Anda di halaman 1dari 2

Nama : Maskhiyatus Shokhib

NIM

: H1E012026

KM

: Seminar

SITEM PENDIDIKAN YANG KURANG BAIK

Sistem pendidikan di Indonesia menurut saya masih kurang baik. Hal tersebut terbukti
banyak anak yang masih mengeluh karena pelajaran yang mulai susahu ntuk dipahaminya.
Mungkin tenaga pengajarnya yang kurang tepat menerapkan metode belajarnya atau memang
anak-anaknya yang kurang keras dalam belajar. Tetapi yang saya liat pelajaran yang diajarkan di
Sekolah Dasar atau SD sudah ada yang mencakup pelajaran Siswa Menengah Pertama (SMP)
pada 8 tahun yang lalu waktu saya masih menjadi siswa SMP.
Contoh kasus kongkrit yang sekarang lagi hangat-hangatnya untuk dibicarakan yaitu adanya
guru SD yang menyalahkan jawaban muridnya karena iya tidak mengikuti cara yang diajarkan
oleh guru tersebut walaupun jawabanya sama-sama benar. Perdebatan tentang logika matematika
ini berawal dari seorang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin di Universitas Diponegoro, M Erfas
Maulana mengunggah foto yang berisi tugas sekolah adiknya. Erfas mempertanyakan guru
adiknya yang menyalahkan jawaban sang adik.Dalam soal tugas itu, guru meminta adik Erfas
untuk menyatakan 4+4+4+4+4+4 dalam operasi perkalian. Adik Erfas menuliskan jawaban
bahwa 4+4+4+4+4+4 = 4x6. Jawaban itu, menurut Erfas, seharusnya benar.
Namun, ternyata sang guru menyalahkan. Menurut guru, jawaban yang seharusnya
adalah 6x4. Erfas pun mengunggah foto tersebut di media sosial dan mendapat perhatian banyak
netizen.Guru tersebut menganggap bahwa 4 + 4 + 4 + 4 +4 + 4 = 6 x 4 namun anak SD tersebut
mengerjanya 4 + 4 + 4 + 4 +4 + 4 = 4 x 6, jawaban keduanya sama-sama benar hanya prosesnya
saja yang berbeda. Kita ibaratkan soal tersebut adalah sebuah system dan orang yang
mengerjakan ( Guru dan anak SD ) adalah Kepala Desa (Kades) yang menjalankan tugas dan
funsinya Seorang Kades mengikuti system dalam melaksanakan tugas dan funsinya supaya

berjalan dengan lancar. Namun tidak jarang seorang Kades tidak mengikuti system tetapi
mencapai hasil yang lebih baik.
Dari contoh kasus diatas dapat menjelaskan bahwa seorang guru yang memaksa
muridnya untuk berfikir sistematis dan seorang murid yang mengabaikan system dan
menggantinya dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga tujuan dari system tersebut dapat
sama-sama tercapai. Seharusnya guru tersebut tidak langsung menyalahkan tanpa memberi
pengertian terhadap muridnya sehingga murid-muridnya tidak merasa dikekang atau dibatasi
karena kekreatifan dan keinovatifan mereka. Dari hal diatas kita dapat menarik kesimpulan,
seharusnya system pendidikan dalam ha linin kurikulum pendidikan dasar seperti PAUD, TK,
dan SD harus menanamkan kreatif, inovatif, dan sistematis supaya anak-anak sejak dini sudah
dilatih memecahkan masalah dengan kreatif dan inovatif tanpa mengabaikan berfikir sistematis.

Anda mungkin juga menyukai