Anda di halaman 1dari 14

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA


KEJADIAN GIZI BURUK PADA ANAK BALITA DI KABUPATEN
BUTON PADA TAHUN 2014

OLEH :

HARA HARJI JAEJA(K1 A1 11 073)


AGUNG HARYADI(K1 A1 11 078)
SIDRATUL AKBAR(K1 A1 11 063)
YUNIARSI(K1 A1 11 079)
WINDA VELINTIA(K1 A1 11 084)
PRICILYA CARMELITA(K1 A1 11 083)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gizi buruk merupakan masalah yang masih menjadi perhatian utama
hingga saat ini, terutama di negara-negara berkembang. Tercatat sekitar
sepertiga dari populasi balita yang ada di negara-negara berkembang
mengalami masalah gizi buruk. Jika dapat bertahan hingga dewasa,
mereka akan beresiko mengalami perkembangan kognitif yang buruk dan
produktivitas yang rendah (Smith dan Haddad, 2000).
Yang lebih buruk, gizi buruk dapat menyebabkan kematian. Hal ini cukup
mengkhawatirkan mengingat anak-anak ialah generasi penerus bangsa.
Banyak hal yang melatarbelakangi kejadian gizi buruk, namun secara
umum ada dua faktor penyebab yaitu penyebab langsung dan tidak
langsung. Penyebab langsung meliputi kurangnya ketersediaan pangan dan
penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung yaitu kurangnya
ketersediaan pangan pada tingkat rumah tangga, pola asuh yang tidak
memadai serta masih rendahnya akses pada kesehatan lingkungan dan
perilaku hidup bersih dan sehat. Masalah sosialekonomi juga turut
memberikan andil, di antaranya adalah kemiskinan. Kemiskinan
merupakan alasan tidak tercukupinya asupan gizi serta ketidakmampuan
untuk mengakses fasilitas kesehatan. Selain itu, faktor biologi dan
lingkungan juga ikut berpengaruh (Arisman, 2007).

Berdasarkan data Departemen Kesehatan (2004), pada tahun 2003


terdapat sekitar 27,5% (5 juta balita kurang gizi), 3,5 juta anak (19,2%)
dalam tingkat gizi kurang, dan 1,5 juta anak giziburuk(8,3%).

Jumlah

gizi buruk pada balita di Indonesia dari tahun ke tahun semakin


meningkat. Dari tahun 2005 jumlah kasus gizi buruk pada balita sebanyak
8.349 orang atau 8,8% dan pada tahun 2007 balita yang mengalami kasus
gizi buruk meningkat menjadi 700.000. Sementara yang mendapat
program makanan tambahan hanya 39 ribu anak
Kasus gizi buruk tersebut tersebar di beberapa propinsi, salah salah
satunya propinsi sulawesi tenggara.Tahun 2012, kasus gizi buruk di
propinsi sulawesi tenggara terbanyak di kabupaten Buton dengan 94 kasus,
diikuti Kota Kendari 85 kasus, Muna 31 kasus, Bombana 29 kasus, Kolaka
22 kasus, Konawe 17 kasus, Konawe Utara 17 kasus, Konawe Selatan 16
kasus, Baubau tujuh kasus, Wakatobi enam kasus, Buton Utara dua kasus,
dan Konawe Utara satu kasus.( Dinkes Sultra,2012)

Faktor utama terjadinya gizi buruk di Sultra dipicu masalah ekonomi atau
kemiskinan, hal tersebut sangat berkorelasi mengingat makin tinggi angka
kemiskinan yang tercermin dari rendahnya tingkat pendapatan, makin
tinggi pula potensi terjadinya balita gizi buruk.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu adanya penelitian tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan angka kejadian gizi buruk pada
balita.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah pada


penelitian ini adalah ;
1. Apakah tingkat pendapatan keluarga berhubungan dengan angka
kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Buton ?
2. Apakah pola asuh berhubungan dengan angka kejadian gizi buruk pada
balita di Kabupaten Buton ?
3. Apakah tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan angka kejadian
gizi buruk pada balita di Kabupaten Buton ?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumuasan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini


adalah :
1. Untuk mengetahui apakah tingkat pendapatan keluarga berhubungan
dengan angka kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Buton
2. Untuk mengetahui apakah pola asuh berhubungan dengan angka
kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Buton
3. Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan
angka kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Buton
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi


tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi buruk
pada balita di Kabupaten Buton sehingga pengasuh balita dapat
mencegah terjadinya gizi buruk.
2. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor- faktor
yang berhubungan dengan angka kejadian gizi buruk pada balita di
Kabupaten Buton
3. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan bahan pertimbangan
bagi pemerintah kabupaten Buton dalam merumuskan kebijakan untuk
penanganan kasus gizi buruk pada balita

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah analitik observasional dengan
rancangan case control study yaitu suatu penelitian analitik yang
menyangkut bagaimana faktor risiko ditelusuri dengan menggunakan
pendekatan retrospektif yaitu efek (gizi buruk pada balita) diidentifikasi
pada

saat

ini,

kemudian

faktor

risiko

diidentifikasi

dengan

membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol.


