Anda di halaman 1dari 44

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SUBSTANSI POKOK PENGATURAN


PERATURAN PEMERINTAH NO 45 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN APBN

20 JUNI 2013

OUTLINE
1.

Pejabat Perbendaharaan;

2.

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;

3.

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan;

4.

Pelaksanaan Anggaran Belanja;

5.

Pelaksanaan Anggaran Per Jenis Belanja;

6.

Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan;

7.

Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran


Anggaran Negara pada Akhir Tahun Anggaran;

8.

Pelaksanaan Anggaran dalam Penanggulangan


Bencana;

9.

Penatausahaan pelaksanaan anggaran;

10.

Sistem informasi Keuangan Negara

Pejabat
Perbendaharaan

Pejabat Perbendaharaan
PRESIDEN

BUN
delegatif
KUASA
BUN

delegatif
Ex
officio
penugasan

Fungsional
Perintah bayar

PEJABAT PERBENDAHARAAN

PA

Kewenangan untuk mengatur lebih lanjut pelaksanaan anggaran


yang menjadi tanggung jawabnya (Psl.3)
Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan
kebijakan anggaran (Psl.4)
Menkeu selaku PA atas BA yang tidak dikelompokkan dalam BA
K/L yang kegiatannya bukan merupakan tugas dan fungsi
Menkeu hanya bertanggung jawab dari sisi formal (Psl.4).
Pelimpahan kewenangan penunjukan pejabat perbendaharaan
negara kepada KPA (Psl.5)

KPA

Penunjukan KPA bersifat ex officio (Psl.6)


Penunjukan KPA atas pelaksanaan UB dan TP dilakukan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga atas usul Gubernur/Bupati/Walikota
atau dapat didelegasikan kepada kepala daerah (Psl.7)
Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan
kegiatan yang berada pada penguasaannya (Psl.10)

PEJABAT PERBENDAHARAAN

PPK

Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan yang


mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara (Psl.11-12)
PPK bertanggung jawab atas kebenaran materiil dan akibat yang
timbul dari penggunaan bukti hak tagih kepada negara (Psl.13)

PP
SPM

Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian tagihan


dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara (Psl. 14-15)
PPSPM bertanggung jawab terhadap kebenaran, kelengkapan, dan
keabsahan administrasi dokumen hak tagih pembayaran dan akibat
yang timbul dari pengujian yang dilakukan (Psl.16)

BENDA
HARA

Pendelegasian
kewenangan
pengangkatan
bendahara
penerimaa/pengeluaran dari Menteri/Pimpinan Lembaga kepada
kepala satuan kerja (Psl.18)
Persyaratan sertifikasi bendahara bagi pejabat/pegawai yang akan
diangkat menjadi bendahara penerimaan/pengeluaran yang akan
diatur lebih lanjut dengan Perpres (Psl.21, Psl.25, Psl.28)
Pengangkatan bendahara pengeluaran pembantu untuk peningkatan
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran (Psl.27)

Daftar Isian
Pelaksanaan
Anggaran

PENYUSUNAN DIPA
31/10

APBN
DITETAPKAN

Pemberitahuan
ke K/L utk
menyampaikan
DIPA

30/11

PENYUSUNAN
KEPPRES
RINCIAN APBN

Penyusunan,
Penyampaian
, dan
Pengesahan
DIPA

Pasal 29

1/1

Pelaksanaan
Penerimaan/p
engeluaran
dimulai
Distribusi
DIPA ke
satker

DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Penyu
sunan

Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menyusun DIPA


(Psl.29)
DIPA disusun berdasarkan anggaran berbasis kinerja yang dirinci
menurut klasifikasi fungsi, organisasi, dan jenis belanja (Psl.30)

Penge
sahan

Kewenangan Menkeu selaku BUN untuk mengesahkan DIPA


Kewenangan pengujian kesesuaian isi DIPA sebelum pengesahan
Fungsi pengesahan DIPA sebagai pernyataan kesiapan BUN dalam
pelaksanaan anggaran sesuai rencana penarikan dana. (Psl 35)

