Anda di halaman 1dari 175

PT.

PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)


BALI TOURISM DEVELOPMENT CORPORATION (BTDC)

KEPUTUSAN DIREKSI
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
NO : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013

PEDOMAN
PENGADAAN BARANG/JASA

Kantor Pusat
P.O. Box 3, Nusa Dua 80363, Bali Indonesia
Tel. (0361) 771010 (5 lines) Fax. (0361)771014
E-mail : btdcnd@indosat.net.id

PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)


BALI TOURISM DEVELOPMENT CORPORATION (BTDC)

KEPUTUSAN DIREKSI
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
NO : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013

LAMPIRAN LAMPIRAN
PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA

Kantor Pusat
P.O. Box 3, Nusa Dua 80363, Bali Indonesia
Tel. (0361) 771010 (5 lines) Fax. (0361)771014
E-mail : btdcnd@indosat.net.id

DAFTAR ISI
KEPUTUSAN DIREKSI
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
NOMOR : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
DI LINGKUNGAN PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)

BAB I

KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
Bagian Keempat
Bagian Kelima
Bagian Keenam
Bagian Ketujuh
Bagian Kedelapan
Bagian Kesembilan
Bagian Kesepuluh
Bagian Kesebelas

BAB II

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

4
Pengertian Istilah
Maksud dan Tujuan
Prinsip Dasar
Kebijakan Umum
Etika Pengadaan Barang/Jasa
Pelaksanaan Atas Pengadaan Barang/Jasa
Ruang Lingkup
Pembiayaan Pengadaan Barang/Jasa
Pengguna Barang/Jasa
Organisasi Pengadaan
Tim/Pejabat Penerima Hasil
Pengadaan Barang/Jasa

4
10
10
11
12
13
13
13
14
15
16

KETENTUAN PENGADAAN BARANG/JASA

18

Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
Bagian Keempat
Bagian Kelima
Bagian Keenam
Bagian Ketujuh
Bagian Kedelapan
Bagian Kesembilan

:
:
:
:
:
:
:
:
:

18
24
30
30
32
33
36
38

Bagian Kesepuluh

Bagian Kesebelas
Bagian Keduabelas
Bagian Ketigabelas

:
:
:

Persiapan Pengadaan Barang/Jasa


Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa
Penggolongan Penyedia Barang/Jasa
Dokumen Pengadaan
Dokumen Penawaran
Jaminan Pengadaan
Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Prinsip Penetapan Sistem Pengadaan
Metode Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya
Penetapan Metode Pemilihan Penyedia
Jasa Konsultasi
Metode Penyampaian Dokumen Penawaran
Metode Evaluasi Penawaran
Sanggahan

39
44
48
56
64

Bagian Keempatbelas

: Pengadaan Gagal dan Pengadaan Ulang

BAB III PROSES PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA


Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
Bagian Keempat

: Pelaksanaan Pengadaan Barang/


Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya
: Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultasi
: Pelaksanaan Pengadaan Jasa Lainnya
: Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
untuk Pekerjaan Penanggulangan Bencana
Alam dan Bantuan Korban Bencana Alam

BAB IV PENGADAAN KHUSUS


Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
Bagian Keempat
BAB V

:
:
:
:

Sewa Menyewa/Sewa Beli


Sewa Guna Usaha/Leasing
Outsourcing
Pengadaan Asuransi

: Cara Pengadaan Barang/Jasa dengan


Menggunakan Sarana e-procurement

BAB VI SWAKELOLA
Bagian Pertama
Bagian Kedua

69

69
83
96

96
98

PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK


Bagian Pertama

65

98
98
100
100
103

103
104

: Ketentuan Umum Swakelola


: Pengadaan Melalui Swakelola

104
105

BAB VII PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI

106

Bagian Pertama

: Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri

BAB VIII PERJANJIAN/KONTRAK


Bagian Pertama

: Perjanjian/Kontrak

BAB IX PELAKSANAAN KONTRAK


Bagian Pertama

: Pelaksanaan Kontrak

106
108
108
124
124

BAB X

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

131

Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga

131
131
132

: Pembinaan
: Pengawasan
: Tindak Lanjut Pengawasan

BAB XI KETENTUAN PENUTUP

133

Bagian Pertama

133

: Ketentuan Penutup

DAFTAR ISI
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKSI
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
NOMOR : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
DI LINGKUNGAN PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)

LAMPIRAN 1 CONTOH PAKTA INTEGRITAS

Lampiran 1.a
Lampiran 1.b
Lampiran 1.c

1
3

:
:
:

Contoh PAKTA INTEGRITAS untuk Staf/Pejabat/PokJa BLP


Contoh PAKTA INTEGRITAS untuk Penyedia Barang/Jasa
Contoh PAKTA INTEGRITAS Dalam Rangka Usulan
Pemenang

LAMPIRAN 2 CONTOH FORMULIR PENILAIAN KUALIFIKASI


PENGADAAN BARANG/JASA KONSTRUKSI/JASA LAINNYA
Lampiran 2.a

Lampiran 2.b

Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan Pengadaan


Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
Formulir Isian Penilaian Kualifikasi

7
8

LAMPIRAN 3 CONTOH SURAT PERINTAH KERJA

15

Lampiran 3.a
Lampiran 3.b

15
17

:
:

Contoh Surat Perintah Kerja (PK)


Contoh Surat Perjanjian Kerja (SPK)

LAMPIRAN 4 CONTOH FORMULIR PENILAIAN KUALIFIKASI


PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI

27

Lampiran 4.a
Lampiran 4.b

28
29

:
:

Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan Jasa Konsultasi


Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan Jasa Konsultasi

KEPUTUSAN DIREKSI
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
NO. Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013
Tentang
PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
DIREKSI PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
Menimbang

a. bahwa mengacu Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05/MBU/2008


tersebut di atas, Direksi PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)
telah menetapkan Pedoman Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan
Keputusan Direksi Nomor : Kep/Dir/73/XII/ 2008, tanggal 15
Desember 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/
Jasa.
b. bahwa dalam rangka mendorong sinergi BUMN, sinergi Anak
Perusahaan, sinergi BUMN dan Anak Perusahaan, guna menambah
nilai perusahaan dengan berpedoman pada peningkatan efisiensi dan
perekonomian, serta menciptakan kesetaraan dalam dunia usaha bagi
BUMN dan memberi kesempatan bagi usaha kecil/mikro, maka
dipandang perlu oleh Menteri Negara BUMN untuk menyempurnakan
ketentuan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa BUMN PER05/MBU/2008. Oleh karena itu, dikeluarkan Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-15/MBU/2012 tanggal 25
September 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan
Usaha Milik Negara.
c. bahwa dengan adanya Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor PER-15/MBU/2012 tanggal 25 September 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara, maka
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT. Pengembangan Pariwisata Bali
(Persero) yang diatur berdasarkan Keputusan Direksi Nomor :
Kep/Dir/73/XII/ 2008, tanggal 15 Desember 2008, dipandang perlu
disempurnakan agar tetap tercipta efisien, efektif, bersaing, transparan,
adil/tidak diskriminatif, jujur, akuntabel, sehingga dapat diperoleh
hasil pengadaan barang/jasa yang tepat mutu, tepat waktu, dan tepat
biaya serta adanya kepastian hukum dan tidak kehilangan momentum
bisnis namun juga dapat menciptakan sinergi antar BUMN maupun
anak perusahaan BUMN.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

Mengingat

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf


a, b, c dan d di atas, perlu ditetapkan Keputusan Direksi PT.
Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) tentang Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa di lingkungan PT. Pengembangan Pariwisata Bali
(Persero).

: 1.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 70,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297);

2.

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756);

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,


Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran, Badan Usaha Milik Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 117,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4556);

4.

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Badan Usaha Milik Negara;

5.

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No PER01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara (BUMN);

6.

Peraturan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER15/MBU/2012 tanggal 25 September 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Badan Usaha Milik Negara;
Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Pengembangan Pariwisata Bali No : KEP-75/MBU/2011 tanggal 21
Maret 2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata
Bali;

7.

8.

Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat


Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Pengembangan Pariwisata Bali Nomor : KEP-169/MBU/2011 tanggal
20 Juli 2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan AnggotaAnggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Pengembangan Pariwisata Bali;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

9.

Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroaan (Persero)


Pengembangan Pariwisata Bali tanggal 14 Agustus 2008 pasal 11
tentang Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Direksi;

10. Surat Persetujuan dari Dewan Komisaris PT. Pengembangan Pariwisata


Bali (Persero) No. S-05/DEKOM.BTDC/IV/2013 tanggal 5 April 2013
tentang Tanggapan atas Permohonan Persetujuan Batasan Nilai
Penunjukan Langsung.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKSI TENTANG PEDOMAN PENGADAAN
BARANG/JASA
DI
LINGKUNGAN
PT.
PENGEMBANGAN
PARIWISATA BALI (PERSERO).

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pengertian dan Istilah
Pasal 1
Dalam Keputusan Direksi ini yang dimaksud dengan:
1.1.

Anggaran Perusahaan adalah anggaran PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)


yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan telah
disahkan oleh RUPS, termasuk anggaran untuk pekerjaan mendesak atau Keadaan
Darurat (emergency) yang belum ditetapkan di dalam RKAP;

1.2.

Perusahaan adalah PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) atau Bali Tourism
Development Corporation selanjutnya disebut BTDC;

1.3.

Anak Perusahaan adalah:


1.3.1. Anak perusahaan BTDC yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh BTDC;
1.3.2. Perusahaan yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh BUMN lain;
1.3.3. Perusahaan patungan dengan jumlah gabungan kepemilikan saham BUMN
minimum 90%.

1.4.

Perusahaan Terafiliasi BUMN adalah perusahaan yang sahamnya minimum 90%


dimiliki oleh Anak Perusahaan BUMN, gabungan Anak Perusahaan BUMN, atau
gabungan Anak Perusahaan BUMN dengan BUMN;

1.5.

Direksi adalah Direksi PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang merupakan
organ perseroan yang bertanggungjawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk
kepentingan, tujuan dan mewakili kepentingan perusahaan;

1.6.

Dewan Komisaris/Dekom adalah Dewan Komisaris PT. Pengembangan Pariwisata


Bali (Persero) yang merupakan organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan serta memberi nasehat kepada Direksi;

1.7.

RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham PT. Pengembangan Pariwsata Bali
(Persero) yang merupakan organ perseroan dan mempunyai wewenang yang tidak
dimiliki Direksi dan Dekom;

1.8.

Direksi Pekerjaan (Pengawas pekerjaan) adalah pejabat maupun pegawai di BTDC


serta pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi BTDC untuk melakukan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan Pengadaan Barang dan /atau Jasa;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

1.9.

Pengguna Barang dan/atau Jasa adalah Direktur Utama PT. Pengembangan


Pariwisata Bali (Persero) atau Direktur bidang yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Barang dan/atau Jasa dalam lingkungan kerja perusahaan;

1.10. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Direktur Utama atau
Direktur Bidang PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang bertanggung
jawab atas penggunaan anggaran dalam lingkungan kerja perusahaan;
1.11. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah Pejabat atau
pegawai BTDC maupun orang lain yang diberi kuasa oleh Direktur Utama atau
Direktur Bidang yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran dalam
lingkungan kerja perusahaan;
1.12. Tahun Anggaran adalah kurun waktu 1 (satu) takwin terhitung sejak tanggal 1 (satu)
Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember;
1.13. Bagian Layanan Pengadaan selanjutnya disebut BLP adalah Bagian/Unit organisasi
perusahaan yang berfungsi untuk melaksanakan pengadaan barang dan/atau jasa;
1.14. Pejabat Pengadaan adalah Pejabat BLP yang bertugas melaksanakan pemilihan
Penyedia Barang/Jasa melalui pengadaan/pembelian langsung, penunjukan langsung
dan pemilihan langsung;
1.15. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha, termasuk BUMN, Badan Hukum, atau
orang perseorangan/subyek hukum yang kegiatan usahanya menyediakan
Barang/Jasa;
1.16. Pengadaan Barang dan/atau Jasa adalah kegiatan pengadaan barang, pengadaan
jasa konstruksi, pengadaan jasa konsultansi, pengadaan khusus dan pengadaan jasa
lainnya yang dilakukan oleh PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang
pembiayaannya menggunakan dana dari anggaran perusahaan (RKAP), atau tidak
menggunakan dana langsung dari APBN/APBD, atau yang dibiayai dengan sumber
dana dari pinjaman/hibah luar negeri dan/atau pinjaman dalam negeri (sepanjang tidak
diatur dalam naskah pemberi pinjaman/guide lines), baik yang dilaksanakan secara
swakelola maupun oleh penyedia barang dan jasa;
1.17. Barang dan/atau Jasa adalah semua bentuk produk dan/atau layanan yang
dibutuhkan oleh pengguna barang dan/atau jasa;
1.18. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun
tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan
oleh pengguna barang;
1.19. Jasa Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

1.20. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir
(brainware);
1.21. Pengadaan Khusus meliputi segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa
Konstruksi, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya, antara lain: sewa-menyewa/sewa beli,
sewa guna usaha (leasing), outsourcing, dan pengadaan asuransi;
1.22. Jasa lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah
dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala
pekerjaan dan/atau penyediaaan jasa selain Jasa Konsultansi, Jasa Konstruksi dan
Pengadaan Barang;
1.23. Proses Pengadaan Barang dan/atau Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang
dan/atau Jasa mencakup sejak tahap proses memilih Penyedia Barang/Jasa sampai
dengan tahap penyelesaian pelaksanaan pekerjaan;
1.24. Jadwal Pengadaan adalah rincian waktu proses Pengadaan Barang/Jasa yang dimulai
dari pengumuman sampai dengan penandatanganan Kontrak;
1.25. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara Penggunan Barang dan/atau Jasa dengan Penyedia
Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola.
1.26. Masa Pelaksanaan Kontrak adalah masa sejak ditandatanganinya kontrak sampai
dengan berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam kontrak;
1.27. Dokumen Pengadaan/Pelelangan adalah dokumen yang disiapkan oleh Pejabat BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan Pengguna Barang/Jasa sebagai pedoman yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses
Pengadaan Barang/Jasa;
1.28. Dokumen Kualifikasi adalah dokumen yang disiapkan oleh Pejabat BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP sebagai pedoman dalam Penilaian Kualifikasi
Penyedia Barang/Jasa yang digunakan pada prakualifikasi maupun pascakualifikasi;
1.29. Dokumen Penawaran adalah surat penawaran beserta seluruh dokumen lampirannya
yang disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa;
1.30. Harga Perkiraan Sendiri/HPS (Owners Estimate/OE) adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh Bagian/Unit terkait
yang disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa;
1.31. Berita Acara Serah Terima Pertama adalah berita acara yang dibuat setelah fisik
pekerjaan mencapai 100% (seratus persen);
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

1.32. Berita Acara Serah Terima Kedua adalah berita acara yang dibuat setelah masa
pemeliharaan selesai;
1.33. Tim Pengawas Pekerjaan adalah Tim yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Direksi yang
bertugas memeriksa pekerjaan;
1.34. Tim Penerima Hasil Pekerjaan adalah Tim yang ditunjuk dan ditetapkan oleh
Direksi yang bertugas menerima hasil pekerjaan;
1.35. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa adalah kegiatan untuk menetapkan Penyedia
Barang/Jasa yang akan ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan;
1.36. Kualifikasi adalah bagian kegiatan untuk menetapkan tingkat/kedalaman kompetensi
dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa;
1.37. Klarifikasi adalah kegiatan meminta penjelasan oleh BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP kepada Penyedia Barang/Jasa atas substansi penawaran yang kurang
jelas dalam rangka evaluasi penawaran;
1.38. Negosiasi adalah kegiatan untuk pembahasan aspek teknis, harga dan waktu
pelaksanaan antara Pejabat BLP dengan Penyedia Barang/Jasa;
1.39. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa sebelum
memasukkan penawaran;
1.40. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah
memasukkan penawaran;
1.41. Penilaian Kualifikasi adalah kegiatan yang dilakukan BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa
pada saat mengikuti proses Pengadaan Barang/Jasa;
1.42. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi
/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat;
1.43. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan
untuk pekerjaan yang kompleks;
1.44. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya
untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta
Rupiah);
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

1.45. Joint Procurement adalah Pelelangan yang diselenggarakan oleh satu Pengguna
Barang/Jasa yang mewakili beberapa Pengguna Barang/Jasa lainnya;
1.46. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan
yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhi syarat;
1.47. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).
1.48. Pemilihan Langsung, adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk
pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah),
yang ditawarkan kepada beberapa pihak sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran;
1.49. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang
dilakukan secara langsung dengan menunjuk 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa yang
ditawarkan kepada sekurang-kurangnya 2 (dua) Penyedia Barang/Jasa atau melalui
beauty contest;
1.50. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia
Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung.
1.51. Pembelian langsung, yaitu pembelian terhadap barang yang terdapat di pasar, dengan
demikian nilainya berdasarkan harga pasar;
1.52. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan
orisinal, kreativitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan Harga Satuan;
1.53. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan
Barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya
tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan;
1.54. Pekerjaan Keadaan Darurat (emergency) adalah pekerjaan yang kebutuhannya
sangat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda lagi berhubung terjadinya gangguan
yang dapat mengancam jiwa manusia dan/atau dapat merusak citra perusahaan.
Keadaan/kondisi seperti ini harus dinyatakan secara tertulis oleh Direksi;
1.55. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi,
mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau
pekerjaan yang bernilai diatas Rp.100.000.000.000,- (Seratus Miliar Rupiah);
1.56. Pekerjaan Tidak Kompleks adalah pekerjaan yang menurut penilaian Pengguna
Barang/Jasa dianggap tidak memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai risiko
rendah dan/atau dinilai tidak memerlukan peralatan dengan spesifikasi khusus;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

1.57. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme dalam Pengadaan Barang/Jasa;
1.58. Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, gagasan
orisinal, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta;
1.59. Produksi dalam negeri adalah berbagai jenis barang dan jasa yang dibuat dan atau
dihasilkan di dalam negeri;
1.60. Perusahaan Asuransi Kerugian adalah suatu Badan Usaha yang bergerak dalam
bidang Asuransi Kerugian Umum (bukan Asuransi Jiwa) antara lain asuransi property,
asuransi kerusakan mesin, asuransi gangguan usaha, asuransi mobil, asuransi
kebakaran, asuransi pengangkutan yang ijin usahanya adalah dalam bidang asuransi
kerugian yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan;
1.61. Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan atas
kompetensi dan kemampuan profesi di bidang Pengadaan Barang/Jasa yang diperoleh
melalui ujian sertifikasi keahlian Pengadaan Barang/Jasa;
1.62. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan adalah jaminan tertulis yang
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh
Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi/ Lembaga Keuangan
lainnya yang diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan/kewajiban Penyedia Barang/Jasa;
1.63. Surat Kabar Nasional adalah surat kabar yang beroplah besar dan memiliki
peredaran luas secara nasional, yang tercantum dalam daftar surat kabar nasional yang
ditetapkan oleh Menteri Komunikasi & Informatika;
1.64. Surat Kabar Provinsi adalah surat kabar yang beroplah besar dan memiliki
peredaran luas didaerah provinsi, yang tercantum dalam daftar surat kabar yang
ditetapkan oleh Gubernur;
1.65. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan,
dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh Direktur Bidang sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran perusahaan;
1.66. Tenaga Ahli adalah orang yang dianggap ahli untuk melaksanakan pekerjaan Jasa
Konsultansi baik selaku Konsultan Perorangan maupun konsultan yang bekerja pada
suatu badan atau organisasi;
1.67. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan usaha
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

1.68. Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri dan dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
1.69. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha, yang memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah;
1.70. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha
menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan,
dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia;
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
2.1. Maksud diberlakukannya Keputusan Direksi ini adalah untuk mengatur dan
memberikan pedoman yang jelas guna pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa
dilingkungan BTDC yang dibiayai dari RKAP ;
2.2. Pengadaan Barang/Jasa dilakukan secara efisien, efektif, bersaing, transparan,
adil/tidak diskriminatif, jujur, akuntabel, sehingga dapat diperoleh hasil pengadaan
barang/jasa yang tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya serta tercipta sinergi antar
BUMN dan atau Anak Perusahaan BUMN maupun yang terafiliasi.
Bagian Ketiga
Prinsip Dasar
Pasal 3
Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan perusahaan wajib menerapkan prinsip-prinsip:
3.1. Efisien, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil
yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunakan dana dan
kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya didasarkan pada harga
terendah;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

10

3.2. Efektif, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan;
3.3. Kompetitif (terbuka dan bersaing), berarti Pengadaan Barang/Jasa harus terbuka bagi
Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan
yang sehat diantara Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria
tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;
3.4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa,
termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,
penetapan calon Penyedia Barang/Jasa, sifatnya terbuka bagi peserta Penyedia
Barang/Jasa yang berminat;
3.5. Adil (tidak diskriminatif) dan wajar, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi
semua calon Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat, dan tidak mengarah untuk
memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;
3.6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran (baik fisik, keuangan maupun azas manfaat
sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam Pengadaan
Barang/Jasa) dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan dari potensi
penyalahgunaan dan penyimpangan.
Bagian Keempat
Kebijakan Umum
Pasal 4
4.1. Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan
nasional yang sasarannya adalah memperluas lapangan kerja dan mengembangkan
industri dalam negeri dalam rangka meningkatkan daya saing barang dan jasa produksi
dalam negeri pada perdagangan internasional;
4.2. Meningkatkan peran serta usaha kecil termasuk koperasi kecil dan kelompok
masyarakat dalam Pengadaan Barang/Jasa serta perluasan kesempatan bagi usaha kecil,
sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat dipertanggung jawabkan;
4.3. Dalam rangka mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, Pengguna Barang/Jasa
dapat memberikan preferensi penggunaan penggunaan produksi dalam negeri dengan
tetap mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4.4. Menyederhanakan ketentuan tata cara pengadaan untuk meningkatkan profesionalisme,
kemandirian dan tanggung jawab Pengguna Barang/Jasa, Pejabat BLP;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

11

4.5. Meningkatkan transparasi, persaingan usaha yang sehat dan kompetitif dengan
melakukan pengadaan secara terbuka;
4.6. Mengutamakan sinergi antar BUMN, Anak Perusahaan BUMN, dan/atau Perusahaan
Terafiliasi BUMN atau antar Anak Perusahaan BUMN dan/atau antar Perusahaan
Terafiliasi BUMN, dalam rangka meningkatkan efisiensi usaha atau perekonomian.
Bagian Kelima
Etika Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 5
Pengguna Barang/Jasa, Penyedia Barang/Jasa, dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi etika sebagai berikut:
5.1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran
kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;
5.2. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan
dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
5.3. Tidak saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk
mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat;
5.4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan para pihak;
5.5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa (conflict
of interest);
5.6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan
perusahaan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
5.7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan perusahaan;
5.8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut
dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

12

Bagian Keenam
Pelaksanaan Atas Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 6
6.1. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa perusahaan dilakukan dengan:
6.1.1. Menggunakan Penyedia Barang/Jasa; dan/atau
6.1.2. Cara Swakelola.
6.2. Direksi melaporkan kepada Dewan Komisaris mengenai proses dan hasil Pengadaan
Barang/Jasa dalam jumlah dan nilai tertentu yang bersifat substansial (non rutin).
6.3. Pengadaan Barang/Jasa dalam jumlah dan nilai tertentu yang bersifat substansial
sebagaimana dimaksud pada butir 6.2 tersebut diatas ditentukan oleh Direksi dengan
terlebih dahulu mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
Bagian Ketujuh
Ruang Lingkup
Pasal 7
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini berlaku untuk keperluan Perusahaan BTDC, dalam hal:
7.1. Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana dari anggaran Perusahaan (RKAP);
7.2. Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri baik yang
dijamin maupun tidak dijamin oleh pemerintah, dan/atau pinjaman dalam negeri atau
non anggaran Perusahaan (sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman
/guide lines) dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali Pengadaan
Barang/Jasa tersebut menggunakan dana langsung dari APBN/APBD baik sebagian
maupun seluruhnya;
7.3. Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana yang berasal dari dana perusahaan yang
tidak dianggarkan karena adanya alasan mendesak atau keadaan darurat sebagaimana
diatur dalam pasal 9.4.
Bagian Kedelapan
Pembiayaan Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 8
Perusahaan wajib menyediakan dana Pengadaan Barang/Jasa termasuk biaya administrasi
untuk mendukung pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, yang meliputi:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

13

8.1. Honorarium Kelompok Kerja (PokJa);


8.2. Honorarium Tenaga Ahli;
8.3. Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa;
8.4. Penggandaan dokumen Pengadaan Barang/Jasa dan/atau dokumen prakualifikasi;
8.5. Administrasi lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.
Bagian Kesembilan
Pengguna Barang/Jasa
Pasal 9
9.1. Pengguna Barang/Jasa adalah Direktur Utama PT. Pengembangan Pariwisata Bali
(Persero) atau Direktur Bidang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa dalam lingkungan kerja perusahaan;
9.2. Pengguna Barang/Jasa memiliki kewenangan untuk melakukan Pengadaan Barang/Jasa
yang alokasi anggarannya telah tercantum di dalam Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan (RKAP), maupun pekerjaan yang belum dianggarkan dalam RKAP namun
dianggap perlu oleh Direksi Perusahaan karena alasan mendesak atau keadaan darurat,
atau pengadaan Barang/Jasa yang sumber dari dana dari pinjaman/hibah luar negeri
baik yang dijamin maupun tidak dijamin oleh pemerintah, dan/atau pinjaman dalam
negeri atau non anggaran Perusahaan (sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi
pinjaman /guide lines) dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali
Pengadaan Barang/Jasa tersebut menggunakan dana langsung dari APBN/APBD baik
sebagian maupun seluruhnya;
9.3. Tugas Pokok Pengguna Barang/Jasa adalah:
Pengguna Barang/Jasa bertugas dan wajib untuk:
9.3.1. Menetapkan Paket-paket Pengadaan Barang/Jasa;
9.3.2. Menetapkan Metode Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilaksanakan;
9.3.3. Menyetujui Perencanaan dan Jadwal Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan
kegiatan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) maupun pekerjaan yang belum dianggarkan dalam RKAP namun
dianggap perlu oleh Direksi Perusahaan karena alasan mendesak atau keadaan
darurat, atau pengadaan Barang/Jasa yang sumber dari dana dari pinjaman/hibah
luar negeri baik yang dijamin maupun tidak dijamin oleh pemerintah, dan/atau
pinjaman dalam negeri atau non anggaran Perusahaan (sepanjang tidak diatur
dalam naskah pemberi pinjaman /guide lines) dan/atau peraturan perundangundangan yang berlaku;
9.3.4. Menyusun dan menetapkan spesifikasi teknis untuk Pengadaan Barang/Jasa
Konstruksi atau Jasa Lainnya, menetapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
pengadaan Jasa Konsultansi;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

