mengoksidasi asam oksalat semakin sedikit, yang berarti asam
oksalat berlebih yang ada didalam larutan juga semakin menurun. Menurunnya
jumlah asam oksalat yang perlu dioksidasi oleh KMnO 4 menunjukkan indikasi
bahwa KMnO4 (dalam hal ini berfungsi sebagai oksidator yang mengoksidasi zatzat organik didalam sampel) banyak digunakan untuk mengoksidasi zat-zat
organik sehingga semakin lama waktu aerasi maka semakin banyak zat organik
yang diremove dari larutan sampel. Ketidaksesuaian ini disebabkan karena tidak
akuratnya dalam melakukan titrasi (Sugiharto, Dasar-dasar Pengolahan Air
Limbah)

Grafik III.1.3.2 Hubungan antara COD dengan Waktu tinggal aerasi (menit)
Dari grafik III.3.2 diatas dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu
aerasi yang diberikan maka nilai COD yang diperoleh cenderung semakin kecil.
Hal ini sesuai dengan litaratur , dimana dengan lamanya waktu aerasi maka
bahan-bahan organic dalam sample akan semakin banyak yang diuraikan.
Dengan berkurangnya bahan organic dalam sample maka oksigen yang
dibutuhkan untuk menguraikan akan semakin sedikit sehingga kadar CODnya
juga semakin menurun.Standar kualitas air limbah yang menyebutkan untuk air
limbah yang baik nilai COD = 40, untuk air limbah yang sedang nilai COD = 200,
untuk air limbah yang kurang baik nilai COD = 500, dan air limbah yang sangat
kurang baik nilai COD = 1000. dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa air Mulyosari dan air Laguna tergolong air limbah yang sangat kurang

baik sehingga membutuhkan treatment tertentu untuk mengurangi jumlah zat


pencemar. (Sugiharto, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah)

Grafik III.1.3.3 Hubungan antara TSS dengan Waktu tinggal aerasi (menit)
Grafik III.3.3 dapat dilihat bahwa harga total suspended solid cenderung
semakin menurun dengan bertambahnya waktu aerasi. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa proses secara anaerobik terdiri dari dua reaksi
biokimia. Satu untuk pertumbuhan dan metabolisme bakteri atau mikroba
lainnya dan kedua untuk oksidasi dari sel mereka sendiri (Endogenous
respiration).

Pada

saat

pertumbuhan

inilah

bakteri

anaerob

tersebut

menguraikan bahan-bahan organik yang terkandung dalam sample, sehingga


dengan semakin cepatnya bakteri anaerob itu tumbuh dan berkembang, maka
semakin banyak pula kandungan bahan organik dalam sample yang diuraikan.
Pada saat tersebut bakteri anaerob juga membutuhkan makanan yang banyak,
sehingga makanan yang terkandung dalam sample semakin lama semakin
habis. Jika makanan telah habis, maka bakteri tersebut akan mati. Bakteri yang
mati

dapat

menyebabkan

bertambahnya

kadar

suspended

solids

yang

terkandung dalam sampel tersebut. Tetapi kadarnya tidak sebanding dengan


jumlah suspended solids yang telah diuraikan oleh bakteri aerob tersebut.
Sehingga kadar suspended solid dalam sampel seharusnya semakin lama
semakin sedikit. (Sugiharto, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah)

Grafik III.1.3.4 Hubungan antara Anorganik terlarut dengan Waktu tinggal aerasi
(menit)
Dari grafik III.1.3.4 dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu aerasi
yang

diberikan

maka

harga

suspended

solid

anorganik

yang

diperoleh

cenderung semakin kecil. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa mikroorganisme yang ada di dalam sampel limbah akan menggunakan
oksigen yang diperoleh melalui proses aerasi untuk mengoksidasi benda organik
menjadi energi, bahan-bahan lainnya, serta gas, dimana reaksi kimianya adalah
sebagai berikut:
Bahan organic CO2 + NH4 + Energi + bahan buangan dan bakteri
bakteri

Jadi proses aerasi yang diberikan terhadap sampel dilakukan untuk


memperbanyak jumlah bakteri secara cepat agar proses biologis untuk
menguraikan

zat

organik

berjalan

lebih

cepat.

