Anda di halaman 1dari 18

"Jalan Pintas Menuju AFTA

Dari perspektif tenaga (medik) di


Upaya dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Perorangan

Amal C Sjaaf
Pusat Kajian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat, UniversitasIndonesia

Upaya Kesehatan Perorangan


UU Dasar 1945 :
Setiap orang berhak .......... berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan .........

UU no. 36 thn 2009 ttg Kesehatan :


Pelayanan kesehatan terdiri atas: pelayanan kesehatan
perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga.
2

Upaya Kesehatan Perorangan

Pelayanan kesehatan perseorangan tingkat primer, sekunder,


tersier dilaksanakan oleh pihak Pemerintah, pemerintah
daerah, dan swasta yang kesehatan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

PERPRES No. 72/2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional :


Pelayanan kesehatan perorangan primer :
Dimana terjadi kontak pertama secara perorangan sebagai
proses awal pelayanan kesehatan yang memberikan
penekanan pada pelayanan pengobatan, pemulihan tanpa
mengabaikan upaya peningkatan dan pencegahan, termasuk
di dalamnya pelayanan kebugaran dan gaya hidup sehat
(healthy life style)
3

Upaya Kesehatan Perorangan

Diselenggarakan oleh tenaga kesehatan yang dibutuhkan


dan mempunyai kompetensi seperti yang ditetapkan sesuai
ketentuan berlaku serta dapat dilaksanakan di rumah, tempat
kerja, maupun fasilitas pelayanan kesehatan perorangan
primer baik Puskesmas dan jejaringnya, serta fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah, masyarakat,
maupun swasta.
Diselenggarakan berdasarkan kebijakan pelayanan
kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan
memperhatikan masukan dari Pemerintah Daerah, organisasi
profesi, dan/atau masyarakat.
4

Upaya Kesehatan Perorangan

Pemerintah wajib menyediakan pelayanan kesehatan


perorangan primer di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) sesuai kebutuhan, terutama bagi
masyarakat miskin, daerah terpencil, perbatasan, pulaupulau terluar dan terdepan, serta yang tidak diminati swasta.
Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan primer untuk
penduduk miskin dibiayai oleh Pemerintah, sedangkan
golongan ekonomi lainnya dibiayai dalam sistem pembiayaan
yang diatur oleh Pemerintah.

Upaya Kesehatan Perorangan


Pelayanan kesehatan perorangan sekunder adalah :

Pelayanan kesehatan spesialistik yang menerima rujukan dari


pelayanan kesehatan perorangan primer, yang meliputi rujukan
kasus, spesimen, dan ilmu pengetahuan serta dapat merujuk
kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk.
Dilaksanakan oleh dokter spesialis atau dokter yang sudah
mendapatkan pendidikan khusus dan mempunyai izin praktik
serta didukung tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.
Dilaksanakan di tempat kerja maupun fasilitas pelayanan
kesehatan perorangan sekunder baik rumah sakit setara kelas
C serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya milik Pemerintah,
Pemerintah Daerah, masyarakat, maupun swasta.
6

Upaya Kesehatan Perorangan


Pelayanan kesehatan perorangan tersier adalah :

Menerima rujukan subspesialistik dari pelayanan kesehatan di


bawahnya, dan dapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang merujuk.
Pelaksana pelayanan kesehatan perorangan tersier adalah dokter
subspesialis atau dokter spesialis yang telah mendapatkan
pendidikan khusus atau pelatihan dan mempunyai izin praktik dan
didukung oleh tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.
Dilaksanakan di rumah sakit umum, rumah sakit khusus setara
kelas A dan B, baik milik Pemerintah, Pemerintah Daerah maupun
swasta yang mampu memberikan pelayanan kesehatan
subspesialistik dan juga termasuk klinik khusus, seperti pusat
7
radioterapi.