Revisi

Pengaturan sebab sebab revisi DIPA karena alasan administratif,


alokatif, perubahan rencana penarikan dana, dan/atau perubahan
rencana penerimaan dana (Psl.38)

Pelaksanaan
Anggaran
Pendapatan Negara

PELAKSANAAN ANGGARAN
PENDAPATAN NEGARA
Penyetor
an
pendapat
an negara

Penyetoran pendapatan negara melalui bank sentral atau bank


umum dan badan lannya (Psl 43)
Kewajiban penyetoran ke kas negara tepat waktu dan adanya
pengenaan sanksi administratif berupa denda (Psl 46)
Penetapan wajib pungut pajak kpd setiap PA/KPA dan/atau
bendahara (Psl 47)

Pengelola
an PNBP

Tanggungjawab Menteri/Pimpinan Lembaga yang memiliki


sumber PNBP untuk melakukan pemungutan PNBP (Psl 48)
Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menetapkan
pejabat yang bertugas melakukan pemungutan PNBP (Psl 48)
Kewenangan dan tanggungjawab KPA untuk memperhitungkan
PNBP yang terutang dari pembayaran yang dilakukannya (Psl
53)

Hibah

Tanggungjawab Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal atas


pelaksanaan pendapatan hibah (Psl 56)
Keharusan pendapatan hibah dikelola dalam APBN (Psl 56)

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan


Penyetoran Penerimaan Negara
PRINSIP

SEKUEN 1

Sore hari

Berkala (atas
persetujuan
Menkeu)

SEKUEN 2

Pasal 49-50

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan


Mekanisme Penatausahaan dan Pelaporan PNBP

Pelaksanaan
Anggaran Belanja

Alur Pelaksanaan Belanja


Pelaksanaan
Komitmen

KPA

Penga
daan
baran
g/jasa

Perja
njian

Penagi
han

Prestasi
kerja

SPP

Doelmatigheid

Pembebanan
dan Perintah
Bayar

Perintah
Bayar

Pembeban

Pengujian
tagihan
Wetmatigheid
Rechtmatigheid

Kuasa
BUN

Pencairan
Pencairan
Dana
Dana

Pengujian
Wetmatigheid
Rechtmatigheid

Pencairan
Dana

Pelaksanaan Anggaran Belanja


Jenis-jenis pembuatan komitmen

PEMBUATAN
KOMITMEN

SURAT
KEPUTUSAN

PERORANGAN

BERSAMA

PERJANJIAN

KONTRAK/SPK

BUKTI
PEMBELIAN/
PEMBAYARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Pelaksana
an
komitmen

Pagu Anggaran yang sudah terikat komitmen tidak dapat


digunakan untuk kebutuhan lain (Psl.57)
Proses pengadaan barang dan jasa sebelum tahun anggaran
dimulai setelah RKA disetujui oleh DPR (Psl.59)
Izin pejabat yang berwenang atas perjanjian yang
membebani anggaran lebih dari satu tahun anggaran (Psl.61)
Perjanjian menggunakan valas dapat membebani DIPA
rupiah murni dengan nilai ekuivalen valas (Psl.63)
Kewajiban menyetorkan uang hak negara yg berasal dr
komisi, rabat, potongan, dan penerimaan lain (Psl.64)

Pelaksanaan Anggaran Belanja


Penyelesaian tagihan
PRINSIP
LANGSUNG (LS)

SEKUEN 1
LANGSUNG (LS)