14

9.3.5. Menetapkan dan/atau mengesahkan:


1. Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
2. Direksi/Pengawas Pekerjaan;
3. Jenis Pekerjaan (Kompleks atau Tidak Kompleks);
4. Ijin Prinsip Pengadaan Barang / Jasa;
5. Dokumen Kualifikasi;
6. Dokumen Pengadaan (Rencana Kerja dan Syarat-syarat);
7. Pemenang Penyedia Barang / Jasa;
8. Penunjukan Penyedia Barang / Jasa.
9.3.6. Menyediakan biaya-biaya yang diperlukan untuk kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa, antara lain pengumuman di surat kabar dan penggandaan
dokumen;
9.3.7. Menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak beserta seluruh
perubahannya dengan Penyedia Barang/Jasa (perjanjian/kontrak disiapkan oleh
Pejabat BLP atau Kelompok Kerja BLP);
9.3.8. Mempertanggungjawabkan segi administrasi, fisik, keuangan, dan fungsional
atas Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan;
9.3.9. Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
dimulai.
9.4. Pengguna Barang/Jasa dilarang mengadakan ikatan perjanjian dengan Penyedia
Barang/Jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak tersedia anggaran, kecuali
untuk pekerjaan yang memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut:
9.4.1. Barang/Jasa yang dibutuhkan bagi kinerja utama perusahaan dan tidak dapat
ditunda keberadaannya (business critical asset);
9.4.2. Penanganan darurat untuk keamanan, keselamatan masyarakat, dan aset
strategis perusahaan;
9.4.3. Penanganan darurat akibat bencana alam, baik yang bersifat lokal maupun
nasional;
9.4.4. Pekerjaan yang berskala kecil.
Bagian Kesepuluh
Organisasi Pengadaan
Pasal 10
10.1. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa atau
Swakelola terdiri atas:
10.1.1. Direktur Utama;
10.1.2. Direktur Bidang;
10.1.3. BLP/Pejabat BLP; dan
10.1.4. Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan.
10.1.5. Tim/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

15

10.2. Direktur Bidang dapat dibantu oleh Tim Pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa;
10.3. Perangkat Organisasi BLP ditetapkan oleh Direksi BTDC sesuai kebutuhan yang paling
kurang terdiri atas:
10.3.1. Kepala BLP;
10.3.2. Kepala Seksi/Sekretaris;
10.3.3. Staf Pendukung;
10.3.4. Bila diperlukan dapat ditambahkan Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
Bagian Kesebelas
Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan & Penerima Hasil Pekerjaan
Pasal 11
11.1. Anggota Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan / Penerima Hasil Pekerjaan ditunjuk dan
ditetapkan oleh Direksi;
11.2. Anggota Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan & Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari
pegawai perusahaan, atau luar perusahaan yang ditunjuk oleh Direksi BTDC;
11.3. Anggota Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
11.3.1. Memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;
11.3.2. Memahami isi Kontrak;
11.3.3. Memiliki kualifikasi teknis;
11.3.4. Menandatangani Pakta Integritas; dan
11.3.5. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM) atau Bendahara.
11.4. Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk:
11.4.1. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;
11.4.2. Menerima hasil pekerjaan setelah melalui pemeriksaan/pengujian;
11.4.3. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan;
11.4.4. Dalam hal pemeriksaan Barang/Jasa memerlukan keahlian teknis khusus, dapat
dibentuk tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Tim/Pejabat
Pengawas Pekerjaan;
11.4.5. Tim/tenaga ahli sebagimana dimaksud pada butir 11.4.4. ditetapkan oleh
Direksi.
11.4.6. Dalam hal pengadaan Jasa Konsultansi, pemeriksaan pekerjaan dilakukan
setelah berkoordinasi dengan Penyedia Jasa Konsultansi yang bersangkutan.
11.5. Tim/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

16

11.5.1. Memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;
11.5.2. Independen dan bersifat objektif;
11.5.3. Memahami isi Kontrak;
11.5.4. Memiliki keahlian dan pengetahuan terkait hasil pekerjaan yang akan diterima;
11.6. Tim / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan kewenangan
untuk menerima hasil pengadaan barang / jasa setelah melalui pemeriksaan / pengujian.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

17

BAB II
KETENTUAN PENGADAAN BARANG/JASA
Bagian Pertama
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 12
12.1. Persiapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa, terdiri atas kegiatan:
12.1.1. Perencanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
12.1.2. Pemilihan Sistem Pengadaan;
12.1.3. Penetapan Metode Penilaian Kualifikasi;
12.1.4. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
12.1.5. Penyusunan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa; dan
12.1.6. Penetapan HPS.
12.1.7. Apabila pada saat proses Pemilihan Penyedia Barang / Jasa nilai HPS dari Calon
Penyedia lebih besar dari nilai HPS yang dimiliki, maka dilakukan review HPS.
12.2. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
12.2.1. Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan Barang/Jasa yang diperlukan masing-masing
Divisi, Unit, Bagian;
2. Menetapkan Kebijakan Umum tentang:
a. Pemaketan pekerjaan
b. Cara Pengadaan Barang/Jasa; dan
c. Pengorganisasian Pengadaan Barang/Jasa.
3. Menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK), paling sedikit memuat:
a. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan;
b. Waktu pelaksanaan yang diperlukan;
c. Spesifikasi teknis Barang/Jasa yang akan diadakan; dan
d. Besarnya total perkiraaan biaya pekerjaan.
12.2.2. Direktur Bidang melakukan pemaketan Barang/Jasa dalam Rencana Umum
Pengadaan Barang/Jasa:
1. Pemaketan dilakukan dengan menetapkan sebanyak-banyaknya paket usaha
untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi Kecil tanpa mengabaikan
prinsip efisiensi, persaingan sehat, dan kualitas kemampuan teknis;
2. Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, dilarang:
a. Menyatukan beberapa paket pengadaan yang menurut sifat dan jenis
pehjkerjaannya bisa dipisahkan dan/atau besaran nilainya seharusnya
dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi Kecil;
b. Memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan maksud
menghindari pelelangan; dan/atau
c. Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di
beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

18

12.2.3.
12.2.4.
12.2.5.

12.2.6.

efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah masingmasing;


d. Menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur pengadaan yang
diskriminatif dan/atau dengan pertimbangan yang tidak obyektif.
Pengguna Barang/Jasa menetapkan rencana Pengadaan Barang/Jasa
berdasarkan kegiatan pekerjaan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP);
Dalam hal untuk tujuan efisiensi, Pengguna Barang/Jasa dapat menetapkan
rencana Pengadaan Barang/Jasa yang jangka waktu pelaksanaannya lebih dari
1 (satu) tahun anggaran dengan kontrak multiyears;
Perencanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan dengan:
1. Menyesuaikan dengan kondisi nyata di lokasi / lapangan pada saat akan
melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
2. Mempertimbangkan kepentingan masyarakat;
3. Mempertimbangkan jenis, sifat dan nilai barang/jasa serta jumlah Penyedia
Barang/Jasa yang ada; dan
4. Memperhatikan ketentuan tentang pemaketan sebagaimana dimaksud
dalam 12.2.2.
Apabila terjadi perubahan paket pekerjaan, maka Pejabat BLP mengusulkan
perubahan paket pekerjaan melalui Direktur Bidang untuk ditetapkan oleh
Direksi baik Direktur Utama maupun Direktur Bidang sesuai kewenangannya
atas pengadaan barang/jasa tersebut.

12.3. Ijin Prinsip


Sebelum Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan, Kelompok Kerja/Pejabat BLP/Lembaga
professional yang ditunjuk Direksi wajib terlebih dahulu meminta Ijin Prinsip dari
Direksi dalam hal melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa dibawah ini:
12.3.1. Pengadaan Barang/Jasa yang mempunyai kekhususan dan menggunakan
teknologi baru yang belum pernah digunakan perusahaan; atau
12.3.2. Pengadaan Barang dan Jasa yang pembayarannya menggunakan valuta asing
kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
12.3.3. Ijin Prinsip dari:
1. Direktur Utama, untuk Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai di atas
Rp.1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah); atau
2. Direktur Bidang, untuk Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai diatas
Rp.50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah) sampai dengan Rp.1.000.000.000,(Satu Milyar Rupiah); atau
3. Pengecualian Ijin Prinsip cukup diberikan Kepala Divisi Bidang terkait,
untuk Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai sampai dengan Rp. 50.000.000,(Lima Puluh Juta Rupiah).

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

19

12.4. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa


12.4.1. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan oleh Pejabat BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP atau Lembaga Profesional yang memenuhi syarat
yang ditetapkan oleh Direksi Perusahaan;
12.4.2. Pejabat BLP beserta staf/Kelompok Kerja (PokJa) BLP atau Lembaga
Profesional yang memenuhi syarat, ditunjuk dan diangkat oleh Direksi
perusahaan melalui Surat Keputusan Direksi;
12.4.3. Pejabat BLP dan staf atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP atau Lembaga
Profesional yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam butir 12.4.1
dan
12.4.4. wajib menandatangani Pakta Integritas untuk setiap Pengadaan Barang/Jasa
sesuai dengan Lampiran 1.a dan 1.b serta Lampiran 1.c Keputusan ini;
12.4.5. Keanggotaan Kelompok Kerja (PokJa) BLP wajib dapat ditetapkan untuk
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dengan
nilai diatas Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah);
12.4.6. Keanggotaan Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat ditetapkan untuk Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dengan nilai
dibawah Rp 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) apabila pekerjaan tersebut
merupakan pekerjaan kompleks;
12.4.7. Keanggotaan Kelompok Kerja (PokJa) BLP:
1. Berjumlah gasal beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat
ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan;
2. Dapat dibantu oleh tim atau tenaga ahli.
12.4.8. Pejabat/Staf BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan Anggota Lembaga
Profesional tidak boleh mempunyai hubungan keluarga sampai derajad ketiga
dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai Pejabat/Staf BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP maupun lembaga profesional;
12.4.9. Khusus untuk Lembaga Profesional, sebagaimana dimaksud dalam butir 12.4.1
dan 12.4.2 diatas, harus memiliki Sertifikasi keahlian Pengadaan Barang/Jasa.
12.5. Persyaratan Pejabat dan staf BLP, Anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP:
12.5.1. Memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;
12.5.2. Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan, memahami isi dokumen
pengadaan/metode dan prosedur pengadaan berdasarkan ketentuan yang
berlaku;
12.5.3. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas Pejabat maupun staf
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
12.5.4. Memiliki keahlian Pengadaan Barang/Jasa dengan dibuktikan:
a. Telah mengikuti pelatihan keahlian Pengadaan Barang/Jasa; atau
b. Pernah menjadi Tim/Panitia Penyusunan Pedoman Pengadaan Barang/Jasa;
12.5.5. Menandatangani Pakta Integritas;
12.5.6. Tidak boleh merangkap sebagai Pemeriksa Barang dan/atau Penerima Barang.
12.6. Larangan Menjadi Pejabat/Staf BLP, Anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP:
12.6.1. Pejabat/Staf yang karena sifat pekerjaannya menimbulkan benturan
kepentingan;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

20

12.6.2. Pengurus Koperasi Karyawan Perusahaan atau Anak Perusahaan yang


mengikuti Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dan bersaing dengan perusahaan
lainnya;
12.7. Masa Kerja Pejabat /Staf BLP, Kelompok Kerja (PokJa) BLP:
Masa kerja Pejabat/Staf BLP, atau Anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP adalah sejak
persiapan Pengadaan Barang/Jasa sampai diterbitkannya Surat Perjanjian Kerja
(Kontrak) antara Penyedia Barang/Jasa dengan Pengguna Barang/Jasa, atau waktu lain
sesuai ketentuan waktu yang ditetapkan oleh Direksi.
12.8. Tugas Pokok Pejabat, staf BLP, dan Kelompok Kerja (PokJa) BLP, meliputi:
12.8.1. Melakukan analisis yang mendalam terhadap lingkup Pengadaan Barang/Jasa
yang akan dilakukan;
12.8.2. Menyusun Rencana Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
12.8.3. Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui Prakualifikasi atau Pasca
kualifikasi;
12.8.4. Melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga terhadap penawaran yang
masuk dan membuat Berita Acara Hasil Evaluasi Penawaran;
12.8.5. Menetapkan Dokumen Pengadaan;
12.8.6. Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
12.8.7. Menjawab Sanggahan;
12.8.8. Mengusulkan perubahan HPS dan /atau perubahan spesifikasi teknis
pekerjaan;
12.8.9. Dalam hal pengadaan Barang/Jasa yang bersifat khusus dan/atau memerlukan
keahlian khusus, Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menggunakan tenaga
ahli yang berasal dari luar perusahaan;
12.8.10. Mengumumkan Pengadaan Barang/Jasa melalui papan pengumuman resmi
untuk penerangan umum di kantor PT. Pengembangan Pariwisata Bali
(Persero) dan website perusahaan dan/atau mengumumkan melalui surat kabar
nasional dan/atau provinsi atau tempat lain sesuai dengan Pedoman ini.
12.8.11. Memastikan suatu Badan Usaha yang akan diundang tidak termasuk dalam
Daftar Hitam (black list) perusahaan;
12.8.12. Memberikan penjelasan pengadaan (Aanwijzing) kepada Penyedia Barang/Jasa
jika diperlukan;
12.8.13. Melakukan klarifikasi kepada Penyedia Barang/Jasa, jika ada data atau hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan;
12.8.14. Mendokumentasikan seluruh proses Pengadaan Barang/Jasa dengan tertib, dan
menyerahkan satu asli dan copy dokumen lengkap kepada Direksi untuk
disimpan disekretariat Perusahaan.
12.8.15. Khusus untuk Kelompok Kerja (PokJa) BLP:
1. Mengusulkan calon pemenang Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna
Barang/Jasa dengan Metode Pelelangan/Seleksi dengan nilai diatas
Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah);
2. Menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa kepada Direktur Bidang;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

21

3. Menyerahkan dokumen asli dan satu copy kepada Direksi dan menyimpan
copy dokumen pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
4. Membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada Kepala BLP.
12.8.16. Khusus untuk Pejabat BLP:
1. Mengusulkan calon pemenang Penyedia Barang/Jasa dengan Metode
Pengadaan/Pembelian Langsung, Penunjukan Langsung, Pemilihan
Langsung, Pelelangan Sederhana, Seleksi Sederhana dengan nilai dibawah
Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah);
2. Melakukan negosiasi kepada Penyedia Barang/Jasa;
3. Menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa kepada Direktur Bidang;
4. Menyerahkan Perintah Kerja atau Surat Perjanjian Kerja dengan Penyedia
Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa;
5. Membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada Pengguna
Barang/Jasa;
6. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa.
12.8.17. Kepala BLP dan Anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP dilarang duduk
sebagai:
1. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM); atau
2. Bendahara;
12.9. Tugas Pokok dan kewenangan Kepala BLP, meliputi:
12.9.1. Memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan BLP;
12.9.2. Menyusun program kerja dan anggaran BLP;
12.9.3. Mengawasi seluruh kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di BLP dan melaporkan
apabila ada penyimpangan dan/atau indikasi penyimpangan;
12.9.4. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa kepada Direktur Utama maupun Direktur Bidang dan Pengguna
Barang/Jasa;
12.9.5. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia BLP;
12.9.6. Menugaskan/menempatkan/memindahkan anggota Kelompok Kerja sesuai
dengan beban kerja masing-masing Kelompok Kerja (PokJa) BLP; dan
12.9.7. Mengusulkan pemberhentian Anggota Kelompok Kerja (PokJa) yang
ditugaskan di BLP kepada Direktur Utama maupun Direktur Bidang dan
Pengguna Barang/Jasa, apabila terbukti melakukan pelanggaran peraturan
perundang-undangan dan/atau KKN.
12.10. Jangka Waktu Pengadaan Barang/Jasa.
12.10.1. Pengumuman Pengadaan minimal selama 3 (tiga) hari kerja di papan
pengumuman perusahaan BTDC, portal, sedangkan pengumuman
pengadaan yang dilaksanakan melalui surat kabar minimal dilakukan 1
(satu) kali;
12.10.2. Pemasukan Dokumen Kualifikasi selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja
setelah tanggal pengambilan dokumen berakhir.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

22

12.10.3. Evaluasi kualifikasi sampai Usulan Hasil Prakualifikasi selambatlambatnya 5 (lima) hari kerja atau disesuaikan dengan kompleksitas
pekerjaan;
12.10.4. Pengumuman Pengambilan Dokumen Pengadaan sampai Pemasukan
Dokumen Pengadaan sekurang-kurangnya 5 (lima) hari kerja.
12.10.5. Pemasukan Dokumen Penawaran sampai Penetapan Calon Pemenang
diberikan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) sampai 30 (tiga puluh)
hari kerja.
12.10.6. Sanggahan dapat diterima apabila diajukan dalam waktu selambatlambatnya 4 (empat) hari kerja setelah Pengumuman /pemberitahuan
pemenang atau sebelum kontrak ditandatangani, mana yang lebih dahulu.
12.10.7. Jawaban atas sanggahan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
sejak diterimanya sanggahan.
12.10.8. Penandatanganan kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
sejak diterbitkan Surat Penunjukan Pemenang atau dapat diperpanjang
dengan alasan tertentu oleh Pengguna Barang/Jasa.
12.10.9. Pengaturan jangka waktu pengadaan untuk Pemilihan/Seleksi Langsung,
Penunjukan Langsung diserahkan sepenuhnya kepada Pejabat BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
12.10.10. Dalam hal Pengadaan Khusus yang menurut sifat dan/atau jenis pekerjaan
diperlukan pengaturan jadwal tersendiri, maka ketentuan pembatasan
tenggang waktu pelaksanaan pengadaan, diserahkan sepenuhnya kepada
Pengguna Barang/Jasa, Pejabat BLP, atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
12.11. Jangka Waktu Pengadaan/Pembelian Langsung.
Pengaturan jangka waktu dalam proses Pengadaan/Pembelian Langsung diserahkan
sepenuhnya kepada Pejabat BLP.
12.12. Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa.
12.12.1. Pelelangan / Seleksi Umum, diumumkan di papan pengumuman perusahaan
(portal perusahaan) dan/atau di surat kabar Provinsi atau Nasional, dan atau
bila memungkinkan melalui portal Kementerian BUMN. Apabila melalui
surat kabar Provinsi atau Nasional minimal dilakukan 1 (satu) kali;
12.12.2. Ketentuan Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa adalah sebagai berikut:
1. Nilai pekerjaan diatas Rp.300.000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah) sampai
Rp.500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah) diumumkan di papan
pengumuman perusahaan dan/atau Website perusahaan;
2. Apabila setelah 7 (tujuh) hari kalender diumumkan sebagaimana butir 1
diatas jumlah Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar dan memenuhi syarat
kurang dari 3 (tiga) Penyedia Barang/Jasa, maka diumumkan melalui surat
kabar provinsi;
3. Nilai pekerjaan diatas Rp.500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah), di
umumkan di papan pengumuman perusahaan atau Website perusahaan,
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

23

dan di 1 (satu) surat kabar dengan jangkauan provinsi atau surat kabar
nasional/internasional;
12.13. Isi Pengumuman memuat antara lain:
12.13.1. Nama dan alamat Pengguna Anggaran;
12.13.2. Nama dan lokasi pekerjaan, serta paket pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa
yang akan dilaksanakan;
12.13.3. Uraian singkat pekerjaan;
12.13.4. Syarat-syarat calon Penyedia Barang/Jasa;
12.13.5. Tempat, tanggal, hari, dan waktu pengambilan dokumen;

Bagian Kedua
Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa
Pasal 13
Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa dilakukan dengan cara prakualifikasi atau pascakualifikasi.
13.1. Prinsip-prinsip Prakualifikasi dan Pascakualifikasi
13.1.1. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha
serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa
sebelum memasukkan penawaran;
13.1.2. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha
serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah
memasukkan penawaran;
13.1.3. Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi, BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP dilarang menambah persyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi
diluar dokumen kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa;
13.1.4. Persyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi yang ditetapkan harus merupakan
persyaratan minimal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan agar terwujud
persaingan yang sehat secara luas;
13.1.5. Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi, BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP tidak boleh melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaan
calon peserta Pengadaan Barang/Jasa dari luar propinsi/kabupaten/kota lokasi
Pengadaan Barang/Jasa;
13.1.6. Pada setiap tahapan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa, Pengguna Barang
/Jasa atau BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dilarang membebani atau
memungut biaya apapun kepada Penyedia Barang/Jasa, kecuali biaya
penggandaan dokumen pengadaan.
13.2. Proses Prakualifikasi dan Pascakualifikasi
13.2.1. Proses Prakualifikasi secara umum meliputi pengumuman prakualifikasi,
pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan dokumen prakualifikasi,
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

24

evaluasi dokumen prakualifikasi, penetapan calon peserta pengadaan yang lulus


prakualifikasi, dan pengumuman hasil prakualifikasi;
13.2.2. Proses Pascakualifikasi secara umum meliputi pemasukan dokumen kualifikasi
bersamaan dengan dokumen penawaran dan terhadap peserta yang diusulkan
untuk menjadi pemenang serta cadangan pemenang dievaluasi dokumen
kualifikasinya.
13.3. Ketentuan Prakualifikasi
13.3.1. Prakualifikasi wajib dilaksanakan untuk pekerjaan kompleks:
1. Pengadaan Jasa Konsultansi; dan
2. Pengadaan Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya yang menggunakan metode
penunjukkan langsung untuk pekerjaan kompleks;
3. Pelelangan Terbatas.
13.3.2. Pengguna Barang/Jasa dapat menyederhanakan proses prakualifikasi dengan
tidak meminta seluruh dokumen yang diisyaratkan melainkan cukup dengan
formulir isian kualifikasi Penyedia Barang/Jasa;
13.3.3. Dalam proses Prakualifikasi Penyedia Barang/Jasa cukup mengisi formulir isian
kualifikasi yang akan dibuktikan kebenarannya sebelum diusulkan sebagai
calon pemenang;
13.3.4. Penyedia Barang/Jasa wajib menandatangani surat pernyataan yang dibubuhi
materai tentang kebenaran seluruh data yang disampaikan bahwa semua
informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar, dan
apabila ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan, yang
bersangkutan bersedia dikenakan sanksi pembatalan sebagai Calon Penyedia
Barang/Jasa dan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam
(black list) perusahaan dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan
Barang/ Jasa di perusahaan untuk 2 (dua) tahun berikutnya serta sanksi sesuai
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
13.4. Ketentuan Pascakualifikasi.
13.4.1. Pascakualifikasi dapat dilaksanakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang tidak
kompleks.
13.4.2. Dalam proses Pascakualifikasi Penyedia Barang/Jasa mengisi formulir isian
kualifikasi dan pembuktian kebenarannya dapat dilakukan pada saat proses
klarifikasi;
13.4.3. Penyedia Barang/Jasa wajib menandatangani surat pernyataan yang dibubuhi
materai tentang kebenaran seluruh data yang disampaikan bahwa semua
informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar, dan
apabila ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan, yang
bersangkutan bersedia dikenakan sanksi pembatalan sebagai Calon Penyedia
Barang/Jasa dan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam
(black list) perusahaan dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan
Barang dan Jasa di perusahaan untuk 2 (dua) tahun berikutnya serta sanksi
sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

25

13.5. Dokumen Kualifikasi.


BLP atau Kelompok Kerja(PokJa) BLP menyusun Dokumen Kualifikasi. Dokumen
Kualifikasi berisi:
13.5.1. Penjelasan singkat mengenai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan (scope
of works), perkiraan nilai paket pekerjaan, sumber dana, dan jadwal proses
Pengadaan.
13.5.2. Formulir isian kualifikasi Penyedia Barang dan Jasa konstruksi/Jasa lainnya.
Sebagai referensi dicontohkan sebagaimana pada Lampiran 2.a dan 2.b
Keputusan Direksi ini yang terdiri dari:
1. Surat Pernyataan Minat Untuk Mengikuti Pengadaan (Lampiran 2.a);
2. Formulir Isian Penilaian Kualifikasi (Lampiran 2.b).
13.5.3. Formulir pengisian kualifikasi Penyedia Jasa Konsultansi. Sebagai referensi
dicontohkan sebagaimana pada Lampiran 4.a dan 4.b Keputusan Direksi ini
yang terdiri dari:
1. Surat Pernyataan Minat Untuk Mengikuti Pengadaan (Lampiran 4.a);
2. Formulir Isian Penilaian Kualifikasi (lampiran 4.b).
13.6. Persyaratan Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa
13.6.1. Penyedia Barang/Jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Memiliki ijin usaha sesuai dengan bidang usahanya;
2. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit/bangkrut, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau Direksi yang bertindak untuk
dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
3. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak;
4. Dalam hal Penyedia Barang dan Jasa berbentuk persekutuan usaha
(partnership), wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan
yang memuat representasi persekutuan dan pihak yang mewakili
persekutuan;
5. Memiliki Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP) dan bukti penyelesaian
kewajiban pajak;
6. Telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan
melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak
Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokopi Surat
Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir;
7. Dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan
menyediakan barang dan jasa baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali penyedia barang dan jasa
yang baru berdiri kurang dari 1 (satu) tahun;
8. Tidak masuk dalam daftar hitam perusahaan;
9. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos;
10. Khusus untuk penyedia barang dan jasa orang perseorangan persyaratannya
sama dengan diatas kecuali angka 7;
11. Menandatangani Pakta Integritas.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

26

13.6.2. Selain persyaratan wajib, Penyedia Barang/Jasa dapat memiliki persyaratan


kualifikasi antara lain sebagai berikut:
1. Memiliki tenaga ahli yang berpengalaman untuk pelaksanakan pekerjaan;
2. Mempunyai kemampuan menyediakan fasilitas, modal, dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
3. Menyampaikan daftar pekerjaan yang sedang dilaksanakan;
4. Untuk pekerjaan khusus / spesifik / teknologi tinggi dapat ditambahkan
persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang
diperlukan atau pengalaman tertentu;
5. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia
Barang/Jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/kemitraan
yang memuat prosentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut;
6. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil serta kemampuan pada subbidang
pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Non-Kecil;
7. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk Usaha Non-Kecil, kecuali untuk
Pengadaan Barang/Jasa Konsultansi;
8. Untuk nilai pekerjaan Pengadaan Barang dan Jasa diatas Rp. 500.000.000,(Lima Ratus Juta Rupiah) harus memiliki surat keterangan dukungan
keuangan dari Bank. Apabila Pokja menentukan nilai dukungan dari Bank
maka besaran surat keterangan dukungan dari Bank sekurang-kurangnya
10% (sepuluh persen) dari nilai pekerjaan untuk Jasa konstruksi, dan 5%
(lima persen) dari nilai pekerjaan untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya;
9. Memiliki kemampuan pada bidang dan sub bidang pekerjaan yang sejenis:
a. Untuk Jasa Konstruksi memenuhi Kemampuan Dasar (KD) = 2 kali
Nilai Pengalaman Tertinggi (NPT) pada sub bidang pekerjaan yang
sesuai dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir;
b. Untuk Barang/Jasa Lainnya memenuhi Kemampuan Dasar (KD) = 5 kali
Nilai Pengalaman Tertinggi (NPT) pada sub bidang pekerjaan yang
sesuai dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir;
c. Untuk Jasa Konsultansi memenuhi Kemampuan Dasar (KD) = 3 kali
Nilai Pengalaman Tertinggi (NPT) pada sub bidang pekerjaan yang
sesuai dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir;
10. Khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus
memperhitungkan
Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) atau Sisa
Kemampuan Paket (SKP) yang cukup, dengan ketentuan sebagai berikut:
Penilaian Kemampuan Keuangan (SKK):
SKK = KK (NK Prestasi)
dimana:
NK
Prestasi

= Nilai Kontrak dalam pelaksanaan;


= Nilai Pekerjaan yang sudah dilaksanakan;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

27

KK

= Kemampuan Keuangan.

Kemampuan Keuangan (KK) dihitung berdasarkan:


KK = fp x Modal Kerja(MK)
Prestasi)
dimana:
fp = Faktor Perputaran Modal (6 sampai 8);
MK = Modal Kerja.
Modal Kerja (MK) dihitung berdasarkan:
MK = fl x Kekayaan Bersih (KB)
dimana:
fl = Faktor Likuiditas (0,3 sampai 0,8);
KB = (Aktiva lancar + Aktiva tetap + Aktiva lainnya) (Hutang Jk Pendek
+ Hutang Jk Panjang);
Kriteria Penilaian:
SKK > (0,2 sampai 0,8) x Nilai Paket Pekerjaan
Penilaian Sisa Kemampuan Paket (SKP)
SKP = KP - P
dimana:
SKP = Sisa Kemampuan Paket
KP
= Nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan
a. Untuk Usaha Kecil, KP ditentukan sebanyak 5 (lima) paket
pekerjaan;
b. Untuk Usaha Non Kecil, KP ditentukan sebanyak 6 (enam)
atau 1,2 (satu koma dua) N;
P
= Jumlah Paket yang sedang dikerjakan;
N
= Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
Kriteria Penilaian:
SKP 1

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

28

Untuk Pekerjaan yang nilainya lebih kecil dari Rp.500 000.000,- (Lima
Ratus Juta Rupiah) tidak diperlukan penilaian Sisa Kemampuan Keuangan
(SKK) dan Sisa Kemampuan Paket (SKP).
11. Untuk perusahaan asing yang bergerak dibidang Jasa Konstruksi wajib
mempunyai izin perwakilan Jasa Konstruksi asing di Indonesia.
12. Tenaga ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan Jasa
Konsultansi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan bukti penyelesaian
kewajiban pajak;
b. Lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan, atau perguruan tinggi swasta dengan status lain yang telah
mengikuti ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi;
c. Mempunyai pengalaman di bidangnya;
d. Tenaga ahli yang bekerja sebagai konsultan perorangan harus sudah
menjadi anggota dan mendapatkan akreditasi dari asosiasi profesi yang
diakui di negara masing-masing;
e. Membuat Riwayat Hidup (curriculum vitae) yang harus ditulis dengan
teliti dan benar, ditandatangani oleh yang bersangkutan, diketahui oleh
pimpinan perusahaan (kecuali konsultan perorangan) dan dilampiri
dengan copy ijazah yang dipergunakan sebagai dasar untuk perhitungan
pengalaman kerja;
f. Membuat surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan, diatas kertas
bermeterai dan dilampirkan dalam usulan teknis yang diajukan.
g. Tidak boleh meninggalkan tempat dan tugas pekerjaan selama masa
penugasan sesuai dengan apa yang tercantum dalam kontrak, kecuali
dengan persetujuan ijin/ pimpinan;
h. Tidak boleh melaksanakan jasa konsultansi lain pada waktu bersamaan
yang mengurangi waktu keterlibatan dalam tugasnya yang disebutkan
dalam kontrak.
13.6.3. Dilarang menjadi Penyedia Barang/Jasa:
1. Pegawai Perusahaan, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti di luar
tanggungan perusahaan;
2. Penyedia Barang/Jasa yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan
kepentingan;
13.6.4. Terpenuhinya persyaratan yang dinilai melalui proses prakualifikasi atau
pascakualifikasi oleh Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

29

Bagian Ketiga
Penggolongan Penyedia Barang/Jasa
Pasal 14
Penggolongan Penyedia Barang/Jasa untuk Jasa Konstruksi atau Jasa Lainnya:
14.1. Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil:
Untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa konstruksi/jasa lainnya sampai dengan
Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk
koperasi kecil, kecuali untuk pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang menuntut
kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil termasuk koperasi kecil
dapat dilaksanakan oleh usaha menengah temasuk koperasi, namun apabila telah
diumumkan tidak ada Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil maka dapat dilaksanakan
oleh Usaha Menengah atau Usaha Besar;
14.2. Usaha Menengah:
Untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa konstruksi/jasa lainnya dengan nilai diatas
Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) sampai dengan Rp.4.000.000.000,- (Empat
Milyar Rupiah) diperuntukkan bagi usaha menengah, kecuali untuk pekerjaan
pengadaan barang dan jasa yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi
oleh usaha menengah termasuk koperasi dapat dilaksanakan oleh usaha besar, namun
apabila telah diumumkan tidak ada usaha menengah maupun koperasi yang dapat
mengambil maka dapat dilakukan oleh Usaha Besar;
14.3. Usaha Besar:
Untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa konstruksi/jasa lainnya dengan nilai diatas
Rp.4.000.000.000,- (Empat Milyar Rupiah);
Bagian Keempat
Dokumen Pengadaan
Pasal 15
15.1. Dokumen Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya
Dokumen Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya antara lain terdiri dari:
15.1.1. Instruksi kepada calon Penyedia Barang/Jasa terdiri dari:
1. Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi;
2. Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi
administrasi;
3. Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir
dalam kerangka tersebut;
4. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang
dapat atau tidak dapat dibiayai;
5. Tata cara penilaian administrasi, penawaran teknis dan penawaran biaya;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

30

6. Kriteria, batasan nilai dan formula dari penilaian teknis dan/atau penawaran
biaya;
7. Jadwal Pengadaan.
15.1.2. Data Pengadaan (bila diperlukan);
15.1.3. Surat Penawaran;
15.1.4. Jenis Kontrak;
15.1.5. Syarat-syarat umum kontrak;
15.1.6. Syarat-syarat khusus kontrak;
15.1.7. Spesifikasi teknis;
15.1.8. Gambar-gambar (bila diperlukan);
15.1.9. Daftar kuantitas volume pekerjaan (BoQ);
15.1.10. Metode Pelaksanaan;
15.1.11. Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan.
15.2. Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi
Dokumen Pengadaan Jasa konsultansi antara lain terdiri dari:
15.2.1. Dokumen administrasi terdiri dari:
1. Persyaratan administrasi;
2. Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi
administrasi dan Teknis;
3. Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir
dalam kerangka tersebut;
4. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang
dapat atau tidak dapat dibiayai;
5. Tata cara penilaian administrasi, penawaran teknis dan penawaran biaya;
6. Kriteria, batasan nilai dan formula dari penilaian teknis dan/atau penawaran
biaya;
7. Jadwal Pengadaan.
15.2.2. Data Pendukung (bila diperlukan);
15.2.3. Format Surat Penawaran;
15.2.4. Syarat-syarat umum kontrak;
15.2.5. Syarat-syarat khusus kontrak;
15.2.6. Kerangka Acuan Kerja (KAK), yang memuat antara lain:
1. Uraian pendahuluan berupa gambaran secara garis besar mengenai
pekerjaan yang akan dilaksanakan, antara lain latar belakang, maksud dan
tujuan, lokasi, asal sumber pendanaan, nama dan organisasi Pengguna
Barang/Jasa;
2. Data penunjang berupa data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan,
antara lain data dasar, standar teknis, studi-studi terdahulu yang pernah
dilaksanakan, dan peraturan perundang-undangan yang harus digunakan;
3. Lingkup pekerjaan yang memberikan gambaran mengenai tujuan yang
ingin dicapai, keluaran yang akan dihasilkan, peralatan dan material yang
disediakan oleh Pengguna Barang/Jasa serta peralatan dan material yang
harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa, lingkup kewenangan yang
dilimpahkan kepada Penyedia Barang/Jasa, perkiraan jangka waktu
penyelesaian pekerjaan, kualifikasi dan jumlah tenaga ahli yang harus
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

31

disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa, perkiraan keseluruhan tenaga


ahli/tenaga pendukung yang diperlukan dan jadwal setiap tahapan
pelaksanaan pekerjaan;
4. Jenis dan jumlah laporan yang disyaratkan (antara lain laporan
pendahuluan, laporan bulanan dan laporan akhir).
15.2.7. Gambar-gambar (bila diperlukan).
Bagian Kelima
Dokumen Penawaran
Pasal 16
16.1. Dokumen Penawaran untuk Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya sekurangkurangnya terdiri dari:
16.1.1. Surat Penawaran harus bermaterai cukup, bertanggal, ditandatangani oleh
yang berhak dan dicap.
16.1.2. Lampiran Surat Penawaran antara lain:
1. Jaminan Penawaran asli;
2. Daftar Kuantitas dan Harga;
3. Surat Kuasa (bila diperlukan);
4. Metode Pelaksanaan (bila dipersyaratkan);
5. Jadwal waktu pelaksanaan;
6. Daftar peralatan (bila dipersyaratkan);
7. Daftar personil (bila dipersyaratkan);
8. Analisis harga satuan (bila dipersyaratkan)
9. Lampiran lain yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan.
10. Addendum/amandemen/ perubahan Dokumen Pengadaan (bila ada).
16.2. Dokumen Penawaran untuk Pengadaan Jasa Konsultansi sekurang-kurangnya terdiri
dari:
16.2.1. Surat Penawaran harus bermaterai cukup, bertanggal, ditandatangani oleh yang
berhak dan dicap.
16.2.2. Lampiran Surat Penawaran antara lain:
1. Surat Kuasa (bila diperlukan);
2. Metode Pelaksanaan;
3. Jadwal waktu pelaksanaan;
4. Daftar personil dan pengalamannya;
5. Daftar Biaya Langsung Personil (Remunerasi) dan Biaya langsung non
personil (Direct Cost);
6. Analisis harga satuan (bila dipersyaratkan);
7. Lampiran lain yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan;
8. Addendum/perubahan dokumen Pengadaan (bila ada).

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

32

Bagian Keenam
Jaminan Pengadaan
Pasal 17
17.1. Jaminan Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari:
17.1.1. Jaminan Penawaran;
17.1.2. Jaminan Pelaksanaan;
17.1.3. Jaminan Uang Muka;
17.1.4. Jaminan Pemeliharaan;
17.1.5. Jaminan Sanggah.
Penetapan bentuk, besaran nilai dan masa berlaku dari masing-masing Jaminan
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, dengan ketentuan sebagai berikut:
17.1.1. Jaminan Penawaran
1. Nilai Jaminan Penawaran ditetapkan nominal minimum sebesar 1% (satu
persen) dari Nilai HPS yang ditetapkan oleh BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP;
2. Dalam hal harga satuan yang menjadi HPS, maka besar nilai nominal
Jaminan Penawaran minimum 1% (satu persen) dari hasil perkalian antara
harga satuan dengan perkiraan volume yang dibutuhkan untuk jangka
waktu maksimum 1 (satu) tahun. Masa berlaku Jaminan Penawaran tidak
kurang dari masa berlaku penawaran dengan batas akhir waktu pengajuan
tuntutan pencairan sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari
kalender setelah masa berlaku penawaran.
3. Jaminan Penawaran diserahkan Calon Penyedia Barang/Jasa pada saat
penyampaian Dokumen Penawaran.
4. Jaminan Penawaran akan dikembalikan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa setelah dikeluarkan Surat Penunjukan Pemenang, kecuali:
a. Untuk Pemenang Pengadaan Barang/Jasa ditukar dengan Surat Jaminan
Pelaksanaan setelah menandatangani kontrak;
b. Untuk Calon Pemenang urutan kedua dan ketiga akan dikembalikan
setelah kontrak ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa yang
ditunjuk.
5. Jaminan Penawaran tidak dipersyaratkan untuk:
a. Pengadaan Jasa Konsultansi; atau
b. Pengadaan Jasa Asuransi; atau
c. Pengadaan dengan metode Pengadaan/Pembelian Langsung dan
Penunjukan Langsung; atau
d. Nilai Pekerjaan sampai dengan Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta
Rupiah)
17.1.2. Jaminan Pelaksanaan
1. Jaminan Pelaksanaan minimal 5% (lima persen) dari Nilai Kontrak.
2. Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan kontrak atau 1 (satu) minggu setelah tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari kalender
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

33

setelah masa pelaksanaan kontrak berakhir (Serah Terima Pekerjaan atau


Taking Over Certificate atau masa Financial Closing atau Commercial
Operation Date).
3. Jaminan Pelaksanaan diserahkan sebelum kontrak ditandatangani atau
paling lambat 1 (satu) minggu setelah Kontrak ditandatangani dan dapat
dikembalikan setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan atau Taking
Over Certificate atau Financial Closing atau Commercial Operation Date
ditandatangani, bilamana tidak menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sesuai
waktu yang ditentukan maka kontrak dinyatakan batal.
4. Jaminan Pelaksanaan tidak dipersyaratkan untuk:
a. Jasa Konsultansi; atau
b. Pengadaan Jasa Asuransi; atau
c. Pekerjaan cleaning services; atau
d. Pekerjaan Satuan Pengamanan (Satpam); atau
e. Penunjukan Langsung kepada Anak Perusahaan; atau
f. Nilai Kontrak Pekerjaan sampai dengan Rp. 300.000.000 (Tiga Ratus
Juta Rupiah).
17.1.3. Jaminan Uang Muka
1. Jaminan Uang Muka (jika ada) harus sama dengan nilai uang muka yang
diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa;
2. Masa berlaku jaminan sampai dengan masa waktu pelunasan uang muka
tersebut.
3. Jaminan uang muka diberikan apabila sangat dibutuhkan demi kelancaran
pekerjaan dan keuangan Perusahaan memungkinkan.
17.1.4. Jaminan Pemeliharaan
1. Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari Nilai Kontrak.
2. Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan atau 14 (empat belas) hari kalender setelah
masa pemeliharaan berakhir, untuk pekerjaan yang memerlukan masa
pemeliharaan.
3. Jaminan Pemeliharaan diserahkan ke Pengguna Barang/Jasa untuk
menjamin kualitas dari Jasa Konstruksi yang diserahkan dan dalam hal
penyerahan Jasa Konstruksi dibayarkan 100% (seratus persen).
17.1.5. Jaminan Sanggah
Jaminan sanggah dapat diberlakukan apabila dianggap perlu dengan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Nilai Jaminan Sanggah sebesar nilai jaminan penawaran (bid bond) atau
pencairan jaminan penawaran (bid bond).
2. Nilai Jaminan Sanggah untuk jasa konsultansi minimal 1% (satu persen)
dari nilai HPS yang ditetapkan oleh BLP atau Kelompok Keja (Pokja)
BLP.
3. Uang Jaminan Sanggah tersebut dikembalikan kepada penyanggah apabila
sanggahannya terbukti benar secara hukum dan menjadi hak perusahaan
apabila sanggahannya terbukti tidak benar secara hukum.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

34

17.2. Ketentuan Surat Jaminan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:


17.2.1. Diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau
Bank asing yang beroperasi di Indonesia atau Perusahaan Asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang mendapatkan
dukungan perusahaan reasuransi yang memiliki rating A yang diterbitkan oleh
lembaga pemeringkat internasional, kecuali yang didukung oleh perusahaan
reasuransi dalam negeri/lokal diutamakan memiliki pemeringkat dari lembaga
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
17.2.2. Khusus untuk Jaminan Uang Muka harus dalam bentuk Bank Garansi yang
diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau
Bank asing yang mempunyai kantor perwakilan di Indonesia;
17.2.3. Masa berlakunya jaminan tidak kurang dari jangka waktu yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan;
17.2.4. Besarnya nilai jaminan dicantumkan dalam angka dan huruf;
17.2.5. Tercantum nama Pengguna Barang/Jasa yang menerima jaminan;
17.2.6. Dalam hal masa berlaku Jaminan Penawaran diperkirakan berakhir sebelum
penandatanganan Kontrak, maka paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum
berakhirnya masa berlaku Jaminan Penawaran tersebut, BLP atau Kelompok
Kerja (PokJa) BLP dapat meminta Calon Penyedia Barang/Jasa untuk
memperpanjang Jaminan Penawaran. Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa
tidak bersedia memperpanjang Jaminan Penawaran setelah diminta BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP, maka Calon Penyedia Barang/Jasa dianggap
mengundurkan diri dan dokumen Jaminan Penawaran dikembalikan kepada
Penyedia Barang/Jasa.
17.2.7. Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa telah ditunjuk sebagai Penyedia
Barang/ Jasa dan tidak bersedia memperpanjang Jaminan Penawaran sampai
dengan penandatanganan kontrak maka Penyedia Barang/Jasa tersebut
dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran dicairkan oleh PT.
Pengembangan Pariwisata Bali (Persero).
17.2.8. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa yang telah ditunjuk sebagai Penyedia
Barang/Jasa menyatakan mengundurkan diri sebelum penandatanganan
Kontrak, maka Jaminan Penawaran menjadi milik Perusahaan dan Jaminan
Penawaran dicairkan oleh Perusahaan.
17.2.9. Jaminan Pelaksanaan harus diserahkan ke Pengguna Barang/Jasa pada saat
sebelum penandatanganan kontrak atau paling lambat 1 (satu) minggu setelah
penandatanganan kontrak, dan dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa tidak
bersedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan tersebut maka Calon Penyedia
Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri maka Jaminan Penawaran menjadi
milik Perusahaan.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

35

Bagian Ketujuh
Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Pasal 18
18.1. Fungsi dan Penerapan HPS:
18.1.1. HPS dapat difungsikan sebagai batas kewajaran (passing grade) dalam
melakukan proses pengadaan Barang dan Jasa apabila perkiraan harga
penawaran yang dapat dipertanggungjawabkan berada pada kisaran nilai HPS.
HPS juga dapat difungsikan sebagai batas kewajaran (passing grade) / bahan
negosiasi dalam proses pengadaan barang / jasa dengan menggunakan Metoda
Pengadaan / Pembelian Langsung dan Penunjukan Langsung.
18.1.2. HPS dapat difungsikan sebagai batas atas (ceiling price) dalam melakukan
proses pengadaan Barang dan Jasa apabila perkiraan harga penawaran yang
dapat dipertanggungjawabkan tidak akan melebihi HPS. Penawaran
dinyatakan gugur apabila harga penawarannya melebihi HPS. Total nilai HPS
sebagai batas atas (ceiling price) bersifat terbuka;
18.1.3. Dalam hal harga penawaran lebih kecil 80% dari HPS maka Penyedia
Barang/Jasa wajib menyertakan rincian unsur biaya.
18.1.4. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas kewajaran (passing
grade), penawaran dinyatakan gugur apabila setelah dievaluasi nilainya
melebihi 10% (sepuluh persen) dari HPS;
18.1.5. Nilai total HPS harus diumumkan pada saat penjelasan Dokumen Pengadaan
kecuali HPS untuk pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas
kewajaran (passing grade);
18.2. Penyusunan dan Kegunaan HPS:
18.2.1. Pengguna Barang/Jasa wajib memiliki harga perkiraan sendiri (HPS);
18.2.2. HPS wajib disusun oleh Bagian/Unit terkait dan atau Pengguna Barang/Jasa.
HPS dapat direviu oleh Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa, sepanjang tidak merubah jumlah plafon
yang telah disetujui dalam ijin prinsip;
18.2.3. HPS dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggung jawabkan.
18.2.4. HPS digunakan sebagai alat untuk menetapkan besaran jaminan penawaran;
18.3. Data/Referensi Penyusunan HPS:
18.3.1. HPS dibuat dan disusun secara cermat dengan menggunakan data/referensi
dasar dan pertimbangan antara lain, namun tidak terbatas pada:
a. Dokumen Pengadaan (Spesifikasi/Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/
Kerangka Acuan Kerja atau Term Of Reference (KAK atau TOR)/Syarat
Penawar /Syarat Kontrak);
b. Harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS;
c. Harga kontrak untuk barang atau pekerjaan sejenis yang sedang atau telah
dilaksanakan;
d. Analisa harga satuan pekerjaan;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

36

e. Daftar harga dan tarif dari instansi yang berwenang;


f. Informasi yang dipublikasikan secara resmi oleh Biro Pusat Statistik (BPS)
atau media cetak dan elektronik lainnya atau instansi yang berwenang;
g. Perkiraan Perhitungan biaya oleh konsultan / Engineers Estimate (EE);
h. Daftar harga/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh asosiasi pabrikan/
agen tunggal atau instansi lain yang berwenang, baik pusat maupun daerah;
i. Untuk barang yang mengandung unsur komponen impor diperhitungkan
antara lain fluktuasi nilai tukar mata uang asing dari negara asal terhadap
Rupiah.
18.3.2. HPS yang disusun wajib memperhitungkan:
a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan bea masuk sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Risiko, Overhead Cost dan Keuntungan (ROK) yang wajar bagi Rekanan
sesuai dengan tingkat kesulitan pekerjaan yang dilakukan, dan maksimum
besarnya 10% (sepuluh persen).
18.3.3. HPS tersebut tidak boleh memasukkan biaya tak terduga (contingency), biaya
lain-lain dan Pajak Penghasilan (PPh).
18.4. Tata Cara Penyusunan HPS:
18.4.1. Dalam menyusun HPS untuk Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa
Konstruksi/Jasa Lainnya, Divisi/Bagian/Unit terkait wajib:
1. Mempelajari dengan cermat dokumen pengadaan, antara lain syarat-syarat
kontrak, spesifikasi teknis dan gambar-gambar;
2. Meneliti kondisi lapangan dan dibandingkan dengan perkiraan perhitungan
biaya;
3. Meneliti harga satuan dasar upah tenaga kerja, bahan/material dan
peralatan;
4. Memilih alternatif dan menetapkan metode kerja;
5. Melaksanakan analisa teknis perhitungan komponen tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan
dan spesifikasi teknis yang ditentukan;
6. Menghitung harga satuan dan membandingkan dengan harga pasar, hargaharga kontrak yang sedang / telah dilaksanakan yang sejenis;
7. Menghitung harga total pekerjaan termasuk PPN sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
18.4.2. Dalam menyusun HPS untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi, Divisi/Bagian/Unit
terkait wajib:
1. Mempelajari dan memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Terms of
Reference (TOR) termasuk syarat kontrak;
2. Mempelajari dan mengumpulkan informasi/data-data mengenai kondisi
lapangan;
3. Mempelajari program dan jadwal pelaksanaan pekerjaan;
4. Menetapkan jumlah kualifikasi tenaga ahli, tenaga teknis serta tenaga
pendukung lainnya termasuk jadwal penugasan masing-masing personil,
fasilitas/peralatan yang diperlukan dan lain-lain;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

37

5. Mempelajari dan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan yang


dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang;
6. Menghitung Biaya Langsung Personil (remuneration) dan Biaya Langsung
Non Personil (direct cost):
a. Biaya Langsung Personil meliputi pembayaran tenaga ahli, teknisi dan
tenaga penunjang. Biaya langsung personil bagi masing-masing tenaga
ahli dihitung berdasarkan satuan waktu tertentu (bulan, minggu, hari,
jam) dikaitkan dengan rate yang berdasarkan harga pasar dan/atau
berdasarkan gaji dasar dan/atau kontrak-kontrak yang lalu/sedang
berjalan sesuai dengan tahun pengalaman profesional yang ditetapkan
dalam KAK, dan
b. Biaya Langsung Non Personil meliputi segala biaya yang langsung
berkaitan menunjang pelaksanaan tugas konsultan, antara lain
pengadaan/sewa kantor, sewa kendaraan, sewa rumah, biaya perjalanan
dinas, biaya pelaporan, biaya komunikasi, biaya pengiriman dokumen,
biaya pengurusan surat ijin, tunjangan perumahan, dan lain-lain, dengan
mengacu kepada rate/tarif harga pasar setempat dan/atau tarif/harga
satuan kontrak yang lalu/sedang berjalan;
7. Menghitung harga total pekerjaan termasuk PPN sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
18.4.3. Dalam menyusun HPS untuk Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya,
Divisi/Bagian/Unit terkait wajib:
1. Mempelajari dengan cermat dokumen pengadaan, antara lain syarat-syarat
kontrak, spesifikasi teknis dan gambar-gambar;
2. Meneliti harga-harga pasar dari barang yang dapat memenuhi spesifikasi
teknis sesuai dengan ketentuan di dalam Dokumen Pengadaan;
3. Meneliti tarif biaya angkutan dan biaya asuransi;
4. Mempelajari dan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;
5. Menghitung harga satuan barang dengan mengacu harga pasar, harga
kontrak sejenis sebelumnya, biaya angkutan, dan biaya asuransi;
6. Menghitung seluruh harga barang yang akan diadakan termasuk PPN sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Bagian Kedelapan
Prinsip Penetapan Sistem Pengadaan
Pasal 19
19.1.

Untuk menentukan sistem pengadaan yang meliputi metode pemilihan Penyedia Barang/
Jasa, metode penyampaian dokumen penawaran, metode evaluasi penawaran, dan jenis
kontrak, perlu mempertimbangkan jenis, sifat, dan nilai barang/jasa serta kondisi lokasi,
kepentingan masyarakat, dan jumlah Penyedia Barang/Jasa yang ada;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

38

19.2.

Dalam menyusun rencana dan penentuan pengadaan, Pengguna Barang/Jasa, wajib


memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri dan perluasan kesempatan bagi
usaha kecil, koperasi kecil, dan masyarakat;

19.3.

