Tugas 2 Tinjauan Pustaka Dan Daftar Pustaka
Tugas 2 Tinjauan Pustaka Dan Daftar Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
dengan adanya hujan atau air tanah yang mengalir pada lapisan batuan tersebut
membuat okidasi mineral sulfida berjalan dengan baik yang akhirnya akan menghasilkan
air asam.
Tabel 2.1 Mineral Sulfida yang Berpotensi Menimbulkan Air Asam Tambang
Mineral
Pyrite
Komposisi FeS2
Calcopyrite
Calcosite
Spalerit
Millerit
Galena
CuFeS2
Cu2S
ZnS
NiS
PbS
Menurut Nurisma (2012) meyatakan bahwa air yang berasal dari tambang batubara
akan memiliki karakteristik berwarna merah kecoklatan, kuning dan kadang - kadang
putih. Air tersebut bisa saja bersifat asam maupun basa tergantung dari tingkat
konsentrasi sulfat (SO42-), besi (Fe), mangan (Mn) juga di pengaruhi elemen-elemen
seperti kalsium, sodium, potassium, dan magnesium. Air asam tambang timbul apabila
mineral-mineral sulfida yang terkandung dalam batuan terpapar sebagai akibat
pembukaan lahan atau pembongkaran batuan pada saat penambangan berlangsung dan
bereaksi dengan air dan oksigen. Bakteria yang ada secara alami dapat mempercepat
reaksi yang bias menyebabkan terjadinya air asam.
Berikut ini akan dijelaskan secara rinci proses terbentuknya air asam tambang dalam
beberapa tahap yang saling berkaitan dan tahap ini didasari dengan reaksi pembentukan
air asam tambang (Patra,2013).
a.
terdapat di permukaan namun terdapat dibawah berberapa lapisan batuan bahkan bijih
itu terdapat pada salah satu dari lapisan batuan tersebut. maka untuk mendapatkan
bijih tersebut harus dilakukan pengupasan lapisan-lapisan tanah atau batuan yang ada
diatasnya sehingga bijih atau bahan galian tersebut dapat diambil dengan mudah.
Pengupasan ini membuat lapisan batuan yang umumnya mengandung mineral sulfida
terpapar keudara sehingga mineral sulfida ini akan mengalami oksidasi karena adanya
air dan oksigen. Mineral-mineral sulfida yang umum terdapat pada batuan diantaranya
pirit (FeS2), pirotit (FeS), markasit (FeS2), kalkopirit (CuFeS2) dan arsenopirit (FeAsS).
Kandungan sulfur yang terdapat pada mineral tersebutlah yang akan dioksidasi oleh
oksigen dan air. Reaksi yang berlangsung merupakan reaksi pelapukan dari mineral
sulfida disertai proses oksidasi. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat dan besi fero
dilepaskan. Dari reaksi ini dihasilkan dua mol keasaman dari setiap mol pirit yang
teroksidasi (Patra,2013).
2 FeS2(s) + 7 O2(g) + 2 H2O(aq)
Pyrite
b.
+ Oxygen + Water
berupa larutan besi ferro dan ionisasi asam sulfat akan bereaksi dengan oksigen kembali
sehingga besi ferro dan ion H+ akan membentuk besi ferri dan air. laju reaksi berjalan
lambat. Dan pada tahap ini mulai terdapat bakteri oksidasi sulfur dan bakteri oksidasi besi
yaitu bakteri thiobacilus yang akan mempercepat proses oksidasi. Pada tahap ini pH air
asam ini berkisar di bawah 5. Berikut ini reaksi pada tahap ini (Patra,2013).
Fe2+ (aq) + O2 (g) + H+ (aq) Fe3+ (aq) + H2O (aq)
Besi ferus + Oksigen + Asam
c.
Hidrolisa besi
Reaksi ketiga adalah hidrolisa dari besi. Hidrolisa adalah reaksi yang memisahkan
molekul air. Tiga mol keasaman dihasilkan dari reaksi ini. Pembentukan presipitat ferri
hidroksida tergantung pH, yaitu lebih banyak pada pH di atas 3,5 (Patra,2013).
Fe3+ (aq) + 3H2O (aq) Fe(OH)3 (s) + 3H+ (aq)
Besi ferik + Air Ferik hidroksida + Asam (endapan oranye)
d.
propagasi yang berlangsung sangat cepat dan akan berhenti jika pirit atau besi ferri habis.
