PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
praktek
kerja,
mahasiswa
bisa
menilai
tentang
B. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan laporan diantaranya :
1. Sebagai bukti pelaksanaan praktek kerja lapangan di sekolah SMP N Rasiei
pada kabupaten teluk wondama.
2. Sebagai laporan dari hasil praktek kerja lapangan ( PKL ) yang sudah
dikerjakan dengan tertulis.
3. Sebagai dasar untuk pembuatan karya catat setelah itu.
4. Mengumpulkan data, manfaat keperluan Program Studi serta terutama untuk
mendukung peningkatan pengetahuan dalam penulisan.
5. Menjadi bahan referensi Praktek Kerja Lapangan pada tingkat selanjutnya.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Ketika awal pembangunan, SMP N Rasiei hanya memiliki 3 (tiga) ruang kelas
belajar dan satu rumah sosial yang disewa sebagai ruang kantor guru. Dengan
kondisi yang masih berkembang, jumlah siswa SMP N Rasiei juga terbatas hanya
sebanyak 85 orang, tenaga pengajar tetap 19 orang di tambah 2 orang honorer
dan 2 orang tata usaha.
Jumlah siswa di SMP N Rasiei selalu terjadi peningkatan setiap tahunnya.
Hal ini menimbulkan permintaan penambahan gedung belajar dari pihak sekolah
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Teluk Wondama. Sehingga dengan kondisi
sekolah yang terbatas, pihak sekolah membatasi kouta penerimaan murid baru
saat ini untuk tahun 2014. Atas kondisi ini dibangunlah 1 gedung belajar
bertingkat yang terdiri dari beberapa ruang belajar dan 1 ruang serbaguna SMP N
Rasiei oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Teluk Wondama. Namun pada akhir
tahun 2013, kembali terjadi musibah banjir bandang yang mengakibatkan
rusaknya 9 ruang belajar lama, 3 ruang belajar baru yang belum digunakan,
ditambah 2 buah solar system pembangkit listrik, rusaknya seluruh buku
diperpustakaan dan hancurnya sebagian pagar sekolah.
Singkatnya sampai dengan saat ini SMP Negeri Rasie mempunyai 9
ruang belajar, 3 ruang belajar yang belum diguanakan, 1 perpustakaan yang tidak
aktif, 1 ruangan lab. Komputer rusak, 1 ruang osis, 1 ruang agama, 1 ruang guru,
juga 1 ruang kepala sekolah, 6 rumah dinas guru, dan jumlah seluruh siswa saat
ini sebanyak 300 siswa, jumlah tenaga pengajar 21 orang ditambah juga 2 orang
tata usaha.
1. Identitas Sekolah
- Nama
: SMP N RASIEI
- Nomor Statistik
: 201250409023
- Provinsi
: Papua Barat
- Kabupaten
: Teluk wondama
- Distrik/Kelurahan
: Rasiei
- Jalan
- Telepon
: ---
- Fax
: ---
- Daerah
: ---
- Status Sekolah
: Negeri
: Pagi
- Bangunan Sekolah
: Milik Sendiri
- Akreditasi/tipe
:B
Jenis Bangunan
Jumlah
Baik
Rusak
Ket
Tidak
Rusak
Tidak ada
1.
2.
Ruang Guru
3.
4.
Ruang Belajar
12
5.
Ruang Perpustakaan
6.
Ruang Laboratorium
7.
Ruang Ketrampilan
8.
Ruang Serbaguna
9.
Ruang MCK
10.
Ruang UKS
10
Tabel 2
Jumlah Guru, Staf TU dan Siswa
No
Jabatan
Banyaknya
Guru tetap
17
Guru kontrak
Pegawai/TU
2
Total
21
Tabel 3
Jumlah siswa
No
Kelas
Gender
Total
Laki-laki
Perempuan
Kelas VII
42
40
82
Kelas VIII
56
44
100
Kelas IX
63
55
118
Total keseluruhan
300
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yakni kata metode dan
penelitian. Metode diartikan sebagai cara yang paling tepat dan cepat, maka
ukuran kerja suatu metode harus diperhitungkan secara ilmiah. Oleh karena itu,
suatu metode senantiasa hasil eksperimen yang telah teruji. (Ahmad Tafsir, 1996).
Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data
yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif
maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun
non interaktif (Nana Syaodih, 2005:5). Penelitian adalah upaya yang sistematik
untuk mencari jawaban atas suatu masalah (Sandjana, 2006). Jawaban yang dicari
tersebut bisa jawaban yang abstrak dan umum atau yang kongkret atau spesifik.
