Hipotesis
Sebagai dokter, kita harus dapat menjaga hubungan baik dengan pasien, menjaga
rahasia pasien, memegang teguh sumpah dokter, dan bekerja sesuai dengan Kode
Etik Kedokteran Indonesia, serta bertanggung jawab.
Sasaran Belajar
LO.1 Mampu memahami tentang Rekam Medis
LI.1.1 Memhami dan menjelaskan definisi Rekam Medis
LI.1.2 Memahami dan menjelaskan isi, jenis, pemilik, lama penyimpanan,
dan manfaat Rekam Medis
LI.1.3 Memahami dan menjelaskan Undang-undang tentang Rekam Medis
LO.2 Mampu memahami tentang Rahasia Medis
LI 2.1 Memahami dan menjelaskan definisi Rahasia Medis
LI 2.2 Memahami dan menjelaskan Undang-undang tentang Rahasia
Medis
LO.3 Mampu memahami tentang Sumpah Dokter
LI.3.1 Memahami dan menjelaskan sumpah Hippocrates, smpah Janewa,
dan sumpah kedokteran Indonesia
LO.4 Mampu menjelaskan tentang hubungan dokter pasien
LI.4.1 Memahami dan menjelaskan definisi hubungan dokter pasien
LI.4.2 Memahami dan menjelaskan jenis-jenis hubungan dokter pasien
LI.4.3 Memahami dan menjelaskan komunikasi dokter pasien
LI.4.4 Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban dokter dan pasien
LO.5 Mampu memahami tentang membuka rahasia medik dalam sudut pandang
syariat islam
LI.5.1 Memahami dan menjelaskan dalil dan hadist membuka rahasia
medik
PEMBAHASAN
4. Research value
- Untuk penelitian : detil, lengkap, jelas,jujur
5. Education value
- Pendidikan kedokteran dan keperawatan
6. Documentary value
- Pertanggungjawaban atau laporan kepada pihak yang memerlukan
untuk masa mendatang
D. Pemilik Rekam Medis
Rekam medis merupakan dokumen milik dokter atau sarana kesehatan. Dan isi
rekam medis merupakan milik pasien. Pasien hanya diperbolehkan untuk
mengopy rekam medis dengan seizin dokter atau pihak sarana pelayanan
kesehatan.
E. Lama Penyimpanan Rekam Medis
Permenkes tentang rekam medis tahun 1989 pasal 7 :
1. Lama penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya 5 tahun yang terhitung
dari tanggal terakhir pasien berobat
2. Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medis harus disimpan selama 10
tahun
3. Penyimpanan rekam medis, untuk non-rumah sakit wajib disimpan sekurangkurangnya untuk jangka waktu 2 tahun setelah itu dapat dimusnahkan
LI 1.3 Memahami dan menjelaskan Undang-undang tentang Rahasia
Medis
BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
a. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan, dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain pada
pasien pada sarana pelayanan kesehatan
b. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya keseehatan baik untuk rawat jalan maupun rawat
inap yang dikelola oleh pemerintah ataupun swasta
c. Dokter adalah dokter umum/dokter spesialis dan dokter gigi/dokter gigi
spesialis
d. Tenaga kesehatan lain adalah tenaga kesehatan yang ikut memberikan
pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien
e. Direktur Jenderal adalah Direktur pelayanan medic dan atau Direktur Jenderal
pembinaan kesehatan masyarakat.
BAB II
TATA CARA PENYELENGGARAAN
Pasal 2
Setiap sarana pelayanan kesehatan yang melakukan pelayanan rawat jalan maupun
rawat inap membuat rekam medis
Pasal 3
Rekam medis sebagaimana yang dimaksud pasal 2 dibuat oleh dokter dan atau
tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien.
Pasal 4
Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi diseluruhnya setelah pasien
menerima pelayanan.
Pasal 5
a. Pembetulan kesehatan catatan dilakukan padaa tulisan yang salah dan
diberi paraf oleh petugas yang bersangkutan
b. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan
Pasal 6
a. Lama penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya untuk jangka waktu
5 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat
b. Lama penyimpanan rekam medis yang berkaitan dengan hal-hal yang
bersifat khusus dapat ditetapkan sendiri
Pasal 7
a. Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pasal 7 dilampaui, rekam
medis dapat dimusnahkan
b. Tata cara pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (a) ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.