Dalam menetapkan sistem pengadaan, Pengguna Barang/Jasa:


19.3.1. Wajib menyediakan sebanyak-banyaknya pengadaan untuk usaha kecil
termasuk koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat,
kesatuan sistem, kualitas, dan kemampuan teknis usaha kecil;
19.3.2. Dilarang menyatukan beberapa pekerjaan yang menurut sifat pekerjaan dan
besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh usaha kecil termasuk koperasi
kecil;
19.3.3. Dilarang menetapkan kriteria dan persyaratan pengadaan yang diskriminatif
dan tidak obyektif.
Bagian Kesembilan
Metode Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
Pasal 20

20.1. Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP menyusun dan menetapkan Metode
Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya;
20.2. Pemilihan Penyedia Barang, dilakukan dengan:
20.2.1. Pelelangan Umum;
20.2.2. Pelelangan Terbatas;
20.2.3. Pelelangan Sederhana;
20.2.4. Penunjukan Langsung;
20.2.5. Pengadaan Langsung; atau
20.2.6. Kontes.
20.3. Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, dilakukan dengan:
20.3.1. Pelelangan Umum;
20.3.2. Pelelangan Terbatas;
20.3.3. Pemilihan Langsung;
20.3.4. Penunjukan Langsung; atau
20.3.5. Pengadaan Langsung.
20.4. Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya, dilakukan dengan:
20.4.1. Pelelangan Umum;
20.4.2. Pelelangan Sederhana;
20.4.3. Penunjukan Langsung;
20.4.4. Pengadaan Langsung; atau
20.4.5. Sayembara.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

39

20.5. Kontes/Sayembara dilakukan khusus untuk Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya


yang merupakan hasil Industri Kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri.
20.6. Pelelangan Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
20.6.1. Pada prinsipnya Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat
dilakukan melalui metode Pascakualifikasi.
20.6.2. Khusus untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
kompleks dan diyakini jumlah penyedianya terbatas, pemilihan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan Pelelangan Terbatas;
20.6.3. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi melalui metode Pelelangan
Umum atau PelelanganTerbatas dilakukan untuk pekerjaan yang bernilai
diatas Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).
20.6.4. Penyedia Barang / Jasa Konstruksi / Jasa Lainnya melalui Metoda Pelelangan
Umum diumumkan secara terbuka dan secara luas melalui media massa
dan/atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan atau portal
BTDC atau portal Kementrian Negara BUMN sehingga masyarakat luas dunia
usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya
20.7. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang/Jasa Lainnya dan Pemilihan
Langsung untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
20.7.1. Untuk Pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai diatas Rp
300.000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (Lima
Ratus Juta Rupiah) dapat dilakukan dengan:
1. Pelelangan Sederhana untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya;
2. Pemilihan Langsung untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.
20.7.2. Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung diumumkan melalui papan
pengumuman resmi perusahaan atau website perusahaan;
20.7.3. Metode Pelelangan Sederhana atau Pemilihan langsung dapat dilakukan dalam
hal:
1. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dibutuhkan
mendesak untuk operasional perusahaan sehingga apabila tidak segera
dilakukan akan berakibat terganggunya operasional perusahaan; atau
2. Calon Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
memasukkan penawaran harga dalam Metode Pelelangan Umum hanya 2
(dua); atau
3. Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metode Pelelangan Umum
ternyata hanya 2 (dua) Calon Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang:
a. Mendaftar; atau
b. Memasukkan Penawaran dalam Metode Satu sampul dan Metode Dua
sampul; atau
c. Memasukkan Penawaran administrasi dan Teknis dalam Metode Dua
Tahap.
4. Proses Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dilakukan
dengan cara:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

40

a. Dalam hal seperti butir 20.7.3 angka 1 di atas, Pejabat BLP mengundang
sekurang-kurangnya 2 (dua) Penyedia Barang/Jasa dan membandingkan
penawaran dari Penyedia Barang/Jasa.
b. Dalam hal seperti butir 20.7.3 angka 2 dan 3 di atas, Pejabat BLP
membandingkan penawaran dari Penyedia Barang/Jasa.
20.8. Penunjukan Langsung Pengadaan Barang/Pekerjaan konstruksi/Jasa lainnya
20.8.1. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya melalui Penunjukan
Langsung dilakukan secara langsung dengan menunjuk 1 (satu) atau lebih
Penyedia Barang/Jasa atau melalui beauty contest;
20.8.2. Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa lainnya dapat dilakukan dalam hal:
1. Keadaan tertentu; dan/atau
2. Pengadaan Barang Khusus/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat
khusus.
3. Dengan nilai diatas Rp 300.000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah)
20.8.3. Metode Penunjukan Langsung dapat dilaksanakan untuk pekerjaan yang
bernilai diatas Rp 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah) sampai dengan
Rp.300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah);
20.8.4. Penunjukan Langsung dilakukan dengan mengundang 2 (dua) Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya kecuali sebagaimana diatur dalam
pasal 20.8.2 dapat dilakukan terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa lainnya;
20.8.5. Penunjukan Langsung terhadap Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya sebagaimana dimaksud pada butir 20.8.2 dapat dilakukan apabila
memenuhi minimal salah satu dari persyaratan sebagai berikut:
1. Barang/Jasa yang dibutuhkan bagi kinerja utama perusahaan dan tidak
dapat ditunda keberadaannya (business critical asset); atau
2. Penyedia Barang/Jasa dimaksud hanya satu-satunya (barang spesifik),
yang tak dapat digantikan oleh produk lain atau tidak kompatibel.
Pengadaan barang spesifik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Penyedia Barang/Jasa harus merupakan pabrikan (engine maker dan/atau
primary manufacture) atau Agen tunggal dengan penawaran dari
pabrikan; atau
3. Pengadaan barang impor dengan persyaratan :
a. Merupakan barang yang belum dapat diproduksi di Dalam Negeri; atau
b. Spesifikasi teknis Barang yang diproduksi di Dalam Negeri belum
memenuhi persyaratan; atau
c. Produksi Dalam Negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.
Dimana Penyedia Barang / Jasa yang melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa yang diimpor langsung, semaksimal mungkin menggunakan
jasa pelayanan yang ada di Dalam Negeri
4. Barang/Jasa yang bersifat knowledge intensive dimana untuk
menggunakan dan memelihara produk tersebut membutuhkan
kelangsungan pengetahuan dari Penyedia Barang/Jasa;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

41

5.

Barang/Jasa yang akan diadakan bersifat spesifik hanya dapat


dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus/pemegang Hak atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) dan/atau hanya ada satu Penyedia
Barang/Jasa (agen tunggal) yang mampu melaksanakan dan/atau
mengaplikasikannya atau yang memiliki jaminan (warranty) dari Original
Equipment Manufacture;
6. Penanganan darurat (emergency) yang tidak bisa direncanakan
sebelumnya dan waktu penyelesaiannya harus segera/tidak dapat ditunda:
untuk keamanan, keselamatan masyarakat, dan aset strategis perusahaan;
7. Penanganan darurat (emergency) akibat bencana alam, baik yang bersifat
lokal maupun nasional;
8. Barang/Jasa yang merupakan pembelian berulang (repeat order).
Penunjukan berulang dilakukan dalam hal:
a. Terhadap Barang yang secara terus menerus dibutuhkan sepanjang
harga yang ditawarkan menguntungkan dengan tidak mengorbankan
kualitas barang; atau
b. Terhadap Jasa yang secara terus menerus dibutuhkan perusahaan
sepanjang harga yang ditawarkan menguntungkan dengan tidak
mengorbankan kualitas jasa. Hanya dapat dilakukan sebanyak 3 (tiga)
kali berturut-turut kepada Penyedia Barang/Jasa yang telah
memenangkan pelelangan sebelumnya.
c. Penyedia Jasa yang telah memenangkan pelelangan dan dikontrak
multiyears, dapat dilakukan Penunjukan Berulang (repeat order)
maksimal 1 (satu) kali jangka waktu multiyears kontrak sebelumnya.
9. Barang/Jasa lanjutan yang secara teknis merupakan satu kesatuan yang
sifatnya tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah
dilaksanakan sebelumnya;
10. Penyedia Barang/Jasa adalah BUMN, Anak Perusahaan BUMN atau
Perusahaan Terafiliasi BUMN, sepanjang barang dan/atau jasa dimaksud
adalah merupakan produk atau layanan dari BUMN, Anak Perusahaan
BUMN, Perusahaan Terafiliasi BUMN, dan/atau usaha kecil dan mikro,
dan
sepanjang
kualitas,
harga,
dan
tujuannya
dapat
dipertanggungjawabkan, serta dimungkinkan dalam peraturan sektoral;
11. Bila Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dengan metode pelelangan
(seleksi) atau pemilihan langsung gagal, atau telah dua kali dilakukan
namun peserta pelelangan atau pemilihan langsung tidak memenuhi
kriteria atau tidak ada pihak yang mengikuti pelelangan atau pemilihan
langsung, sekalipun ketentuan dan syarat-syarat telah memenuhi
kewajaran.
a. Dalam metode 2 (dua) tahap, Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus
evaluasi Tahap I sebanyak 3 peserta namun yang memasukkan
penawaran harga (Tahap II) hanya 1 (satu), maka jaminan
penawarannya dicairkan; atau
b. Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metode Pelelangan ternyata
hanya 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa yang:
1) Mendaftar; atau
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

42

2) Lulus Prakualifikasi; atau


3) Memasukkan Penawaran dalam Metode Satu sampul atau Dua
sampul; atau
4) Memasukkan Penawaran administrasi dan Teknis dalam Metode
Dua Tahap;
12. Pengadaan Barang/Jasa dalam jumlah dan nilai tertentu (non rutin) yang
ditetapkan Direksi dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
Dewan Komisaris.
20.8.6. Penunjukan langsung kepada BUMN, Anak Perusahaan BUMN, dan
Perusahaan Terafiasi BUMN;
20.8.7. Proses Penunjukan Langsung dilakukan dengan cara:
1. Dalam hal terjadi sesuai butir 20.8.5. angka 1 sampai 6 di atas, dilakukan
dengan mengundang Calon Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk untuk
memasukkan penawaran.
2. Pengadaan barang spesifik sesuai butir 20.8.5. angka 2 diatas dapat
dilaksanakan sepanjang dilakukan kepada penyedia barang tunggal yang
merupakan
pabrikan/kantor
cabang/unit
usaha/agen
tunggal/agen/distributor yang berstatus agen, dengan syarat dibuktikan
dengan perjanjian keagenan atau surat penunjukan dari pabrikan atau
pihak yang diberi kewenangan oleh pabrikan, dan sesuai ketentuan yang
berlaku.
3. Dalam hal terjadi sesuai butir 20.8.5. angka 10 butir b 4) di atas,
dilakukan dengan mengundang Calon Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk
untuk memasukkan Penawaran .
4. Dalam hal terjadi sesuai butir 20.8.5. angka 10 butir b 3) di atas, dilakukan
evaluasi Penawaran harga.
5. Dalam hal terjadi sesuai butir 20.8.5. angka 8 di atas, Pengguna Barang
dan Jasa menerbitkan Surat Perintah Kerja (PK) atau Surat Perjanjian
Kerja (SPK/Kontrak) kepada Penyedia Barang dan Jasa yang telah
mempunyai ikatan kerja sebelumnya.
6. Dalam hal terjadi sesuai butir 20.8.5. angka 7 di atas, Pengguna
Barang/Jasa menerbitkan Surat Perintah Kerja (PK) atau Surat Perjanjian
Kerja (SPK/Kontrak) kepada Penyedia Barang/Jasa dengan terlebih
dahulu melakukan evaluasi penawaran yang diajukan.
7. Dalam hal terjadi sesuai butir 20.8.5. angka 9 di atas, dilakukan dengan
mengundang BUMN, Anak Perusahaan BUMN atau Perusahaan
Terafiliasi BUMN, dan/atau usaha kecil dan mikro yang ditunjuk untuk
memasukan Penawaran.
8. Dalam hal terjadi sesuai butir 20.8.5 angka 10, 11 di atas, dilakukan
dengan mengundang Calon Penyedia Barang/Jasa (yang mampu dan
mempunyai reputasi baik) untuk memasukan Penawaran dan dilakukan
evaluasi Penawaran.
9. Dalam evaluasi penawaran dapat dilakukan Klarifikasi dan Negosiasi baik
dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan
secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

43

20.8.8. Penunjukan Langsung dilakukan dengan negosisasi baik dari segi teknis
maupun harga sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar yang
berlaku dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
20.9. Pengadaan Langsung/Pembelian Langsung
20.9.1. Pengadaan/Pembelian Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku
di pasar kepada Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya;
20.9.2. Pengadaan/Pembelian Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan barang
/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah), dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Merupakan kebutuhan operasional perusahaan;
2. Teknologi sederhana;
3. Risiko kecil; dan/atau
4. Dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa Usaha orang-perseorangan
dan/atau badan usaha kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket
pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil;
20.9.3. Dilarang menggunakan Metode Pengadaan/Pembelian Langsung sebagai
alasan untuk memecah paket Pengadaan menjadi beberapa paket dengan
maksud untuk menghindari pelelangan.
20.9.4. Untuk Pengadaan/Pembelian Langsung dengan nilai:
1. Paling tinggi Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah):
a. Dilakukan dengan berpedoman pada data Penyedia Barang/Jasa yang
dimiliki oleh perusahaan, apabila tidak terdapat dalam daftar data
Penyedia Barang/Jasa yang dimiliki oleh perusahaan maka dilakukan
survey minimal terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.
b. Bukti pembayaran berupa kuitansi dengan materai secukupnya;
2. Diatas Rp.10.000.000,-(Sepuluh Juta Rupiah) sampai dengan
Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah), bentuk perikatan berupa PK
(Perintah Kerja) atau OP (Order Pembelian) yang ditandatangani oleh
Kepala Divisi disertai kuitansi dengan materai secukupnya, dan Berita
Acara;
3. Diatas Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) sampai dengan
Rp.100.000.000 (Seratus Juta Rupiah), bentuk perikatan berupa Surat
Perjanjian Kerja (SPK) atau Kontrak yang ditandatangani oleh Direktur
Bidang;

Bagian Kesepuluh
Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Pasal 21
21.1. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dilakukan dengan:
21.1.1. Seleksi yang terdiri atas Seleksi Umum dan Seleksi Sederhana;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

44

21.1.2. Penunjukan Langsung;


21.1.3. Pengadaan Langsung; atau
21.1.4. Sayembara.
21.2. Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP menyusun dan menetapkan Metode
Pemilihan Penyedia Jasa konsultansi. Pemilihan Penyedia Jasa konsultansi dilakukan
melalui negosiasi teknis dan biaya sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga
pasar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan;
21.3. Seleksi Umum Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
21.3.1. Pada prinsipnya pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dilakukan melalui
Metode Seleksi Umum;
21.3.2. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi melalui Metode Seleksi Umum
diumumkan secara terbuka dan secara luas melalui papan pengumuman dan
Website perusahaan dan/atau melalui surat kabar, dan atau bila memungkinkan
melalui portal Kementerian BUMN, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha
yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya;
21.3.3. Daftar pendek dalam Seleksi Umum Calon Penyedia Jasa Konsultansi hasil
kualifikasi berjumlah 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) Calon Penyedia Jasa
Konsultansi;
21.3.4. Metode Seleksi Umum dapat dilakukan untuk Pengadaan Jasa Konsultansi
yang bernilai diatas Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).
21.4. Seleksi Sederhana Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Seleksi Sederhana dapat dilakukan dalam hal:
21.4.1. Seleksi Sederhana dapat dilakukan terhadap Pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi dalam hal Seleksi Umum dinilai tidak efisien dari segi biaya
seleksi;
21.4.2. Seleksi Sederhana dapat dilakukan untuk Pengadaan Jasa Konsultansi yang:
1. Bersifat sederhana; dan
2. Bernilai lebih tinggi dari Rp 300.000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah) sampai
dengan Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah);
21.4.3. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi melalui Metode Seleksi Sederhana
diumumkan melalui papan pengumuman atau Website perusahaan;
21.4.4. Daftar pendek dalam Seleksi Sederhana Calon Penyedia Jasa Konsultansi hasil
kualifikasi berjumlah 3 (tiga) sampai dengan 5(lima) Calon Penyedia Jasa
Konsultansi.
21.5. Penunjukan Langsung Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
21.5.1. Metode Penunjukan Langsung untuk Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
dapat dilaksanakan untuk pekerjaan dengan nilai lebih besar dari
Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) sampai dengan Rp.300.000.000,(Tiga Ratus Juta Rupiah).
21.5.2. Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Jasa Konsultansi dapat
dilakukan dalam keadaan tertentu;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

45

21.5.3. Kriteria keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada butir 21.5.2, apabila
memenuhi salah satu dari persyaratan sebagai berikut:
1. Jasa yang akan diadakan bersifat spesifik hanya dapat dilaksanakan dengan
penggunaan teknologi khusus/pemegang Hak atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) dan/atau hanya ada 1 (satu) Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang
mampu mengaplikasikannya; atau pekerjaan yang hanya dilakukan oleh 1
(satu) pemegang hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah
mendapat izin pemegang hak cipta;
2. Pekerjaan Keadaan Darurat (emergency); atau
3. Pekerjaan penelitian/studi/pemrosesan data yang dilakukan oleh Perguruan
Tinggi Negeri, Lembaga Afiliasi Perguruan Tinggi Negeri dan Lembaga
Ilmiah Pemerintah; atau
4. Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metode Seleksi Umum ternyata
hanya 1 (satu) Penyedia Jasa Konsultansi yang:
a. Mendaftar; atau
b. Lulus Prakualifikasi; atau
c. Memasukkan Penawaran; atau
5. Penunjukan berulang (repeat order) terhadap Penyedia Jasa Konsultansi
non Konstruksi sepanjang harga yang ditawarkan menguntungkan dengan
tidak mengorbankan kualitas jasa; atau
6. Jasa lanjutan yang secara teknis merupakan satu kesatuan yang sifatnya
tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan
sebelumnya; atau
7. Penyedia Jasa Konsultansi adalah BUMN, Anak Perusahaan BUMN atau
Perusahaan Terafiliasi BUMN, sepanjang jasa yang dibutuhkan merupakan
layanan dari BUMN, Anak Perusahaan BUMN, Perusahaan Terafiliasi
BUMN, dan sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat dipertanggung
jawabkan, serta dimungkinkan dalam peraturan sektoral;
21.5.4. Penunjukan langsung kepada BUMN, Anak Perusahaan BUMN, dan
Perusahaan Terafiasi BUMN sebagaimana dimaksud pada butir 21.5.3 angka
7, diprioritaskan kepada Anak Perusahaan BUMN atau Perusahaan Terafiliasi
BUMN yang bersangkutan;
21.5.5. Proses Penunjukan Langsung dilakukan dengan cara:
1. Dalam hal terjadi sesuai pada butir 21.5.3 angka 1 sampai 3 di atas,
dilakukan dengan mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang
ditunjuk untuk memasukkan penawaran, sekurang-kurangnya 2 (dua)
penawaran.
2. Dalam hal terjadi sesuai pada butir 21.5.3 angka 4 a, b di atas, dilakukan
dengan mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang ditunjuk untuk
memasukkan Penawaran;
3. Dalam hal sesuai pada butir 21.5.3 angka 4 c di atas, dilakukan evaluasi
Penawaran harga.
4. Dalam hal terjadi sesuai pada butir 21.5.3 angka 5 diatas, Pengguna Barang
dan Jasa menerbitkan Surat Perintah Kerja (PK) atau Surat Perjanjian Kerja
(SPK/Kontrak) kepada Penyedia Jasa Konsultansi yang telah mempunyai
ikatan kerja sebelumnya.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

46

5. Dalam hal terjadi sesuai pada butir 21.5.3 angka 6 di atas, Pengguna
Barang/Jasa menerbitkan Perintah Kerja (PK) atau Surat Perjanjian Kerja
(SPK/Kontrak) kepada Penyedia Jasa Konsultansi yang telah mempunyai
ikatan kerja sebelumnya di lokasi yang sama dengan terlebih dahulu
melakukan evaluasi penawaran.
6. Dalam hal terjadi sesuai pada butir 21.5.3 angka 7 di atas, dilakukan dengan
mengundang BUMN, Anak Perusahaan BUMN, serta Perusahaan
Terafiliasi BUMN yang ditunjuk untuk memasukan Penawaran dan
dilakukan evaluasi Penawaran.
7. Dalam evaluasi penawaran dilakukan Klarifikasi dan Negosiasi baik dari
segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara
teknis dapat dipertanggungjawabkan.
21.5.6. Penunjukan Langsung dilakukan dengan negosisasi baik dari segi teknis
maupun harga sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
21.6. Pengadaan Langsung Pemilihan Penyedia Jasa Konsultan
21.6.1. Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan kebutuhan operasional perusahaan;
2. Bernilai paling tinggi Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah).
21.6.2. Pengadaan Langsung terhadap Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
dilaksanakan oleh BLP;
21.6.3. Dilarang menggunakan Metode Pengadaan Langsung sebagai alasan untuk
memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk
menghindari Metode Seleksi.
21.7. Sayembara dalam Pemilihan Penyedia Jasa Konsultan
21.7.1. Sayembara dilakukan terhadap Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreativitas, inovasi dan metode
pelaksanaan tertentu; dan
2. Tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan;
21.7.2. Pejabat BLP menetapkan persyaratan administratif bagi Penyedia Jasa
Konsultansi yang akan mengikuti sayembara;
21.7.3. Dalam menetapkan persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada
butir 21.7.2, Pejabat BLP dapat menetapkan syarat yang lebih mudah dari
persyaratan Penyedia Jasa Konsultansi;
21.7.4. Persyaratan dan Metode Evaluasi Teknis ditetapkan oleh Pejabat BLP setelah
mendapat masukan dari Tim yang ahli di bidangnya;
21.7.5. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh Tim yang ahli di bidangnya.
21.8. Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan
Dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
21.8.1. Jasa Konsultansi Perorangan dapat digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

47

1. Pekerjaan yang tidak memerlukan kerja kelompok (team work);


2. Pekerjaan yang secara utuh berdiri sendiri;
3. Pekerjaan hanya dimungkinkan dilakukan oleh seorang yang ahli di
bidangnya /pemegang Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI);
4. Pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas khusus yang memerlukan
masukan/nasehat.
21.8.2. Pihak yang memberikan jasa konsultansi tidak boleh terlibat menjadi
pelaksana dari pekerjaan yang menjadi obyek konsultansi.
21.8.3. Yang dapat mengikuti Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan adalah
Penyedia Jasa Konsultansi perorangan yang memiliki keahlian di bidangnya.
Keahlian tersebut dibuktikan dengan tingkat pendidikan dan pengalaman pada
bidang pekerjaan yang dipersyaratkan.
21.8.4. Proses Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan diproses melalui Penunjukan
Langsung atau Pengadaan Langsung.
Bagian Kesebelas
Metode Penyampaian Dokumen Penawaran
Pasal 22
22.1. Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP menyusun dan menetapkan metode
pemasukan Dokumen Penawaran;
22.2. Metode penyampaian/pemasukan Dokumen, terdiri atas:
22.2.1. Metode satu sampul;
22.2.2. Metode dua sampul; atau
22.2.3. Metode dua tahap.
22.3. Dalam pemilihan penyedia barang/Jasa Konstruksi/jasa lainnya dapat dipilih salah 1
(satu) dari 3 (tiga) metode penyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis
barang/jasa yang akan diadakan;
22.4. Metode Satu Sampul
Yaitu penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi,
teknis dan penawaran harga yang dimasukan ke dalam 1(satu) sampul tertutup.
22.4.1. Metode Satu Sampul digunakan dalam hal Pengadaan Barang/Jasa bersifat
sederhana, dimana evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh harga dan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Pekerjaan yang bersifat sederhana dengan standar harga yang telah
ditetapkan Pengguna Barang/Jasa;
2. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan KAK yag sederhana; atau
3. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifikasi
teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen
Pengadaan;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

48

22.4.2. Selain Pengadaan Barang/Jasa seperti tersebut pada butir 22.4.1 tersebut
diatas,
metode
Satu
Sampul
digunakan
dalam
Penunjukan
Langsung/Pengadaan Langsung/Kontes/Sayembara.
22.4.3. Cara penyampaian Penawaran dengan Metode Satu Sampul adalah
sebagai berikut:
1. Calon Penyedia Barang/Jasa mengajukan Penawaran yang dimasukkan ke
dalam satu sampul, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penawaran sebagaimana diminta dalam Dokumen Pengadaan mencakup
Surat Penawaran yang dilengkapi dengan persyaratan administrasi,
teknis, dan perhitungan harga yang ditandatangani oleh Penyedia
Barang/Jasa;
b. Pada sampul hanya dicantumkan alamat BLP yang mencantumkan jenis
pekerjaan;
c. Harga penawaran dalam Dokumen Penawaran dicantumkan dengan jelas
dalam angka dan huruf. Dalam hal terjadi perbedaan antara penulisan
harga dalam angka dan huruf, maka nilai penawaran yang diakui adalah
nilai dalam penulisan huruf;
d. Penawaran bersifat rahasia dan dikirim ke alamat BLP (dilarang dikirim
kepada perseorangan).
2. Jika disampaikan secara langsung, maka penawaran harus dimasukkan oleh
Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah
disediakan oleh
BLP, sampul ditujukan kepada BLP dengan
mencantumkan alamat, nama pekerjaan, dan nama Penyedia Barang/Jasa;
3. Apabila Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa
pengiriman, sampul sebagaimana dimaksud angka 1 b diatas dimasukkan ke
dalam sampul luar ditujukan kepada BLP dengan mencantumkan alamat,
nama pekerjaan, dan nama Penyedia Barang/Jasa;
4. Jika Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman,
BLP mencatat tanggal dan jam penerimaannya.
5. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas waktu pemasukan
penawaran tidak diikutsertakan.
22.4.4. Cara pembukaan Penawaran dengan metode Satu Sampul adalah sebagai
berikut:
1. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP meneliti isi kotak/tempat
pemasukan Dokumen Penawaran dan menghitung jumlah sampul
penawaran yang masuk sedangkan Surat pengunduran diri tidak dihitung
sebagai penawaran yang masuk.
2. Dalam hal Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang masuk
berjumlah 3 (tiga) atau lebih, BLP atau Tim Pengadaan Barang/Jasa
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuka sampul penawaran di hadapan para Calon Penyedia
Barang/Jasa pada waktu yang telah ditetapkan disaksikan oleh 2 (dua)
orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

49

b. Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menunjuk saksi diluar dari
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
c. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP memeriksa, menunjukkan dan
membacakan kelengkapan penawaran di hadapan para Calon Penyedia
Barang/Jasa, yang terdiri dari:
1) Nama Calon Penyedia Barang/Jasa;
2) Surat Penawaran yang mencantumkan masa berlaku penawaran;
3) Jaminan Penawaran asli;
4) Nilai Penawaran;
5) Dokumen lain yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan.
3. Pada saat pembukaan penawaran BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
hanya mencatat semua kejadian pada saat acara pembukaan penawaran,
tidak dilakukan evaluasi atau pengguguran penawaran kecuali untuk
penawaran yang terlambat.
Setelah dilakukan pembukaan penawaran, BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP), yang berisikan
hal-hal dan data-data pokok yang penting termasuk informasi yang
diperoleh pada saat pembukaan penawaran, sebagai berikut:
1) Nama-nama Calon Penyedia Barang/Jasa, nilai penawarannya,
termasuk penawaran alternatif (bila ada), ada tidaknya jaminan
penawaran;
2) Alasan bila terjadi penundaan pembukaan penawaran;
3) Keberatan dari Calon Penyedia Barang/Jasa (bila ada);
4) Hal-hal lain yang dianggap perlu oleh BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP;
b. Menandatangani BAPP bersama 2 (dua) orang saksi yang hadir.
4. Dalam hal penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Calon Penyedia
Barang/Jasa dalam proses pelelangan, maka proses pengadaan tidak dapat
dilanjutkan dan harus diulang dengan ketentuan:
a. Dokumen Penawaran yang masuk dikembalikan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa yang bersangkutan;
b. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat Berita Acara
Pengadaan Gagal yang ditandatangani oleh BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP.
5. Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang, ternyata tidak ada yang
memasukkan Dokumen Penawaran, maka BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP menyatakan Pengadaan gagal dan melaporkan kegagalan
tersebut beserta alasannya kepada Pengguna Barang/Jasa.
22.5. Metode Dua Sampul
Yaitu penyampaian Dokumen Penawaran dimana persyaratan administrasi dan teknis
dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam
sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam 1 (satu)
sampul (disebut Sampul Penutup).
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