Rancangan bergerak dari akibat/efek (penyakit) kemudian ditelusuri faktor
risiko atau penyebabnya.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitin ini dilaksanakan pada bulan 11 sampai bulan 12 tahun 2014 di
kabupaten buton
C. Populai dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah anak balita yang mengalami gizi
buruk.
2. Sampel penelitian
a. Kasus
Kasus adalah balita dengan status gizi buruk yang ada di wilayah
Kabupaten Buton sebanyak 23 orang, hal ini berdasarkan pada
pengukuran antropometri BB/U.

b. Kontrol
Kontrol merupakan balita dengan status gizi baik (berdasarkan
hasil pengukuran antropometri BB/U) dengan jumlah balita
sebanyak 23 orang. Kontrol diperoleh dari tetangga terdekat dari
kasus dengan karakteristik sama dengan kasus melalui proses
matching umur dan jenis kelamin. Matching pada kontrol
didasarkan pada hanya dua karakteristik untuk memudahkan
mendapatkan kontrol, karena pengambilan banyak faktor yang
harus disamakan dengan kasus akan menyebabkan kesulitan untuk
menentukan kontrol.
c. Teknik pengambilan sampel
Pada penelitian ini pemilihan sampel dilakukan secara total
sampling yaitu semua populasi dijadikan sebagai sampel. Adapun
jumlah sampel pada penelitian ini adalah 23 orang kemudian
kontrol 23 orang, sehingga untuk total keseluruhannya adalah 46
orang.
d. Responden
Pada penelitian ini responden adalah ibu dari balita yang terpilih
menjadi sampel dan bersedia untuk menjadi responden pada
penelitian ini.
D. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas (independent variable) yaitu pola makan, pengetahuan
gizi ibu, tingkat pendapatan dan penyakit infeksi.

b. Variabel terikat (dependent variable) yaitu kejadian gizi buruk pada


balita.

E. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif


Status Gizi
Status gizi adalah gambaran keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dilakukan dengan pengukuran
BB/U dan dibandingkan dengan standar WHO-NCHS dengan simpang
baku Z-Score. Adapun kriteria objektifnya yaitu :

1)

Gizi baik

Bila Z-Score -2 SD sampai +2 SD

2)

Gizi buruk

Bila Z-Score < -3 SD

b.

Pola makan

Pola makan adalah kebiasaan makan dari balita yang memberikan


gambaran mengenai macam makanan dan frekuensi makan seseorang
balita. Pola makan diukur melalui nilai dari kuesioner. Adapun kriteria
objektifnya adalah sebagai berikut :
1)

Cukup

Bila pola makan balita > 50 % dari

Bila pola makan balita 50 % dari

total skor jawaban benar


2)

Kurang

total skor jawaban benar


Kriteria penilaian didasarkan atas jumlah pertanyaan keseluruhan yaitu
sebanyak 8 pertanyaan dan setiap pertanyaan di berikan nilai 1 (satu) jika

menjawab benar dan nilai 0 (nol) jika menjawab salah, sehingga diperoleh
skor nilai :
Skor tertinggi

= 8 (100 %)

Skor terendah

= 0 (0 %)

Kemudian diukur dengan menggunakan rumus menurut Sudjana (2002)


sebagai berikut :
I

R
K

Interval kelas

Range atau kisaran yaitu nilai tertinggi nilai terendah

100 % - 0 % = 100 %

Kategori

Jumlah kategori sebanyak 2 yaitu cukup dan kurang

100 %
2

I
c.

50 %
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi

Merupakan pengetahuan responden (ibu balita) tentang hal-hal yang


berhubungan dengan gizi, yang diukur melalui nilai dari daftar
pertanyaan/kuesioner. Adapun kriteria objektifnya adalah sebagai berikut :
1)

Cukup

total skor jawaban benar.

Bila pengetahuan gizi ibu > 50 % dari

2)

Kurang

Bila pengetahuan gizi ibu 50 % dari

total skor jawaban benar.