Segera

UP

Pembayara
n

SEKUEN 2

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Penyelesai
an tagihan

Penyelesaian tagihan kepada negara dilaksanakan berdasarkan hak


dan bukti yg sah untuk memperoleh pembayaran (Psl.65)
Kewenangan bendahara pengeluaran utk melakukan pembayaran
atau menolak perintah bayar dr KPA (Psl.66)
Kewajiban PPK utk mengesahkan bukti pembelian/pembayaran
sebagai hak tagih kepada negara (Psl.67)
Penyampaian SPM oleh KPA dilengkapi dengan pernyataan
kebenaran perhitungan dan tagihan dan/atau data perjajian (Psl.67)
Pembayaran dapat dilakukan sebelum barang/jasa dengan
menyampaikan jaminan atas pembayaran (Psl.68)
Kewajiban memperhitungkan kewajiban apabila pihak ketiga masih
mempunyai utang kepada negara (Psl.69)
Tanggung jawab PPK menatausahakan komitmen dan kewajiban
menyampaikan data komitmen kepada kuasa BUN (Psl.71)
Dalam menerbitkan SP2D, Kuasa BUN melakukan pengujian SPM yg
diajukan oleh KPA (Psl.73)
Hak tagih kepada negara diselesaikan paling lambat 30 hari kalender
(Psl.75)

Pelaksanaan
Anggaran Per Jenis
Belanja

PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Pegawai

Belanja Pegawai paling sedikit terdiri dari kompensasi


dalam bentuk uang atau barang, belanja pensiun dan uang
tunggu, dan kontribusi sosial lainnya (Psl.77)
Pelaksanaan Belanja Pegawai dilakukan berdasarkan surat
keputusan kepegawaian da/atau peraturan perundangundangan dibidang kepegawaian (Psl.78)
Kewenangan KPA utk menunjuk petugas pengelola dan
penatausahaan pembayaran belanja pegawai (Psl.79)
Pengaturan pembayaran gaji dan/atau tunjangan atau
dalam bentuk lainnya yg dilaksanakan setiap bula pada hari
kerja pertama (Psl.80)
Kewenangan Menkeu menetapkan satuan harga dan
bentuk pemberian tunjangan pangan/beras (Psl.82)
Tanggung jawab KPA utk memperhitungkan kewajiban
pejabat negara dan pegawai negeri kepada penyelenggara
jaminanan sosial (Psl.83)

PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Barang
& modal

Belanja barang paling sedikit meliputi belanja barang


dan/atau jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan
dinas, dan belanja barang untuk diserahkan ke masyarakat
(Psl.87)
Pemberian honorarium kpd pegawai negeri, pejabat
negara, dan/atau pejabat lainnya yg terlibat dalam
tim/panitia/kel. kerja (Psl.88)
Pengaturan ijin presiden atau pejabat yg ditunjuk terlebih
dahulu sebelum perjalanan dinas ke luar negeri (Psl.90)
Pemberian uang pesangon kpd pegawai yg dipindahkan
kecuali ditempat yg baru mendapat perumahan (Psl.91)
Pemberian dana oprasional bagi pimpinan lembaga negara
dan Menteri/Pimpinan Lembaga utk kegiatan yg bersifat
strategis dan khusus (Psl.92)
Belanja modal utk memperoleh/menambah nilai aset tetap
dan/atau aset lainnya (Psl.93)

PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Subsidi

Belanja subsidi utk memenuhi hajat hidup orang banyak


terdiri dari belanja subsidi energi dan non energi (Psl.94)
Kewenangan Menkeu selaku pengelola fiskal utk mengelola
anggaran belanja subsidi (Psl.95)
Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi menunjuk
pejabat es. 1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk
menjalankan fungsi PA (Psl.95)
Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi
menetapkan pejabat di lingkungan K/L yg membidangi
fungsi pelaksanaan pemberian subsidi sebagai KPA(Psl.95)
Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja
subsidi dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan
(Psl.96)
Subsidi yang belum dapat diperhitungkan sampai dgn akhir
tahun anggaran pembayarannya dilakukan berdasarkan
DIPA tahun anggaran berikutnya (Psl.97)

PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Bantuan
Sosial

Belanja bantuan sosial utk melindungi masyarakat dari


kemungkinan terjadinya resiko sosial, meningkatkan
kemampuan ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat
(Psl.97)
Bentuk belanja bantuan sosial terdiri atas bantuan sosial yg
bersifat konsumtif, bantuan sosial yg bersifat produktif, dan
bantuan sosial melalui lembaga pendidikan, lembaga
kesehatan dan lembaga tertentu (Psl.99)
Pembayaran belanja bantuan sosial melalui lembaga
pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga tertentu
dilakukan melalui transfer uang, transfer barang, dan/atau
transfer jasa (Psl.99)
Pelaksanaan pembayaran dilaksanakan secara langsung
kepada masyarakat dan/atau kelompok masyarakat
(Psl.101)

PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Hibah

Belanja hibah terdiri atas belanja hibah ke pemerintah


daerah, BUMN, BUMD, dan ke pemeritah asing/lembaga
asing (Psl.102)
Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah menunjuk
pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk
menjalankan fungsi PA (Psl.103)
Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah
menetapkan pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan
selaku KPA (Psl.103)
Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja
hibah dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.104)
Pembayaran belanja hibah dilakukan secara langsung dari
rekening kas negara ke rekening penerima tujuan hibah
(Psl.105)

PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Lain-lain

Untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak,


tidak terduga, strategis, serat diharapkan tidak berulang
disediakan alokasi anggaran belanja lain-lain. (Psl 107)
Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain
menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian
Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.108)
Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain
menetapkan pejabat pada K/L yang menggunakan
anggaran belanja lain-lain selaku KPA (Psl.108)
Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja
lain-lain dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan
(Psl.109)
Untuk mengurangi resiko fiskal terhadap APBN, Menkeu
dapat melakukan kontrak manajemen resiko untuk
memberikan perlindungan terhadap resiko keuangan,
ekonomi dan bencana alam dengan melibatkan penyesia
jasa asuransi (Psl.111)

PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Transfer
ke
daerah

Menkeu bertindak selaku PA untuk mengelola anggaran


transfer ke daerah (Psl. 113)
Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke
daerah menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian
Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.113)
Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke
daerah menetapkan pejabat pada kementerian keuangan
yang menggunakan anggaran belanja transfer ke daerah
selaku KPA (Psl.113)
KPA menerbitkan Surat Keputusan mengeni rincian alokasi
anggaran ke daaerah untuk melaksanakan anggaran
transfer ke daerah (Psl.115)

PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA
Belanja
yang
bersumbe
r dari
hibah

Penggun
aan
PNBP
untuk
kegiatan
tertentu
Penyeles
aian
keterlanju
ran
pembayar
an

Belanja untuk kebutuhan K/L dapat bersumber dari hibah (Psl. 117)
Hibah dapat diterima langsung oleh K/L dari pemberi hibah (Psl.117)
Sebagian dana PNBP dpt digunakan untk kegiatn tertentu(Psl 119).
Pencairan
penggunaan
dana
PNBP
kegiatan
tertentu
memperhatikan batas maksimum pencairan (Psl 120)
Setoran PNBP yang boleh digunakan sampai dengan akhir tahun
anggaran dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tahun
anggaran berikutnya (Psl.120)
Pembayaran kepada pihak yang tidak berhak dan atau dibayarkan
melebihi haknya harus disetorkan kembali ke kas negara (Psl 122)
Peyetoran ke kas negara diperlakukan sebagai koreksi atas
keterlanjuran pembayaran (Psl 122)
Setelah dilakukan koreksi dapat dilakukan pembayaran kembali atas
beban rekening kas negara (Psl 122)

PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA

Pembaya
ran
pengemb
alian
penerima
an

Setiap keterlanjuran setoran/kelebihan penerimaan negara dapat


dimintakan kelebihannya (Psl 123)
Pembayaran pengembalian kelebihan peberimaan negara harus
diperhitungka terlebih dahlu dengan utang kepada negara (Psl
123)
Saker dapat meminta APIP untuk melakukan pemeriksaan untuk
memberikan keyakinan adanya keterlanjuran setoran/kelebihan
penerimaan negara (Psl 123)