50

22.5.1. Metode Dua Sampul digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa dimana evaluasi
teknis dipengaruhi oleh penawaran harga, dan digunakan untuk:
1. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang menggunakan
evaluasi sistem nilai atau sistem biaya selama umur ekonomis;
2. Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakateristik sebagai berikut:
a. Dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan
harga penawaran, agar penilaian harga tidak dipengaruhi penilaian
teknis; atau
b. Pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang
lebih mendalam.
22.5.2. Cara penyampaian Penawaran dengan Metode Dua Sampul adalah
sebagai berikut:
1. Calon Penyedia Barang/Jasa mengajukan penawaran yang dimasukkan ke
dalam dua sampul, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Sampul pertama berisi kelengkapan data administrasi dan teknis serta
Jaminan Penawaran asli yang disyaratkan, dan pada sampulnya ditulis
Data Administrasi dan Teknis;
b. Sampul kedua berisi data perhitungan harga penawaran dan pada
sampulnya ditulis Harga Penawaran;
c. Sampul pertama dan kedua sebagaimana dimaksud pada butir 22.5.3.
angka 1 a dan b diatas dimasukkan ke dalam satu Sampul Penutup;
d. Sampul Penutup mencantumkan alamat Pengguna Barang/Jasa yang
mengadakan Pengadaan Barang/Jasa, dan jenis pekerjaan.
2. Harga penawaran dalam Dokumen Penawaran dicantumkan dengan jelas
dalam angka dan huruf. Dalam hal terjadi perbedaan antara penulisan harga
dalam angka dan huruf, maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai
dalam penulisan huruf;
3. Penawaran bersifat rahasia dan dilarang dikirim kepada perseorangan
/jajaran BLP atau anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP, melainkan
dimasukkan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke dalam
tempat yang telah disediakan oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
4. Dokumen Penawaran wajib disampaikan pada waktu yang telah ditentukan;
5. Dalam hal Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa
pengiriman, Sampul Penutup yang berisi sampul pertama dan sampul
kedua, dimasukkan dalam satu sampul (disebut Sampul Luar). Sampul
Luar hanya mencantumkan alamat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
serta nama pekerjaan dan nama Penyedia Barang/Jasa;
6. Dalam hal Dokumen Penawaran diterima melalui pos atau jasa pengiriman,
pada Sampul luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan oleh BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
7. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak
diikutsertakan dan diberitahukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk
diambil kembali.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

51

22.5.3. Cara pembukaan Penawaran dengan Metode Dua Sampul adalah sebagai
berikut:
1. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP meneliti isi kotak / tempat
pemasukan dokumen penawaran dan menghitung jumlah sampul penawaran
yang masuk, kecuali Surat Pengunduran Diri.
2. Dalam hal Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang masuk
berjumlah 3 (tiga) atau lebih, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
melakukan urutan langkah-langkah sebagai berikut:
a. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka Sampul I di hadapan
Calon Penyedia Barang/Jasa disaksikan 2 (dua) orang saksi dari wakil
Calon Penyedia Barang/Jasa;
b. Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menunjuk saksi diluar dari
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
c. Sampul I yang berisi data administrasi dan teknis dibuka, dan dijadikan
lampiran berita acara pembukaan penawaran Sampul I;
d. Sampul II yang berisi data penawaran harga tidak boleh dibuka;
e. Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus persyaratan
Administrasi dan Teknis kurang dari 3 (tiga) Calon Penyedia
Barang/Jasa atau sekurang-kurangnya 1 (satu) Calon Penyedia Barang/
Jasa, maka pembukaan Sampul II tetap dilanjutkan;
f. Sampul II dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus persyaratan teknis
dan administrasi dapat dibuka dihadapan Calon Penyedia Barang/Jasa
disaksikan 2 (dua) orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa.
Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menunjuk saksi diluar dari
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
3. Dalam hal penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Calon Penyedia
Barang/Jasa dalam proses pelelangan, maka proses Pengadaan tidak dapat
dilanjutkan dan harus diulang dengan ketentuan:
a. Penawaran yang masuk dikembalikan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa yang bersangkutan;
b. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat Berita Acara
Pengadaan Gagal yang ditandatangani oleh semua BLP atau Kelompok
Kerja (PokJa) BLP;
c. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengumumkan untuk
mendapatkan Calon Penyedia Barang/Jasa yang baru dan mengundang
seluruh Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah memasukkan penawaran
administrasi dan teknis sebelumnya untuk memasukkan penawaran
kembali.
4. Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang, ternyata tidak ada yang
memasukkan Dokumen Penawaran, maka BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP menyatakan Pengadaan gagal dan melaporkan kegagalan
tersebut beserta alasannya kepada Pengguna Barang/Jasa.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

52

22.6. Metode Dua Tahap.


Yaitu penyampaian Dokumen Penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis
dimasukkan dalam sampul tertutup Tahap I, sedangkan harga penawaran dimasukkan
dalam sampul tertutup Tahap II. Penyampaiannya dilakukan dalam dua tahap secara
terpisah dan dalam waktu yang berbeda.
22.6.1. Metode Dua Tahap digunakan dalam hal diperlukan penyesuaian kriteria
teknis untuk menyetarakan spesifikasi teknis barang/jasa yang ditawarkan
diantara Calon Penyedia Barang/Jasa seperti yang dipersyaratkan pada
Dokumen Pengadaan sebelum Calon Penyedia Barang/Jasa memasukkan
penawaran harga.
22.6.2. Metode Dua Tahap digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pekerjaan bersifat Kompleks;
2. Memenuhi kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem, termasuk
pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan
peralatannya;
3. Mempunyai beberapa alternative penggunaan sistem dan desain penerapan
teknologi yang berbeda;
4. Membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama; dan/atau
5. Membutuhkan penyetaraan teknis.
22.6.3. Cara penyampaian Penawaran dengan Metode Dua Tahap adalah:
1. Tahap Pertama (I)
a. Pemasukan Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis:
1) Penyedia Barang/Jasa menyampaikan Dokumen Penawaran
administrasi dan teknis serta Jaminan Penawaran asli, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Pada Sampul Penawaran hanya dicantumkan alamat Pengguna
Barang/Jasa dan kata-kata Dokumen Penawaran Pengadaan
Barang/ Jasa Tahap I.
b) Dalam hal Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa
pengiriman, sampul Penawaran dimasukkan dalam satu sampul
(disebut Sampul luar). Sampul luar hanya memuat alamat BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP serta tempat, hari, tanggal,
bulan dan tahun.
c) Dalam hal Dokumen Penawaran diterima melalui pos atau jasa
pengiriman, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP memberi
catatan tanggal dan jam penerimaan pada Sampul luarnya
2) Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan,
tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa untuk diambil kembali.
b. Pembukaan Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis:
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP meneliti isi kotak/tempat
pemasukan Dokumen Penawaran administrasi dan teknis dan
menghitung jumlah sampul penawaran yang masuk, kecuali Surat
pengunduran diri, dengan ketentuan sebagai berikut:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

53

1) Dalam hal Dokumen Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa


yang masuk 3 (tiga) atau lebih, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa)
BLP melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan pembukaan
sampul di hadapan Calon Penyedia Barang/Jasa disaksikan 2 (dua)
orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa.
b) Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada,
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menunjuk saksi
diluar dari BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP. Sampul yang
berisi data administrasi dan teknis dibuka satu persatu, dibacakan
serta dicatat dan dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan
Penawaran Tahap I.
2) Dalam hal Dokumen Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga)
Calon Penyedia Barang/Jasa, proses Pengadaan tidak dapat
dilanjutkan dan dinyatakan gagal dengan ketentuan:
a) Dokumen Penawaran yang masuk dikembalikan kepada Calon
Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan;
b) BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat Berita Acara
Pengadaan Gagal;
c) BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengumumkan untuk
mendapatkan Calon Penyedia Barang/Jasa baru dan mengundang
seluruh Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah memasukkan
penawaran administrasi dan teknis;
3) Dalam hal setelah dilakukan Pelelangan ulang, ternyata tidak ada
yang memasukkan Dokumen Penawaran, maka BLP atau Kelompok
Kerja (PokJa) BLP menyatakan Pengadaan gagal dan melaporkan
kegagalan tersebut beserta alasannya kepada Pengguna Barang/ Jasa;
4) Dalam hal yang lulus Tahap I (administrasi dan teknis) kurang dari 3
(tiga) Calon Penyedia Barang/Jasa, maka proses pengadaan tidak
dapat dilanjutkan dan harus diulang dengan ketentuan sebagai berikut:
a) BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat Berita Acara
Pengadaan Gagal yang ditandatangani oleh semua anggota BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
b) Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus tetap diikutkan untuk
memasukkan harga penawaran (tahap II).
2. Tahap Kedua (II)
a. Pemasukan Dokumen Penawaran Harga
1) Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah lulus evaluasi Tahap I
memasukkan surat penawaran harga dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Surat Penawaran harga dimasukan ke dalam sampul tertutup;
b) Surat Penawaran harga tersebut dilampiri rincian analisis biaya,
dan syarat lainnya;
c) Harga penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan
huruf. Dalam hal terjadi perbedaan antara penulisan harga dalam
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

54

angka dan huruf, maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai
dalam penulisan huruf;
2) Penawaran bersifat rahasia dan dilarang dikirim kepada perseorangan,
melainkan dimasukkan oleh calon Penyedia Barang/Jasa yang
bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
3) Dokumen Penawaran wajib disampaikan pada waktu yang telah
ditentukan dan dimasukkan ke dalam kotak tertutup yang disediakan
oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
4) Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan,
tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada calon Penyedia
Barang/Jasa yang bersangkutan untuk mengambil kembali Dokumen
Penawarannya.
5) Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah lulus Tahap I tidak
memasukkan Dokumen Penawaran harga (Tahap II) atau terlambat
memasukkan Dokumen Penawaran harga (Tahap II) pada waktu yang
telah ditentukan, maka Jaminan Penawaran dicairkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
6) Dalam hal Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa
pengiriman, sampul Penawaran dimasukkan dalam satu sampul
(disebut Sampul Luar). Sampul Luar hanya memuat alamat BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP serta tempat, hari, tanggal, bulan
dan tahun.
b. Pembukaan Dokumen Penawaran Harga
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP meneliti isi kotak / tempat
pemasukan dokumen penawaran harga dan menghitung jumlah sampul
penawaran yang masuk, kecuali Surat pengunduran diri, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam hal Dokumen Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa
yang masuk 3 (tiga) atau lebih, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa)
BLP melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan pembukaan
sampul di hadapan Calon Penyedia Barang/Jasa disaksikan 2 (dua)
orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa.
b) Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada,
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menunjuk saksi
diluar dari BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP. Sampul yang
berisi data harga dibuka satu persatu, dibacakan serta dicatat dan
dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan Penawaran Tahap II.
2) Dalam hal Dokumen Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa
yang masuk kurang dari 3 (tiga) atau sekurang-kurangnya 1 (satu),
maka proses Pengadaan dilanjutkan dengan ketentuan:
a) Dalam hal Dokumen Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa
yang masuk 2 (dua) maka diproses seperti halnya proses Pemilihan
Langsung.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

55

b) Dalam hal Dokumen Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa


yang masuk 1 (satu) maka diproses seperti halnya proses
Penunjukan Langsung.
3) Dalam hal tidak ada Calon Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan
Dokumen Penawaran maka Pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan
dinyatakan gagal.
Bagian Keduabelas
Metode Evaluasi Penawaran
Pasal 23
23.1. Kriteria dan Tata Cara Evaluasi
23.1.1.
Kriteria dan tata cara evaluasi harus ditetapkan dalam dokumen pengadaan
dan dijelaskan pada waktu pemberian penjelasan. Dalam hal terjadi perubahan
kriteria dan tata cara evaluasi setelah pemberian penjelasan agar disampaikan
secara tertulis kepada seluruh Calon Penyedia Barang/Jasa sebelum
pemasukan penawaran.
23.1.2. Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa)
BLP berpedoman pada kriteria dan tata cara evaluasi yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan dan penjelasan sebelumnya. Bila terdapat hal-hal yang
kurang jelas dalam suatu penawaran, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
dapat meminta klarifikasi dari Calon Penyedia Barang/Jasa. Dalam klarifikasi,
Calon Penyedia Barang/Jasa diminta untuk menjelaskan hal-hal yang menurut
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP kurang jelas, namun tidak
diperkenankan mengubah substansi penawaran. Demikian juga Calon
Penyedia Barang/Jasa tidak diperbolehkan menambah atau mengurangi atau
mengubah penawarannya setelah penawaran dibuka (post bidding).
23.1.3. Untuk hal-hal tertentu, Calon Penyedia Barang/Jasa dapat diminta untuk
memperpanjang masa berlakunya surat jaminan penawaran yang akan habis
masa berlakunya.
23.1.4. Dalam Pelelangan BLP atau Tim Penyedia Barang/Jasa dilarang melakukan
negosiasi dalam bentuk dan cara apapun, kecuali negosiasi teknis pada Tahap
Pertama terhadap Calon Penyedia Barang/Jasa dalam Sistem Dua Tahap;
23.1.5. Dalam penelitian/evaluasi atas penawaran harga, perlu diperhatikan:
1. Untuk pekerjaan tidak kompleks, HPS merupakan batas atas (ceiling price)
dan dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaran. Sedangkan untuk
pekerjaan kompleks, HPS dijadikan dasar mengevaluasi penawaran;
2. Apabila dalam dokumen pengadaan mengatur kemungkinan Calon
Penyedia Barang/Jasa menyampaikan penawaran alternatif, maka
penawaran alternatif yang ternyata baik dari segi teknis maupun harga lebih
menguntungkan bagi perusahaan dapat diusulkan sebagai calon pemenang
pengadaan dengan ketentuan penawaran alternatif yang dievaluasi hanya
penawaran alternatif dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang penawaran
utamanya merupakan penawaran harga terendah dan responsif.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

56

23.2. Evaluasi Penawaran Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.


Dalam pemilihan penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dapat dipilih
salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metode evaluasi penawaran berdasarkan jenis barang/jasa
yang akan diadakan, dan metode evaluasi penawaran tersebut harus dicantumkan
dalam dokumen lelang, yang meliputi:
23.2.1 Sistem Gugur,
23.2.2 Sistem Nilai, dan
23.2.3 Sisterm Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis:
23.2.1. Sistem Gugur
Sistem Gugur adalah evaluasi penawaran dengan cara memeriksa pemenuhan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan Barang/Jasa
dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi,
persyaratan teknis dan kewajaran harga. Terhadap Calon Penyedia
Barang/Jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur.
1. Metode Evaluasi Penawaran untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya pada prinsipnya menggunakan penilaian sistem
gugur.
2. Urutan tahapan proses penilaian sebagai berikut:
a. Evaluasi Administrasi
1) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi
syarat pada pembukaan penawaran;
2) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang
masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi.
Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan
(tidak dikurangi atau ditambah);
3) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi
syarat
administrasi/lulus
atau
tidak
memenuhi
syarat
administrasi/gugur.
b. Evaluasi Teknis
1) Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan
memenuhi syarat administrasi/lulus.
2) Faktor-faktor yang dievaluasi pada tahap ini harus sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan (tidak dikurangi
atau ditambah).
3) Hasil evaluasi teknis adalah: memenuhi syarat teknis/lulus atau tidak
memenuhi syarat teknis/gugur.
c. Evaluasi Harga
1) Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan
lulus/memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
2) Berdasarkan hasil evaluasi harga, panitia membuat daftar urutan
penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah dan
mengusulkan penawar terendah sebagai calon pemenang.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

57

23.2.2. Sistem Nilai;


Sistem nilai adalah evaluasi penawaran dengan cara memberikan nilai angka
tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria yang ditetapkan
dalam dokumen Pengadaan Barang/Jasa, kemudian membandingkan jumlah
nilai dari setiap penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa dengan penawaran
Calon Penyedia Barang/Jasa lainnya.
1. Evaluasi Sistem Nilai digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang memperhitungkan keunggulan teknis
sepadan dengan harga, mengingat penawaran harga sangat dipengaruhi
oleh kualitas teknis.
2. Sistem Nilai dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Besaran bobot biaya antara 70% (Tujuh Puluh Perseratus) sampai
dengan 90% (Sembilan Puluh Perseratus) dari total bobot keseluruhan;
b. Unsur yang dinilai harus bersifat kuantitatif atau yang dapat
dikuantifikasikan; dan
c. Tata cara dan kriteria penilaian harus mencantumkan dengan jelas dan
rinci dalam Dokumen Pengadaan.
3. Urutan tahapan proses penilaian sebagai berikut:
a. Evaluasi Administrasi
1) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang
memenuhi syarat pada pembukaan penawaran;
2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
3) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu
memenuhi syarat administrasi/lulus atau tidak memenuhi syarat
administrasi/ gugur.
b. Evaluasi Teknis dan Harga
1) Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran-penawaran
yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan
memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan/atau
harga penawaran;
2) Melakukan penilaian dengan menggunakan pendekatan / metode
kuantitatif, yaitu dengan memberikan nilai angka terhadap unsurunsur teknis dan harga yang dinilai sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
3) Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP membuat daftar urutan penawaran, yang dimulai dari
urutan penawaran yang memiliki nilai tertinggi;
4) Bila menggunakan nilai ambang batas lulus (passing grade) untuk
penilaian teknis, hal ini harus dicantumkan dalam Dokumen
Pengadaan. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat daftar
urutan yang dimulai dari nilai tertinggi untuk semua penawaran
yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan nilai ambang batas
lulus.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

58

23.2.3. Sistem Penilaian biaya selama umur ekonomis (economic life cycle cost
system).
Evaluasi Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis digunakan untuk
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memperhitungkan
factor-faktor umur ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan,
dan jangka waktu operasi tertentu.
1. Digunakan untuk mengevaluasi Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi yang
memperhitungkan faktor-faktor Umur Ekonomis; Harga dan Biaya Operasi
dan Pemeliharaan dalam jangka waktu operasi tertentu.
2. Sistem economic life cycle cost digunakan khusus untuk mengevaluasi
Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks dengan memperhitungkan perkiraan
biaya operasi dan pemeliharaan serta nilai sisa selama umur ekonomis
barang tersebut.
3. Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi Administrasi
1) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi
syarat pada pembukaan penawaran;
2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
3) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi
syarat
administrasi/lulus
atau
tidak
memenuhi
syarat
administrasi/gugur.
b. Evaluasi Teknis dan Harga
1) Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran penawaran
yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan
memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan/atau
harga penawaran;
2) Unsur harga tersebut dikonversikan ke dalam mata uang tunggal
berdasarkan nilai tukar (kurs tengah) yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia pada saat pembukaan penawaran;
3) Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP membuat daftar urutan yang dimulai dari urutan nilai
evaluasi tertinggi;
4) Biaya-biaya yang dihitung dalam evaluasi, kecuali harga penawaran
yang terkoreksi, tidak dimasukkan dalam harga kontrak (hanya
berfungsi sebagai alat evaluasi saja).
23.2.4. Dalam melakukan evaluasi Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
dilarang mengubah, menambah dan/atau mengurangi kriteria serta tata cara
evaluasi setelah batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran.
23.3. Evaluasi Penawaran Pengadaan Jasa Konsultansi
Dalam pemilihan penyedia Jasa Konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 4 (empat)
metode evaluasi penawaran berdasarkan jenis Jasa Konsultansi yang akan diadakan
dan harus dicantumkan dalam dokumen seleksi, yaitu:
23.3.1. Metode evaluasi berdasarkan kualitas;
23.3.2. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

59

23.3.3. Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah;


23.3.4. Metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran.
23.3.1. Metode evaluasi berdasarkan kualitas;
1. Seleksi Jasa Konsultansi dengan menggunakan metode evaluasi kualitas
dipergunakan untuk pekerjaan yang kompleks. BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP hanya membuka penawaran harga terhadap Calon Penyedia
Jasa Konsultansi dengan peringkat teknis terbaik dilanjutkan dengan
negosiasi teknis dan biaya.
2. Metode evaluasi berdasarkan kualitas, digunakan untuk pekerjaan:
a. Mengutamakan kualitas penawaran teknis sebagai factor yang
menentukan terhadap hasil/manfaat (outcome) secara keseluruhan;
dan/atau
b. Lingkup pekerjaan yang sulit ditetapkan dalam KAK.
3. Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi Administrasi
1) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi
syarat pada pembukaan penawaran;
2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
3) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi
syarat
administrasi/lulus
atau
tidak
memenuhi
syarat
administrasi/gugur.
b. Evaluasi Teknis
1) Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran teknis yang dinyatakan
memenuhi persyaratan administrasi, dengan memberikan penilaian
(skor) terhadap unsur-unsur teknis;
2) Berdasarkan hasil evaluasi teknis, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa)
BLP membuat daftar urutan yang dimulai dari urutan teknis terbaik.
c. Klarifikasi dan Negosiasi
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP memberikan kesempatan
pertama kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi dengan nilai teknis
terbaik untuk melakukan klarifikasi dan negosasi biaya, apabila tidak
tercapai kesepakatan dalam negosiasi dapat diberikan kepada Calon
Penyedia Jasa Konsultansi dengan nilai teknis terbaik kedua dan
seterusnya.
23.3.2. Metode Evaluasi Berdasarkan Kualitas dan Biaya;
1. Seleksi Jasa Konsultansi dengan menggunakan Metode Evaluasi Kualitas
dan Biaya dipergunakan untuk pekerjaan tidak kompleks yang dilakukan
berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya terkoreksi
dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.
2. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya digunakan untuk pekerjaan
yang:
a. Lingkup, keluaran (output), waktu penugasan, dan hal-hal lain dapat
diperkirakan dengan baik dalam KAK; dan/atau
b. Besarnya biaya dapat ditentukan dengan mudah, jelas, dan tepat.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

60

3. Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut:


a. Evaluasi Administrasi:
1) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi
syarat pada pembukaan penawaran;
2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
3) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi
syarat
administrasi/lulus
atau
tidak
memenuhi
syarat
administrasi/gugur;
b. Evaluasi Teknis
1) Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran teknis yang dinyatakan
memenuhi persyaratan administrasi, dengan memberikan penilaian
(skor) terhadap unsur-unsur teknis;
2) Berdasarkan hasil evaluasi teknis, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa)
BLP membuat daftar urutan yang dimulai dari urutan teknis terbaik
dengan nilai memenuhi ambang batas;
3) Mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang nilai teknis
memenuhi ambang batas untuk melanjutkan ke tahap pembukaan
penawaran harga;
4) Kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang tidak memenuhi
ambang batas atau tidak memenuhi persyaratan administrasi,
dokumen penawaran biaya dikembalikan kepada yang bersangkutan
dalam keadaan masih tertutup.
c. Evaluasi Biaya
1) BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka penawaran biaya
di hadapan seluruh Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus
evaluasi teknis, membacakan dan menulis biaya penawaran dari
setiap Calon Penyedia Jasa Konsultansi dan membuat berita acara
pembukaan penawaran harga dan penawaran biaya terkoreksi yang
ditandatangani oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan 2
(dua) wakil Calon Penyedia Jasa Konsultansi;
2) Penawaran biaya dengan biaya terendah diberikan nilai tertinggi
dengan rumusan:
NPB =

Penawaran Biaya Terendah (Rp)


Penawaran Biaya (Rp)

x 100%

Dimana: NPB = Nilai Penawaran Biaya (%)


d. Evaluasi Akhir
1) Evaluasi akhir adalah gabungan/kombinasi nilai penawaran teknis dan
nilai penawaran biaya.
2) Berdasarkan hasil evaluasi akhir, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa)
BLP membuat daftar urutan yang dimulai dari urutan Nilai Akhir
(NA) terbaik.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

61

e. Klarifikasi dan Negosiasi


BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP memberikan kesempatan
pertama kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi dengan nilai akhir
terbaik untuk melakukan klarifikasi dan negosasi, apabila tidak tercapai
kesepakatan dalam negosiasi dapat diberikan kepada Calon Penyedia
Jasa Konsultansi dengan nilai akhir kedua dan seterusnya.
4. Dalam evaluasi berdasarkan Kualitas dan Baiaya pembobotan nilai teknis
dam biaya diatur dengan ketentuan:
a. Bobot penawaran teknis antara 0,60 sampai 0,80
b. Bobot penawaran biaya antara 0,20 sampai 0,40
23.3.3. Metode Evaluasi Berdasarkan Biaya Terendah;
1. Seleksi Jasa Konsultansi dengan metode evaluasi biaya terendah
dipergunakan untuk pekerjaan yang sederhana dan standar yang dilakukan
berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah dari konsultan yang
nilai penawaran teknisnya di atas ambang batas persyaratan teknis yang
telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta
biaya.
2. Metode Evaluasi berdasarkan biaya terendah digunakan untuk pekerjaan
yang bersifat sederhana;
3. Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi Administrasi
1) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi
syarat pada pembukaan penawaran;
2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
3) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi
syarat
administrasi/lulus
atau
tidak
memenuhi
syarat
administrasi/gugur;
b. Evaluasi Teknis
1) Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran teknis yang dinyatakan
memenuhi persyaratan administrasi, dengan memberikan penilaian
(skor) terhadap unsur-unsur teknis;
2) Berdasarkan hasil evaluasi teknis, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa)
BLP membuat daftar urutan yang dimulai dari urutan teknis terbaik
dengan nilai memenuhi ambang batas;
3) Mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang nilai teknis
memenuhi ambang batas untuk melanjutkan ke tahap pembukaan
penawaran harga;
4) Kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang tidak memenuhi
ambang batas atau tidak memenuhi persyaratan administrasi,
dokumen penawaran biaya dikembalikan kepada yang bersangkutan
dalam keadaan masih tertutup.
c. Evaluasi Biaya
1) BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka penawaran biaya
di hadapan seluruh Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

