Anda di halaman 1dari 4

NAMA :ARIK RIZKIYANTO

KELAS :XII GB 1

MODEL ATOM NIELS BOHR (1885-1962)


PIONER MEKANIKA KUANTUM
Di dalam fisika atom, model Bohr adalah model atom yang diperkenalkan oleh Niels Bohr pada
1913 Model ini menggambarkan atom sebagai sebuah inti kecil bermuatan positif yang
dikelilingi oleh elektron yang bergerak dalam orbit sirkular mengelilingi inti mirip sistem tata
surya, tetapi peran gaya gravitasi digantikan oleh gaya elektrostatik. Model ini adalah
pengembangan dari model puding rem(1904), model Saturnian (1904), dan model Rutherford
(1911). Karena model Bohr adalah pengembangan dari model Rutherford, banyak sumber
mengkombinasikan kedua nama dalam penyebutannya menjadi model Rutherford-Bohr.
Kunci sukses model ini adalah dalam menjelaskan formula Rydberg mengenai garis-garis emisi
spektral atom hidrogen; walaupun formula Rydberg sudah dikenal secara eksperimental, tetapi
tidak pernah mendapatkan landasan teoretis sebelum model Bohr diperkenalkan. Tidak hanya
karena model Bohr menjelaskan alasan untuk struktur formula Rydberg, ia juga memberikan
justifikasi hasil empirisnya dalam hal suku-suku konstanta fisika fundamental.
Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen. Sebagai sebuah teori, model
Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan orde pertama dari atom hidrogen menggunakan
mekanika kuantum yang lebih umum dan akurat, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai
model yang telah usang. Namun demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk
sebuah sistem tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan pada mekanika kuantum.
Berdasarkan analisis spektrum atom, Niels Bohr mengajukan model atom sebagai berikut :
1. Dalam elektron terdapat lintasan-lintasan tertentu tempat elektron dapat mengorbit inti
tanpa disertai pemancaran atau menyerap energi. lintasan itu, yang juga disebut kulit
atom, adalah orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu. tiap lintasan ditandai
dengan satu bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum utama (n), mulai dari 1, 2, 3,
4, dan seterusnya, yang dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, dan seterusnya. Lintasan
pertama, dengan n = 1, dinamai kulit K, dan seterusnya. makin besar harga n (makin jauh
dari inti), makin besar energi elektron yang mengorbit pada kulit itu.
2. Elektron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan yang diperbolehkan (lintasan yang
ada), dan tidak boleh berada di antara dua lintasan. lintasan yang akan ditempati oleh
elektron bergantung pada energinya. pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron
menempati tingkat energi terendah. keadaan seperti itu disebut tingkat dasar (ground
state).

3. elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau penyerapan
sejumlah tertentu energi. perpindahan elektron ke kulit lebih dalam akan disertai
penyerapan energi. sebaliknya, perpindahan elektron ke kulit lebih dalam akan disertai
pelepasan energi.

Sejarah
Di awal abad 20 percobaan oleh Ernest rutherford telah dapat menunjukkan bahwa atom terdiri
dari sebentuk awan difus elektron bermuatan negatif mengelilingi inti yang kecil, padat, dan
bermuatan positif. Berdasarkan data percobaan ini, sangat wajar jika fisikawan kemudian
membayangkan sebuah model sistem keplanetan yang diterapkan pada atom, model Rtherford
tahun 1911, dengan elektron-elektron mengorbit inti seperti layaknya planet mengorbit matahari.
Namun demikian, model sistem keplanetan untuk atom menemui beberapa kesulitan. Sebagai
contoh, hukum mekanika klasik (Newtonian) memprediksi bahwa elektron akan melepas radiasi
elektromagnetik ketika sedang mengorbit inti. Karena dalam pelepasan tersebut elektron
kehilangan energi, maka lama-kelamaan akan jatuh secara spiral menuju ke inti. Ketika ini
terjadi, frekuensi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan akan berubah. Namun percobaan
pada akhir abad 19 menunjukkan bahwa loncatan bunga api listrik yang dilalukan dalam suatu
gas bertekanan rendah di dalam sebuah tabung hampa akan membuat atom-atom gas
memancarkan cahaya (yang berarti radiasi elektromagnetik) dalam frekuensi-frekuensi tetap
yang diskret.
Untuk mengatasi hal ini dan kesulitan-kesulitan lainnya dalam menjelaskan gerak elektron di
dalam atom, Niels Bohr mengusulkan, pada 1913 dua gagasan kunci adalah:
1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momenta yang
terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini berarti tidak setiap
orbit, melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang dimungkinkan ada yang berada pada
jarak yang spesifik dari inti.
2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan sebagaimana
mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam sebuah orbit yang
tidak meluruh.
Arti penting model ini terletak pada pernyataan bahwa hukum mekanika klasik tidak berlaku
pada gerak elektron di sekitar inti. Bohr mengusulkan bahwa satu bentuk mekanika baru, atau
mekanika kuantum, menggambarkan gerak elektron di sekitar inti. Namun demikian, model
elektron yang bergerak dalam orbit yang terkuantisasi mengelilingi inti ini kemudian digantikan
oleh model gerak elektron yang lebih akurat sekitar sepuluh tahun kemudian oleh fisikawan
Austria Erwin Schrodinger dan fisikawan Jerman Werner Heisenberg
Point-point penting lainnya adalah:

1. Ketika sebuah elektron meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, perbedaan energi dibawa
(atau dipasok) oleh sebuah kuantum tunggal cahaya (disebut sebagai foton) yang
memiliki energi sama dengan perbedaan energi antara kedua orbit.
2. Orbit-orbit yang diperkenankan bergantung pada harga-harga terkuantisasi (diskret) dari
momentum sudut orbital, L menurut persamaan

dimana n = 1,2,3, dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan h adalah konstanta
Plank.
Point (2) menyatakan bahwa harga terendah dari n adalah 1. Ini berhubungan dengan radius
terkecil yang mungkin yaitu 0.0529 nm. Radius ini dikenal sebagai radius Bohr. Sekali elektron
berada pada orbit ini, dia tidak akan mungkin bertambah lebih dekat lagi ke proton.

Pemancaran sinar Radioaktif


Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil. Pada tahun 1903, Ernest
Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan positif disebut sinar alfa,
sedangkan yang bermuatan negatif disebut sinar beta. Kemudian ditemukan sinar ketiga yang
tidak bermuatan dan diberi nama sinar gama, penemunya Paul U. Vilard.
Sinar-sinar radioaktif mempunyai sifat-sifat:
1. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
2. Dapat mengionkan gas yang disinari.
3. Dapat menghitamkan pelat film.
4. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar , ,
dan .
A. Sinar Alfa ()
Sinar alfa merupakan radiasi partikel bermuatan positif. Partikel ini samadengan inti helium
bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel ini merupakan gabungan dari 2 proton dan 2
neutron. Pemancaran sinar alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua, sedangkan nomor
massa berkurang empat. Sinar alfa dipancarkan oleh inti dengan kecepatan sekitar kecepatan
cahaya. Oleh karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar ini paling lemah di antara
sinar radioaktif, namun mempunyai daya pengion yang paling kuat. Sinar ini dibelokkan oleh
medan magnet ke arah kutub negatif.

B. Sinar Beta ()
Sinar beta adalah berkas elektron yang berasal dari inti atom dan bermuatan negatif . Oleh karena
sangat kecil, partikel ini dapat dianggap tidak bermassa.Energi sinar beta sangat bervariasi,
mempunyai daya tembus lebih besar daripada sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah.
Dalam medan magnet, sinar ini membelok ke arah kutub positif. Sinar beta disebut juga elektron
berkecepatan tinggi karena bergerak dengan kecepatan tinggi.
C. Sinar Gama ()
Sinar gama merupakan radiasi elektromagnetik berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak
bermassa,Sinar ini dihasilkan oleh inti yang tereksitasi, biasanya mengikuti pemancaran sinar
beta atau alfa. Sinar gama memiliki daya tembus yang sangat besar, paling besar di antara sinar
radioaktif tetapi daya pengionnya paling lemah. Sinar ini tidak bermuatan listrik sehingga tidak
dapat dibelokkan oleh medan listrik.

Anda mungkin juga menyukai