Kriteria penilaian didasarkan atas jumlah pertanyaan keseluruhan yaitu
sebanyak 12 pertanyaan dan setiap pertanyaan di berikan nilai 1 (satu) jika
menjawab benar dan nilai 0 (nol) jika menjawab salah, sehingga diperoleh
skor nilai :
Skor tertinggi

12 x

= 12 (100 %)

Skor terendah

12 x

= 0 (0 %)

Kemudian diukur dengan menggunakan rumus menurut Sudjana (2002)


sebagai berikut :
I

R
K

I
R

Interval kelas

Range atau kisaran yaitu nilai tertinggi nilai terendah

100 % - 0 % = 100 %

Kategori

Jumlah kategori sebanyak 2 yaitu cukup dan kurang

100 %
2

50 %

d. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan adalah jumlah pendapatan perkapita yang diperoleh
oleh kepala keluarga, istri, anak maupun anggota keluarga lainnya yang

tinggal pada rumah tangga tersebut yang dinilai dalam bentuk uang dan
barang yang dinilai dengan uang (rupiah) kemudian dibagi dengan jumlah
anggota keluarga. Tingkat pendapatan perkapita keluarga pada tiap rumah
tangga dinilai berdasarkan standar Upah Minimum Kabupaten Buton
Tahun 2009. Adapun kriteria objektifnya sebagai berikut :

= Bila pendapatan keluarga Rp. 810.000,- per bulan.

1)

Cukup

2)

Kurang = Bila pendapatan keluarga < Rp. 810.000,- per bulan.

(Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buton, 2012).

F. Pengumpulan Data
1. Pemberian Informed Consent (Formulir Persetujuan)
Setiap responden dalam penelitian ini akan dimintai persetujuan dengan
mengisi lembar informed consent yang berisikan tujuan, manfaat dan
kejelasan tentang kerahasiaan subyek.
2. Sumber Data
a. Data primer
Data primer diperoleh dengan wawancara secara langsung dengan orang
tua balita (ibu) yang menggunakan alat bantu berupa kuesioner . Data yang
dikumpulkan berupa identitas responden, identitas sampel (tidak termasuk
balita gizi buruk), pola makan, pengetahuan gizi ibu, tingkat pendapatan
dan penyakit infeksi.
b.Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi


Tenggara, Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Buton serta instansi lain yang berhubungan
dengan penelitian ini. Data yang dikumpulkan antara lain : data jumlah
kasus balita gizi buruk di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012 ,data
jumlah kasus balita gizi buruk di Kabupaten Buton tahun 2012, dan data
Upah Minimum Kabupaten Buton tahun 2012.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan sebagai berikut :
1. Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dari masing-masing
variabel

dengan

menggunakan tabel

distribusi

frekuensi

disertai

penjelasan.
2. Analisis bivariat
Untuk menguji hipotesis nol (Ho) digunakan analisis bivariat
(Odds Ratio) dengan menggunakan tabel 2x2 dengan formulasi sebagai
berikut :
Tabel 2 . kontigensi 2x2 pada kejadian gizi buruk pada balita
Kejadian Gizi Buruk Pada Balita
Faktor Resiko

Kasus

Kontrol

Jumlah

Faktor Resiko +

a+b

Faktor Resiko -

c+d

Jumlah

a+c

b+d

a + b + c +d

OR

axd
bxc

(Multono, 2000)

Keterangan :
a

jumlah kasus dengan resiko (+)

jumlah kontrol dengan resiko (+)

jumlah kasus dengan resiko (-)

jumlah kontrol dengan resiko (-)

Menurut Multono (2000), estimasi Coefisien Interval (CI)


ditetapkan pada tingkat kepercayaan 95 % dengan interpretasi :
a. Jika OR > 1, merupakan faktor risiko terjadinya kasus.
b. Jika OR = 1, bukan faktor risiko terjadinya kasus.
c. Jika OR < 1, merupakan faktor risiko proteksi/ perlindungan terjadinya
kasus.
Nilai OR dikatakan bermakna apabila nilai lower limit dan upper
limit tidak mencakup nilai 1 (Ho ditolak). Untuk menentukan apakah nilai
OR yang diperoleh mempunyai pengaruh kemaknaan maka harus dihitung

nilai batas bawah (lower limit) dan nilai batas atas (upper limit). Untuk
mengetahui batas atas dan batas bawah tersebut dapat digunakan rumus :
Upper limit

OR x e f

Lower limit

OR x e f

Di mana,

f=

1 1 1 1

a b c d

E = log nature (2,72)

(Chandra, 1996)

H. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan selanjutnya dinarasikan.

I. Etika Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain case control yang tidak
dilakukan perlakuan terhadap subjek penelitian ,sehingga tidak ada
kemungkinan resiko yang dapat membahayakan /merugikan subjek
penelitian. Namun, untuk memperhatikan etika profesional dalam
penelitian , maka harus dipertimbangkan adalah menyangkut privasi
subjek penelitian yang meliputi identitas yang diperoleh dari subjek
penelitian akan dijaga kerahasiaannya.

Anda mungkin juga menyukai