Maka dengan demikian metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara
bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Sementara itu, Sugiyono (2009:3)
mendefinisikan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya dalam pengertian yang luas,
Sugiyono (2009:6) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah. Dalam pengertian yang lain Nana Syaodih Sukmadinata (2005:52)
mendefinisikan metode penelitian sebagai rangkaian cara atau kegiatan
pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandanganpandangan filosofis dan idiologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian
tindakan (action research). Penelitian tindakan sendiri merupakan suatu bentuk
penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi
sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan. Dengan
12
13
Tabel 4
Skor item
no
Jawaban
Nilai
Positive (-)
Negative (+)
Ya
10
Tidak
10
P = F x 100%
N
Keterangan:
P
: Angka Presentase
14
BAB IV
PEMBAHASAN
individu
mempunyai
kecenderungan
fundamental
untuk
berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkungan. Apabila sesuatu itu
memberikan kesenangan dan nyaman kepada dirinya, kemudian ia akan berminat
terhadap sesuatu itu. Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu yang
akan di pelajarinya.
Secara bahasa, minat berarti perasaan yang menyatakan bahwa satu
aktivitas, pelajaran atau objek itu berharga atau berarti bagi individu. Sedangkan
menurut istilah, dibawah ini penilitian mengengemukakan beberapa pendapat ahli
psikologi mengenai pengertian minat diatas.
Menurut (Whiterington 1978) minat adalah kesadaran
seorang bahwa
suatu objek, seseorang suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan
dirinya. Minat itu akan timbul, jika suatu objek yang dihadapi sesorang bagi
kebutuhan hidupnya.
Pendapat lain di kemukakan oleh (Winkel 1996) bahwa minat diartikan
sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang
studi atau pokok bahasa tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu.
Jadi menurut pendapatnya, kecenderungan dan kesadaran subjek yang sudah
menetap dalam dirinya akan menyebabkan timbulnya minat dan merasa senang
mempelajari materi yang telah diberikan.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut , maka semakin besar minatnya.
15
16
Tabel 5
Menyukai sikap guru ketika mengajar di dalam kelas
Alternatif Jawaban
Ya
29
85,2
Tidak
14,8
Jawaban
34
100
17
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa menyukai sikap guru dalam
mengajar di dalam kelas yaitu 85,2% sedangkan sisanya yaitu sebanyak 14,8%
tidak menyukai sikap guru.
Tabel 6
Menyukai cara penyampaian materi oleh guru ketika mengajar
Alternatif Jawaban
Ya
11
32.3
Tidak
23
67,7
Jawaban
34
100
Berdasarkan tabel di atas kurang dari setengah jumlah siswa yang menyukai
cara penyampaian materi oleh guru yaitu sebesar 32,3% sedangkan 67,7% tidak
menyukai.
18
Tim Praktek Kerja Lapangan melakukan survey pada siswa SMP Negeri
Rasiei dengan melakukan wawancara dan berinteraksi langsung dengan mereka
baik didalam kelas maupun diluar kelas.
Tabel 7
Siswa tetap hadir disekolah, ketika guru bahasa Inggris berhalangan hadir
Alternatif Jawaban
Ya
34
100
Tidak
Jawaban
34
100
Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa kehadiran siswa ketika guru bahasa
Inggris sedang berhalangan hadir disekolah 100% sedangkan yang tidak hadir 0%.
Hal ini bisa dilihat bahwa semangat siswa SMP N Rasiei untuk bersekolah tinggi.
Tabel 8
Bersemangat ketika mengikuti pelajaran bahasa Inggris hingga selesai
Alternatif Jawaban
Ya
20,5
Tidak
25
73,5
Jawaban
34
100
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa semangat siswa untuk mengikuti
pelajaran bahasa Inggris hingga selesai hanya 20,5%, sedangkah 73,5% tidak
begitu semangat dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris hingga selesai.
19
Tabel 9
Menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru bahasa Inggris dengan baik
dan benar
Alternatif Jawaban
Ya
15
44,1
Tidak
19
55,9
Jawaban
34
100
Dari table diatas dapat di ketahui bahwa usaha siswa untuk mengerjakan soal-soal
yang di berikan itu oleh guru itu sedikit. Dari 34 siswa hanya sekitar 44,1% yang
mengerjakan soal dengan baik dan benar, sedangkan 55,8% sisanya tidak
mengerjakan soal dengan baik dan benar.