62

evaluasi teknis, membacakan dan menulis biaya penawaran dari


setiap Calon Penyedia Jasa Konsultansi dan membuat berita acara
pembukaan penawaran harga dan penawaran biaya terkoreksi yang
ditandatangani oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan 2
(dua) wakil Calon Penyedia Jasa Konsultansi;
2) Penawaran biaya dengan biaya terendah ditetapkan sebagai
pemenang.
d. Klarifikasi dan/atau negosiasi
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP memberikan kesempatan
pertama kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi dengan penawaran
terendah untuk melakukan klarifikasi dan/atau negosasi, apabila tidak
tercapai kesepakatan dalam negosiasi dapat diberikan kepada Penyedia
Jasa Konsultansi dengan penawaran terendah kedua dan seterusnya.
23.3.4. Metode Evaluasi Berdasarkan Pagu Anggaran
Metode Evaluasi berdasarkan Pagu Anggaran digunakan untuk pekerjaan:
a. Sudah ada aturan yang mengatur (standar);
b. Dapat dirinci dengan tepat; atau
c. Anggarannnya tidak melampaui pagu tertentu.
23.3.5. Semua evaluasi penawaran Pekerjaan Jasa Konsultansi harus diiukuti dengan
klarifikasi dan negosiasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Harga satuan yang dapat dinegosiasikan yaitu biaya langsung non-personil
yang dapat diganti (reimburseable cost) dan/atau biaya langsung personil
yang dinilai tidak wajar;
2. Aspek biaya yang perlu diklarifikasi atau negosiasi terutama:
a. Kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran biaya;
b. Volume kegiatan dan jenis pengeluaran; dan
c. Biaya satuan dibandingkan dengan biaya yang berlaku di
pasar/kewajaran biaya;
3. Klarifikasi dan negosiasi terhadap unit biaya langsung personil dilakukan
berdasarkan daftar gaji yang telah diaudit dan/atau bukti setor Pajak
Penghasilan tenaga ahli konsultan yang bersangkutan;
4. Biaya satuan dari biaya langsung personil paling tinggi 4(empat) kali gaji
dasar yang diterima tenaga ahli tetap dan paling tinggi 2,5 (dua koma lima)
kali penghasilan yang diterima tenaga ahli tidak tetap;
5. Unit biaya langsung personil dihitung berdasarkan satuan waktu yang telah
ditetapkan;
6. Dikecualikan dari ketentuan butir 3 dan 5, untuk seleksi internasional,
dengan ketentuan:
a. Negosiasi terhadap unit biaya langsung personil dapat dilakukan
berdasarkan daftar gaji yang telah diaudit, bukti setor pajak penghasilan
tenaga ahli, atau pernyataan Penyedia yang bersangkutan tentang
kewajaran besaran tenaga ahli (billing rate) yang memuat kesanggupan
untuk dijadikan dasar audit;
b. Besaran biaya langsung personil dapat mengacu kepada unit biaya
personil yang berlaku di luar negeri.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

63

Bagian Ketigabelas belas


Sanggahan
Pasal 24
24.1. Tata Cara Sanggahan
24.1.1. Calon Penyedia Barang/Jasa yang berkeberatan atas penetapan pemenang,
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis;
24.1.2. Sanggahan disampaikan kepada Pengguna Barang/Jasa disertai bukti-bukti
terjadinya penyimpangan terhadap ketentuan-ketentuan pengadaan;
24.1.3. Apabila dipersyaratkan, Penyedia Barang/Jasa yang mengajukan sanggahan
wajib menyampaikan jaminan sanggahan sebesar 1% dari nilai penawaran;
24.1.4. Calon Penyedia Barang/Jasa dapat menyampaikan sanggahan dalam hal hanya
terjadi penyimpangan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesesuaian
pelaksanaan pelelangan/seleksi dengan prosedur atau tata cara
pelelangan/seleksi antara lain sebagai berikut:
1. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan/atau Pengguna Barang/Jasa
menyalahgunakan wewenang;
2. Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan pengadaan
tidak adil, tidak transparan dan tidak terjadi persaingan yang sehat; dan/
atau
3. Pelaksanaan pengadaan menyimpang dari ketentuan yang telah ditetap-kan
dalam Dokumen Pengadaan.
24.2. Jawaban atas Sanggahan
Pengguna Barang/Jasa setelah menerima masukan dari BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP memberikan jawaban tertulis dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterima sanggahan dari Calon Penyedia Barang/Jasa.
Sanggahan dapat diterima dengan ketentuan sebagai berikut:
24.2.1. Apabila terbukti terjadi rekayasa antara Pengguna Barang/Jasa, BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan Calon Penyedia Barang/Jasa yang
merugikan Calon Penyedia Barang/Jasa lainnya, maka diambil tindakan sesuai
dengan peraturan perusahaan yang berlaku terhadap Pengguna Barang/Jasa
dan/atau BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP yang terlibat dan
menggugurkan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlibat dalam
rekayasa tersebut;
24.2.2. Apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan karena kesalahan atau kelalaian BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP, maka Pengguna Barang/Jasa memerintahkan
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan evaluasi ulang;
24.2.3. Apabila pelaksanaan pengadaan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
dalam dokumen pengadaan Barang/Jasa, maka dilakukan pengadaan ulang
dimulai dari pengumuman kembali oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa)
BLP.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

64

24.3. Proses Pengadaan Barang/Jasa dapat dilanjutkan setelah terbitnya jawaban atas
sanggahan.
24.4. Apabila ternyata sanggahan atau protes yang diajukan tidak sesuai dengan ketentuan
pada butir 24.2. seperti tersebut di atas serta tidak disertai dengan bukti-bukti dan/atau
materi sanggahan tidak dapat dibuktikan kebenarannya oleh penyanggah, maka
penyanggah/pemrotes dikenakan sanksi pencairan jaminan sanggahan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
24.5. Jawaban sanggahan dari Pengguna Barang/Jasa bersifat final.
Bagian Keempat belas
Pengadaan Gagal dan Pengadaan Ulang
Pasal 25
25.1. Pengadaan Gagal
25.1.1. Pelelangan dinyatakan gagal oleh semua anggota Kelompok Kerja (PokJa)
BLP dengan menerbitkan Berita Acara yang ditandatangani oleh semua
anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan dilaporkan kepada Pengguna
Barang/Jasa dalam hal:
1. Jumlah Calon Penyedia Barang/Jasa yang tercantum dalam daftar Calon
Penyedia Barang/Jasa pengadaan kurang dari 3 (tiga); atau
2. Jumlah Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus prakualifikasi kurang dari 3
(tiga); atau
3. Jumlah Calon Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran kurang
dari 3 (tiga); atau
4. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
atau
5. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas atas(ceiling price),
pada saat pembukaan surat penawaran harga, apabila harga penawaran
terendah lebih tinggi dari HPS.
6. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas kewajaran (passing
grade), harga penawaran terendah setelah dievaluasi lebih besar 10% dari
HPS.
25.1.2. Seleksi Umum dinyatakan gagal oleh semua anggota Kelompok Kerja (PokJa)
BLP dengan menerbitkan Berita Acara yang ditandatangani oleh semua
anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan dilaporkan kepada Pengguna
Barang/Jasa dalam hal:
1. Jumlah Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang tercantum dalam daftar
pengadaan kurang dari 3 (tiga); atau
2. Jumlah Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi kurang
dari 3 (tiga); atau
3. Jumlah Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang memasukkan penawaran
kurang dari 3 (tiga); atau
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

65

4. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;


atau
5. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas atas(ceiling price),
negosiasi atas harga penawaran gagal karena tidak ada kesepakatan untuk
mencapai harga penawaran lebih kecil atau sama dengan HPS.
6. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas kewajaran (passing
grade), negosiasi atas harga penawaran gagal karena tidak ada kesepakatan
untuk mencapai harga penawaran lebih kecil atau tidak melebihi 10% dari
HPS.
25.1.3. Pemilihan/Seleksi Langsung dan Penunjukan Langsung dinyatakan gagal
dalam hal:
1. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
atau
2. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas atas (ceiling price),
negosiasi atas harga penawaran gagal karena tidak ada kesepakatan untuk
mencapai harga penawaran lebih kecil atau sama dengan HPS.
3. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas kewajaran (passing
grade), negosiasi atas harga penawaran gagal karena tidak ada kesepakatan
untuk mencapai harga penawaran lebih kecil atau tidak melebihi 10% dari
HPS.
25.1.4. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP wajib menyampaikan pemberitahuan
Pengadaan Gagal kepada para Calon Penyedia Barang/Jasa.
25.1.5. Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal oleh Pengguna Barang/Jasa apabila:
1. Sanggahan dari Calon Penyedia Barang/Jasa ternyata benar;
2. Pelaksanaan Pengadaan tidak sesuai atau menyimpang dari Dokumen
Pengadaan.
25.1.6. Setelah Pengguna Barang/Jasa menetapkan pengadaan gagal, maka Pengguna
Barang/Jasa:
1. Menugaskan BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan
pengadaan ulang tanpa harus merevisi dokumen pengadaan; atau
2. Menugaskan BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan
pengadaan ulang dengan memperbaiki dokumen pengadaan dan disahkan
oleh Pengguna Barang/Jasa; atau
3. Membatalkan Pengadaan apabila salah satu kondisi berikut terpenuhi:
a. Terjadi perubahan rencana kerja dan mengakibatkan perubahan
kebutuhan barang/jasa;
b. Anggaran tidak tersedia/tidak mencukupi;
c. Akibat adanya penetapan pengadilan;
d. Adanya indikasi kuat terjadi persaingan usaha yang tidak sehat.
e. Adanya indikasi terjadinya KKN.
25.1.7. Pengguna Barang/Jasa tidak memberikan ganti rugi kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa bila penawarannya ditolak atau pengadaan dinyatakan gagal.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

66

25.2. Tindak Lanjut Pengadaan Gagal


25.2.1. Apabila Pelelangan/Seleksi Umum dinyatakan gagal karena jumlah Calon
Penyedia Barang/Jasa yang tercantum dalam daftar Calon Penyedia Barang/
dan Jasa atau jumlah Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus prakualifikasi
kurang dari 3 (tiga), setelah mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Barang/jasa maka Kelompok Kerja (PokJa) BLP segera melakukan:
1. Mengumumkan kembali untuk mendapatkan Calon Penyedia Barang/Jasa
baru untuk mengikuti prakualifikasi.
2. Calon Penyedia Barang/Jasa baru yang lulus prakualifikasi ulang dan Calon
Penyedia Barang/Jasa yang telah lulus prakualifikasi sebelumnya diundang
untuk mengambil Dokumen Pengadaan.
3. Dalam hal setelah dilakukan prakualifikasi ulang jumlah Calon Penyedia
Barang/Jasa yang lulus (termasuk yang telah lulus pada prakualifikasi awal)
kurang dari 3 (tiga), maka dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang
lulus hanya 2 (dua), proses Pengadaan dilanjutkan seperti pada proses
Pemilihan Langsung. Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus
hanya 1 (satu), maka proses Pengadaan dilanjutkan seperti pada proses
Penunjukan Langsung.
25.2.2. Apabila Pelelangan/Seleksi Umum dinyatakan gagal karena yang memasukkan
penawaran kurang dari 3 (tiga) Calon Penyedia Barang/Jasa, setelah
mendapatkan persetujuan dari Pengguna Barang/Jasa, maka Kelompok Kerja
(PokJa) BLP segera mengumumkan kembali untuk mendapatkan Calon
Penyedia Barang/Jasa baru.
25.2.3. Apabila Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal karena tidak ada penawaran
yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, setelah mendapatkan
persetujuan dari Pengguna Barang/Jasa, maka BLP atau Tim Pengadaan
Barang/Jasa segera melakukan:
1. Mengumumkan kembali untuk mendapatkan Calon Penyedia Barang/Jasa
baru.
2. Melakukan proses sesuai tahapan Pengadaan.
3. Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang masih tetap tidak ada
penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, maka BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP melaporkan kepada Pengguna
Barang/Jasa bahwa pelelangan gagal.
4. Pengguna Barang/Jasa memutuskan proses Pengadaan dihentikan atau tetap
dilanjutkan dengan merubah persyaratan administrasi dan teknis.
25.2.4. Apabila Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal karena Harga Penawaran
terendah setelah pembukaan melebihi HPS untuk Pengadaan yang
menggunakan HPS sebagai batas atas (ceiling price) atau apabila Pengadaan
Barang/Jasa dinyatakan gagal karena Harga Penawaran terendah setelah
dievaluasi melebihi 10 % dari HPS untuk pengadaan yang menggunakan HPS
sebagai batas kewajaran (passing grade), setelah mendapatkan persetujuan
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

67

dari Pengguna Barang/Jasa, maka BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
segera melakukan:
1. Meninjau ulang isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan HPS. Dalam
hal terjadi perubahan pada isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan
HPS, maka BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP berkewajiban meminta
pengesahan dari Pengguna Barang/Jasa sebelum Pengadaan Ulang.
2. Mengumungkan/mengundang ulang Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah
memasukkan Penawaran Harga. Bilamana dianggap perlu BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat juga mengundang Calon Penyedia
Barang/Jasa yang baru.
3. Menyampaikan ulang isi Dokumen dalam hal terjadi perubahan pada isi
Dokumen Pengadaan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah
memasukkan Penawaran Harga.
4. Dalam hal HPS sebagai batas atas (ceiling price), BLP atau Kelompok
Kerja (PokJa) BLP menyampaikan ulang Nilai Total HPS apabila terjadi
perubahan pada Nilai Total HPS kepada Calon Penyedia Barang/Jasa yang
telah memasukkan Penawaran Harga.
5. Setelah dilakukan Pengadaan Ulang, ternyata Harga terendah yang
ditawarkan tetap lebih tinggi dari batas atas yang telah ditentukan maka
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat mengusulkan kepada
Pengguna Barang/Jasa untuk melakukan Penunjukan langsung kepada
Calon Penyedia Barang/Jasa yang menyampaikan penawaran harga
terendah.
25.2.5. Apabila Seleksi dinyatakan gagal karena Negosiasi atas harga penawaran tidak
ada kesepakatan harga dan telah mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Barang/Jasa, maka BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP segera melakukan:
1. Meninjau ulang isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan HPS. Dalam
hal terjadi perubahan pada isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan
HPS, maka BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP berkewajiban meminta
pengesahan dari Pengguna Barang/Jasa sebelum Pengadaan Ulang.
2. Mengundang ulang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang telah
memasukkan Penawaran Harga. Bilamana dianggap perlu BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat juga mengundang Calon Penyedia Jasa
Konsultansi yang baru.
3. Menyampaikan ulang isi Dokumen dalam hal terjadi perubahan pada isi
Dokumen Pengadaan kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang telah
memasukkan Penawaran Harga.
4. Dalam hal HPS sebagai batas atas (ceiling price), menyampaikan ulang
Nilai Total HPS apabila terjadi perubahan pada Nilai Total HPS kepada
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang telah memasukkan Penawaran
Harga.
5. Dalam hal setelah dilakukan Pengadaan Ulang dan masih tetap tidak
tercapai kesepakatan harga, maka BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
dapat mengusulkan kepada Pengguna Barang/Jasa untuk melakukan
Penunjukan langsung kepada Calon Penyedia Barang/Jasa yang
menyampaikan penawaran harga terendah.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

68

BAB III
PROSES PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
Bagian Pertama
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya
Pasal 26
26.1. Proses Pelelangan dengan Prakualifikasi
26.1.1. Pengumuman Pelelangan dengan Prakualifikasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP harus mengumumkan secara luas tentang
adanya Pelelangan dengan Prakualifikasi melalui papan pengumuman atau
website perusahaan dan surat kabar, bila memungkinkan melalui portal
Kementerian Negara BUMN.
26.1.2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Kualifikasi
Calon Penyedia Barang/Jasa yang berminat melakukan pendaftaran dan
mengambil Dokumen Kualifikasi; Apabila Calon Penyedia Barang/Jasa yang
mendaftar kurang dari 3 (tiga), maka dinyatakan gagal.
26.1.3. Penyampaian Dokumen Kualifikasi
Fomulir isian kualifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa yang memuat ringkasan
informasi dari persyaratan kualifikasi disertai pernyataan Calon Penyedia
Barang/Jasa yang ditandatangani di atas materai; Formulir isian tersebut
sebagai pengganti dokumen yang dipersyaratkan.
26.1.4. Evaluasi Dokumen Kualifikasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan evaluasi atas Dokumen Kualifikasi
Calon Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan kriteria kualifikasi yang
dipersyaratkan.
26.1.5. Penetapan Hasil Prakualifikasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengusulkan hasil evaluasi kualifikasi Calon
Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa untuk mendapatkan
penetapan; Apabila Penyedia Barang/Jasa yang lulus prakualifikasi kurang
dari 3 (tiga) maka dinyatakan gagal.
26.1.6. Hasil Prakualifikasi Calon Penyedia Barang dan Jasa
Kelompok Kerja (PokJa) BLP menyampaikan hasil Prakualifikasi kepada para
Calon Penyedia Barang/Jasa. Apabila diperlukan Kelompok Kerja (PokJa)
BLP dapat mengumumkan hasil kualifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa
melalui papan pengumuman atau website perusahaan.
26.1.7. Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengundang para Calon Penyedia Barang/Jasa
yang lulus kualifikasi untuk mengambil Dokumen Pengadaan.
Proses selanjutnya mengikuti tahapan Pengambilan Dokumen Pengadaan sampai
dengan Penandatanganan kontrak.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

69

26.2. Proses Pelelangan dengan Pascakualifikasi


26.2.1. Pengumuman Pelelangan dengan Pascakualifikasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP harus mengumumkan secara luas tentang
adanya Pelelangan dengan pascakualifikasi melalui papan pengumuman atau
website perusahaan dan surat kabar.
26.2.2. Pendaftaran, dan Pengambilan Dokumen Pengadaan serta Dokumen
Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa dilakukan pada saat yang bersamaan.
Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar kurang dari 3 (tiga),
maka Pengadaan dinyatakan gagal.
26.2.3. Penjelasan (Aanwijzing)
1. Penjelasan dokumen Pengadaan dilakukan di tempat dan waktu yang
ditentukan, dihadiri oleh Calon Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar
dalam daftar Calon Penyedia Barang/Jasa.
2. Ketidakhadiran Calon Penyedia Barang/Jasa pada saat penjelasan
pengadaan tidak dapat dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaran.
3. Dalam acara penjelasan pengadaan dijelaskan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa antara lain mengenai:
a. Metode pengadaan;
b. Cara penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran (satu sampul
atau dua sampul atau dua tahap);
c. Dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran;
d. Metode evaluasi;
e. Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
f. Jenis kontrak yang akan digunakan;
g. Nilai Jaminan, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan
jaminan pengadaan.
4. Bila dipandang perlu, Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan lapangan;
5. Pemberian penjelasan mengenai pasal-pasal dokumen pengadaan,
pertanyaan dari Calon Penyedia Barang/Jasa dan jawaban dari Kelompok
Kerja (PokJa) BLP serta keterangan lain termasuk perubahannya dan
peninjauan lapangan, harus dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan
(BAP) yang ditandatangani semua Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan
minimal 1 (satu) wakil dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir. BAP
ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen pengadaan dan
harus disampaikan secara tertulis kepada Calon Penyedia Barang/Jasa.
26.2.4. Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Penawaran
1. Calon Penyedia Barang/Jasa menyampaikan Dokumen Penawaran dalam
Jumlah 2 (dua) rangkap;
2. Penyampaian dan cara pembukaan dokumen penawaran harus mengikuti
ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen Pengadaan Barang/Jasa;
3. Kelompok Kerja (PokJa) BLP mencatat waktu dan tanggal dokumen
penawaran yang diterima melalui pos atau jasa pengiriman pada sampul
luar penawaran dan memasukkan ke dalam kotak/tempat dokumen
penawaran;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

70

4.

5.

6.

7.

8.

Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka rapat pembukaan dokumen


penawaran, menyatakan dihadapan para Calon Penyedia Barang/Jasa
bahwa saat pemasukan dokumen penawaran telah ditutup sesuai waktu
yang dipersyaratkan. Kelompok Kerja (PokJa) BLP menolak Dokumen
penawaran yang terlambat dan/atau tambahan dokumen. Dilanjutkan
dengan membuka dokumen penawaran yang masuk;
Bagi penawaran yang disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman dan
diterima terlambat, Kelompok Kerja (PokJa) BLP segera memberitahukan
kepada Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan untuk mengambil
kembali seluruh dokumen penawaran. Pengembalian dokumen penawaran
disertai dengan bukti serah terima;
Tidak diperkenankan mengubah waktu penutupan penyampaian
penawaran untuk hal-hal yang tidak terpaksa. Apabila terpaksa dilakukan
perubahan waktu penutupan penyampaian penawaran maka perubahan
tersebut harus dituangkan di dalam adendum dokumen pengadaan dan
disampaikan pada seluruh Calon Penyedia Barang/Jasa;
Pembukaan dokumen penawaran yang masuk dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Kelompok Kerja (PokJa) BLP meminta kesediaan 2 (dua) wakil dari
Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak
terdapat saksi dari Calon Penyedia Barang/Jasa pengadaan yang hadir,
Kelompok Kerja (PokJa) BLP menunda pembukaan kotak/tempat
pemasukan dokumen penawaran sampai dengan waktu tertentu yang
ditentukan Kelompok Kerja (PokJa) BLP. Setelah sampai batas waktu
yang telah ditentukan, wakil Calon Penyedia Barang/Jasa pengadaan
tetap tidak ada yang hadir, acara pembukaan kotak/tempat pemasukan
dokumen penawaran dilakukan dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang
saksi di luar Kelompok Kerja (PokJa) BLP yang ditunjuk secara tertulis
oleh Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
b. Kelompok Kerja (PokJa) BLP meneliti isi kotak/tempat pemasukan
dokumen penawaran dan menghitung jumlah sampul penawaran yang
masuk (tidak dihitung surat pengunduran diri) dan bila penawaran yang
masuk kurang dari 3 (tiga), pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan
dinyatakan gagal.
Pembukaan dokumen penawaran untuk setiap sistem dilakukan sebagai
berikut:
a. Untuk Sistem Satu Sampul, Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka
kotak dan sampul dokumen penawaran di hadapan para Calon Penyedia
Barang/Jasa.
b. Untuk Sistem Dua Sampul, Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka
sampul I di hadapan Calon Penyedia Barang/Jasa. Sampul I yang berisi
data administrasi dan teknis dibuka, dan dijadikan lampiran berita acara
pembukaan dokumen penawaran sampul I. Sampul II yang berisi data
harga tidak boleh dibuka dan sampulnya dituliskan identitas
perusahaan dan diparaf oleh Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan 2 (dua)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

71

orang wakil Calon Penyedia Barang/Jasa sebelum disimpan oleh


Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
c. Untuk Sistem Dua Tahap, Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka
sampul penawaran yang berisi data administrasi dan teknis di hadapan
Calon Penyedia Barang dan Jasa. Hasil pembukaan penawaran
dijadikan lampiran berita acara pembukaan dokumen penawaran tahap
I. Penawaran yang berisi data harga (tahap II) disampaikan setelah
Calon Penyedia Barang/Jasa dinyatakan lulus persyaratan teknis dan
administrasi dalam tahap I.
9. Kelompok Kerja (PokJa) BLP memeriksa, menunjukkan dan membacakan
di hadapan para Calon Penyedia Barang/Jasa mengenai kelengkapan
dokumen penawaran:
a. Untuk satu sampul, terdiri atas:
1) Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran;
2) Jaminan penawaran asli;
3) Harga penawaran yang dilengkapi dengan materai, tanggal dan
tandatangan.
b. Untuk dua sampul, terdiri atas:
1) Sampul Pertama
a) Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran tanpa mencantumkan harga penawaran;
b) Jaminan penawaran asli;
c) Dokumen penawaran teknis dan dokumen pendukung lainnya
yang disyaratkan dalam dokumen pengadaan.
2) Sampul Kedua
Harga penawaran yang dilengkapi dengan materai, tanggal dan
tandatangan.
c. Untuk dua tahap, terdiri atas:
1) Tahap Pertama
a) Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran tanpa mencantumkan harga penawaran;
b) Jaminan penawaran asli;
c) Dokumen penawaran teknis dan dokumen pendukung lainnya
yang disyaratkan dalam dokumen pengadaan.
2) Tahap Kedua
Harga penawaran yang dilengkapi dengan materai, tanggal dan
tandatangan.
10. Kelompok Kerja (PokJa) BLP tidak perlu mempersyaratkan kembali
syarat-syarat administrasi pada dokumen pengadaan yang telah menjadi
persyaratan kualifikasi Penyedia Barang/Jasa;
11. Kelompok Kerja (PokJa) BLP tidak boleh menggugurkan penawaran
Calon Penyedia Barang/Jasa pada saat pembukaan penawaran, kecuali
penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlambat memasukkan
penawaran;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

72

12. Kelompok Kerja (PokJa) BLP segera membuat berita acara pembukaan
dokumen penawaran terhadap semua penawaran yang masuk;
13. Setelah dibacakan dengan jelas, berita acara ditandatangani semua
anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan 2 (dua) wakil dari Calon
Penyedia Barang/Jasa yang hadir;
14. Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka
penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas di dalam berita
acara pembukaan penawaran (BAPP).
26.2.5. Evaluasi Penawaran
1. Pelaksanaan evaluasi penawaran dilakukan oleh Kelompok Kerja (PokJa)
BLP terhadap semua penawaran yang masuk. Evaluasi tersebut meliputi
evaluasi administrasi, teknis, dan harga berdasarkan kriteria, metode, dan
tatacara evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
2. Pada tahap awal, Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat melakukan koreksi
aritmatik terhadap semua penawaran yang masuk dan melakukan evaluasi
sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
3. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan, tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat.
4. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat
adalah:
a. Jenis penyimpangan yang berpengaruh terhadap hal-hal yang sangat
substantif dan akan mempengaruhi lingkup, kualitas, dan
hasil/kinerja/performance pekerjaan;
b. Substansi kegiatan tidak konsisten dengan dokumen pengadaan;
c. Adanya penawaran dari Penyedia Barang/Jasa dengan persyaratan
tambahan di luar ketentuan dokumen pengadaan yang akan
menimbulkan persaingan tidak sehat dan/atau tidak adil di antara Calon
Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat.
5. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila:
a. Syarat-syarat yang diminta berdasarkan dokumen pengadaan dipenuhi/
dilengkapi dan isi setiap dokumen benar serta dapat dipastikan bahwa
dokumen penawaran ditanda-tangani oleh orang yang berwenang;
b. Surat jaminan penawaran memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
dokumen pengadaan. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas dan/atau
meragukan dalam surat jaminan penawaran perlu diklarifikasi dengan
pihak yang terkait tanpa mengubah substansi dari jaminan penawaran;
c. Mencantumkan masa berlakunya penawaran sesuai yang diminta dalam
dokumen pengadaan.
6. Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan evaluasi teknis terhadap semua
penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi.
7. Untuk pengadaan Jasa Konstruksi, penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis, apabila:
a. Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan
substantif yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

73

8.

9.

b. Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui


batas waktu yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan;
c. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan minimal yang
disediakan sesuai dengan dokumen pengadaan;
d. Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan;
e. Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam dokumen pengadaan serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan;
f. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan
persyaratan yang dicantumkan dalam dokumen pengadaan;
g. Memenuhi syarat teknis lainnya yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan.
Untuk Pengadaan Barang, penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
teknis, apabila:
a. Memenuhi spesifikasi teknis barang yang ditawarkan berdasarkan
contoh, brosur, dan gambar-gambar yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan;
b. Jadwal waktu penyerahan barang tidak melampaui batas waktu yang
ditetapkan dalam dokumen pengadaan;
c. Identitas barang yang ditawarkan tercantum dengan lengkap dan jelas;
d. Jumlah barang yang ditawarkan tidak kurang dari yang ditetapkan
dalam dokumen pengadaan;
e. Memenuhi syarat teknis lainnya yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan.
Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam evaluasi kewajaran harga
adalah hal-hal yang pokok atau penting, meliputi:
a. Total harga penawaran terhadap HPS:
1) Untuk HPS yang difungsikan sebagai batas kewajaran (passing
grade), apabila harga penawaran di atas 10% HPS maka penawaran
dinyatakan gugur, dan apabila semua harga penawaran di atas 10%
HPS maka pengadaan dinyatakan gagal;
2) Untuk HPS yang difungsikan sebagai batas atas (ceiling price), total
harga penawaran diatas HPS dinyatakan gugur dan apabila semua
harga penawaran di atas HPS maka pengadaan dinyatakan gagal;
b. Dalam hal terjadi harga satuan timpang yaitu nilainya lebih besar dari
10% (sepuluh persen) diatas HPS maka perlu diklarifikasi. Apabila
setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan tersebut tidak
berubah, maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume yang
ditawarkan sesuai dengan dokumen pengadaan, tambahan volume
selebihnya menggunakan harga satuan pada HPS;
c. Untuk kontrak Lumpsum, mata pembayaran yang harga satuannya nol
atau tidak ditulis, dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus
tetap dilaksanakan, dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan
lainnya;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

74

d. Untuk kontrak lumpsum atau kontrak harga satuan yang harga


satuannya ditulis dalam angka dan huruf, apabila terdapat perbedaan
antara penulisan nilai dalam angka dan huruf dalam penawaran, maka
penawaran dinyatakan gugur;
e. Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut:
1) Volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran
disesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen pengadaan;
2) Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan
harga satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan
ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah;
3) Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain, dan harga satuan
pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong;
4) Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah terhadap urutan penawaran
semula.
f. Dalam mengevaluasi kewajaran harga penawaran dapat dilakukan
klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran dinilai terlalu
rendah yaitu dibawah 80 % HPS, maka Calon Penyedia Barang dan
Jasa pengadaan tersebut harus bersedia untuk menaikkan jaminan
pelaksanaannya menjadi sekurang-kurangnya 5% (lima persen) dari
nilai HPS bilamana ditunjuk sebagai pemenang pengadaan. Dalam hal
Calon Penyedia Barang/Jasa pengadaan yang bersangkutan tidak
bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaannya, maka penawarannya
dapat digugurkan dan jaminan penawarannya dicairkan, sedangkan
Penyedia Barang/Jasa itu sendiri, di dimasukkan dalam Daftar Hitam
(black list) perusahaan dan tidak diperkenankan ikut serta dalam
Pengadaan Barang/Jasa di perusahaan untuk dalam jangka waktu 2
(dua) tahun.
26.2.6. Klarifikasi dan Negosiasi (bila diperlukan)
Klarifikasi dan negosiasi dilakukan terhadap Calon Penyedia Barang/Jasa yang
akan diusulkan sebagai pemenang untuk mendapatkan Barang/Jasa yang
sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen pengadaan atau
spesifikasi yang lebih baik
26.2.7. Pembuktian Kualifikasi
Terhadap Calon Penyedia Barang/Jasa yang akan diusulkan sebagai pemenang
dan pemenang cadangan, dilakukan verifikasi terhadap semua data dan
informasi yang ada dalam formulir isian kualifikasi dengan meminta rekaman
atau asli dokumen yang sah.
26.2.8. Pembuatan Berita Acara Hasil Proses Pengadaan
1. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat kesimpulan dari hasil evaluasi
administrasi, teknis, dan harga dituangkan dalam Berita Acara Hasil Proses
Pengadaan (BAHP). BAHP memuat hasil pelaksanaan pengadaan, termasuk
cara penilaian, rumus-rumus yang digunakan, sampai dengan penetapan
urutan pemenangnya berupa daftar Calon Penyedia Barang/Jasa yang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

75

dimulai dari harga penawaran terendah. BAHP ditandatangani oleh semua


anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
2. BAHP bersifat rahasia sampai dengan saat penandatanganan kontrak.
3. BAHP memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Nama semua Calon Penyedia Barang/Jasa dan harga penawaran dan/atau
harga penawaran terkoreksi, dari masing-masing Calon Penyedia
Barang/ Jasa;
b. Metode evaluasi yang digunakan;
c. Unsur-unsur yang dievaluasi;
d. Rumus yang dipergunakan;
e. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal
pelaksanaan pengadaan;
f. Tanggal dibuatnya berita acara serta jumlah Calon Penyedia Barang/Jasa
yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi;
g. Penetapan urutan dari 1 (satu) calon pemenang dan 2 (dua) cadangan.
Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, BAHP harus
mencantumkan pernyataan bahwa pengadaan dinyatakan gagal. Apabila
Calon Penyedia Barang/Jasa pengadaan yang memenuhi syarat kurang
dari 3 (tiga), maka terhadap Calon Penyedia Barang/Jasa yang
memenuhi syarat tetap diusulkan sebagai calon pemenang pengadaan.
26.2.9. Usulan Penetapan Pemenang Pengadaan Barang/Jasa
1. Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengusulkan calon pemenang pengadaan
yang menguntungkan bagi perusahaan, dalam arti:
a. Penawaran memenuhi syarat administratif dan teknis yang ditentukan
dalam dokumen pengadaan;
b. Perhitungan harga yang ditawarkan adalah terendah yang responsif;
2. Dalam hal terdapat 2 (dua) Calon Penyedia Barang/Jasa mempunyai harga
penawaran hasil evaluasi yang sama, maka Kelompok Kerja (PokJa) BLP
meneliti kembali data kualifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa yang
bersangkutan, dan memilih Calon Penyedia Barang/Jasa yang menurut
pertimbangannya mempunyai kemampuan yang lebih besar, dan hal ini
dicatat dalam berita acara.
3. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat dan menyampaikan laporan kepada
Pengguna Barang/Jasa untuk menetapkan pemenang pengadaan. Laporan
tersebut disertai usulan calon pemenang dan penjelasan atau keterangan lain
yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan.
4. Usulan penetapan pemenang pengadaan disusun sesuai dengan urutannya
dan harus memuat:
a. Nama dan alamat Penyedia Barang/Jasa;
b. Harga penawaran setelah dikoreksi aritmatik;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
5. Pemenang pengadaan ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa berdasarkan
usulan Kelompok Kerja (PokJa) BLP. Pengguna Barang/Jasa segera
menetapkan pemenang pengadaan dan mengeluarkan Surat Penetapan
Penyedia Barang dan Jasa (SPPBJ) kepada Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

76

6. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang pengadaan


adalah:
a. Dokumen pengadaan beserta addendum (bila ada);
b. Berita acara pembukaan penawaran (BAPP);
c. Berita acara hasil proses pengadaan (BAHP);
d. Dokumen penawaran dari calon pemenang pengadaan dan cadangan
calon pemenang;
e. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang pengadaan
dan mengakibatkan penawaran/jaminan penawaran habis masa
berlakunya, maka diminta kepada seluruh Calon Penyedia Barang/Jasa
pengadaan untuk memperpanjang surat penawaran dan jaminan
penawaran.
26.2.10. Pengumuman Pemenang Pengadaan Barang/Jasa
Pemenang pengadaan diumumkan dan diberitahukan oleh Kelompok Kerja
(PokJa) BLP kepada para Calon Penyedia Barang/Jasa setelah diterimanya
Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa dari Pengguna Barang/Jasa.
26.2.11. Sanggahan
Calon Penyedia Barang/Jasa yang berkeberatan atas penetapan pemenang,
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada
Pengguna Barang/Jasa.
26.2.12. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
1. Pengguna Barang/Jasa mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/jasa(SPPBJ) kepada Penyedia Barang/Jasa sebagai pelaksana
pekerjaan yang diadakan, dengan ketentuan:
a. Tidak ada sanggahan dari Calon Penyedia Barang/Jasa; atau
b. Sanggahan yang diterima Pengguna Barang/Jasa dalam masa sanggah
ternyata tidak benar, atau sanggahan diterima melewati waktu masa
sanggah.
2. Calon Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa
wajib menerima keputusan tersebut. Apabila yang bersangkutan
mengundurkan diri maka jaminan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa
yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan kepada Kas perusahaan.
Disamping jaminan penawaran yang bersangkutan dicairkan dan
disetorkan kepada Kas perusahaan, Penyedia Barang/Jasa tersebut
dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) perusahaan dan tidak
diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di perusahaan
dalam jangka waktu 2 (dua) tahun kecuali alasan pengunduran diri
tersebut dapat diterima secara objektif oleh Pengguna Barang/Jasa.
3. Apabila calon pemenang pengadaan urutan pertama yang ditunjuk sebagai
Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri, maka penunjukan Penyedia
Barang/Jasa dapat dilakukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa urutan
kedua (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya, dengan ketentuan:
a. Penetapan pemenang pengadaan urutan kedua tersebut harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan/penetapan dari Pengguna Barang/Jasa;
b. Masa penawaran calon pemenang pengadaan urutan kedua masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

77

c. Bila calon pemenang pertama mengundurkan diri, maka berlaku sanksi


sebagaimana dimaksud pada butir 26.2.11. angka 2 di atas.
4. Apabila calon pemenang pengadaan urutan kedua juga mengundurkan
diri, maka penetapan Penyedia Barang/Jasa dapat dilakukan kepada calon
pemenang urutan ketiga (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya
dengan ketentuan:
a. Penetapan pemenang pengadaan tersebut harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan/penetapan dari Pengguna Barang/Jasa;
b. Masa berlakunya penawaran calon pemenang pengadaan urutan ketiga
masih berlaku atau sudah diperpanjang;
c. Bila calon pemenang kedua mengundurkan diri, maka berlaku sanksi
sebagaimana dimaksud pada butir 26.2.11 angka 2 di atas.
5. Apabila calon pemenang ketiga mengundurkan diri, maka berlaku sanksi
sebagaimana dimaksud pada butir 26.2.11 angka 2 di atas dan Pengadaan
dinyatakan batal oleh Pengguna Barang/Jasa (kriteria dimasukkan dalam
pengadaan batal).
6. SPPBJ dibuat setelah masa sanggah dilewati dan segera disampaikan
kepada Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
26.2.13. Penandatanganan Kontrak
Setelah SPPBJ diterbitkan, Pengguna Barang/Jasa menandatangani kontrak
pelaksanaan pekerjaan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penandatanganan kontrak dilakukan setelah Penyedia Barang/Jasa
menyerahkan jaminan pelaksanaan;
2. Pengguna dan Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa konsep kontrak
meliputi substansi, bahasa/redaksional, angka, dan huruf serta
membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen kontrak;
3. Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:
a. Sekurang-kurangnya 2 (dua) kontrak asli, kontrak asli pertama untuk
Pengguna Barang/Jasa dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa, dan kontrak asli kedua
untuk Penyedia Barang/Jasa dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa;
b. Rangkap kontrak asli lainnya tanpa dibubuhi materai.
26.3. Pemilihan Langsung
Pada dasarnya Pemilihan Langsung dapat dilakukan melalui Prakualifikasi atau
melalui Pascakualifikasi.
26.3.1. Pemilihan Langsung melalui Prakualifikasi
1. Pengumuman Pemilihan Langsung serta Undangan kepada Penyedia
Barang / Jasa dengan Prakualifikasi
BLP harus mengumumkan secara luas tentang adanya pemilihan langsung
dengan Prakualifikasi melalui Papan Pengumuman atau Website
Perusahaan serta BLP mengundang sekurang-sekurangnya 3 (tiga) Calon
Penyedia Barang/Jasa yang diyakini mampu untuk melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa yang diperlukan. Undangan disampaikan beserta
dokumen kualifikasi serta Jadwal penyampaian dokumen kualifikasi
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

78

2. Penyampaian Dokumen PraKualifikasi


Formulir isian kualifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa yang memuat
ringkasan informasi dari persyaratan kualifikasi disertai pernyataan Calon
Penyedia Barang/Jasa yang ditandatangani di atas meterai.
3. Evaluasi Dokumen PraKualifikasi
BLP melakukan evaluasi atas Dokumen PraKualifikasi Calon Penyedia
Barang/Jasa sesuai dengan kriteria kualifikasi yang dipersyaratkan.
4. Penetapan hasil Prakualifikasi
Apabila melalui Prakualifikasi maka BLP mengusulkan hasil evaluasi
kualifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa
untuk mendapatkan penetapan. Apabila Calon Penyedia Barang/Jasa yang
lulus prakualifikasi hanya 1 (satu) maka Pengadaan dilakukan seperti
halnya proses Penunjukan Langsung.
5. Hasil Prakualifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa
BLP menyampaikan hasil Prakualifikasi kepada para Calon Penyedia
Barang/ Jasa;
6. Mengundang para Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus prakualifikasi
untuk mengambil Dokumen Pengadaan;
26.3.2. Proses Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi
1. Pengumuman Pemilihan Langsung serta Undangan kepada Penyedia
Barang / Jasa dengan Pascakualifikasi
BLP harus mengumumkan secara luas tentang adanya Pemilihan Langsung
dengan Pascakualifikasi melalui Papan Pengumuman atau Website
Perusahaan serta BLP mengundang sekurang-sekurangnya 2 (dua) Calon
Penyedia Barang/Jasa yang diyakini mampu untuk melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa yang diperlukan. Pendaftaran, Pengambilan
Dokumen Pengadaan
2. Penjelasan Dokumen pengadaan (Aanwijzing)
3. Penyampaian Dokumen Penawaran
4. Evaluasi penawaran
Untuk Pemilihan langsung melalui prakualifikasi dilakukan Evaluasi
administrasi, teknis, dan harga terhadap semua penawaran yang masuk serta
menyusun urutan penawaran sebagai dasar untuk melakukan klarifikasi dan
negosiasi selanjutnya.
Untuk Pemilihan langsung melalui pascakualifikasi dilakukan evaluasi
kualifikasi, administrasi, teknis, dan harga terhadap semua penawaran yang
masuk serta menyusun urutan penawaran sebagai dasar untuk melakukan
klarifikasi dan negosiasi selanjutnya.
5. Klarifikasi dan negosiasi dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sebelum klarifikasi dan negosiasi dilakukan, BLP membuat pedoman
klarifikasi dan negosiasi teknis serta harga. Dalam pedoman klarifikasi
dan negosiasi teknis serta harga dicantumkan hal-hal teknis dan item
pekerjaan yang akan diklarifikasi dan dinegosiasi.
b. Klarifikasi dan negosiasi dilakukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa
yang menawarkan harga terendah setelah dievaluasi, sampai terjadi
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

79

6.

7.
8.
9.

kesepakatan. Klarifikasi dan negosiasi tidak boleh dihadiri oleh Calon


Penyedia Barang/Jasa lainnya.
c. Klarifikasi dan negosiasi teknis dilakukan untuk mendapatkan
Barang/Jasa yang sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam
dokumen pengadaan atau spesifikasi yang lebih baik.
d. Bagi Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan kontrak harga satuan, BLP
melakukan klarifikasi dan negosiasi terutama terhadap harga satuan
item-item pekerjaan yang harga satuan penawarannya lebih tinggi dari
harga satuan yang tercantum dalam HPS.
e. Bagi Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan kontrak lumpsum, BLP
melakukan negosiasi hanya pada harga total saja.
f. Setelah klarifikasi dan negosiasi, BLP meminta kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa untuk menandatangani berita acara hasil klarifikasi dan
negosiasi. Apabila tidak terjadi kesepakatan dengan urutan pertama,
maka klarifikasi dan negosiasi dilakukan kepada urutan penawar
terendah hasil evaluasi berikutnya.
g. Berdasarkan berita acara tersebut, BLP membuat surat usulan penetapan
Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa untuk menetapkan
pemenang pengadaan.
Penetapan pemenang
a. Berdasarkan usulan dari BLP, Pengguna Barang/Jasa menetapkan
pemenang pengadaan;
b. Hasil penetapan pemenang disampaikan kepada seluruh Calon Penyedia
Barang/Jasa sebagai pengganti pengumuman hasil pemilihan langsung.
Sanggahan
Mekanisme dan prosedur sanggahan mengikuti ketentuan seperti yang
ditetapkan pada butir 26.1 di atas.
Penunjukan pemenang
Pengguna Barang/Jasa menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) kepada Penyedia Barang/Jasa.
Penandatanganan kontrak
Pengguna Barang/Jasa menyiapkan dan menandatangani kontrak
pelaksanaan pekerjaan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur pada butir
26.2.12 di atas.

26.4. Penunjukan Langsung


Untuk penunjukan langsung kepada Pabrikan/Agen Tunggal/Pemegang HAKI tidak
dilakukan proses kualifikasi.
Penunjukan langsung pada prinsipnya melalui proses Prakualifikasi kecuali untuk
Penunjukan Langsung Pekerjaan Darurat dilakukan dengan Pascakualifikasi.
26.4.1. Penunjukan Langsung dengan Prakualifikasi
1. Undangan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa
BLP mengundang sekurang-kurangnya 2 (dua) Calon Penyedia
Barang/Jasa yang diyakini mampu untuk melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa yang diperlukan. Undangan disampaikan beserta dokumen
kualifikasi serta Jadwal penyampaian dokumen kualifikasi.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

80

2.

Penyampaian Dokumen dan Evaluasi Kualifikasi


Penyedia Barang/Jasa yang menyampaikan Dokumen Kualifikasi sesuai
yang dipersyaratkan disertai pernyataan Penyedia Barang/Jasa yang
ditandatangani di atas materai. BLP melakukan evaluasi atas Dokumen
Kualifikasi. Apabila Calon Penyedia Barang/Jasa tidak lulus
prakualifikasi, maka BLP mengundang Calon Penyedia Barang/Jasa
lainnya yang diyakini mampu untuk melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa.
3. Penetapan Hasil Prakualifikasi
BLP menyampaikan hasil evaluasi kualifikasi Calon Penyedia
Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa untuk mendapatkan penetapan.
4. Pengambilan Dokumen Pengadaan
Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah lulus prakualifikasi diundang
untuk mengambil Dokumen Pengadaan;
5. Penjelasan Dokumen pengadaan (bila diperlukan)
6. Penyampaian Dokumen Penawaran
7. Evaluasi penawaran dan Negosiasi
BLP melakukan evaluasi, klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga.
8. Penetapan Penyedia Barang/Jasa
BLP menyampaikan hasil evaluasi, klarifikasi, dan hasil negosiasi serta
usulan penetapan Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa.
9. Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
Berdasarkan surat penetapan dari Pengguna Barang/Jasa, BLP
mengumumkan atas penetapan Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk untuk
pekerjaan dimaksud dan kemudian Pengguna Barang/Jasa menerbitkan
surat penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) kepada Penyedia
Barang/Jasa yang ditunjuk.
10. Penandatanganan kontrak
Pengguna Barang/Jasa menyiapkan dan menandatangani kontrak
pelaksanaan pekerjaan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur pada butir
26.2.12 di atas.
26.4.2. Penunjukan Langsung dengan Pascakualifikasi
1. Undangan kepada Penyedia Barang/Jasa
BLP mengundang sekurang-sekurangnya 2 (dua) Calon Penyedia
Barang/Jasa yang diyakini mampu untuk melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa yang diperlukan. Pendaftaran, Pengambilan Dokumen
Pengadaan.
2. Penjelasan Dokumen pengadaan (Aanwijzing)
3. Penyampaian Dokumen Penawaran
4. Evaluasi penawaran
Untuk Pemilihan langsung melalui prakualifikasi dilakukan Evaluasi
administrasi, teknis, dan harga terhadap semua penawaran yang masuk
serta menyusun urutan penawaran sebagai dasar untuk melakukan
klarifikasi dan negosiasi selanjutnya.
Untuk Pemilihan langsung melalui pascakualifikasi dilakukan evaluasi
kualifikasi, administrasi, teknis, dan harga terhadap semua penawaran
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

81

5.

6.

7.
8.
9.

yang masuk serta menyusun urutan penawaran sebagai dasar untuk


melakukan klarifikasi dan negosiasi selanjutnya.
Klarifikasi dan negosiasi dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sebelum klarifikasi dan negosiasi dilakukan, BLP membuat pedoman
klarifikasi dan negosiasi teknis serta harga. Dalam pedoman klarifikasi
dan negosiasi teknis serta harga dicantumkan hal-hal teknis dan item
pekerjaan yang akan diklarifikasi dan dinegosiasi.
b. Klarifikasi dan negosiasi dilakukan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa yang menawarkan harga terendah setelah dievaluasi,
sampai terjadi kesepakatan. Klarifikasi dan negosiasi tidak boleh
dihadiri oleh Calon Penyedia Barang/Jasa lainnya.
c. Klarifikasi dan negosiasi teknis dilakukan untuk mendapatkan
Barang/Jasa yang sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam
dokumen pengadaan atau spesifikasi yang lebih baik.
d. Bagi Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan kontrak harga satuan, BLP
melakukan klarifikasi dan negosiasi terutama terhadap harga satuan
item-item pekerjaan yang harga satuan penawarannya lebih tinggi dari
harga satuan yang tercantum dalam HPS.
e. Bagi Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan kontrak lumpsum, BLP
melakukan negosiasi hanya pada harga total saja.
f. Setelah klarifikasi dan negosiasi, BLP meminta kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa untuk menandatangani berita acara hasil klarifikasi dan
negosiasi. Apabila tidak terjadi kesepakatan dengan urutan pertama,
maka klarifikasi dan negosiasi dilakukan kepada urutan penawar
terendah hasil evaluasi berikutnya.
g. Berdasarkan berita acara tersebut, BLP membuat surat usulan
penetapan Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa untuk
menetapkan pemenang pengadaan.
Penetapan pemenang
a. Berdasarkan usulan dari BLP, Pengguna Barang/Jasa menetapkan
pemenang pengadaan;
b. Hasil penetapan pemenang disampaikan kepada seluruh Calon
Penyedia Barang/Jasa sebagai pengganti pengumuman hasil pemilihan
langsung.
Sanggahan
Mekanisme dan prosedur sanggahan mengikuti ketentuan seperti yang
ditetapkan pada butir 26.1 di atas.
Penunjukan pemenang
Pengguna Barang/Jasa menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa(SPPBJ) kepada Penyedia Barang/Jasa.
Penandatanganan kontrak
Pengguna Barang/Jasa menyiapkan dan menandatangani kontrak
pelaksanaan pekerjaan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur pada butir
26.2.12 di atas.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

82

Penunjukan Langsung Pekerjaan Darurat dilakukan dengan Pascakualifikasi


dengan cara mengundang kepada 1 (satu) Calon Penyedia Barang/Jasa yang
sedang melaksanakan kontrak pekerjaan sejenis terdekat yang dinilai
mempunyai kemampuan, peralatan, tenaga yang cukup serta kinerja baik dan
diyakini dapat melaksanakan pekerjaan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pengguna Barang/Jasa dapat menerbitkan Perintah Kerja (PK) atau Surat
Perjanjian Kerja (SPK)/Kontrak, setelah ada pernyataan keadaan darurat dari
Pengguna Barang/Jasa;
2. Opname pekerjaan di lapangan dilakukan bersama antara Pengguna dan
Penyedia Barang/Jasa, sementara proses dan administrasi pengadaan dapat
dilakukan secara simultan;
3. Perhitungan biaya kontrak berdasarkan harga satuan sejenis dari kontrak
yang ada dan perkiraan volume dari pekerjaan yang akan dilaksanakan
setelah melalui proses Negosiasi;
4. Pengguna Barang/Jasa menyiapkan dan menandatangani kontrak
pelaksanaan pekerjaan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur pada angka
26.2.12 di atas.
26.5. Pembelian Langsung
Pengadaan barang yang dilakukan melalui pembelian langsung dapat menggunakan
Perintah Kerja (PK) atau tanpa Surat Perjanjian Kerja (SPK)/Kontrak.
26.5.1. Proses Pembelian Langsung Dengan Order Pembelian (Tanpa PK)
1. BLP mendeskripsikan tipe, jenis, spesifikasi dari barang yang akan dibeli.
2. BLP meyakini bahwa anggaran pembelian langsung telah tersedia.
3. BLP menetapkan Penyedia Barang yang diyakini harga barangnya
kompetitif
26.5.2. Proses Pembelian Langsung Dengan Perintah Kerja (PK)
1. BLP mendeskripsikan antara lain tipe, jenis, spesifikasi dan jumlah dari
barang yang akan dibeli.
2. BLP meyakini bahwa anggaran yang diperlukan untuk pembelian langsung
telah tersedia.
3. BLP menetapkan Penyedia Barang yang diyakini harga barangnya
kompetitif.
4. BLP mengusulkan kepada Pengguna Barang untuk menerbitkan Perintah
Kerja (PK) sesuai dengan ketentuan butir 1,2,3 di atas;

Bagian Kedua
Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultansi
Pasal 27
27.1. Seleksi Umum
Pengadaan Jasa Konsultansi dengan Seleksi Umum dapat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

83

27.1.1. Pengumuman Seleksi Umum


BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP harus mengumumkan secara luas
tentang adanya Seleksi Umum melalui papan pengumuman atau website
perusahaan dan surat kabar, bila memungkinkan melalui Portal Kementerian
BUMN.
27.1.2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Kualifikasi
Calon Penyedia Jasa Konsultansi melakukan pendaftaran dan mengambil
Dokumen Kualifikasi; Apabila Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang
mendaftar kurang dari 3 (tiga), maka pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan
dinyatakan gagal.
27.1.3. Penyampaian Dokumen Kualifikasi
Fomulir isian kualifikasi Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang memuat
ringkasan informasi dari persyaratan kualifikasi disertai pernyataan Calon
Penyedia Jasa Konsultansi yang ditandatangani di atas materai, disampaikan
kepada Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi.
27.1.4. Evaluasi Dokumen Kualifikasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan evaluasi atas Dokumen Kualifikasi
Calon Penyedia Jasa Konsultansi sesuai dengan kriteria kualifikasi yang
dipersyaratkan.
27.1.5. Penetapan hasil Prakualifikasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP menyampaikan hasil evaluasi kualifikasi Calon
Penyedia Jasa Konsultansi serta usulan penetapan hasil prakualifikasi kepada
Pengguna Barang dan Jasa. Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus
prakualifikasi dimasukkan dalam daftar pendek sekurang-kurangnya 3 (tiga)
Calon Penyedia Jasa Konsultansi dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) Calon
Penyedia Jasa Konsultansi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi lebih
dari 5 (lima), maka yang dimasukkan dalam daftar pendek adalah 5 (lima)
Calon Penyedia Jasa Konsultansi dengan peringkat terbaik;
2. Apabila Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi kurang
dari 5 (lima) dan lebih besar atau sama dengan 3 (tiga), maka yang
dimasukkan dalam daftar pendek adalah sesuai hasil yang lulus
prakualifikasi dengan peringkat terbaik;
3. Apabila Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi kurang
dari 3 (tiga), maka pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan dinyatakan gagal.
27.1.6. Pengumuman Hasil Prakualifikasi
Hasil prakualifikasi setelah ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa
disampaikan kepada seluruh Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
27.1.7. Undangan kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang masuk Daftar
Pendek.
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang masuk dalam daftar pendek diundang
untuk mengambil dokumen seleksi umum.
27.1.8. Penjelasan (Aanwijzing)
1. Kelompok Kerja (PokJa) BLP menjelaskan isi dokumen pengadaan,
menampung pertanyaan Calon Penyedia Jasa Konsultansi, dan memberikan
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