ASEAN Economic Community

ASEAN Economic Community


Koordinator untuk liberalisasi 12 sektor PIS

ASEAN Economic Community


Hingga tahun 2009, Indonesia telah membuka perdagangan

jasanya sesuai persyaratan thresholds dan target 2009 sebanyak


83 sub-sektor jasa yang meliputi jasa bisnis, jasa komunikasi,
jasa konstruksi, jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa lingkungan
hidup, jasa paroiwisata, dan jasa transportasi.
Tingkat keterbukaan arus jasa yang ditawarkan Indonesia adalah
bebas untuk perdagangan jasa Mode 1 dan Mode 2, kepemilikan
asing dibuka sebesar 51% untuk sebagian sektor prioritas,
sedangkan untuk sektor non prioritas dibuka sampai 49%,
bahkan untuk jasa konstruksi Indonesia membuka kepemilikan
asingnya sampai sebesar 55%.
10

ASEAN Economic Community


Mutual Recognition Arrangement (MRA)

Kesepakatan yang diakui bersama oleh seluruh negara


ASEAN untuk saling mengakui atau menerima beberapa atau
semua aspek hasil penilaian seperti hasil tes atau berupa
sertifikat. Untuk menciptakan prosedur dan mekanisme
akreditasi untuk mendapatkan kesamaan/kesetaraan serta
mengakui perbedaan antar negara untuk pendidikan,
pelatihan, pengalaman dan persyaratan lisensi untuk para
professional yang ingin berpraktek.
Hingga tahun 2009, terdapat beberapa MRA yang telah
disepakati antara lain : nursing (Des.2006), dokter umum
(Feb.2009) dan dokter gigi (Feb. 2009)

11

Jumlah Dokter dan Dokter Gigi di Indonesia 2014

12

Sebaran Dokter dan Dokter Gigi di Indonesia 2014

13

Jalan Pintas untuk tenaga kesehatan dan


ASEAN Economic Community
1. Menetapkan bentuk upaya dan fasilitas pelayanan kesehatan

perorangan primer merujuk kepada PP 72/2012 ttg SKN sesuai


dengan kebutuhan wilayah dan masalah kesehatan di :
a. Daerah perkotaan
b. Daerah non-perkotaan
c. Daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan
2. Menata ulang bentuk upaya dan fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan sekunder dan tersier merujuk kepada PP 72/2012 ttg
SKN sesuai dengan kebutuhan wilayah dan masalah kesehatan di
:
a. Daerah perkotaan
b. Daerah non-perkotaan
14

Jalan Pintas untuk tenaga kesehatan dan


ASEAN Economic Community
3. Menetapkan rasio dokter umum dengan populasi berbasis

wilayah untuk memenuhi hak asasi warga negara Indonesia


dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan
perorangan primer di daerah: perkotaan, non-perkotaan
serta terpencil, kepulauan, dan perbatasan
4. Menetapkan rasio dokter spesialis dengan populasi berbasis
wilayah untuk memenuhi hak asasi warga negara Indonesia
dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan
perorangan sekunder dan tersier di daerah: perkotaan, nonperkotaan serta terpencil, kepulauan, dan perbatasan
15

16

Jalan Pintas untuk tenaga kesehatan dan


ASEAN Economic Community
5. Melakukkan pemetaan ulang berbasis wilayah tentang

kebutuhan akan tenaga pelayanan kesehatan perorangan


primer, sekunder, tersier sesuai dengan kebutuhan dan
masalah kesehatan di daerah: perkotaan, non-perkotaan
serta terpencil, perbatasan, dan kepulauan
6. Menetapkan kebijakan strategis dan komprehensif tentang
pengadaan tenaga pelayanan kesehatan perorangan primer,
sekunder, tersier berdasarkan wilayah propinsi dan antarwilayah propinsi
7. Menetapkan kebijakan strategis dan komprehensif tentang
pengadaan tenaga dosen dan kependidikan bidang kesehatan
perorangan berdasarkan wilayah propinsi dan antar-wilayah
propinsi

17

Jalan Pintas untuk tenaga kesehatan dan


ASEAN Economic Community
8. Menetapkan kebijakan strategis dan komprehensif tentang

pengadaan tenaga pelayanan kesehatan perorangan primer,


sekunder, tersier berdasarkan wilayah propinsi dan antarwilayah propinsi
9. Menetapkan kebijakan strategis dan komprehensif tentang
pengadaan tenaga dosen dan kependidikan bidang kesehatan
perorangan berdasarkan wilayah propinsi dan antar-wilayah
propinsi
10. Menetapkan kebijakan penambahan tenaga pelayanan
kesehatan perorangan primer, sekunder, tersier berbasis
wilayah dari negara ASEAN dengan prioritas di daerah
terpencil, perbatasan, dan kepulauan dan non-perkotaan
18

Anda mungkin juga menyukai