Anggaran
belanja
pada
satker/
atase RI
di luar
negeri

Anggaran belanja pada satker/atase RI dalam negeri


menggunakan mata uang asing (Psl 128)
Penyediaan DIPA dengan nilai ekuivalen valuta asing (Psl 128)
Ekuivalen valuta asing menjadi acuan dalam pembayaran
pencairan dana (Psl 128)
Pencatatan transaksi atas pembayaran menggunakan nilai
ekuivalen rupiah berdasarkan kurs BI (Psl 128)

PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA

Monev
pelaksan
aan
anggaran
belanja

Likuidasi
Kementeri
an/Lemba
ga/Satker

Menteri/pimpinan lembaga selaku PA melakukan monev


pelaksanaan anggaran belanja pada K/L yang dipimpinnya
(Psl 131)
Menkeu selaku BUN melakukan monev pelaksanaan
anggaran belanja K/L (Psl 131)
Menteri/Pimpinan lembaga selaku PA menyampaikan
laporan monev kepada Menkeu (Psl 131)
Menteri selaku PA anggaran transfer ke daerah melakukan
monev terhadap penyerapan dan penggunaan dana (Psl
132)
Setiap K/L/Satker yang dilikuidasi harus menyelesaikan
seluruh hak dan kewajibannya meliputi piutang negara dan
utang
pada
pihak
ketiga,
UP
yang
belum
dipertanggungjawabkan serta hak dan kewajiban lainnya (Psl
133)

PELAKSANAAN
ANGGARAN
PEMBIAYAAN

PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA

Tujuan
Pembiayaan

Sumber
pembiayaan

saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya;


pembiayaan utang melalui penarikan pinjaman
dan/atau penerbitan surat berharga negara;
pembiayaan non-utang melalui penjualan aset
pemerintah, privatisasi BUMN, dan pengembalian
penerusan pinjaman dan pembiayaan non-utang
lainnya; dan/atau
surplus anggaran (Psl 134)

menutup defisit;
mengelola portofolio utang;
investasi dan penyertaan modal negara;
pemberian pinjaman dan/atau penjaminan;
penerusan pinjaman; dan
pembiayaan lain (Psl 134)

PELAKSANAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN

Penyelesaian
Piutang pada
K/L

Pengeloaan
Portofolio
utang

Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA/Pengguna


BMN wajib melaksanakan penyelesaian Piutang
Negara yang berada dalam pengelolaan dan/atau
tanggung jawabnya secara tepat waktu (Psl 138)
Debitur perorangan maupun lembaga melakukan
pembayaran atas Piutang Negara langsung ke
rekening Kas Negara (Psl 139)
Pengelolaan portofolio utang dilaksanakan melalui
restrukturisasi utang dan Transaksi lindung nilai.
Biaya yang timbul dalam pengelolaan portofolio utang
disediakan dalam APBN. (Psl 140)

PELAKSANAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN

Pembayaran
Kewajiban
Utang

Pelaksanaan
Penjaminan

Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal


berwenang mengelola anggaran utang.
Dalam rangka pengelolaan anggaran Menteri
Keuangan bertindak selaku PA atas anggaran
utang. (Psl 141)
Untuk menjaga kredibilitas negara, pembayaran
utang dapat melampaui pagu DIPA, mendahului
ditetapkannya revisi DIPA (Psl 143).
Menteri Keuangan selaku BUN berwenang
memberikan jaminan atas nama Pemerintah.
Jaminan dilakukan terhadap pembayaran kewajiban
pihak terjamin sesuai perjanjian pinjaman/kerja
sama kepada penerima jaminan atau risiko
penerima jaminan (Psl 144)

PELAKSANAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN

Penyaluran
Pinjaman
dan/atau
Hibah yang
Diteruspinj
amkan

Pelaksana
an
Anggaran
Investasi
Pemerintah

Menkeu selaku pengelola fiskal berwenang mengelola


anggaran pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan (Psl
149)
Gubernur/Bupati/Walikota bertanggung jawab atas penetapan,
perhitungan biaya, dan penggunaan anggaran yang berasal
dari pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan ke daerah
(Psl 150)
Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja
pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan diwujudkan
dalam naskah perjanjian penerusan pinjaman (Psl 151)
Menteri Keuangan selaku BUN berwenang mengelola
investasi Pemerintah (Psl 153)
Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja
investasi Pemerintah diwujudkan dalam suatu naskah
perjanjian investasi Pemerintah (Psl 155)