Tabel 10
Mengerjakan tugas/PR Bahasa Inggris dengan bersungguh-sunguh
Alternatif Jawaban
Ya
26,4
Tidak
25
73,6
Jawaban
34
100
Berdasarkan table diatas dapat kita ketahui bahwa siswa yang mengerjakan
tugas/PR dengan bersungguh-sungguh hanya 26,4%, sedangkan sisanya sebesar
73,5% tidak mengerjakan dengan bersungguh-sungguh.
20
Tabel 11
Mengulangi pelajaran Bahasa Inggris di rumah
Alternatif Jawaban
Ya
14,7
Tidak
29
85,3
Jawaban
34
100
Dari table diatas dapat kita lihat bahwa siswa yang mengulang pelajarannya,
khususnya mata pelajaran bahasa Inggris hanya sekitar 14,7%, sedangkan sisanya
sebesar 85,2% tidak mengulangi pelajaran kembali di rumah.
Tabel 12
Belajar bahasa Inggris ketika ada waktu luang
Alternatif Jawaban
Ya
8,99
Tidak
31
91,1
Jawaban
34
100
Dari table diatas bisa kita lihat bahwa siswa yang meluangkan waktunya untuk
belajar bahasa Inggris hanya 8.8%, sisanya yang sebesar 91,1% tidak belajar
bahasa Inggris ketika memiliki waktu luang. Oleh karena itu, Perlu adanya
motivasi yang kuat dari guru maupun orang tua untuk membagun minat siswa
dalam belajar terutama pelajaran bahasa Inggris.
Dari hasil wawancara beberapa siswa di sekolah disimpulkan juga bahwa
sebagian siswa masih bersikap negatif atau tidak senang terhadap mata pelajaran
Bahasa Inggris yang diajarkan di sekolah. Padahal dalam proses belajar sikap
merupakan dynamic force yang dapat mendorong peserta didik untuk giat atau
bermalas-malasan dalam belajar. Para peserta didik ini merasa sulit untuk
memepelajari bahasa asing tersebut. Bahkan ketika ada yang mencoba
menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan keseharian dengan maksud agar
lebih pandai berbahasa Inggris, teman mereka menganggap sikap itu terlalu
21
berlebihan dan tidak perlu untuk dilakukan. Berbanding terbalik ketika kami
mengajarkan Bahasa Inggris diluar kelas, peserta didik ini merasa senang dan
bersemangat.
Sikap negatif yang diperlihatkan para siswa ini dipicu oleh beberapa
faktor, diantaranya : guru yang jarang masuk dan mengisi kelas bahasa Inggris,
selain itu media mereka untuk mempelajari bahasa sangat terbatas. Sekolah belum
memiliki laboratrium bahasa. Di sekitar sekolah dan kampung-kampung tempat
mereka tinggal kami pun tak menjumpai adanya tempat kursus Bahasa Inggris. Ini
menunjukan ketertarikan masyarakat untuk belajar bahasa asing masih rendah.
Padahal Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional seharusnya memiliki daya
pikat tersendiri.
C. Media belajar
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak
dari
medium.
Secara
harfiah
berarti
perantara
atau
pengantar.
Pengertian
22
Media
pembelajaran
adalah
media
yang
digunakan
dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu tenaga pendidik dalam mengajar serta
sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar
(peserta didik). Oleh karena itu media yang menarik akan membawa ketertarikan
atau minat peserta didik dalam pembelajaran sehingga pesan yang disampaikan
pada peserta didik dapat mudah tercapai. Sebagai penyaji dan penyalur pesan,
media
belajar dalam
hal-hal
tertentu
bisa
mewakili
tenaga
pendidik
menyajiakan informasi belajar kepada peserta didik. Jika program media itu
didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat
diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan tenaga pendidik.
Media juga merupakan salah satu faktor yang bisa membuat peserta didik
semangat dalam belajar. Semakin menarik media belajar dalam pembelajaran
maka minat belajar peserta didik juga bisa semakin tinggi. Seperti yang terjadi
disekolah SMP N Rasiei. Media belajar yang dimiliki sekolah tersebut untuk mata
bahasa Inggris hanya sebatas buku belajar saja. Berikut persepsi siswa terhadap
media belajar bahasa Inggris.
Tabel 12
Media belajar yang dimiliki sekolah SMP N Rasiei
No
Media Belajar
Buku belajar
Tabel 13
Menyukai media belajar saat ini
Alternatif Jawaban
Ya
11
32,3
Tidak
23
67,7
Jawaban
31
100
23
hasil angket diatas, bahwa 64,5% siswa tidak menyukai media belajar bahasa
Inggris saat ini dan 35,5% siswa menyukai media belajar saat ini.
