Jalan Rel 3 Sks
Jalan Rel 3 Sks
POKOKBAHASAN/SUBPOKOKBAHASAN
PENDAHULUAN
Jalankeretaapisecaraumum
JALURKERETAAPI
Perlintasan,Rambu,Jalur,Lokomotif,Gerbong,Stasiun
KOMPONENSTRUKTURJLNREL&PEMBEBANAN
Kelasjalandankomponenstrukturjalanrel,sertacontoh2
perhitungandimensikomponenjalanrel
REL
Umum,dimensirel,umurrel,stabilitasrelpanjangmenerus
WESEL(SWITCH)
Komponenwesel,kecepatanizinweseldanbaganwesel
WESEL(SWITCH)
Fungsiwesel,layoutstasiundanjeniswesel
QUIS
QUIS
UTS
UTS
BANTALAN
Umum,bantalankayu,Bantalanbesidanbeton
PENAMBATPENAMBAT
Umum,jenispenambatdanpenggunaanpenambat
PERTEMUAN
KE
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
POKOKBAHASAN/SUBPOKOKBAHASAN
KETENTUANUMUM
Standardjalanrel,kecepatandanbebangander
KETENTUANUMUM
Ruangbebasdanbangun,penampangmelintangjalanrel
ALINYEMENJALANREL
Definisidanfactorfaktoryangmempengaruhialinyemen
jalanrel
ALINYEMENJALANREL
Alinyemenverticaldanhorizontal
QUIS
QUIS
UJIANAKHIRSEMESTER
UJIANAKHIRSEMESTER
TUGASPERKULIAHAN
TERSTRUKTUR
MANDIRI
Penyusunandiktat/makalahjalan
keretaapidanpenyelesaiansoal
soal.
Buatlah5soaldanjawabandarisetiap
pertemuan
SUMBERBELAJAR/LITERATUR/MEDIA
MODUL 1
JALAN REL (3 SKS)
TOPIK : PENDAHULUAN
Stasiun kereta api adalah tempat di mana para penumpang dapat naik-turun dalam
memakai sarana transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga
dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta
api.
Stasiun kereta api umumnya terdiri atas tempat penjualan tiket, peron atau ruang
tunggu, ruang kepala stasiun, dan ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api)
beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf,
dan lain sebagainya. Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak
daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon
penumpang kereta api, seperti ruang tunggu, restoran, toilet, mushalla, area parkir,
sarana keamanan (polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, depo lokomotif, dan
sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada
zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian rata-rata wilayah itu
dari permukaan laut, misalnya Stasiun Bandung di bawahnya ada tulisan plus-minus
709 meter.
Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada
ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur
yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta
api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara jalur
lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada stasiun besar,
umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir. Pada
halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta percabangan. Pada masa lalu,
setiap stasiun memiliki pompa dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan
pada masa kereta api masih ditarik oleh lokomotif uap.
Karena keberadaan stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan
sarana kereta api di Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka
kebanyakan stasiun kereta api merupakan bangunan lama yang dibangun pada
masa itu. Sebagian direstorasi dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain
ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Kebanyakan kota besar, kota
kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa dihubungkan dengan jalur kereta api
sehingga di kota-kota tersebut selalu dilengkapi dengan stasiun kereta api.
GERBONG
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Gerbong adalah kendaraan beroda yang merupakan bagian dari sebuah rangkaian
kereta api yang bukan merupakan lokomotif. Gerbong secara garis besar dibedakan
atas dua jenis yaitu gerbong penumpang dan gerbong barang. Gerbong barang
kemudian dibedakan lagi berdasarkan jenis muatannya antara lain:
peti kemas.
ini
biasanya
bertenaga
kecil
dan
sangat
jarang
karena
Mesin
diesel
dipakai
untuk
memutar
generator
agar
5. Lokomotif listrik. Lokomotif ini nomor dua paling populer setelah lokomotif
diesel elektrik. Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik,
tapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi
di atas jalur kereta api. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur
yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga.
KERETA REL LISTRIK
Tiga macam kereta rel listrik di stasiun Bogor. Dari kiri ke kanan, KRL buatan Jepang
tahun 1983/1984, KRL buatan Belanda-Belgia tahun 1996, dan KRL buatan Jepang
tahun 1986/1987
Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta yang bergerak dengan sistem
propulsi motor listrik.
Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan
merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL Jabotabek).
Di
Hindia
Belanda,
kereta
rel
listrik
pertama
kali
dipergunakan
untuk
menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis pada tahun 1925.
Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa
disambung menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo.
Pada tahun 1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan selama
beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta yang tidak memadai lagi.
Pada tahun 1976, PJKA mulai mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang.
Kereta rel listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976, 1978,
1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Pada saat
ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik yang merupakan hibah dari Pemerintah
Kota Tokyo, dan sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang.
PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang
disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih
banyak lagi, karena tidak ekonomis. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih ekonomis
untuk membeli KRL bekas dari Jepang.
Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Stasiun Jakarta Kota ke Bekasi,
Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong. Di masa depan direncanakan bahwa
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
KRL akan melayani pula stasiun Cikarang. Selain itu, jalur dari Tanah Abang menuju
Serpong sedang dalam proses ditingkatkan menjadi jalur rel ganda, sedang dari
Manggarai sampai dengan Cikarang akan ditingkatkan menjadi Double-DoubleTrack. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan
kereta Bandara.