PELAKSANAAN
PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN
ANGGARAN NEGARA
PADA AKHIR TAHUN
ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN
PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN

Pelaksanaan
Penerimaan

Kewenangan Menkeu menetapkan kebijakan penerimaan


negara terkait batas waktu Penerimaan Negara untuk
mengendalikan saldo kas negara serta persiapan tutup buku
pada akhir tahun anggaran (Psl 157)
Pada akhir tahun anggaran, bank sentral, bank umum, dan
badan lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan wajib
menerima setoran penerimaan negara selama jam buka
pelayanan sesuai yang diatur dalam perjanjian kerja sama (Psl
158)
Ketentuan batasan waktu akhir tahun dalam penyampaian

Pelaksanaan
Pengeluaran

SPM (Psl 159)


Penyelesaian Uang Persediaan pada akhir tahun anggaran
(Psl 160)
Pengaturan sisa pagu DIPA yang tidak terealisasi sampai akhir
tahun anggaran (Psl 162)
Pengaturan sisa pekerjaan sampai dengan akhir tahun
anggaran (Psl 163)

Pelaksanaan Anggaran
dalam Penanggulangan
Bencana

PELAKSANAAN ANGGARAN
DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Anggaran
dan
pelaksan
aan

Pertangg
ungjawab
an

Menteri Keuangan selaku BUN dapat melakukan


pengeluaran yang belum tersedia anggarannya untuk
pelaksanaan penanggulangan bencana pada tahap
tanggap darurat bencana (Psl 166)
PA yang membidangi tugas koordinasi penanggulangan
bencana dapat menunjuk pejabat pada K/L Lainnya atau
pejabat Pemda selaku KPA/PPK/PPSPM/BP/BPP(Ps166)
Dalam hal terdapat sisa pagu DIPA atas Kegiatan
penanggulangan bencana dan yang tidak dapat
diselesaikan sampai berakhirnya tahun anggaran, sisa
pagu DIPA tersebut dapat ditampung dalam satu rekening
penampung (Psl 168)
Pertanggungjawaban pnggulangan bencana saat tangggap
darurat diperlakukan secara khusus sesuai dengan kondisi
kedaruratan dan dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas
dan transparansi (Psl 166)

Penatausahaan
Pelaksanaan
Anggaran

PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Penatausaha
an transaksi
keuangan

Pejabat
Perbendaharaan
bertangungjawab
menatausahakan setiap transaksi keuangan (Psl 173)
Penatausahaan transaksi keuangan dilakukan untuk
menyelenggarakan pelaporan dan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan anggaran (Psl 174)
Pejabat

Penatausaha
an dokumen

Perbendaharaan
bertangungjawab
atas
penyelenggaraan penatausahaan dokumen transaksi
keuangan (Psl 177)
Menteri Keuangan selaku BUN menetapkan standar
dikumen transaksi keuangan (Psl 177)

Sistem Informasi
Keuangan Negara

SISTEM INFORMASI KEUANGAN NEGARA

Sistem
Informasi
Keuangan
Negara

Menkeu selaku BUN menyelenggaran sistem


informasi data mengenai pihak yang melakukan
perjanjian dengan pemerintah (Psl179).
Sistem informasi data paling sedikit memuat
informasi mengenai nama, NPWP, No Rek Bank,
dan alamat dari pihak yang melakukan perjajian
(Psl179).
Menkeu menyelenggarakan sistem informasi
keuangan negara yang terintegrasi meliputi sistem
informasi pada K/L dan pemerintah daerah yang
berkaitan dengan keuangan negara dan keuangan
derah (Psl 180)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai