Pada hari Senin, 27 Oktober 2014, datanglah seorang pasien berinisial An.A
dengan ditemani kedua orangtua nya. An.A datang dengan keluhan batuk berdahak
yang sulit dikeluarkan dan disertai sesak 3 minggu. Orang tuanya mengatakan 2
minggu yang lalu ia datang bersama An.A ke poli anak dengan keluhan yang sama
disertai demam 3 hari. Dari hasil pengkajian fisik dan hasil laboratorium An.A
didiagnosis menderita bronchitis. Dokter telah memberinya terapi nebulizer dan obat
rawat jalan, dokter juga menyarankan An.A untuk datang kembali jika obat telah
habis dan keluhan masih ada. Namun karena kesibukan orang tua An.A tidak sempat
dibawa ke poli anak untuk control ulang. An.A kembali diberikan terapi nebulizer
dan obat jalan serta dianjurkan dokter untuk kontrol 3 hari lagi. Namun keluarga
menolak dan meminta untuk dilakukannya homecare karena takut kesibukan
membuat penyakit anaknya tak kunjung sembuh.
Akhirnya sesuai jadwal kontrol ulang pasien tepatnya Kamis,30 Oktober 2014,
perawat Nindya dan Arif datang kerumah pasien An.A untuk melaksanakan
perawatan homecare.
PENGKAJIAN :
1. Perencanaan Pengkajian
a. Observasi suhu tubuh pasien, kaji pola demam dan tindakan apa saja yang
sudah dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh pasien
b. Kaji keluhan sesak nafas, waktu terjadinya, dampak terhadap aktivitas, kaji
faktor yang memperberat dan yang meringankan.
c. Kaji warna dan konsistensi dari sputum.
d. Kaji apakah ada nafas cuping hidung, peningkatan RR, retraksi dinding dada
dan auskultasi bunyi nafas
e. Kaji ketersediaan support keluarga untuk pasien
f. Kaji tingkat kecemasan keluarga pasien dan tindakan apa saja yang telah
dilakukan untuk mengurangi keluhan yang dirasakan pasien
2. Hasil Pengkajian
a. Ibu pasien mengatakan anaknya demam sejak tadi malam, ia hanya
memberikan kompres hangat pada anaknya sejak malam tadi. Suhu tubuh
pasien 38,1C, wajah An.A tampak memerah dan akral teraba hangat.
b. Ibu pasien mengatakan anaknya selalu merasa sesak saat batuk yang biasanya
datang saat pagi dan malam. Anaknya menjadi gelisah dan menangis sehingga
batuknya semakin keras dan dahaknya semakin susah dikeluarkan. Sesak
hanya berkurang sedikit ketika anak diberikan minum air hangat dan ditepuktepuk dadanya agar sputum dapat dikeluarkan.
c. An.A tampak sesak saat batuk dan tampak sangat sulit dalam mengeluarkan
dahak. Dahak yang keluar sangat sedikit dengan warna kekuningan dan
konsistensi kental.
d. Terdapat peningkatan RR = 22x/menit, nafas cuping hidung (+) bunyi nafas
tambahan (krekels), retraksi dinding dada (+)
e. Keluarga pasien bersedia memberikan support dan mau bekerja sama dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
f. Ibunya menyatakan sangat cemas dengan keadaan anaknya karena anak
anak yang lain tidak pernah menderita penyakit yang sama dengan An.A,
sehingga ia tidak memiliki informasi apapun tentang penyakit yang diderita
anaknya.
b. Intervensi Keperawatan
2. Diagnosa Pada Anak : Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya
akumulasi secret dalam jalan nafas
a. Tujuan Jangka Panjang :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan homecare selama 3x pertemuan
diharapkan bersihan jalan nafas kembali efektif dengan criteria hasil :
RR 16 20x/menit
Tidak ada nafas cuping hidung dan tidak tampak retraksi dinding dada
c. Intervensi Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
Implementasi
1.
Hipertermia
b.d
proses
infeksi
Evaluasi
Suhu
suhu tubuh
36.8C
Wajah
tubuh
kemerahan lagi
Pasien
(7-8 gelas)
memenuhi
cairannya
minum
pemberian :
tubuh
pasien
pasien
tidak
mampu
kebutuhan
dengan
air
putih
Inefektif
bersihan
saja
adanya
akumulasi
Mengkaji
mengeluarkan
secret dalam
jalan nafas
sesak
jalan
nafas
b.d
penggunaan
otot
bantu
sesak
menganjurkan
keluarga
dan
tidak
lagi
dahak
untuk
(bilaperlu)
setelah
dilakukan
terapi
nebulizer
Pasien
tidak
tampak
pemberian :
Puyer 3 x 1
Epexol
Colergis
3.
Ansietas b.d
kurangnya
pengetahuan
mengenai
proses
penyakit
keluarga
dalam
Ibu
pasien
tampak
tenang, ia mengatakan
mengungkapkan kecemasan
cemasnya
sudah
kesehatan anaknya
memahami
kesehatan anaknya
Ibu
pasien
mampu
memberikan
tindakan
non
mengurangi
anaknya
kondisi
medis
untuk
keluhan
seperti
memberikan
kompres
demam,
memberikan
semifowler
posisi
dan
air
kapan
membawa
anak
rumah sakit.
harus
ke
1. Pencegahan Primer
Difokuskan untuk mengurangi gangguan atau keluhan yang mengusahakan agar
batuk tidak bertambah parah :
a. Membatasi aktifitas/kegiatan yang memerlukan tenaga yang banyak
b. Tidak tidur di kamar yang ber AC dan menggunakan baju hangat kalau bisa
hingga sampe leher (jika hipertermia tetap kenakan baju tipis dan menyerap
keringat)
c. Hindari makanan yang merangsang batuk seperti: gorengan, minuman dingin
(es), dll.
d. Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan memandikan anak
dengan air hangat
e. Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan
f. Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi
g. Jika home care telah selesai dilakukan maka berikan pendidikan kesehatan
kepada orang tua bagaimana cara menilai anaknya jika terserang penyakit
yang sama sehingga dapat segera membawa anaknya ke pelayanan kesehatan
terdekat
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk membantu orang yang telah
sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit, menghindarkan
komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan. Pencegahan ini dapat dilakukan
dengan pemberian tindakan keperawatan secara tepat dan menjalankan prosedur
terapi dari dokter dengan tepat misalnya dalam pelaksanaan fisioterapi dada dan
pemberian antipiretik, bronkodilator dan ekspektoran.
.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier difokuskan pada tindakan keperawatan yang dilakukan secara
tepat sehingga memberikan rasa nyaman pada pasien setelah dilakukan tindakan
dan tidak menimbulkan keluhan yang baru akibat tindakan yang kita lakukan
tersebut.