Secara umum fraktur dibagi menjadi dua, yaitu fraktur tertutup dan
fraktur terbuka. Fraktur tertutup jika kulit diatas tulang yang fraktur
masih utuh, tetapi apabila kulit diatasnya tertembus maka disebut fraktur
terbuka.
Trauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis fraktur
transversal dan kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras
disertai dengan penghimpitan tulang akan mengakibatkan garis fraktur
kominutif diikuti dengan kerusakan jaringan lunak yang lebih luas.
Trauma tidak langsung mengakibatkan fraktur terletak jauh dari titik
trauma dan jaringan sekitar fraktur tidak mengalami kerusakan berat.
Pada olahragawan, penari dan tentara dapat pula terjadi fraktur pada
tibia, fibula atau metatarsal yang disebabkan oleh karena trauma yang
berulang. Selain trauma, adanya proses patologi pada tulang seperti.
tumor atau pada penyakit Paget dengan energi yang minimal saja akan
mengakibatkan fraktur. Sedang pada orang normal hal tersebut belum
tentu menimbulkan fraktur.
Klasifikasi
I. Menurut Penyebab terjadinya
Etiologi
Fraktur terjadi bila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana
trauma tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang. 2 faktor
mempengaruhi terjadinya fraktur
Diagnosis
I. Riwayat
Anamnesis dilakukan untuk menggali riwayat mekanisme cedera (posisi
kejadian) dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan cedera
tersebut. riwayat cedera atau fraktur sebelumnya, riwayat sosial
ekonomi, pekerjaan, obat-obatan yang dia konsumsi, merokok, riwayat
alergi dan riwayat osteoporosis serta penyakit lain.
II. Pemeriksaan Fisik
A.
Inspeksi / Look
Gerakan / Moving
D.
Pemeriksaan trauma di tempat lain : kepala, toraks,
abdomen, pelvis
Pemeriksaan Penunjang
Komplikasi Lokal
Komplikasi dini
Pada Tulang
Pada Otot
Pada saraf
b.
Komplikasi lanjut
Pada tulang dapat berupa malunion, delayed union atau non union. Pada
pemeriksaan terlihat deformitas berupa angulasi, rotasi, perpendekan
atau perpanjangan.
Delayed union
Non union
Mal union
Osteomielitis
Kekakuan sendi
4.
Rehabilitation : mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal
mungkin
Penatalaksanaan awal fraktur meliputi reposisi dan imobilisasi fraktur
dengan splint. Status neurologis dan vaskuler di bagian distal harus
diperiksa baik sebelum maupun sesudah reposisi dan imobilisasi. Pada
pasien dengan multiple trauma, sebaiknya dilakukan stabilisasi awal
fraktur tulang panjang setelah hemodinamis pasien stabil. Sedangkan
penatalaksanaan definitif fraktur adalah dengan menggunakan gips atau
dilakukan operasi dengan ORIF maupun OREF.
Tujuan Pengobatan fraktur :
1. REPOSISI dengan tujuan mengembalikan fragmen keposisi anatomi
Tertutup : fiksasi eksterna, Traksi (kulit, sekeletal)
Terbuka : Indikasi :
1.
2.
3.
4.
5.
2.
Indikasi :
Pemendekan (shortening)
Fraktur unstabel : oblique, spiral
Kerusakan hebat pada kulit dan jaringan sekitar
1. Traksi Gravitasi :
U- Slab pada fraktur hunerus
2.
Skin
traksi
Tujuan menarik otot dari jaringan sekitar fraktur sehingga fragmen akan
kembali ke posisi semula. Beban maksimal 4-5 kg karena bila kelebihan
kulit
akan
lepas
3. Sekeletal traksi : K-wire, Steinmann pin atau Denham pin.
Dipasang pada distal tuberositas tibia (trauma sendi koksea, femur,
lutut), pada tibia atau kalkaneus ( fraktur kruris)
Komplikasi Traksi :
1.
2.
3.
4.
Indikasi OREF :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
b.
Proses Penyembuhan
Tulang
Fase inflamasi
berakhir kurang lebih satu hingga dua minggu yang pada awalnya terjadi
reaksi inflamasi. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom
fraktur yang segera diikuti invasi dari sel-sel peradangan yaitu netrofil,
makrofag dan sel fagosit. Sel-sel tersebut termasuk osteoklas berfungsi
untuk membersihkan jaringan nekrotik untuk menyiapkan fase reparatif.
Secara radiologis, garis fraktur akan lebih terlihat karena material
nekrotik disingkirkan.
Fase reparatif
Umumnya beriangsung beberapa bulan. Fase ini ditandai dengan
differensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur lalu
diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik
kalus. Mula-mula terbentuk kalus lunak, yang terdiri dari jaringan
fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas