Anda di halaman 1dari 13

Untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal diperlukan program pengasuhan

dan pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini. Isi, proses, dan penilaian
merupakan tiga standar nasional pendidikan yang terintegrasi, menyeluruh, dan
terpadu sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pelaksanaan ketiga
standar tersebut sangat menentukan
tingkat pe

PAUD
ncapaian perkembangan anak. Keterpaduan antara isi, proses, dan penilaian tidak
terlepas dari pengaruh nilai-nilai moral, religi, dan budaya keluarga serta masyarakat
setempat sebagai bentuk tanggung jawab bersama.
Standar isi pendidikan anak usia dini mencakup kerangka dasar, struktur kurikulum,
lingkup materi, beban belajar, kalender pendidikan/akademik, dan tingkat pencapaian
perkembangan anak. Kurikulum pendidikan anak usia dini tidak terpusat pada orang
dewasa tetapi terpusat dan berorientasi pada anak dalam rentang usia 0 6 tahun,
berdasar atas keragaman latar belakang budaya, kondisi geografis, serta status
demografis keluarga. Standar isi memuat bidang pengembangan, bentuk dan intensitas
stimulasi dalam pengasuhan dan pendidikan. Standar proses adalah semua pendekatan
yang digunakan dalam praktek pengasuhan dan pendidikan yang diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, variatif, menyenangkan, menyehatkan, dan memotivasi
anak untuk berpartisipasi aktif secara fisik maupun mental. Standar proses meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi praktek pengasuhan dan pendidikan. Standar
penilaian adalah asesmen dan evaluasi terhadap perkembangan selama anak dalam
pengasuhan dan pendidikan.
Standar program terdiri dari komponen isi, proses dan penilaian.

1. Komponen isi
Komponen isi mencakup kegiatan dan waktu stimulasi yang dilaksanakan sekurangkurangnya 2 kali seminggu selama minimal 2 jam, maksimal 10 jam. Kalender
pendidikan meliputi minggu efektif, waktu pengasuhan dan pendidikan efektif, hari
libur bersifat fleksibel tergantung pada masing-masing satuan pendidikan. Persyaratan
untuk memenuhi standar isi pendidikan anak usia dini:
1. Terfokus pada anak, dilakukan dengan konsisten sesuai dengan tingkat
kemampuan perkembangan, minat dan kebutuhan masing-masing anak
2. Memperhatikan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan
3. Berdasarkan prinsip pembelajaran melalui bermain yang menyenangkan,
menantang, dan bermakna bagi anak
4. Berdasarkan budaya lokal dan pengenalan terhadap budaya lain
5. Mengandung pengalaman-pengalaman bermain yang melibatkan seluruh
modalitas/multisensoris (visual, pendengaran, pengecapan, perabaan,
penciuman)
6. Mendorong keaktifan dan kreativitas fisik maupun mental
7. Mengoptimalkan potensi di semua bidang (fisik motorik, kognitif bahasa, sosial
emosi, dan moral agama)
8. Mengintegrasikan selain pendidikan juga layanan kesehatan, dan nutrisi serta
gizi seimbang
9. Memberikan beragam kegiatan bermain berupa pengalaman sehari-hari secara
fleksibel sesuai dengan kondisi, minat, dan kebutuhan anak
10. Mengenalkan jenis dan alat permainan yang bersumber dari budaya lokal
1. Komponen proses.
Perencanaan dan pengasuhan anak usia dini perlu memperhatikan penyedian ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan karakteristik setiap
tahap perkembangan dan kondisi lingkungan setempat. Perencanaan proses
pengasuhan dan pendidikan meliputi rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana
kegiatan harian (RKH) yang memuat tujuan, materi stimulasi, metode, sumber belajar,
dan evaluasi. Proses pengasuhan dan pendidikan anak usia dini perlu memperhatikan
jumlah maksimal anak per kelompok, beban setiap pamong dalam mengasuh dan
mendidik (minimal 18 jam, maksimal 30 jam aktivitas pendampingan per minggu),
rasio jumlah anak untuk setiap pamong PAUD disesuaikan dengan usia anak (untuk
kelompok usia 0-2 tahun rasio 1:5; usia 2-4 tahun rasio 1:8; usia 4-6 tahun rasio 1:10).
Perlu dipersiapkan lingkungan pembelajaran yang memberikan pembiasaanpembiasaan secara konsisten dalam pembentukan kepribadian anak, misalnya
membiasakan anak bersalaman dan meletakkan peralatan yang dibawa di tempat yang

telah tersedia. Jadwal kegiatan berupa pendahuluan, inti dan penutup yang
pelaksanaan disesuaikan dengan kelompok usia anak. Kegiatan lain yang termasuk
dalam proses adalah makan bersama, mencuci tangan untuk membiasakan menjaga
kebersihan, menggosok gigi, dan kesempatan untuk istirahat. Tahapan kegiatan
meliputi:
1. Inti, yang berisi pilihan-pilihan kegiatan secara kelompok maupun individual.
Anak diberi kesempatan untuk memilih, mengambil, menentukan alat dan
kegiatan bermain. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup stimulasi seluruh
aspek perkembangan yang bersifat elaboratif, eksploratif dan konfirmatif yang
dilakukan dengan berbagai macam metode. Pamong PAUD memfasilitasi anak
untuk memperoleh pengalaman bermakna melalui kegiatan sosialisasi,
membicarakan gambar, mendengarkan cerita, menyanyi, bersajak pendek,
menari, menghitung sederhana serta beragam kegiatan multisensoris.
2. Pembukaan, berisi kegiatan pengenalan diri dan lingkungan, diskusi,
membicarakan hal-hal sesuai minat anak diselingi dengan gerak dan lagu, syair
jenaka, sajak pendek.
3. Penutup, berisi membacakan cerita sederhana yang bermakna bagi anak selain
kegiatan konfirmasi dan refleksi diri terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Pamong memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk pujian,
dan melakukan perencanaan tidak lanjut bagi anak-anak yang membutuhkan.

1. Komponen penilaian.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan cara
membuat kesimpulan dari hasil pencatatan harian, riwayat kesehatan, berbagai tingkat
pencapaian perkembangan anak yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
Penilaian dilakukan setiap bulan, setiap tiga bulan, sesuai dengan tahap perkembangan
anak, semakin awal usia anak semakin pendek jarak penilaian. Deteksi dini dilakukan
terhadap anak yang memiliki masalah perkembangan sehingga perlu mendapat
perhatian khusus. Tindak lanjut berupa konsultasi atau rujukan dilakukan apabila
dipandang perlu.
STANDAR INFRASTRUKTUR PENDUKUNG, SARANA, PRASARANA,
PENGELOLAAN, DAN PEMBIAYAAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidik pasal 42, 49, 59, 62; setiap satuan pendidikan usia dini wajib
memiliki sarana, prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Merupakan tantangan saat
ini adalah adanya keragaman pelaksanaan kegiatan dan penataan lingkungan

pendidikan anak usia dini di berbagai wilayah di Indonesia. Di kota besar telah
tersedia pelayanan pendidikan anak usia dini oleh lembaga swasta dengan dukungan
fasilitas lengkap bahkan terkesan mewah. Sebaliknya, sebagian pelayanan pendidikan
anak usia dini di desa terpencil masih sangat sederhana dan seadanya.
Standar ini dimaksudkan untuk menjamin infrastruktur pendukung untuk
terselenggaranya pelayanan yang secara minimal dapat dicapai tetapi tetap menjamin
tersedianya hal-hal yang esensial bagi keamanan, kenyamanan, kesehatan, untuk
menunjang proses tumbuh kembang anak secara optimal.
Standar Infrastruktur Pendukung terdiri dari komponen sarana, prasarana, pengelolan
dan pembiayaan. Sarana, adalah segala fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Komponen sarana meliputi:
perabotan, peralatan pendidikan, kesehatan, ketertiban, berbagai jenis media
pendidikan, dan bahan-bahan habis pakai. Prasarana, merupakan tempat kegiatan di
dalam ruangan maupun di luar ruangan yang menjamin anak melakukan aktivitas
secara aman, nyaman, sehat, dan menyenangkan. Pengelolaan, adalah segala hal yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pengasuhan maupun
pembelajaran. Pembiayaan, untuk menjamin keberlanjutan dan konsistensi
penyelenggaraan diperlukan pengaturan biaya yang meliputi biaya investasi, personal,
dan operasi.
Standar Infrastruktur Pendukung terdiri dari:
1. Standar Komponen Sarana yaitu:
1. Perabotan
1. Meja kursi anak atau tikar sebagai alas lantai
2. Tempat menyimpan alat permainan
3. Tempat menyimpan dokumen (perlengkapan administrasi)
4. Alat pengukur tinggi badan
5. Alat penimbang berat badan
6. Alat alat kebersihan
1. Peralatan pendidikan
1. Alat bermain untuk di dalam ruang
2. Alat/perlengkapan bermain di luar ruang
3. Perlengkapan musik dan seni
4. Perlengkapan olah raga
1. Media pendidikan
1. Poster

2. Buku dan alat tulis


3. Majalah
4. Elektronik (apabila memungkinkan): radio, tape recorder, dsb.
1. Prasarana
1. Ruang aktivitas
2. Ruang makan
3. Ruang ibadah (dapat menggunakan ruang aktivitas)
4. Dapur
5. Kamar mandi/jamban (tersedia cukup air bersih)
6. Perlengkapan kesehatan (PPPK)
1. Pengelolaan
1. Yaitu penerapan manajemen berbasis masyarakat yang ditunjukkan
dengan adanya: kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas
2. Setiap lembaga PAUD harus memiliki status yang jelas pengelolaannya
apakah oleh perorangan, masyarakat, swasta, LSM, maupun pemerintah
3. Lembaga PAUD dapat menjalin kemitraan dalam berbagai bentuk
kerjasama dengan pihak lain
4. Lembaga PAUD bersifat terbuka dan akuntabel, memiliki struktur
organisasi, personil yang bertanggung jawab, pembagian tugas yang
jelas, rencana kerja, melakukan laporan kegiatan dan monitoring
evaluasi
5. Lembaga PAUD harus memiliki pedoman yang mengatur kurikulum,
kalender pendidikan, tata tertib serta mekanisme pengawasan
1. Pembiayaan
1. Biaya investasi untuk menyediakan sarana dan prasarana, pengembangan
SDM
2. Biaya personal meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
tunjangan yang melekat pada gaji
Biaya operasi untuk pembelian peralatan dan bahan habis pakai

PEDOMAN PENILAIAN DI TK
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Taman Kanak-kanak (TK) sebagai salah satu bentuk
lembaga pendidikan usia dini, berada pada jalur pendidikan formal sebagaimana tertuang pada pasal 28
ayat (3) bahwa Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak
(TK), Raudlatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Implikasinya adalah bahwa keberadaan dan
penyelenggaraan TK perlu diatur dalam suatu kebijakan tertentu oleh pemerintah dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Taman Kanak-kanak (TK) sebagai salah satu bentuk
lembaga pendidikan usia dini, berada pada jalur pendidikan formal sebagaimana tertuang pada pasal 28
ayat (3) bahwa Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak
(TK), Raudlatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Implikasinya adalah bahwa keberadaan dan
penyelenggaraan TK perlu diatur dalam suatu kebijakan tertentu oleh pemerintah dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional.

Seiring dengan inovasi pendidikan sebagai salah satu realisasi otonomi pendidikan, pemerintah sejak
beberapa tahun terakhir telah mengembangkan Kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi. Kurikulum
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu, disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kurikulum TK dilaksanakan dalam rangka
membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik maupun psikis yang meliputi moral dan
nilai-nilai agama, sosial-emosional dan kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik-motorik, dan seni agar siap
memasuki pendidikan dasar.

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan kurikulum terdapat beberapa kompetensi. Kompetensi yang


ditetapkan dalam kurikulum TK merupakan kemampuan-kemampuan yang harus dicapai oleh anak didik
selama mengikuti pendidikan di TK. Penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan anak
didik.

Penilaian terhadap perkembangan anak didik dilakukan secara terencana, sistematis dan
berkesinambungan. Di samping itu penilaian dapat memberikan umpan balik bagi guru agar mampu
menyempurnakan proses pembelajaran. Dengan demikian penilaian merupakan kegiatan yang penting
dalam serangkaian program pendidikan sehingga perlu ada pedoman yang dapat dijadikan sebagai salah
satu acuan oleh guru dan penyelenggara TK.

Tujuan Pedoman

Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan salah satu acuan bagi guru dan penyelenggara pendidikan TK
dalam melaksanakan penilaian terhadap perkembangan anak didik.
A. Pengertian
Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis,
berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui
pembelajaran.

B. Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik selama
mengikuti pembelajaran.

C. Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian adalah sebagai berikut:
1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk menyempurnakan pembelajaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk membimbing perkembangan anak didik baik fisik maupun
psikis sehingga dapat berkembang secara optimal.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak didik yang
memerlukan perhatian khusus.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan
minat dan kebutuhannya.
5. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik
sebagai bentuk pertanggungjawaban.
6. Sebagai informasi bagi orang tua untuk menyesuaikan pendidikan keluarga dengan proses pembelajaran
di TK.
7. Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik.

D. Ruang Lingkup Penilaian


Penilaian mencakup dua bidang pengembangan,sebagai berikut:
1. Bidang pengembangan diri meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional dan kemandirian.
2. Bidang pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan
seni.

E. Prinsip-prinsip Penilaian
1. Terencana
Penilaian dilakukan secara terencana sesuai dengan aspek perkembangan yang akan dinilai.
2. Sistematis

Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram.


3. Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak baik moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional,
kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik, seni.
4. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan anak didik.
5. Obyektif
Penilaian dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan sebagaimana adanya.
6. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi dan mengembangkan anak didik secara
optimal.
7. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi guru, orang tua, anak didik dan pihak lain.
CARA, ALAT DAN PROSEDUR PENILAIAN

Penilaian dilaksanakan berdasarkan gambaran/informasi tentang perkembangan anak didik yang diperoleh
dengan penilaian tertentu.
Di dalam pedoman ini disajikan tiga bentuk penilaian yang merupakan alternatif pilihan yang dapat
digunakan guru untuk menilai perkembangan anak didik.

A. Penilaian dengan Menggunakan Simbol


1. Cara penilaian
Dalam melaksanakan penilaian dengan menggunakan simbol guru dapat memakai cara penilaian berupa :
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap sikap, perilaku dan
berbagai kemampuan yang ditunjukkan anak.
b. Catatan anekdot (anecdotal record)
Catatan anekdot adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung tentang sikap dan perilaku
anak yang muncul secara tiba-tiba (peristiwa yang terjadi secara insidental).
c. Percakapan
Percakapan adalah cara pengumpulan data melalui interaksi lisan untuk mendapatkan informasi tentang
pengetahuan atau penalaran anak mengenai sesuatu hal.
d. Penugasan
Penugasan adalah cara pengumpulan data berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan anak didik dalam
waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok.
e. Unjuk kerja

Unjuk kerja adalah cara pengumpulan data yang menuntut anak didik untuk melakukan tugas dalam
perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olah raga, memperagakan sesuatu.

Cara-cara penilaian di atas dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan terintegrasi dengan
metode pembelajaran.

2. Alat Penilaian
Alat penilaian yang digunakan adalah :
a. SKH (Satuan Kegiatan Harian )
b. Format catatan anekdot (anecdotal record)

3. Prosedur Penilaian
a. Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada kemampuan (indikator) yang hendak dicapai dalam
satu satuan kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip
penilaian yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan seiring dengan kegiatan pembelajaran. Guru tidak
secara khusus melaksanakan penilaian, tetapi ketika pembelajaran dan kegiatan bermain berlangsung, guru
dapat sekaligus melaksanakan penilaian. Dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru menilai kemampuan
(indikator) semua anak yang hendak dicapai seperti yang telah diprogramkan dalam satuan kegiatan harian
(SKH).

b. Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:


1). Catatlah hasil penilaian pada kolom penilaian perkembangan anak dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH).
2). Anak yang belum mencapai indikator seperti diharapkan dalam SKH atau dalam melaksanakan tugas
selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong (0).
3). Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam SKH atau mampu melaksanakan tugas tanpa
bantuan secara tepat/cepat/ lengkap/benar, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda
bulatan penuh ().
4). Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam SKH, maka
pada kolom penilaian dituliskan kata semua anak dengan tanda cheklist () misal : semua anak .

3. Hasil catatan penilaian yang ada dalam satuan kegiatan harian (SKH) dirangkum dan dipindahkan ke
dalam format rangkuman penilaian perkembangan anak didik TK.
a. Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1 bulan pada SKH lebih cenderung memperoleh
bulatan penuh maka hasilnya akan dipindahkan bulatan penuh pada rangkuman bulanan dengan selalu
memperhatikan proses perubahan perilaku dan kemampuan dalam pembelajaran.

Contoh :

b. Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1 bulan pada SKH lebih cenderung memperoleh
bulatan kosong maka hasilnya akan dipindahkan bulatan kosong pada rangkuman bulanan.
Contoh :

c. Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1 bulan pada SKH lebih cenderung seimbang
perolehan bulatan penuh dan bulatan kosong maka hasilnya berupa tanda ceklist () yang kemudian
dipindahkan ke rangkuman bulanan.
Contoh :

Keterangan :

/
} Ketika guru menyimpulkan hasil akhir setiap bulan, hendaknya melihat catatan anekdot
/
d. Data dari buku rangkuman selama satu semester dianalisis dan disimpulkan untuk menetapkan gambaran
perkembangan anak yang dideskripsikan ke dalam laporan penilaian.

Catatan:
Hasil catatan penilaian yang ada dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH) di rangkum dan dipindahkan ke
dalam satu format rangkuman penilaian yang mencakup bulanan dan semester.

Untuk menunjukkan ketercapaian indikator, selain menggunakan simbol bulatan penuh,kosong dan ceklist,
guru dapat menggunakan simbol lain seperti simbol bintang ( = o, = , = )
Contoh format rangkuman penilaian perkembangan anak didik TK kelompok A dan B dapat dilihat pada
lampiran 8.

B. Penilaian dengan Menggunakan Portfolio


1. Cara Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian dengan portfolio guru dapat menggunakan cara penilaian berupa :
Observasi,Catatan anekdot (anecdotal record), Percakapan, penugasan unjukkerja, selain itu juga kumpulan
hasil karya anak.

Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung tetapi menggunakan format/ alat penilaian
tersendiri. Guru harus mengisi format sesuai dengan SKH yang diprogramkan.

2. Alat Penilaian
Alat penilaian portfolio dapat menggunakan format-format sebagai berikut:
a. Format observasi (lampiran 2)
b. Format catatan anekdot (lampiran 3)
c. Format percakapan ( lampiran 4)
d. Format penugasan ( lampiran 5)
e. Format unjuk kerja ( lampiran 6)

3. Prosedur Penilaian
a. Guru melihat SKH yang dibuat dalam satu hari pembelajaran.
b. Guru mengklasifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas.
Contoh : percakapan, penugasan, unjuk kerja dan lain-lain.
c. Guru menyiapkan format-format penilaian sesuai dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam SKH .
d. Dalam mempersiapkan format penilaian guru menentukan waktu, kegiatan pembelajaran dan aspek yang
dinilai.
e. Guru menuliskan hasil penilaian ke dalam format-format penilaian.
f. Setiap hasil karya anak dideskripsikan oleh guru pada lembar hasil karyanya.
g. Guru mendokumentasikan, menganalisis dan menyimpulkan hasil penilaian berikut berbagai deskripsi
hasil karya anak didik ke dalam format rangkuman penilaian ( lampiran 7)

Setelah satu semester guru merangkum hasil penilaian perkembangan anak secara keseluruhan kemudian
dinarasikan dan dituangkan ke dalam BLP (Buku Laporan Perkembangan Anak)

C. Penilaian Gabungan
Penilaian ini merupakan gabungan antara penilaian yang menggunakan simbol dan portfolio. Sedangkan
cara, alat, dan prosedur penilaian sesuai dengan penjelasan di atas.
PELAPORAN HASIL PENILAIAN

A. Pengertian

Pelaporan merupakan kegiatan menyampaikan dan mengkomunikasikan hasil penilaian guru tentang
perkembangan anak didik.

B. Bentuk Pelaporan

Berdasarkan hasil rangkuman perkembangan anak didik setiap penggalan waktu tertentu, penilaian
dilaporkan dalam bentuk uraian (deskripsi) singkat dari masing-masing program pengembangan di TK,
yaitu:
1. Program pengembangan diri
2. Program pengembangan kemampuan dasar
Uraian (deskripsi) dirumuskan dan dibuat seobyektif mungkin sehingga tidak menimbulkan persepsi yang
salah bagi orang tua/wali atau bagi yang berkepentingan dalam bentuk Laporan Perkembangan Anak Didik
TK. Contoh uraian (deskripsi) dan bentuk pelaporan perkembangan anak didik TK disajikan pada lampiran 9,
10, dan 11.

C. Pola Penulisan Laporan

Berdasarkan hasil penilaian guru tentang perkembangan anak selama satu semester maka pola pelaporan
yang dituangkan ke dalam buku perkembangan anak didik TK mengikuti kriteria sebagai berikut:

1. Uraian perkembangan secara umum.


2. Uraian perkembangan kemampuan anak yang menonjol atau lebih pada semua aspek perkembangan.
3. Uraian perkembangan kemampuan anak yang masih perlu ditingkatkan pada aspek perkembangan anak.

D. Teknik Melaporkan Hasil Penilaian

Laporan Perkembangan Anak Didik TK dilaporkan oleh kepala/guru TK secara lisan dan tertulis. Cara yang

ditempuh dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta dimungkinkan adanya hubungan dan informasi
timbal balik antara pihak TK dan orang tua/wali. Hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan kegiatan ini
hendaknya menjaga kerahasiaan data atau informasi, artinya bahwa data atau informasi tentang anak didik
hanya diinformasikan dan dibicarakan dengan orang tua/wali anak didik yang bersangkutan atau tenaga ahli
dalam rangka bimbingan selanjutnya.
Penilaian merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, karena melalui
penilaian guru dapat mengetahui perkembangan anak secara keseluruhan dan berkesinambungan.
Melalui penilaian ini guru mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran
berikutnya.

Pedoman ini disusun untuk dijadikan acuan bagi para guru dan penyelenggara pendidikan dalam
melaksanakan penilaian pendidikan di TK. Dengan melaksanakan penilaian secara benar sesuai prinsipprinsip penilaian, diharapkan anak didik dapat berkembang seoptimal mungkin sehingga mutu pendidikan di
TK lebih meningkat. Dalam pelaksanaannya guru dapat mengembangkan penilaian sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan dan kondisi daerah masing-masing

Anda mungkin juga menyukai