TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Pencemaran industri di beberapa daerah telah dirasakan
dapat membahayakan lingkungan hidup dan kesehatan
masyarakat. Pencemaran air adalah adanya kontaminasi air
oleh materi asing seperti mikroorganisme, zat kimia, dan
bahan buangan atau limbah. Untuk dapat melaksanakan
pembangunan selanjutnya, masalah tersebut diatas perlu
diwaspadai sejak sekarang, yang antara lain dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat dan juga sumber daya
manusia untuk dapat mengolah limbah industri yang telah
dihasilkan dalam proses penanganan sisa-sisa industri dan
pengelolahan limbah, diketahui beberapa cara antara lain
sebagai berikut :
1. Penanganan secara fisik
2. Penanganan secara kimia
3. Penanganan secara biologis
4.
1. Penanganan Fisik
Digunakan untuk menangani sisa-sisa industri pada
umumnya serupa dengan yang digunakan untuk menangani
air buangan sehingga cocok disalurkan kedalam air-air
penerima. Dapat berfungsi sebagai metode untuk
mengubah limbah sehingga sesuai untuk disalurkan ke
dalam saluran- saluran air kotor warga kota. Dilakukan
dengan caracara sebagai berikut :
Sedimentasi
Filtrasi
Pengapungan
Sentrifugasi
Flokulasi ( mekanis dan kimiawi )
Adsorbsi
II - 1
II-2
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Penanganan Kimiawi
Chemical oxygen demand (COD) atau kebutuhan
oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen ( mg O2 ) yang
dibutuhkan untuk mendegradasi zat-zat organic yang ada
dalam sample air, dimana pengoksidasi yang bisa digunakan
yaitu K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen. Dilakukan
bila sisa- sisa industri tersebut sedemikian hingga
menghalangi kegiatan-kegiatan mikrobiologis, mengganggu
proses biologis dan membuatnya kurang efisien dari
biasanya.
3. Penanganan Biologis
Penanganan limbah limbah industri bersama sama
dengan kotoran warga kota adalah cara yang paling
memuaskan dan seringkali merupakan cara penanganan
limbah yang paling murah. Walaupun penanganan
penanganan biologis telah di standarisasikan untuk
penanganan buangan domestic, hal itu tidak dapat
diberlakukan untuk sampah yang bercampur dengan
sejumlah besar limbah industri. Banyaknya ragam limbah
industri dan variasi kadar serta karakteristik limbah dari
sebuah industri, membuat standarisasi semacam itu hampir
mustahil dan limbah yang berbeda- beda harus ditangani
secara terpisah.
Meskipun pada umumnya proses-proses penanganan
limbah secara biologis untuk industri serupa dengan untuk
kotoran domestic, perincian operasi operasi serta reaksi
dari berbagai prosesnya tidak perlu harus serupa dengan
yang untuk kotoran. Limbah industri yang mengandung zat
zat pencemar yang dapat dibusukkan dengan kegiatan
mikroba cepat menanggapi penanganan biologis. Dalam hal
ini yang berguna adalah perbandingan nilai BOD selama 4
jam. Bila perbandingan ini kuran dari tiga,limbah dapat lebih
mudah menerima penanganan biologis. Penanganan
penanganan tersebut termasuk anaerobik dan aerob.
Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
II-3
Bab II Tinjauan Pustaka
(Mahida, Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri
Kimia).
II-4
Bab II Tinjauan Pustaka
Dengan adanya gelembung gas ini, larutan menjadi kecil
sehingga cairan akan mengapung. Pembentukan
gelembung udara dapat dicapai dengan menyemprotkan
udara ke dalam larutan, atau dengan memasukkan limbah
ke dalam tabung tertutup, kemudian mengeluarkan udara
dalam tabung tersebut. Proses pengapungan dipergunakan
untuk mengentalkan endapan hasil pengendapan,
kemudian hasil pengentalan dialirkan ke pengolahan
lumpur (tangki digester), sebagian dipergunakan sebagai
lumpur aktif (activated sludge).