Pasal 8
Rekam medis harus disimpan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana
pelayanan kesehatan
BAB III
PEMILIKAN DAN PEMANFAATAN
Pasal 9
a. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan
b. Isi rekam medis milik pasien
Pasal 10
Rekam medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya
Pasal 11
a. Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat
pasien dengan izin tertulis dari pasien
b. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat memaparkan isi rekam medis
tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6
Pasal 12
a. Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat
pasien dengan izin tertulis dari pasien
b. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat memaparkan isi rekam medis
tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pimpinan sarana kesehatan bertanggung jawab atas :
-
Pasal 13
Rekam medis dapat dipakai sebagai :
-
BAB IV
ISI REKAM MEDIS
Pasal 14
Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan dapat dibuat selengkap-lengkapnya dan
sekurang-kurangnya memuat : identitas, anamnesis, diagnosis dan
tindakan/pengobatan
Pasal 15
Isi rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Identitas pasien
Anamnesis
Riwayat penyakit
Hasil pemerikasaan laboratotik
Diagnosis
Persetujuan tindak medik
Tindakan atau pengobatan
Catatan perawat
Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
Resume akhir dan evaluasi pengobatan
BAB V
PENGORGANISASIAN
Pasal 16
Pengelolaan rekam medis dilaksanakan sesuai dengan tata cara kerja organisasi
sarana pelayanan kesehatan
Pasal17
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib melakukan pembinaan terhadap
petugas rekam medis untuk meningkatkan keterampilan
Pasal 18
Pengawasan terhadap penyelenggaraan rekam medis dilakukan oleh Direktur
Jenderal
BAB VI
SANKSI
Pasal 19
Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam peraturan ini dapat dikenakan
sanksi administrative mulai dari teguran lisan sampai pencabutan surat izin
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Semua sarana pelayanan kesehatan harus menyesuaikan diri dengan ketentuanketentuan dalam peraturan ini paling lama 1 (satu) tahun sejak berlakunya
peraturan ini
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal21
Hal-hal teknis yang belum diatur dalam petunjuk pelaksanaan peraturan ini akan
ditetapkan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan bidang tugas masing-masing
Pasal 22
Peraturan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Pasal 3 :
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 adalah :
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 undang-undang tentang tenaga
kesehatan.
b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
pengobatan dan / atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh
menteri kesehatan.
Pasal 4 :
Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai wajib simpan rahasia kedokteran yang
tidak atau tidak dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 122 kitab undangundang hukum pidana. Menteri kesehatan dapat melakukan tindakan
administrative berdasarkan pasal 11 undang-undang tentang tenaga kesehatan.
Pasal 5 :
Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh mereka yang
disebut dalam pasal 3 huruf b, maka menteri kesehatan dapat menggambil
tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaanya.
Pasal 6 :
Dalam pelaksanaan peraturan ini menteri kesehatan dapat mendengar dewan
pelindung susila kedokteran dan/atau badan lain bila mana perlu.
Pasal 7 :
Peraturan ini dapat disebut peraturan pemerintah tentang wajib simpan rahasia
kedokteran.
Pasal 8 :
Peraturan ini mulai berlaku pada hari diundangkanya. Agar setiap orang dapat
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan pemerintah ini dengan
penempatannya dalam lembaran Negara Republik Indonesia.
Sumpah Hipokrates
ini, bila mereka ingin mempelajarinya, tanpa biaya atau imbalan, dan melalui
bimbingan, ceramah dan cara-cara pembelajaran yang lainnya, saya akan
mengajarkan pengetahuan Seni ini kepada anak-anak saya, dan anak-anak guru
saya dan kepada siswa-siswa yang terkait perjanjian atau sumpah sesuai dengan
hukum dunia kedokteran, namun tidak kepada pihak-pihak lain.
Saya akan menaati sistem prosedur kesehatan yang sesuai dengan
kemampuan dan penilaian saya, saya akan memperhatikan kepentingan pasien
saya, dan tidak akan melakukan hal-hal yang membahayakan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapa pun bila
diminta, atau tidak akan memberikan saran untuk itu; dalam bentuk apapun.
