Anda di halaman 1dari 4

1.

Energi Radiasi Matahari

1.1 Tingkat Energi Radiasi Matahari


Pada kondisi alami, sumber energi untuk pertumbuhan tanaman adalah
matahari yang memancarkan radiasi yang sangat besar akibat suhunya yang
sangat tinggi. Bagian terpanas dari matahari, sebagai hasil dari reaksi nuklir
(fisi dan fusi), adalah intinya dengan suhu sekitar 19.450.0000C. Permukaan
matahari (photosphere) yang memancarkan panas dan radiasi mempunyai suhu
55000C.

Jika matahari dianggap berkelakuan sebagai suatu benda hitam

sempurna dalam mengabsorbsi dan memancarkan radiasi ( = 1), tingkat


radiasi yang dipancarkan adalah 5,67032 x 10-8 x (5500 + 273)4 = 62,98
MW.m-2 = 62,98 MJ m-2.s-1.
Tetapi hanya sebagian kecil dari radiasi yang dipancarkan matahari yang
sampai pada permukaan bumi. Apabila bumi berada pada jarak rata-rata dari
matahari, pancaran (flux) radiasi yang jatuh secara tegak lurus pada suatu
permukaan luar atmosfir bumi adalah 1,99 0.02 ly. min-1 (ly = Langley) atau
1389,02 13,96 J.m-2.s-1 (1 ly. min-1 = 1 cal.cm-2 = 698 W.m-2 atau J.m-2.s1) yang disebut sebagai konstata radiasi (Munn, 1966). Tingkat konstanta
radiasi yang sering digunakan berkisar di antara 1353 - 1367 J.m-2.s-1 (Munn,
1966; Driessen & Konijn, 1992; Goudriaan & Van Laar, 1994).

1.2 Cahaya Dan PAR ( Photosyntetic Active Radiation)


Tanaman dalam proses fotosintesis tidak dapat memanfaatkan semua
pancaran radiasi matahari yang sampai pada permukaan bumi, tetapi hanya
radiasi yang terletak pada batas panjang gelombang 400 - 700 nm (Gambar
4). Bagian radiasi inilah yang disebut radiasi nampak (visible radiation) atau
cahaya yang juga dikenal dengan istilah Radiasi Aktif Fotosintesis (PAR =
photosynthetically active radiation). Penerapan istilah radiasi nampak
didasarkan atas kemampuan mata manusia normal yang dapat mendeteksi
radiasi pada batas gelombang tersebut dan paling jelas pada spektrum hijau (

= 520 nm). Jadi tanaman hijau menyerupai mata manusia secara umum, tetapi
cahaya yang paling efektif dimanfaatkan oleh tanaman hijau adalah biru dan
merah yang berbeda dengan mata manusia.
Radiasi dapat dinyatakan dengan beberapa satuan, dan penggunaan
satuan tertentu tergantung pada tujuan. Untuk proses fotokimia dalam biologi
yang membutuhkan radiasi sebagai sumber energi, bukan sebagai sumber
penerangan, maka ketersedian radiasi harus ditinjau dari ketersediaan

energinya yaitu jumlah foton atau kuantanya yang merupakan satuan yang
tidak mempunyai sifat fotometeri.

Sementara beberapa terminologi yang

digunakan untuk menyatakan radiasi sebagai sumber energi diturunkan dari


fotometeri yang sering menimbulkan kerancuan. Fotometri berkenaan dengan
pancaran (flux) cahaya dengan satuan foot-candle dan lumen, dan mata
digunakan sebagai pembanding kerapatan pancar (fux density) cahaya. Mata
memang baik dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan pada permukaan yang
berdekatan dalam keadaan terang, karenanya pengukuran dengan metode
perbandingan umum diterapkan dalam fotometri.

Akan tetapi mata

mempunyai kemampuan yang bervariasi dalam menaksir tingkat keadaan


terang.

2. Absorbsi Energi Cahaya

2.1 Organ Fotosintesis


Fotosintesis dapat diibaratkan suatu proses yang terjadi dalam sebuah
pabrik. Pada umumnya, pabrik tempat fotosintesis adalah daun. Sel-sel
daun memiliki kelengkapan alat untuk menangkap energi matahari. Pada
tumbuhan tertentu yang tidak berdaun seperti bangsa Kaktus, kelengkapan
alat fotosintesisnya terdapat pada sel-sel lapisan luar dari batangnya.

Di

bagian manakah fotosintesis berlangsung ? Untuk memehami hal ini, coba


perhatikan contoh susunan anatomi daun tumbuhan Dikotil, pada gambar x3
berikut. Daun tersusun atas beberapa lapis sel atau jaringan (gambar 3),
meliputi :
(1) jaringan epidermis (atas dan bawah)
(2) jaringan tiang (palisade)
(3) jaringan bunga karang (spons)
(4) jaringan pengangkutan.

Jaringan tiang dan bunga karang merupakan bagian yang disebut daging daun
(mesofil).
2.2 Antena Pigmen

Anda mungkin juga menyukai