3. Pengolahan kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan kedua umumnya mencangkup proses
biologis untuk mengurangi bahan bahan organik melalui
mikroorganisme yang ada didalamnya. Proses ini sangat
dipengaruhi oleh jumlah air limbah, tingkat kekotoran, jenis
kekotoran dan sebagainya.
4. Pengolahan ketiga (Tertiery Treatment)
Pengolahan ini dilakukan apabila setelah pengolahan
tahap kedua masih terdapat zat tertentu yang
membahayakan. Pengolahan ini biasanya dilakukan oleh
pabrik yang menghasilkan limbah khusus pula. Beberapa
jenis pengolahan yang sering digunakan antara lain :
a. Saringan pasir
b. Saringan multi media
c. Precoal filter
d. Mikrostaining
e. Vacum Filter
f. Penyerapan/adsorption
g. Pengurangan besi dan mangan
h. Perubahan CNi. Osmosis bolak balik
5. Pembunuhan Bakteri (Desinfektion)
Pembunuhan bakteri bertujuan untuk mengurangi atau
membunuh mikroorganisme pathogen yang ada di dalam
air limbah. Mekanisme pembunuhan sangat dipengaruhi
Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
II-5
Bab II Tinjauan Pustaka
oleh kondisi zat pembunuhnya dan mikroorganisme itu
sendiri.
6. Pengolahan lanjut (Ultimate Disposal)
Proses ini penting digunakan mengingat pada setiap
proses pengolahan pendahuluan hingga tahap ketiga, selalu
menghasilkan lumpur, oleh karena itu perlu diadakan
pengolahan lagi agar Lumpur tersebut dapat digunakan
lagi. Pengolahan lanjut ini meliputi:
a. Proses pemekatan
b. Proses penstabilan
c. Proses Pengaturan
d. Proses pengurangan air
e. Proses pengeringan
f. Proses pembuangan
Pengolahan Limbah Secara Aerobik
Proses pengolahan limbah secara aerobik merupakan
salah satu proses pengolahan air kedua (Secondary
Treatment) yang pada umumnya memanfaatkan
perubahanperubahan bentuk akibat proses biologis untuk
megurangi bahanbahan organik melalui mikroorganisme
yang ada didalamnya. Ciriciri dari metode pengolahan
secara aerobik adalah pemanfaatan oksigen atmosfer oleh
peredaran udara alamiah atau buatan dan pemeliharaan
aktivitas aerobik jasadjasad renik.
Proses penggunaan Lumpur Aktif (Activated Sludge)
Lumpur aktif tersebut dikenal sebagai MLSS (Mixed
Liquor Suspended Solid). Dalam proses biologis/aerobic
terdapat dua hal penting, yaitu :
1. Proses penambahan oksigen (Aerasi). Penambahan
oksigen adalah salah satu usaha dari pengambilan zat
pencemar yang terkandung didalam air limbah. Zat yang
diambil dapat berupa gas, cairan ion, koloid atau bahan
Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
II-6
Bab II Tinjauan Pustaka
tercampur. Proses penambahan oksigen dalam limbah
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Memasukkan udara ke dalam air limbah adalah
proses memasukkan udara atau oksigen murni
kedalam air limbah melalui benda porous atau nozzle.
Bila nozzle diletakkan ditengah didasar bak maka
akan dapat meningkatkan kecepatan berkontaknya
gelembung udara tersebut dengan air limbah,
sehingga proses pemberian oksigen tersebut berjalan
lebih cepat.
b. Memaksa air ke atas untuk kontak dengan oksigen.
Adalah cara mengontakkan air limbah dengan
oksigen melalui pemutaran baling baling yang
diletakkan pada permukaan air limbah. Akibat dari
pemutaran ini, air limbah akan terangkat ke atas dan
terjadi kontak langsung dengan udara sekitar.