Agen pengoksidasi dalam reaksi ini adalah besi ferri (Patra,2013).
FeS2(aq) +14 Fe3+(aq) + 8 H2O(aq) 15 Fe2+(aq) + 2 SO42-(aq) + 16 H+(aq)
Pengolahan air asam dapat dilakukan dengan cara penetralan. Penetralan air asam
dapat menggunakan bahan kimia diantaranya seperti Limestone (Calcium
(Nurisma
dkk,2013).
a. Limestone (Calcium Carbonat)
Limestone atau biasa dikenal dengan batu gamping telah digunakan selama
berpuluh-puluh tahun untuk menaikkan pH dan mengendapkan logam di dalam
air asam. Penggunaan limestone merupakan penanganan yang termurah,
teraman dan termudah dari semua bahan-bahan kimia. Kekurangan dari
limestone ini ialah mempunyai keterbatasan karena kelarutan yang rendah dan
limestone terlapisi.
b. Hydrate Lime (Calcium Hydroxide)
Hydrated lime adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan
untuk menetralkan air asam. Hydrated lime sangat efektif dari segi biaya dalam
yang sangat besar dan keadaan acidity yang tinggi. Bubuk hydrated lime adalah
Caustic Soda merupakan bahan kimia yang biasa digunakan dan sering
dicoba lebih jauh (tidak mempunyai sifat kelistrikan), kondisi aliran yang rendah.
Caustic menaikkan pH air dengan sangat cepat, sangat mudah larut dan
digunakan
dimana
kandungan
mangan
merupakan
suatu
masalah.
caustic ke dalam air asam, karena kelarutannya akan menyebar di dalam air.
Kekurangan utama dari penggunaan cairan caustic untuk penanganan air asam
ialah biaya yang tinggi dan bahaya dalam penanganannya. Penggunaan caustic
padat lebih murah dan lebih mudah dari pada caustic cair.
d. Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate)
Sodium Carbonate biasanya digunakan dalam debit kecil dengan kandungan
besi yang rendah. Pemilihan soda ash untuk penanganan air asam biasanya
berdasar pemakaian sebuah kotak atau tong dengan air masuk dan buangan.
e. Anhydrous Ammoni
kekeruhan yang sangat tinggi, oleh karena itu untuk menurunkan kekeruhannya
dapat menggunakan bahan kimia seperti alum atau lebih dikenal dengan tawas
atau rumus kimianya (Al2SO4)3. Tawas merupakan bahan koagulan yang paling
banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh
dipasaran serta mudah penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas tergantung
kepada turbidity (kekeruhan) air. Semakin tinggi turbidity air maka semakin
besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Makin banyak dosis tawas yang
ditambahkan maka pH akan semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat
sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif antara pH 5,8 -7,4. Apabila
alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu ditambahkan
alkalinitas.
Dalam menentukan kualitas air, digunakan beberapa parameter fisika dan kimia.
Parameter fisika yang biasa digunakan dalam penentuan kualitas air adalah cahaya, suhu,
kejernihan dan kekeruhan, warna konduktivitas dan padatan. Sedangkan parameter kimia
yang digunakan adalah pH, asiditas, kesadahan, alkalinitas, potensi reduksi oksidasi,
oksigen terlarut, karbondioksida dan bahan organic. Selain itu terdapat ion - ion didalam
perairan yang dapat mempengaruhi kualitas air. Ion utama diantaranya adalah kalsium,
magnesium, natrium, klorida dan sulfur (Pinandari,2011).
Satuan
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Kadar Maksimum
6-9
400
7
4
DAFTAR PUSTAKA
Nurisman, E., 2013. Studi terhadap dosis penggunaan Kapur Tohor (CaO). Teknik Patra
Akademika 2012; 5:4-22.
Pinandari, A.W. Fitriana, D.N. dan Suhartono, E. 2011, Uji efektifitas dan efisiensi filter
biomassa menggunakan sabut kelapa (cocos nucifera) sebagai bioremoval untuk
menurunkan kadar logam (Cd, Fe, Cu), total padatan tersuspensi (TTS) dan
meningkatkan PH pada limbah air asam tambang batubara, Prestasi , Vol. 1, 10-12.
Putra, S.M., 2013, Teknologi perubahan air asam tambang dengan metode elektrolisa,
Teknik Pertambangan Unsri, Sumsel.