Tabel 13
Mengerti terhadap media belajar yang digunakan saat ini
Alternatif Jawaban
Ya
29
85,2
Tidak
14,8
Jawaban
31
100
Dari tabel diatas bahwa siswa SMP N Rasiei paham dan mengerti terhadap
media belajar yang dipakai saat ini hampir seluruhnya. Hal ini dapat dillihat dari
hasil angket diatas bahwa 82,2% siswa mengerti dengan media belajar bahasa
Inggris dan 14,8% siswa tidak mengerti terhadap media belajar yang digunakan
saat ini. Agar seluruh siswa mengerti 100% terhadap media belajar yang
digunakan, peran guru seharusnya bisa memodifikasi media belajar yang ada
misalnya mengubah buku teks belajar yang standar kedalam konteks lokal agar
media belajar tersebut mudah di pahami siswa.
Dari interview terhadap beberapa siswa yang dipilih secara random, 8 dari
10 siswa mengatakan bahwa media belajar bahasa Inggris yang dimiliki sekolah
saat ini sangat kurang, bahkan juga jika dilihat mungkin tidak memenuhi standar
produktifitas media belajar layak pakai. Kurang lebih hal ini yang membuat
semangat dan minat siswa SMP N Rasie statis terhadap media belajar bahasa
Inggris.
24
terbatas, pihak sekolah membatasi kuota penerimaan siswa baru. Oleh karena itu
hampir separuh dari jumlah siswa pendaftar dialihkan ke sekolah lain.
Dari hasil bincang-bincang dengan salah satu warga sekitar, mengatakan
bahwa sekolah SMP N Rasiei sangat membantu dalam kebutuhan edukatif anak
kami, karena disitulah anak-anak kita mulai mengukir impian-impian mereka
untuk kelak menjadi pribadi-pribadi yang bisa membangun tanah Wasior ini
menjadi lebih makmur dan lebih baik.
Dengan kondisi masyarakat yang antusias terhadap pendidikan anak
mereka dapat menjadi titik acu semangat anak mereka dengan motivasi orang tua
mereka sendiri. Hal ini bisa dilihat dari keadaan mereka, walaupun sebagian orang
tua siswa adalah nelayan ataupun petani namun hal ini tidak memutuskan
semangat siswa untuk terus bersekolah dan orang tua yang terus berupaya
menyekolahkan anak mereka.
Perilaku masyarakat ini bisa menjadi motivasi sekolah untuk terus
membangun dan menciptakan SMP N Rasie menjadi lebih unggul yang bisa
meciptakan bibit-bibit anak bangsa yang edukatif dan religius seperti yang
diharapkan masyarakat.
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas IX
SMP N Rasiei, kami simpulkan bahwa;
1. Sebagian besar minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris
sangat minim, sehingga perlu adanya dorongan motivasi dari guru
yang membantu semangat siswa dalam belajar bahasa Inggris.
2. Semangat atau minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris,
selain dipicu oleh sikap guru dan sikap siswa dalam pembelajaran
juga dikarenakan minimnya sarana prasarana atau media penunjang
belajar dalam membantu proses pembelajaran.
3. Perlu adanya perhatian khusus dalam pengembangan minat siswa
terhadap mata pelajaran bahasa Inggris, karena bahasa Inggris
merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir
Nasional.
4. Peran masyarakat atau orang tua dalam pembangunan pendidikan
sangatlah membantu. karena minat siswa dalam belajar juga bisa
diukur dari motivasi dan dorongan orang tua yang selalu diberikan
kepada anak.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar perlu di perhatikan
agar menimbulkan minat belajar siswa yang baik. Faktor itu harus
mencapai 100% agar minat siswa baik dalam belajar terutama bahasa
Inggris.
26
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpuan dari penelitian diatas, kami sarankan bahwa;
1. Dengan keadan yang serba terbatas oleh sarana dan prasaran hendaknya
guru berusaha menciptakan media belajar sederhana yang bisa
membangun semangat siswa dalam belajar bahasa Inggris.
2. Hendaknya pemerintah daerah lebih intensif dalam melihat kondisi
pendidikan disekolah terutama dalam minimnya media belajar.
3. Kepala sekolah harus proaktif dalam mengontrol kinerja guru dan selalu
memberikan motivasi kepada guru agar kondisi sekolah selalu hidup dari
segi semangat guru dan siswa.
4. Perlunya evalusai kinerja mengajar dengan tujuan perkembangan mengajar
terahadap diri sendiri bagi guru agar selalu menjadi parameter langkah
mengajaran berikutnya.
27