2. Pertumbuhan bakteri dalam bak reaktor. Bakteri akan
berkembang biak bila jumlah makanan yang terkandung
di dalamnya cukup tersedia, sehingga pertumbuhan
bakteri dapat dipertahankan secara kostan. Pada
permulaannya terjadi lag phase, yaitu perkembangbiakan
secara konstan dan agak lambat akibat adanya suasana
baru dalam limbah. Setelah beberapa jam, bakteri
berlipat ganda yang dikenal dengan fase akselerasi
(acceleration phase). Setelah itu terjadi tahap log phase,
yaitu ada bakteri yang tetap dan yang terus meningkat
jumlahnya. Fase ini memerlukan banyak persediaan
makanan, sehingga suatu saat terdapat pertemuan
antara pertumbuhan bakteri yang meningkat dengan
penurunan jumlah makanan. Apabila tahap ini berjalan
terus, maka terjadi keadaan dimana jumlah bakteri dan
makanan tidak seimbang, keadaan ini disebut dengan
declining growth phase. Setelah jumlah makanan habis,
maka terjadi jumlah kematian yang lebih besar dari
pertumbuhan, keadaan ini disebut endogeneus phase
Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
II-7
Bab II Tinjauan Pustaka
dan pada saat ini bakteri menggunakan energi simpanan
ATP untuk pernafasannya sampai ATP habis kemudian
mati. Dengan demikian penambahan kembali lumpur
yang mengandung banyak makanan sangat diperlukan.
Lumpur yang biasanya banyak digunakan adalah lumpur
aktif (activated sludge), dimana pemberiannya dilakukan
melalui bak aerasi dengan mengambil lumpur dari bak
pengendapan kedua atau dari bak pengendapan terakhir
(Final Sedimentation Tank).
Karakteristik Air Limbah
Bahan buangan baik dari industri pada umumnya diolah
terlebih dahulu dengan cara memasukkan oksigen ke
dalamnya (aerasi), sehingga bakteri dapat mempergunakan
bahan buangan (limbah) tersebut sebagai bahan makanan.
Persamaan pada umumnya adalah sebagai berikut :
Bahan buangan + oksigen Bakteri
Bahan buangan olahan +
bakteri baru
( John Wiley & Sons Chichester.1975 ).
II-8
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand)
Kebutuhan oksigen kimiawi diperoleh dengan cara
mengoksidasikan bahan buangan (limbah) dengan larutan
asam dikromat yang mendidih. Proses ini dapat
mengoksidasi hampir semua senyawa organik menjadi
karbon dioksida dan air, dan biasanya reaksi dapat
berlangsung sampai lebih dari 95%. Keuntungan
pengukuran C.O.D adalah karena hasilnya dapat diperoleh
dengan sangat cepat (dalam waktu 3 jam), tetapi kerugian
dari proses ini adalah hasil yang didapatkan tidak dapat
memberikan informasi mengenai proporsi bahan buangan
(limbah) yang dapat dioksidasi oleh bakteri ataupun pada
tingkatan dimana biooksidasi mungkin terjadi.
3. Kebutuhan Oksigen Biokimiawi (Biochemical Oxygen
Demand)
Kebutuhan oksigen biokimiawi adalah jumlah oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi sesuatu bahan
buangan (limbah) dengan bakteri, jadi B.O.D merupakan
ukuran konsentrasi bahan organik dalam limbah yang dapat
dioksidasi oleh bakteri (Biodegradasikan). B.O.D pada
umumnya dinyatakan berdasarkan ketentuan 5 hari, 20 0C,
yaitu sebagai oksigen yang dipakai selama oksidasi limbah
selama 5 hari pada suhu 20 0C. hal ini dikarenakan B.O.D 5
hari (B.O.D5) lebih mudah pengukuran, jika dibandingna
dengan B.O.D batas (B.O.Dw), yaitu oksigen yang
dibutuhkan untuk biooksidasi limbah.
Dari keterangan diatas jelas bahwa :
ThOD > COD > BOD0 > BOD5
Tidak ada hubungan umum diantara berbagai kebutuhan
oksigen ini, tetapi untuk air limbah rumah tangga yang tidak
diolah, sejumlah besar pengukuran yang telah dilakukan
menunjukkan perbandingan perkiraan sebagai berikut :
B.O.D5 / C.O.D = 0,5
B.O.Dw / B.O.D5 = 1,5
Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka
Adanya limbah yang ebrasal dari industri dan pertanian
sangat mungkin merubah perbandingan tersebut ( John
Wiley & Sons Chichester.1975).
II-10
Bab II Tinjauan Pustaka
Beberapa Baku Mutu Lingkungan.
