Anda di halaman 1dari 4

1.

Sejarah munculnya demokrasi terpimpin


Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau
lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan
konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika
Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang
bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak
menemui banyak hambatan.

Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di
bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri
Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negaranegara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni
Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955
dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan NonBlok.

Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada
negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam
negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan
China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis kepada
partai komunis seperti di negara-negara lainnya.

2. Pengertian demokrasi terpimpin


Masa demokrasi terpimpin (1957-1965) dimulai dengan tumbangnya demokrasi
parlementer atau demokrasi liberal yang ditandai pengunduran Ali Sastroamidjojo
sebagai perdana mentri. Namun begitu, penegasan pemberlakuan demokrasi terpimpin
dimulai setelah dibubarkannya badan konstituante dan dikeluarkannya dekrit presiden
5 Juli 1959. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh sila keempat
Pancasila.

Namun oleh Presiden Soekarno diartikan terpimpin mutlak oleh presiden


(penguasa).Hal yang paling mendasari pembentukan demokrasi terpimpin adalah
kepribadian Soekarno dan militer yang dituangkan dalam suatu konsepsi. Konsepsi
tentang suatu sistem yang asli Indonesia. Namun sistem ini ditolak oleh Hatta karena
dikawatirkan bahwa hal ini akan kembali pada sistem tradisional yang feodal,
otokratis, dan hanya dipakai demi kepentingan raja.
3. PELAKSANAAN DEMOKRASI TERPIMPIN
Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno.
Disebut Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu mengandalkan
pada kepemimpinan Presiden Sukarno.
Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah kepemimpinan pada satu tangan
saja yaitu presiden.
Pelaksanaan masa Demokrasi Terpimpin :
* Kebebasan partai dibatasi
* Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.
* Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945.
* Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front
Nasional.
Tugas Demokrasi terpimpin :
Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak
setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih
mantap/stabil.
Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi Parlementer/Liberal.
Hal ini disebabkan karena :
* Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan presiden hanya terbatas sebagai
kepala negara.
* Sedangkan kekuasaan Pemerintah dilaksanakan oleh partai.

Dampaknya: Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu


demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi
(pemusatan kekuasaan di tangan presiden).
Penyimpangan-penyimpangan tersebut diakibatkan oleh terpusatnya kekuatan politik pada Presiden
Soekarmo. Era tahun 1959 sampai dengan 1966 merupakan era Soekarno, yaitu ketika keijakankebijakan Presiden Soekarno sangat mempengaruhi kondisi politik Indonesia
ii. Kebijakan Pemerintah Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959
A. Pembentukan MPRS
Sesuai dengan diktum dekrit, maka Presiden Soekarno membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara berdasarkan Penpres no.2 tahun 1959. Seluruh anggota MPRS tidak diangkat melalui
pemilihan umum, tetapi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan 3 syarat, yaitu :
Setuju kembali kepada UUD 1945
Setia kepada perjuangan RI
Setuju kepada manifesto politik
Dalam siding-sidangnya, MPRS telah mengeluarkan beberapa kebijakan penting seperti :
1. Penetapan manifesto politik RI sebagai bagian dari GBHN
2. Penetapan Garis-garis Besar Pembangunan Nasional Berencana tahap 1 (1961-1969)
3. Menetapkan Presidan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup
B. Pembentukan DPAS
DPAS dibentuk oleh Presiden Soekarno, dan diketuai langsung oleh Presiden sendiri, dan yang
menjadi wakil ketua adalah Ruslan Abdul Gani
C. Pembentukan Kabinet Kerja
Kabinet kerja dipimpin oleh Presiden Soekarno sebagai Perdana Menteri dan Ir. Juanda sebagai
menteri pertama
D. Pembentukan Front Nasional
Front Nasional merupakan lembaga ekstra parlementer yang dibentuk dengan tujuan :
Menyelesaikan revolusi nasional Indonesia
Melaksanakan pembangunan semesta nasional
Mengembalikan Irian Jaya ke wilayah RI
E. Penataan Organisasi Pertahanan dan Keamanan
Penataan ini meliputi digabungkannya TNI dan Polri kedalam satu wadah yaitu ABRI, sehingga
dengan demikian ABRI terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan
Kepolisian
F. Penyederhanaan Partai-partai Politik
Penyederhanaan yang dimaksud adalah pembubaran partai-partai politik yang tidak sesuai dengan
Penpres no.7 tahun 1959
G. Penyederhanaan Ekonomi

Pembentukan Depernas
Melakukan Devaluasi mata uang rupiah
Mengeluarkan peraturan dibidang ekspor-impor (peraturan 26 mei)
Mengeluarkan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Membentuk Badan Musyawarah Pengusaha Swasta Nasional (Bamunas)
iii. Penyimpangan-Penyimpangan Pemerintah Pada Masa Demokrasi terpimpin
Dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno dimaksudkan untuk melaksanakan
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia agar sesuai dengan UUD 1945. Tetapi pada
pelaksanaannya, pemerintah khususnya Presiden Soekarno banyak melakukan penyimpanganpenyimpangan terhadap UUD 1945 itu sendiri, di antaranya sebagai berikut :
A. Penyimpangan di Bidang Kebijakan Dalam Negeri
Mengumumkan ajaran Nasakom (Nasionalis, Agama, komunis)
Penetapan MPRS tentang jabatan Presiden Soekarno sebagai Presiden RI seumur hidup
Pembubaran DPR hasil pemilu 1, tahun 1955
B. Penyimpangan di Bidang Kebijakan Luar Negeri
Politik konfrontasi dengan pembagian dunia menjadi 2 bagian, yaitu Oldefo (Old Establishes
Forces/Negara-negara kapitalis imperialis) dan Nefo (New Emerging Forces/Negara-negara progresif
revolusioner)
Melaksanakan politik Mercu Suar (pembangunan proyek-proyek raksasa, komplek olahraga senayan,
Jakarta by pass, Monumen Nasional, Jembatan Ampera)
Menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) yang sebagian besar pesertanya
adalah Negara-negara komunis.

Anda mungkin juga menyukai