Saya tidak akan memberikan obat untuk melakukan aborsi kepada wanita,
dan dengan ketulusan dan kesucian, saya akan menjalani hidup saya dan
mempraktekkan Seni ini.
Saya tidak akan membedah orang tetapi akan memberikan hal ini
dikerjakan oleh orang yang dapat mengajarkannya. Di rumah mana pun yang saya
kunjungi, saya akan mendatanginya untuk kepentingan si sakit, dan akan
menjauhi tindakan pen yelewengan dan korupsi dengan sengaja; dan selanjutnya
menjauhkan diri dari rayuan wanita dan pria baik dari golongan orang merdeka
maupun budak.
Apa pun, yang berhubungan dengan praktek profesional atau tidak
berhubungan dengannya, yang saya lihat atau dengar selama saya hidup, yang
tidak boleh disebarluaskan, saya tidak akan menyebarluaskan hal-hal yang harus
dirahasiakan itu. Selama saya memegang teguh sumpah ini, semoga saya
dikarunia kebahagiaan hidup, dan praktek Seni ini dihormati oleh semua orang
selamanya. Tapi bila saya melanggar sumpah ini, semoga kebalikannya yang
terjadi pada saya.
b. Deklarasi Jenewa
Pada saat diterima sebagai anggota profesi kedokteran, saya bersumpah bahwa:
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan
2. Saya akan menghormati dan berterima kasih kepada guru-guru saya
sebagaimana layaknya
3. Saya akan menjalankan tugas saya sesuai dengan hati nurani dengan cara yang
terhormat
4. Kesehatan pasien senantiasa akan saya utamakan
5. Saya akan merahasiakan segala rahasia yang saya ketahui bahkan sesudah
pasien meninggal dunia
6. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan
kedokteran
11
pasien
13
Contoh kasus:
Seorang mental illness dibawa ibunya ke rumah sakit jiwa. Dokter
kemudian memeriksa penyakit orang tersebut. Pasien menyatakan tidak bersedia
meminum obat-obat yang diresepkan kepadanya walaupun sudah diterangkan
dengan jelas mengenai maksud dan efek samping pemberian obat tersebut. Dokter
dan ibu pasien bersepakat untuk memberikan obat tersebut melalui makan .
c. Autonomy
Prinsip ini berorientasi untuk menghormati hak-hak pasien
Contoh kasus:
Seorang pria yang menderita penyakit jantung koroner berat menulis surat
wasiat kepada dokter pribadi yang merawatnya apabila ia berada dalam stadium
terminal penyakitnya, ia tidak bersedia untuk dilakukan RJP atau resusitasi
(DNR= Do Not Resusitation). Surat iotu diserahkan kepada dokternya dan
disimpan dalam rekam medis. Pada suatu hari pasien tersebut datang dalam
keadaan stadium terminal. Dokter tidak melakukan resusitasi dan membiarkan
pasien meninggal dengan tenang (letting die) sesuai dengan surat wasiat.
d. Justice
Prinsip ini berorientasi meniadakan diskriminasi kepada pasien
LI 4.3 Memahami dan menjelaskan komunikasi dokter pasien
Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak
memerlukan waktu lama. Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dengan
pasiennya adalah untuk mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih
akurat untuk dokter, lebih memberikan dukungan pada pasien dengan demikian
lebih efektif dan efisien bagi keduanya(Kurtz, 1998).
Dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikaasi yang digunakan :
a. Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha menegakkan
diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran.
b. Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang penyakitnya
secara individu merupakan pengalaman unik seperti
pendapat,
kehawatiran, harapan, serta yang menjadi pikiran pasien (Kurtz, 1998)
LI 4.4 Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban dokter dan pasien
Hak sebagai dokter adalah :
1. Melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID)
dan Surat Izin Praktik (SIP)
2. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga
tentang penyakitnya
14
16
LO.5 Mampu memahami tentang membuka rahasia medik dalam sudut pandang
syariat islam
LI 5.1 Memahami dan menjelaskan dalil dan hadist membuka rahasia
medik
Q.S Al Maidah : 89
Q.S. An Nisa : 58
18
Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan
barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang
berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Q.S Al Ahzab : 72
19
Q.S Al Anfal : 27
DAFTAR PUSTAKA
20
21