Sehubungan dengan fungsi baku mutu lungkungan,
maka dalam hal menentukan apakah telah terjadi
pencemaran dari kegiatan industri atau pabruik
diperghunakan dua buah system baku mutu lingkungan
yaitu :
1. Effluen Standart, yang merupakan kadar maksimum dari
limbahan yang diperbolehkan untuk dibuang ke
lingkungan sekitarnya.
2. Stream Standart, yang merupakan batas kadar untuk
sumber daya tertentu, seperti sungai, waduk, dan juga
danau.
Kadar yang diterapkan ini didasarkan pada sifat
penggunaannya. Misalnya batas kadar baku mutu air untuk
diminum akan berlainan dengan batas kadar bagi badan air
untuk pertanian.
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup dalam keputusannya No. KEP-03/MENLKH/II/1991
telah menetapkan baku mutu pada air sumber, baku mutu
limbah cair dan baku mutu air laut :
Baku mutu air pada sumber air, disingkat sebagai baku
mutu air, adalah batas kadar yang diperioleh bagi zat
atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air
tetap berfungsi sesuai peruntukannya.
Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk
dibuang dari sumber pencemaran jika didalam air pada
air sumber, sehingga tidak menyebabkan dilampauinya
baku mutu air (Judjono Suwarno. 2003. hal 3).
Proses pengolahan limbah dengan cara biologis pada
prinsipnya dibedakan atas dua cara : aerobik dan anaerobik.
Perbedaan kedua cara tersebut adalah di dalam proses
aerobik sangat tergantung pada konsentrasi oksigen,
sedangkan pada proses anaerobik sebaliknya. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
II-11
Bab II Tinjauan Pustaka
Proses aerobik
Bahan organik + O2
Proses anaerobik
Bahan organik tanpa O2
CO2 + H2O
CO2 + CH4
Oksidasi Aerobik
Bakteri
mengoksidasi
bahan
buangan
untuk
mendapatkan energi yang cukup bagi dirinya agar mampu
mensintesakan molekul yang kompleks, misalnya protein
dan polisakarida yang dibutuhkannya untuk membentuk
sel baru. Jadi, metabolisme bakteri mempunya dua
komponen : katabolisme (berarti menguraikan) untuk
mendapatkan
energi
dan
anabolisme
(berarti
Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
II-12
Bab II Tinjauan Pustaka
membangun) untuk mensintesis sel baru. Oksidasi bahan
buangan disebut aerobik bila mempergunakan oksigen
molekuler sebagai agen pengoksidasi terminal, Adalah
cukup jelas tetapi terlalu sederhana karena reaksi anabolic
dan katabolic tidak dapat dibedakan, juga tidak
menyebutkan otolisis yang merupakan bentuk katabolisme
yang penting.
Tiga persamaan berikut ini menjelaskan proses ini secara
terpisah :
1. Katabolisme
bakteri
CxHyOz N + O2
CO2 + H2O + NH3 +
energi
Bahan organic
2. Anabolisme
CxHyOz N + energi
3. Otolisis
C5H7NO2 + 5 O2
energi
bakteri
bakteri
C5H7NO2
Sel bakteri
Nutrient
Air limbah rumah tangga mengandung nutrient yang
kira-kira seimbang bagi pertumbuhan bakteri , tetapi
beberapa macam buangan industri mengandung nitrogen
dan fosfor yang tidak mencukupi kebutuhan. Perbandingan
Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
II-13
Bab II Tinjauan Pustaka
BOD S : N : P harus kira-kira 100:5: 1 ( John Wiley & Sons
Chichester.1975. hal 12 ).
II-14
Bab II Tinjauan Pustaka
penanganan fisik karenanya akan tergantung pada karakter
buangan, sifat dan jumlah zat padat serta tujuan
diperlukannya penanganan. Pengetahuan mengenai ciri-ciri
khusus limbah industri pada umumnya sudah cukup untuk
memungkinkan perencana memutuskan tipe penanganan
fisik yang cocok (Soemarwoto, Otto.1981. hal 478).
II-15
Bab II Tinjauan Pustaka
II.2 Aplikasi Industri