(Sugiharto,

Dasar-dasar

Pengolahan Air Limbah)

Grafik III.1.3.5 Hubungan antara Organik terlarut dengan Waktu tinggal aerasi
(menit)

Dari grafik III.1.3.5 menunjukkan bahwa semakin lama waktu aerasi maka
kandungan organiknya cenderung berkurang. Hal ini disebabkan karena bakteribakteri

aerob

tersebut

dapat

menguraikan

bahan-bahan

organik

yang

terkandung dalam sampel sehingga dengan semakin cepatnya bakteri aerob itu
tumbuh dan berkembang, maka semakin banyak pula kandungan organic dalam
sample yang dapat diuraikan. Selain itu, dari hasil percobaan dapat dilihat
bahwa SS dalam sampel Mulyosari lebih sedikit daripada sampel Laguna.
(Sugiharto, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah)
4. Rumus-rumus
COD

mgKMnO4
xBEKMnO4 xBMO2
BMKMnO4
Wsebelumdioven Wcawankosong

TSS

Inorganik terlarut

Organik terlarut

= TSS Inorganik terlarut

x1000

volume
Wsetelahdioven Wcawankosong
volume

x1000

5. Aplikasi Industri
Penentuan Parameter Kinetika Proses Biodegradasi Anaerob Limbah Cair Pabrik
Kelapa Sawit
Minyak dan lemak merupakan komponenpencemar utama yang terdapat
pada limbah cair pabrikkelapa sawit. Biodegradasi limbah cair pabrik kelapasawit
tersebut berlangsung melalui berbagai lintasan(pathway) yang melibatkan
berbagai kelompok bakterianaerob. Biodegradasi ini juga melalui beberapa
tahap proses yakni proses hidrolisis, proses asidogenesis,proses asetogenesis
dan proses metanogenesis (Gujer& Zehnder 1983).Ahmad et al, (2001) telah
melaporkan

suatu

modelkinetika

yang

disusun

berdasarkan

mekanisme

reaksibiodegradasi yakni tahap proses hidrolisis, prosespemanfaatan substrat


hasil hidrolisis dan pembentukangas metan.
Model

tersebut

disusun

berdasarkan

asumsiawal

bahwa

distribusi

mikrobial dalam sistem relatifseragam dan tercampur. Shieh et al, (1985)


telahmenentukan

parameter

kinetika

dengan

melihat

prosesbiodegradasi

anaerob tanpa melibatkan proseshidrolisis. Parameter kinetika merupakan dasar


pentingdalam desain bioreaktor terutama konstanta lajupertumbuhan mikroba

maksimum

untuk

menentukanwaktu

tinggal

biomassa

minimum.

Waktu

tinggalbiomassa minimum merupakan titik kritispengoperasian bioreaktor dalam


mengolah

limbah

amanmenggunakan

cairindustri
faktor

minyak

keamanan

sawit.

(safety

Perancangan

factor) 5

kaliwaktu

yang
tinggal

biomassa minimum (Benefield & Randall1980).Sistem bioreaktor yang dipilih


adalah bioreaktorpertumbuhan tersuspensi (suspended growth) karenalebih
menguntungkan dibandingkan dengan sistembioreaktor pertumbuhan melekat
(attached growth).Keuntungan bioreaktor pertumbuhan tersuspensi antaralain:
tidak memerlukan media pendukung untukpertumbuhan mikroorganisme dan
tidak mudahtersumbat (Sahm 1984). Disamping itu, bioreaktor yangdipilih
memiliki rancang bangun sederhana, murah danmudah pengoperasiannya serta
kestabilan

biomassatinggi.

