Anda di halaman 1dari 3

Fototerapi merupakan terapi dengan memanfaatkan energi sinar untuk

mengubah bentuk dan struktur bilirubin yakni dengan mengubah bilirubin indirek
menjadi direk, di dalam usus bilirubin direk akan terikat oleh makanan menjadi
molekul ang dapat dieksreksikan melalui feses (Maisels, 2008). Di samping itu,
fototerapi menyebabkan peningkatan aliran empedu dan peristaltik yang dapat
meningkatkan frekuensi defekasi sehingga pengeluaran bilirubin yang cepat ini dapat
menyebabkan kehilangan cairan tubuh.
Fototerapi digunakan sebagai terapi pengobatan pada bayi baru lahir yang
mengalami hiperbilirubinema karena aman dan efektif untuk menurunkan bilirubin
dalam darah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kuzniewiez et all (2009)
menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan fototerapi mampu menurunkan
kejadian hiperbilirubinemia berat.
Fototerapi dapat meningkatkan kehilangan cairan tubuh melalui Insesnsible
transepidermal (kehilangan cairan tubuh melalui kulit dan kehilangan air melalui
feses, perubahan motilitas salurang gastrointestinal, ketidakseimbangan air, elektrolit
dan nutrisi. Sehingga upaya untuk mempertahankan hidrasi yang adekuat sangant
penting untuk meningkatkan efikasi fototerapi.
Mekanisme kerja fototerapi
Cara kerja fototerapi adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk yang
larut dalam air untuk dieksresikan melalui empedu dan urin. Ketika bilirubin
mengabsorbsi cahaya, terjadi reaksi fotoimia (isomerisasi) yag mengubah bilirubin
menjadi lumirubin.
Paparan sinar terhadap permukaan tubuh bayi secara terus menerus
menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan mengawali terjadinya peningkatan aliran
darah perifer dan kehilangan cairan yang tidak disadari selama proses fototerapi
(Maisels & McDonagh. 2008).
Pemberian Terapi sinar
1. Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar.
a. Bila berat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan bayi dalam keadaan telanjang pada
basinet. Tempatkanbayi yang lebih kecil dalam inkubator.
b. Letakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik.
2. Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung bayi tidak ikut
tertutup. Jangan tempelkan penutup mata dengan menggunakan selotip.
3. Balikkan bayi setiap 3 jam
4. Pastikan bayi diberi makan:
5. Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI ad libitum, paling kurang setiap 3
jam:
6. Selama menyusui, pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan penutup
mata

7. Pemberian suplemen atau mengganti ASI dengan makanan atau cairan lain
(contoh: pengganti ASI, air, air gula, dll) tidak ada gunanya.
8. Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI yang telah dipompa (ASI perah),
tingkatkan volumecairan atau ASI sebanyak 10% volume total per hari selama bayi
masih diterapi sinar .
9. Bila bayi menerima cairan per IV atau makanan melalui NGT, jangan pindahkan
bayi dari sinarterapi sinar .
10. Perhatikan: selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja bayi bisa menjadi
lebih lembek danberwarna kuning. Keadaan ini tidak membutuhkan terapi khusus.
11. Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan:
12. Pindahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur yang tidak
bisa dilakukan di dalam unit terapi sinar .
13. Bila bayi sedang menerima oksigen, matikan sinar terapi sinar sebentar untuk
mengetahui apakahbayi mengalami sianosis sentral (lidah dan bibir biru)
14. Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar setiap 3 jam. Bila suhu
bayi lebih dari 37,50C, sesuaikan suhu ruangan atau untuk sementara pindahkan
bayi dari unit terapi sinar sampaisuhu bayi antara 36,50C 37,5 0C.
15. Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam, kecuali kasus-kasus khusus:
16. Hentikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin < 13mg/dL
17. Bila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi transfusi tukar, persiapkan
kepindahan bayidan secepat mungkin kirim bayi ke rumah sakit tersier atau senter
untuk transfusi tukar. Sertakan contoh darah ibu dan bayi.
18. Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa, hentikan terapi sinar setelah 3 hari.
19. Setelah terapi sinar dihentikan:
20. Observasi bayi selama 24 jam dan ulangi pemeriksaan bilirubin serum bila
memungkinkan, atauperkirakan keparahan ikterus menggunakan metode klinis.
21. Bila ikterus kembali ditemukan atau bilirubin serum berada di atas nilai untuk
memulai terapi sinar , ulangi terapi sinar seperti yang telah dilakukan. Ulangi
langkah ini pada setiap penghentian terapi sinar sampai bilirubin serum dari hasil
pemeriksaan atau perkiraan melalui metode klinis berada di bawah nilai untuk
memulai terapi sinar.
22. Bila terapi sinar sudah tidak diperlukan lagi, bayi bisa makan dengan baik dan
tidak ada masalahlain selama perawatan, pulangkan bayi.
23. Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasihat untuk membawa kembali bayi
bila bayi bertambah kuning
Komplikasi fototerapi
Dehidrasi karena meniingkatnya kehilangan cairan tubuh IWL (insensible
water loss)
Tinja lembek
Ruam makular eritamotosa
Kepanasan
Kerusakan pada retina

Sumber :
Maisels. MJ. 2008. Neonatal Jaundice : Harwood Academic Publisher : 177203
Maisels. MJ & Mc Donagh AF. 2008. Phototherapy for Neonatal Jaundice.
NEJM ; 358 : 920-928

Anda mungkin juga menyukai