Anda di halaman 1dari 1

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
NOMOR: 03/PUSKOM KESDM/2014
Tanggal: 13 Januari 2014
PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL DI DALAM NEGERI
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Sesuai amanat Pasal 103 dan Pasal 170 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara, maka pemegang IUP Operasi Produksi dan pemegang kontrak karya wajib
melakukan peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri.
Untuk menindaklanjuti amanat UU No. 4 Tahun 2009 khususnya terkait dengan kegiatan pengolahan dan
pemurnian mineral, maka Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2014 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Pokok-pokok penting dalam Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2014:
o Pemegang kontrak karya yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah
melakukan kegiatan permurnian, dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu.
o Pemegang IUP Operasi Produksi yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah
melakukan kegiatan pengolahan, dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu.
o c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengolahan dan pemurnian serta batasan
minimum pengolahan dan pemurnian diatur dengan Peraturan Menteri.
Sebagai tindak lanjut PP No. 1 Tahun 2014 telah ditetapkan Peraturan Menteri ESDM No. 1 Tahun 2014
tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam
Negeri, yang pada intinya mengatur batasan waktu pelaksanaan penjualan hasil pengolahan mineral logam
ke luar negeri dalam jumlah tertentu dan batasan minimum pengolahan dan pemurnian mineral di dalam
negeri.
Batasan minimum pengolahan dan pemurnian dalam Peraturan Menteri ESDM tersebut telah
dikonsultasikan dengan perguruan tinggi, lembaga penelitian, asosiasi pengusaha, dan kementerian serta
lembaga terkait.
Komoditas mineral utama seperti nikel, bauksit, timah, emas, perak, dan kromium didorong untuk dilakukan
pemurnian karena sudah dilakukan pemurnian jauh sebelum Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 diterbitkan,
untuk mendorong industri berbasis mineral dalam negeri dan tidak ada produk intermediate (produk antara).
Hasil pengolahan dalam bentuk konsentrat tembaga, pasir besi, bijih besi, seng, timbal, dan mangan
diperbolehkan dijual ke luar negeri sampai fasilitas pemurnian selesai paling lambat 3 (tiga) tahun sejak
Peraturan Menteri ESDM No. 1 Tahun 2014 diundangkan.
Sejak 12 Januari 2014 pemegang IUP Operasi Produksi dan pemegang kontrak karya dilarang melakukan
penjualan bijih (raw material/ore) ke luar negeri.

Kepala Pusat Komunikasi Publik,

Saleh Abdurrahman

Anda mungkin juga menyukai