Desain

bioreaktor

yang

memenuhi

karakteristiktersebut adalah bioreaktor berpenyekat anaerob karenabioreaktor


ini mempunyai rasio waktu tinggal biomassadengan waktu tinggal hidraulik jauh
lebih besar dibandingkan dengan sistim bioreaktor tercampursempurna (CSTR,
continouos stirred tank reactor).
Makalah ini berupaya untuk mengkaji parameterkinetika pada biodegradasi anaerob
limbah cair pabrikkelapa sawit dalam bioreaktor berpenyekat anaerob.Limbah cair
yang digunakan adalah limbah cairsintetik dengan komposisi yang telah dilaporkan
olehAhmad et al, (1999). Variabel proses yang digunakanadalah laju alir influen
yakni 3 l/hari; 6 l/hari; 12 l/hari;24 l/hari; 32 l/hari dengan beban organik sebesar
0,8;1,6; 3,2; 6,4 dan 8,6 kgCOD/m3 hari. Kondisi operasibioreaktor pada pH 6,0
0,2 dengan temperatur 35 10C. Parameter yang diamati antara lain COD total,46
Jurnal Natur Indonesia 6(1): 45-48 (2003) Ahmad.konsentrasi biomassa sebagai
VSS, dan biogas.Metoda analisa sesuai dengan metoda standar (APHA,AWWA &
WCFC 1992), sedangkan volume gas denganmetoda penampungan dengan larutan
NaCl jenuh dan komposisi biogas dianalisa dengan khromatografi gas.Rancangan
bioreaktor berpenyekat anaerob yang digunakan telah dilaporkan sebelumnya
(Ahmad et al, 2000).

COD

1. Tujuan percobaan : Tujuan dari percobaan penentuan nilai COD adalah untuk
mengetahui kandungan bahan organic yang terdapat di dalam air atau
sample yang dinyatakan dalam satuan COD.
2. Hambatan penentuan nilai COD
Kadar klorida (Cl-) sampai 2000 mg/lt dalam sampel dapat mengganggu
bekerjanya katalisator Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu turut teroksidasi
oleh dikromat, sesuai dengan reaksi dibawah ini:

6 Cl- + Cr2O72 + 14 H+

3 Cl 2 + 2 Cr3+ + 7 H2O

Gangguan ini dihilangkan dengan penambahan merkuri sulfat (HgSO4) pada


sampel, sebelum penambahan reagen lainnya. Ion merkurik bergabung
dengan ion klorida membentuk merkuri klorida, sesuai dengan reaksi
dibawah ini:
Hg2+ + 2Cl-

Hg Cl 2

Dengan adanya ion Hg2+ ini, konsentrasi ion Cl- menjadi sangat kecil dan
tidak mengganggu oksidasi zat organis dalam tes COD.
3. Pembahasan praktikum:
Semakin lama waktu aerasi, maka angka ppm KMnO4 (mg/lt) akan semakin
kecil.
Semakin lama waktu aerasi, maka massa KMnO4 akan semakin kecil.
Semakin lama waktu aerasi, maka angka COD akan semakin menurun

4. fungsi penambahan Kalium permanganate adalah Penambahan asam oksalat


ini berfungsi untuk mereduksi sisa KMnO 4, yang berfungsi sebagai oksidator
yang meremoval zat organic dalam larutan
Penambahan asam oksalat ini berfungsi untuk mereduksi sisa KMnO 4, yang
berfungsi sebagai oksidator yang meremoval zat organic dalam larutan
glukosa merupakan bahan organic, yang dapat menyebabkan naiknya COD
dan menurunkan jumlah O2 yang ada dalam air.

Nutrient: meningkatkan cod dalam lumpur aktif


Lumpur aktif:..
Batu didih:
Fungsi
penambahan
batu
didih

ada

2,

yaitu:

1. Untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian
larutan.
2. Untuk menghindari titik lewat didih.
Air:

Anda mungkin juga menyukai