Hiperlipidemia umumnya tidak memiliki gejala. Skrining dilakukan
dengan tes darah sederhana untuk mengukur kadar kolesterol dan trigliserida. Berdasarkan National Cholestrol Education Program Guidelines, orang dewasa yang sehat harus disaring setiap lima tahun sekali dimulai pada usia 20. Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi atau faktor risiko lain Anda mungkin perlu lebih awal atau skrining lebih sering (Robert, 2005). Anamnese Evaluasi riwayat hidup pasien meliputi umur, jenis kelamin, dan status menstrual dan jika wanita diperhatikan status menstrual dan estrogennya (Sukandar et al., 2008). Pemeriksaan Fisik Riwayat hidup lengkap dan pemeriksaan fisik harus menggambarkan (Sukandar et al., 2008) : 1. Ada atau tidaknya faktor resiko penyakit jantung atau menjelaskan penyakit jantung dalam perseorangan. 2. Sejarah keluarga penyakit jantung prematur atau gangguan lipid. 3. Ada atau tidaknya faktor sekunder hiperlipidemia, termasuk pengobatan bersamaan. 4. Ada atau tidaknya xantoma, nyeri abdominal, atau sejarah pakreatitis, penyakit ginjal atau hati, penyakit pembuluh darah perifer, aneurisme aortik abdominal, atau penyakit pembuluh darah perifer, aneurisme aortik abdominal, atau penyakit pembuluh darah otak (bruits karotid, stroke, serangan iskemik, transient). Pemeriksaan laboratorium 1. Jenis pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis hiperlipidemia adalah (Judajana, 2011) :
Kolesterol total
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL-Direk,
Trigliserida
ApoB
Lp(a)
2. Pemeriksaan penyaring dianjurkan pada semua orang dewasa berumur
lebih dari 45 tahun. Pemeriksaan penyaring meliputi kadar kolesterol total dan trigliserida. Bila hasilnya normal, maka dianjurkan pemeriksaan ulang setiap lima tahun. Bila hasilnya abnormal diperlukan pemeriksaan profil lipid lengkap yang meliputi kolesterol Total, LDL-C, HDL-C dan trigliserida serta kadar glukosa darah. Pemeriksaan profil lengkap harus dijalankan sedini mungkin pada mereka yang beresiko tinggi terkena atherosclerosis (Judajana, 2011). 3. Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Profil lipoprotein puasa termasuk kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida seharusnya diukur pada semua orang dewasa berumur 20 tahun atau lebih, setidaknya setiap 5 tahun sekali. 4. Beberapa persyaratan untuk pengambilan bahan (darah) agar hasilnya mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan dapat dibandingkan dari waktu ke waktu (pada pengobatan) (Judajana, 2011): a. Untuk mengukur kadar kolesterol LDL, HDL dan trigliserida, sebaiknya penderita berpuasa dulu minimal selama 12 jam. Hal ini dikarenakan trigliserida dapat meningkat pada seseorang yang tidak puasa. b. Dianjurkan selama 2 minggu sebelumnya tidak makan obat yang mempengaruhi kadar lipid. c. Tidak ada perubahan berat badan. d. Sekurang kurangnya 3 bulan sebelumnya tidak sakit berat, infark miokard atau operasi . e. Serum segera dipisahkan atau bila dipakai plasma maka digunakan antikoagulan EDTA.
f. Pemeriksaan dilakukan sebanyak dua kali, 1 sampai 8 minggu secara
terpisah, dengan pasien dalam kondisi asupan makanan yang stabil dan tidak memiliki penyakit akut, dianjurkan untuk meminimalisir keragaman sehingga didapatkan data dasar yang akurat. Jika kolesterol total lebih besar dari 200 mg/dl, pemeriksaan kedua dianjurkan untuk dilakukan (Katzung, 2002). g. Jika pemeriksaan fisik dan evaluasi riwayat hidup tidak cukup untuk mendiagnosis penyakit familial, maka dilakukan uji elektroforesis lipoprotein gel-agarosa yang berguna untuk menentukan tipe mana yang mempengaruhi lipoprotein (Katzung, 2002). h. Diagnosis defisiensi lipoprotein lipase berdasarkan kurang atau hilangnya aktivitas enzim pada plasma normal manusia atau apolipoprotein C-II yang merupakan kofaktor enzim (Katzung, 2002). i. Kelainan metabolisme lemak sebenarnya merupakan hasil interaksi berbagai/ banyak faktor, dan memerlukan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium lainnya untuk melengkapi yaitu Small Dense LDL, Lipoproteinn A (Lpa), Apolipoprotein A1, Apolipoprotein A2, Apolipoprotein B j. Tes diagnostik lain, meliputi : Lipoprotein (a), homosistein, serum amiloid a, dan LDL tebal/padat (pola B). Berbagai skrining tes untuk manifestasi dari penyakit pembuluh (index mata kaki berkenaan dengan lengan, latihan pengujian, Magnetis Resonansi Imaging) dan diabetes (glukosa puasa, uji toleransi glukosa oral).
DESIRED OUTCOME
Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL untuk mengurangi resiko
pertama atau berulang dari infark miokardiak, angina, gagal jantung, stroke iskemia, atau kejadian lain penyakit arterial perifer seperti karotid stenosis atau aneurisme arteri abdominal.
Katzung, B. G. 2002. Farmakologi: Dasar dan Klinik, Buku 2, Edisi 8,
Penerjemah: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Salemba Medika. Jakarta. 421-433. Robert. 2005. Hyperlipidemia (High Blood Fat). Tersedia di: http://jcem.endojournals.org/content/90/3/0.1.full Sukandar. 2008. ISO Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan. Jakarta. Barbara et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition. McGraw-Hill. New York.