84

jawaban atas hal-hal yang kurang jelas yang terdapat dalam dokumen
seleksi umum;
2. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat Berita Acara Penjelasan
(Aanwijzing) yang ditandatangani oleh semua anggota Kelompok Kerja
(PokJa) BLP dan 1 (satu) wakil Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang
hadir;
3. Berita acara memuat segala keterangan dan perubahan yang dianggap perlu,
serta risalah tanya jawab. Apabila terjadi perubahan atau tambahan
ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam dokumen seleksi umum
harus dituangkan dalam adendum. Berita acara dan adendum ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen seleksi umum;
4. Berita acara dan adendum dokumen seleksi umum wajib disampaikan
kepada para Calon Penyedia Jasa Konsutansi dalam waktu yang sama;
5. Ketidakhadiran Calon Penyedia Jasa Konsultansi dalam rapat penjelasan
dan kunjungan lapangan tidak menggugurkan keikutsertaan Calon Penyedia
Jasa Konsultansi.
27.1.9. Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Penawaran
1. Calon Penyedia Jasa Konsultansi menyampaikan Dokumen Penawaran
dalam Jumlah 2 (dua) rangkap.
2. Penyampaian dan cara pembukaan dokumen penawaran harus mengikuti
ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen Pengadaan Jasa
Konsultansi.
3. Kelompok Kerja (PokJa) BLP mencatat waktu dan tanggal dokumen
penawaran yang diterima melalui pos atau jasa pengiriman pada sampul
luar penawaran dan memasukkan ke dalam kotak/tempat pengadaan.
4. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka rapat pembukaan dokumen
penawaran, menyatakan dihadapan para Calon Penyedia Jasa Konsultansi
bahwa saat pemasukan dokumen penawaran telah ditutup sesuai waktu
yang dipersyaratkan. Kelompok Kerja (PokJa) BLP menolak Dokumen
penawaran yang terlambat dan/atau tambahan dokumen dilanjutkan dengan
membuka dokumen penawaran yang masuk.
5. Bagi penawaran yang disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman dan
diterima terlambat, Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka sampul luar
dokumen penawaran untuk mengetahui alamat Calon Penyedia Barang/
Jasa. Kelompok Kerja (PokJa) BLP segera memberitahukan kepada
Penyedia Jasa Konsultansi yang bersangkutan untuk mengambil kembali
seluruh dokumen penawaran. Pengembalian dokumen penawaran disertai
dengan bukti serah terima.
6. Tidak diperkenankan mengubah waktu penutupan penyampaian penawaran
untuk hal-hal yang tidak penting. Apabila terpaksa dilakukan perubahan
waktu penutupan penyampaian penawaran maka perubahan tersebut harus
dituangkan di dalam adendum dokumen pengadaan dan disampaikan pada
seluruh Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
7. Pembukaan dokumen penawaran yang masuk dilaksanakan sebagai berikut
a. Kelompok Kerja (PokJa) BLP meminta kesediaan 2 (dua) wakil dari
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

85

terdapat saksi dari Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang hadir,


Kelompok Kerja (PokJa) BLP menunda pembukaan kotak/tempat
pemasukan dokumen penawaran sampai dengan waktu tertentu yang
ditentukan Kelompok Kerja (PokJa) BLP. Setelah sampai batas waktu
yang telah ditentukan, wakil Calon Penyedia Jasa Konsultansi tetap tidak
ada yang hadir, acara pembukaan kotak/tempat pemasukan dokumen
penawaran dilakukan dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi di luar
Kelompok Kerja (PokJa) BLP yang ditunjuk secara tertulis oleh
Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
b. Kelompok Kerja (PokJa) BLP meneliti isi kotak / tempat pemasukan
dokumen penawaran dan menghitung jumlah sampul penawaran yang
masuk (tidak dihitung surat pengunduran diri) dan bila penawaran yang
masuk kurang dari 3 (tiga), pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan
dinyatakan gagal.
8. Pembukaan dokumen penawaran untuk setiap sistem dilakukan sebagai
berikut:
a. Untuk Sistem Satu Sampul, Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka
sampul dokumen penawaran di hadapan Penyedia Jasa Konsultansi.
b. Untuk Sistem Dua Sampul, Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka
sampul I di hadapan para Calon Penyedia Jasa Konsultansi. Sampul I
yang berisi data administrasi dan teknis dibuka, dan dijadikan lampiran
berita acara pembukaan dokumen penawaran sampul I. Sampul II yang
berisi data harga tidak boleh dibuka dan sampulnya dituliskan identitas
perusahaan dan diparaf oleh Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan 2 (dua)
orang wakil Calon Penyedia Jasa Konsultansi sebelum disimpan oleh
Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
c. Untuk Sistem Dua Tahap, Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka
sampul penawaran yang berisi data administrasi dan teknis di hadapan
Calon Penyedia Jasa Konsultansi. Hasil pembukaan penawaran dijadikan
lampiran berita acara pembukaan dokumen penawaran tahap I.
Penawaran yang berisi data harga (tahap II) disampaikan Calon Penyedia
Jasa Konsultansi yang mempunyai peringkat teknis terbaik.
9. Kelompok Kerja (PokJa) BLP memeriksa, menunjukkan dan membacakan
di hadapan para Calon Penyedia Jasa Konsultansi mengenai kelengkapan
dokumen penawaran:
a. Untuk satu sampul, terdiri atas:
1) Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran;
2) Harga penawaran yang dilengkapi dengan materai, tanggal dan
tandatangan.
b. Untuk dua sampul, terdiri atas:
1) Sampul Pertama
a) Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran tanpa mencantumkan harga penawaran;
b) Dokumen penawaran teknis dan dokumen pendukung lainnya yang
disyaratkan dalam dokumen pengadaan.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

86

2) Sampul Kedua
Harga penawaran yang dilengkapi dengan materai, tanggal dan
tandatangan.
c. Untuk dua tahap, terdiri atas:
1) Tahap Pertama
a) Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran tanpa mencantumkan harga penawaran;
b) Dokumen penawaran teknis dan dokumen pendukung lainnya yang
disyaratkan dalam dokumen pengadaan.
2). Tahap Kedua
Harga penawaran yang dilengkapi dengan materai, tanggal dan
tandatangan.
a) Kelompok Kerja (PokJa) BLP tidak perlu mempersyaratkan
kembali syarat-syarat administrasi pada dokumen pengadaan yang
telah menjadi persyaratan kualifikasi Penyedia Jasa Konsultansi;
b) Kelompok Kerja (PokJa) BLP Tim Pengadaaan Barang/Jasa tidak
boleh menggugurkan penawaran Calon Penyedia Jasa Konsultansi
pada saat pembukaan penawaran, kecuali penawaran dari Calon
Penyedia Jasa Konsultansi yang terlambat memasukkan
penawaran;
c) Kelompok Kerja (PokJa) BLP segera membuat berita acara
pembukaan dokumen penawaran terhadap semua penawaran yang
masuk;
d) Setelah dibacakan dengan jelas, berita acara ditandatangani oleh
semua Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan 2 (dua) wakil dari Calon
Penyedia Jasa Konsultansi yang hadir;
e) Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka
penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas di dalam
berita acara pembukaan penawaran (BAPP).
27.1.10. Evaluasi Penawaran sampul I (Metode 2 sampul)
Evaluasi Penawaran sampul I meliputi evaluasi administrasi dan teknis
berdasarkan kriteria, metode, dan tata cara evaluasi yang telah ditetapkan
dalam dokumen pengadaan.
1. Evaluasi Administrasi
a. Penilaian terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal
yang tidak dilakukan penilaian pada saat prakualifikasi;
b. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila:
1) Syarat-syarat yang diminta berdasarkan dokumen pengadaan
dipenuhi/ dilengkapi dan isi setiap dokumen benar serta dapat
dipastikan bahwa dokumen penawaran ditandatangani oleh orang
yang berwenang;
2) Mencantumkan masa berlakunya penawaran sesuai yang diminta
dalam dokumen pengadaan.
c. Penawaran yang lulus administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

87

d. Dokumen penawaran teknis dan penawaran biaya bagi penawaran yang


dinyatakan gugur administrasi dapat diambil kembali oleh Calon
Penyedia Jasa Konsultansi yang bersangkutan.
2. Evaluasi Teknis
a. Penilaian penawaran teknis dilakukan dengan cara memberikan nilai
angka terhadap unsur penawaran teknis dengan memperhatikan bobot
yang diberikan pada unsur-unsur yang dinilai.
b. Unsur-unsur pokok yang dinilai adalah pengalaman Calon Penyedia
Jasa Konsultansi, pendekatan dan metodologi, serta kualifikasi tenaga
ahli.
c. Penilaian dilakukan sesuai pembobotan dari masing-masing unsur yang
telah ditentukan dalam dokumen seleksi umum. Pada saat menyusun
dokumen seleksi umum, acuan yang digunakan untuk pembobotan
sesuai dengan rentang sebagai berikut:
Unsur
1) Pengalaman Perusahaan
2) Pendekatan dan Metodologi
3) Kualifikasi Tenaga Ahli
Jumlah

Bobot (%)
10 20
20 40
50 70
100

d. Penetapan bobot yang digunakan untuk masing-masing unsur, dalam


rentang tersebut di atas didasarkan pada jenis pekerjaan jasa yang akan
dilaksanakan.
e. Untuk jasa studi analisis perlu diberikan penekanan kepada
pengalaman perusahaan Jasa Konsultansi dan pendekatan metodologi,
sedangkan untuk jasa supervisi dan perencanaan teknis, penekanan
lebih diberikan kepada kualifikasi tenaga ahli.
f. Pengalaman Perusahaan Jasa Konsultansi:
1) Penilaian dilakukan atas pengalaman perusahaan jasa konsultansi
dalam melaksanakan pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang
dipersyaratkan dalam KAK untuk 5 (lima) tahun terakhir.
Pengalaman kerja di Indonesia dan atau di lokasi proyek mendapat
tambahan nilai. Pengalaman tersebut diuraikan secara jelas dengan
mencantumkan informasi nama pekerjaan yang dilaksanakan,
lingkup dan data pekerjaan yang dilaksanakan secara singkat, lokasi,
pemberi tugas, nilai, dan waktu pelaksanaan (menyebutkan bulan
dan tahun).
2) Pengalaman Perusahaan Jasa konsultansi harus dilengkapi dengan
referensi dari Pengguna Barang/Jasa, yang menunjukkan kinerja
Penyedia Jasa Konsultansi yang bersangkutan selama 5 (lima) tahun
terakhir.
Sub unsur yang dinilai, antara lain:
a) Pengalaman melaksanakan proyek/ kegiatan sejenis;
b) Pengalaman melaksanakan proyek/ kegiatan di Indonesia dan
atau di lokasi proyek/kegiatan;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

88

c) Pengalaman manajerial dan fasilitas utama;


d) Kapasitas perusahaan dengan memperhatikan jumlah tenaga ahli
tetap.
g. Pendekatan dan Metodologi:
1) Untuk menilai pemahaman konsultan atas lingkup pekerjaan/jasa
layanan yang diminta dalam KAK, pemahaman atas sasaran/tujuan,
kualitas metodologi, dan hasil kerja, subunsur yang dinilai antara
lain:
a) Pemahaman atas jasa layanan yang tercantum dalam KAK,
penilaian terutama meliputi pengertian terhadap tujuan
proyek/kegiatan, lingkup serta jasa konsultansi yang diperlukan
(aspek-aspek utama yang diindikasikan dalam KAK), dan
pengenalan lapangan;
b) Kualitas metodologi, penilaian terutama meliputi ketepatan
menganalisa masalah dan langkah pemecahan yang diusulkan
dengan tetap mengacu kepada persyaratan KAK, konsistensi
antara metodologi dengan rencana kerja, apresiasi terhadap
inovasi, tanggapan terhadap KAK khususnya mengenai data yang
tersedia, orang bulan (person-month) tenaga ahli, uraian tugas,
jangka waktu pelaksanaan laporan-laporan yang disyaratkan,
jenis keahlian serta jumlah tenaga ahli yang diperlukan, program
kerja, jadwal pekerjaan, jadwal penugasan, organisasi, kebutuhan
jumlah orang bulan, dan kebutuhan fasilitas penunjang;
c) Hasil kerja (deliverable), penilaian meliputi antara lain: analisis,
gambar-gambar kerja, spesifikasi teknis, perhitungan teknis, dan
laporan-laporan;
d) Fasilitas pendukung dalam melaksanakan pekerjaan yang diminta
dalam KAK.
2) Konsultan yang mengajukan gagasan baru yang meningkatkan
kualitas keluaran yang diinginkan dalam KAK diberikan nilai lebih.
h. Kualifikasi Tenaga Ahli
1) Penilaian dilakukan atas tenaga ahli yang diusulkan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan memperhatikan jenis keahlian,
persyaratan, serta jumlah tenaga yang telah diindikasikan di dalam
KAK. Sub unsur yang dinilai, antara lain:
a) Tingkat pendidikan, yaitu lulusan perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau yang
telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
b) Pengalaman kerja profesional seperti yang disyaratkan dalam
KAK, didukung dengan referensi dari Pengguna Barang dan Jasa.
Bagi tenaga ahli yang diusulkan sebagai pemimpin/wakil
pemimpin pelaksana pekerjaan (Team Leader/Co Team Leader)
dinilai pula pengalaman sebagai pemimpin/wakil pemimpin tim;
c) Lain-lain: penguasaan bahasa Inggris, bahasa Indonesia (bagi
konsultan Asing), bahasa setempat, aspek pengenalan
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

89

(familiarity) atas tata-cara, aturan, situasi, dan kondisi (custom)


setempat. Personil yang menguasai/memahami aspek-aspek
tersebut di atas diberikan nilai lebih tinggi.
2) Kualifikasi dari tenaga ahli yang melebihi kualifikasi dari
persyaratan KAK tidak memperoleh tambahan nilai.
3) Penetapan Peringkat Teknis
a) Berdasarkan evaluasi penawaran teknis, Tim Pengadaaan Barang
dan Jasa menetapkan urutan Penyedia Jasa Konsultansi yang
dituangkan dalam berita acara evaluasi penawaran teknis;
b) Tim Pengadaaan Barang dan Jasa melaporkan hasil penilaian
teknis kepada Pengguna Barang dan Jasa untuk dimintakan
persetujuan.
4) Pengumuman Peringkat
Hasil evaluasi teknis setelah ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa
disampaikan kepada seluruh Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
27.1.11. Pembukaan Penawaran Harga (sampul II/tahap II) Peringkat Teknis
Terbaik.
1. Dalam hal menggunakan metode evaluasi kualitas, maka Kelompok Kerja
(PokJa) BLP hanya membuka sampul II Calon Penyedia Jasa Konsultansi
peringkat teknis terbaik, sedangkan untuk metode 2 tahap hanya Calon
Penyedia Jasa Konsultansi peringkat teknis terbaik yang memasukkan
penawaran harga.
2. Dalam hal menggunakan metode evaluasi kualitas teknis dan biaya, maka
Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengundang Calon Penyedia Jasa
Konsultansi yang lulus evaluasi teknis untuk menghadiri acara pembukaan
penawaran sampul II sebagai berikut:
a. Kelompok Kerja (PokJa) BLP menyebutkan Calon Penyedia Jasa
Konsultansi yang lulus evaluasi teknis;
b. Kelompok Kerja (PokJa) BLP menyebutkan ketentuan pembobotan
nilai kombinasi evaluasi penawaran teknis dan nilai evaluasi
penawaran biaya sebagaimana tercantum dalam dokumen pengadaan;
c. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka sampul II dari seluruh Calon
Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus evaluasi teknis;
d. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membacakan dan menulis biaya
penawaran dari tiap Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus
evaluasi teknis;
e. Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan evaluasi gabungan teknis dan
biaya sebagai berikut:
1) Melakukan koreksi aritmatik;
2) Menghitung nilai kombinasi antara nilai penawaran teknis dan nilai
penawaran biaya dengan cara perhitungan sebagai berikut:
Nilai Akhir = [Nilai (score) Penawaran Teknis x Bobot
Penawaran] + [Nilai (score) Penawaran Biaya x Bobot
Penawaran Biaya]
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

90

Catatan:
Pembobotan nilai (score) teknis dan biaya sesuai dengan bobot yang
telah ditentukan dalam dokumen seleksi umum. Pada saat menyusun
dokumen seleksi umum, acuan yang digunakan untuk pembobotan
sesuai dengan rentang sebagai berikut:
Bobot penawaran teknis antara 0,50 sampai 0,80
Bobot penawaran biaya antara 0,20 sampai 0,50
Nilai penawaran biaya terendah diberikan nilai (score) penawaran
biaya tertinggi
3) Hasil dari peringkat gabungan tersebut akan dijadikan dasar untuk
penetapan peringkat Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
f. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat berita acara pembukaan
penawaran biaya, yang mencantumkan penawaran biaya, penawaran
biaya terkoreksi, nilai (score) penawaran teknis, nilai (score)
penawaran biaya, dan nilai gabungan penawaran teknis dan penawaran
biaya. Berita acara ditandatangani oleh semua Kelompok Kerja (PokJa)
BLP dan 2 (dua) wakil Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
3. Dalam hal menggunakan metode evaluasi biaya terendah, maka
Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengundang Calon Penyedia Jasa
Konsultansi yang lulus evaluasi teknis untuk menghadiri acara pembukaan
penawaran sampul II sebagai berikut:
a. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka sampul II dari seluruh Calon
Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus evaluasi teknis;
b. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membacakan dan menulis biaya
penawaran dari tiap Calon Penyedia Jasa Konsultansi;
c. Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan evaluasi sebagai berikut:
1) Melakukan koreksi aritmatik;
2) Untuk pekerjaan tidak kompleks, menetapkan pemenang yang harga
penawaran terkoreksinya terendah dan tidak melampaui HPS.
Sedangkan untuk pekerjaan kompleks, menetapkan pemenang yang
harga penawaran terkoreksinya terendah dan tidak melampaui 10 %
diatas HPS.
d. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat berita acara pembukaan
penawaran biaya, yang mencantumkan penawaran biaya, penawaran
biaya terkoreksi, dan nilai penawaran teknis. Berita acara
ditandatangani oleh semua Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan 2 (dua)
wakil Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
27.1.12. Klarifikasi dan Negosiasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan klarifikasi dan negosiasi kepada
calon pemenang seleksi umum dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Klarifikasi dan negosiasi dilakukan oleh Kelompok Kerja (PokJa) BLP
dengan Pemimpin/Direktur utama perusahaan Penyedia Jasa Konsultansi
atau wakil yang memperoleh kuasa penuh dari Pemimpin/Direktur utama
perusahaan (dinyatakan dengan surat kuasa);
2. Dalam hal penilaian menggunakan metode evaluasi kualitas, klarifikasi
dan negosiasi dilakukan untuk memperoleh kejelasan teknis dan biaya
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

91

3.

4.
5.

6.

7.

8.

9.
10.

dengan memperhatikan kesesuaian antara bobot pekerjaan dan tenaga ahli


yang ditugaskan dengan mempertimbangkan pula kebutuhan
perangkat/fasilitas pendukung yang proporsional guna pencapaian hasil
kerja yang optimal.
Aspek-aspek teknis yang perlu diklarifikasi dan dinegosiasi terutama:
a. Lingkup dan sasaran jasa konsultansi;
b. Cara penanganan pekerjaan dan rencana kerja;
c. Kualifikasi tenaga ahli;
d. Organisasi pelaksanaan;
e. Program alih pengetahuan;
f. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
g. Jadwal penugasan personil;
h. Fasilitas penunjang.
Klarifikasi dan/atau negosiasi dilakukan untuk memperoleh kesepakatan
biaya yang efisien dan efektif dengan tetap mempertahankan hasil yang
ingin dicapai sesuai dengan penawaran teknis yang diajukan konsultan.
Aspek - aspek biaya yang perlu diklarifikasi dan/atau dinegosiasi
terutama:
a. Kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran biaya;
b. Volume kegiatan dan jenis pengeluaran;
c. Biaya satuan dibandingkan dengan biaya yang berlaku di pasaran/
kewajaran biaya.
Klarifikasi dan/atau negosiasi terhadap unit biaya personil dilakukan
berdasarkan daftar gaji yang telah diaudit atau bukti setor pajak
penghasilan tenaga ahli konsultan yang bersangkutan atau kontrak
pekerjaan sejenis yang lalu/sedang berjalan atau standard rate
instansi/lembaga terkait atau corporate rate atau dokumen lain yang dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya.
Unit biaya personil dihitung berdasarkan satuan waktu dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. 1 (satu) bulan dihitung minimal 22 (dua puluh dua) hari kerja;
b. 1 (satu) hari kerja dihitung minimal 8 (delapan) jam kerja.
Apabila klarifikasi dan negosiasi dengan Calon Penyedia Jasa Konsultansi
peringkat pertama tidak menghasilkan kesepakatan, maka Kelompok
Kerja (PokJa) BLP melanjutkan klarifikasi dan negosiasi kepada Calon
Penyedia Jasa Konsultansi peringkat kedua, dan demikian seterusnya dari
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus atau di atas nilai ambang
batas sampai tercapai kesepakatan.
Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat berita acara hasil klarifikasi dan
negosiasi dilampiri pernyataan Calon Penyedia Jasa Konsultansi tentang
telah/tidak tercapainya kesepakatan klarifikasi dan negosiasi.
Kelompok Kerja (PokJa) BLP menyusun risalah dan Berita Acara hasil
klarifikasi dan negosiasi serta melaporkan hasilnya kepada Pengguna
Barang/Jasa untuk ditetapkan.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

92

27.1.13. Usulan Penetapan Pemenang Pengadaan


1. Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengusulkan calon pemenang pengadaan
yang menguntungkan bagi perusahaan.
2. Dalam hal terdapat 2 (dua) Calon Penyedia Jasa Konsultansi mempunyai
harga penawaran hasil evaluasi yang sama, maka Kelompok Kerja (PokJa)
BLP meneliti kembali data kualifikasi Calon Penyedia Jasa Konsultansi
yang bersangkutan, dan memilih Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang
menurut pertimbangannya mempunyai kemampuan yang lebih besar, dan
hal ini dicatat dalam berita acara.
3. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat dan menyampaikan laporan
kepada Pengguna Barang/Jasa untuk menetapkan pemenang pengadaan.
Laporan tersebut disertai usulan calon pemenang dan penjelasan atau
keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan.
4. Usulan penetapan pemenang pengadaan disusun sesuai dengan urutannya
dan harus memuat:
a. Nama dan alamat Penyedia Barang/Jasa;
b. Harga penawaran setelah dikoreksi aritmatik;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
5. Pemenang pengadaan ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa berdasarkan
usulan Kelompok Kerja (PokJa) BLP. Pengguna Barang/Jasa segera
menetapkan pemenang pengadaan dan mengeluarkan Surat Penetapan
Penyedia Jasa Konsultansi (SPPJK) kepada Kelompok Kerja (PokJa)
BLP.
6. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang pengadaan
adalah:
a. Dokumen pengadaan beserta addendum (bila ada);
b. Berita acara pembukaan penawaran (BAPP);
c. Berita acara hasil proses pengadaan (BAHP);
d. Dokumen penawaran dari calon pemenang pengadaan dan cadangan
calon pemenang.
27.1.14. Pengumuman Pemenang Pengadaan
Pemenang pengadaan diumumkan dan diberitahukan oleh Kelompok Kerja
(PokJa) BLP kepada para Calon Penyedia Jasa Konsultansi setelah
diterimanya Surat Penetapan Penyedia Jasa Konsultansi dari Pengguna
Barang/Jasa.
27.1.15. Sanggahan
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang berkeberatan atas penetapan pemenang,
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada
Pengguna Barang/Jasa
27.1.16. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi
1. Pengguna Barang/Jasa mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Jasa
Konsultansi kepada Penyedia Jasa Konsultansi sebagai pelaksana pekerjaan
yang diadakan, dengan ketentuan:
a. Tidak ada sanggahan dari Calon Penyedia Jasa Konsultansi; atau
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

93

2.

3.

4.

5.
6.

b. Sanggahan yang diterima Pengguna Barang/Jasa dalam masa sanggah


ternyata tidak benar, atau sanggahan diterima melewati masa sanggah
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang ditunjuk sebagai Penyedia Jasa
Konsultansi wajib menerima keputusan tersebut. Apabila yang
bersangkutan mengundurkan diri maka Penyedia Jasa Konsultansi tersebut
dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) perusahaan dan tidak
diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Jasa Konsultansi di perusahaan
untuk jangka waktu 2 (dua) tahun kecuali alasan pengunduran diri tersebut
dapat diterima secara objektif oleh Pengguna Barang/Jasa.
Apabila calon pemenang pengadaan urutan pertama yang ditunjuk sebagai
Penyedia Jasa Konsultansi mengundurkan diri, maka penunjukan Penyedia
Jasa Konsultansi dapat dilakukan kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi
urutan kedua (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya, dengan
ketentuan:
a. Penetapan pemenang pengadaan urutan kedua tersebut harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan/penetapan dari Pengguna Barang/Jasa;
b. Masa penawaran calon pemenang pengadaan urutan kedua masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya;
c. Bila calon pemenang pertama mengundurkan diri, maka berlaku sanksi
sebagaimana dimaksud pada butir 27.1.16 angka 2 tersebut di atas.
Apabila calon pemenang pengadaan urutan kedua juga mengundurkan diri,
maka penetapan Penyedia Jasa Konsultansi dapat dilakukan kepada calon
pemenang urutan ketiga (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya,
dengan ketentuan:
a. Penetapan pemenang pengadaan tersebut harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan/penetapan dari Pengguna Barang/Jasa;
b. Masa berlakunya penawaran calon pemenang pengadaan urutan ketiga
masih berlaku atau sudah diperpanjang;
c. Bila calon pemenang kedua mengundurkan diri, maka berlaku sanksi
sebagaimana dimaksud pada butir 27.1.16 angka 2 tersebut di atas.
Apabila calon pemenang ketiga mengundurkan diri, maka berlaku sanksi
sebagaimana dimaksud pada butir 27.1.16 angka 2 tersebut di atas dan
pengadaan dinyatakan batal.
Surat Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi dibuat setelah masa sanggah
dilewati dan segera disampaikan kepada Penyedia Jasa Konsultansi yang
ditunjuk.

27.1.17. Penandatangan Kontrak


Setelah Surat Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi diterbitkan, Pengguna
Barang/Jasa menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan
apabila dananya telah tersedia, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila Penyedia Jasa Konsultansi yang ditunjuk menolak/mengundurkan
diri atau gagal untuk menandatangani kontrak, maka Pengguna Barang/Jasa
membatalkan Surat Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi, Penyedia Jasa
Konsultansi tersebut dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list)
perusahaan dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Jasa
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

94

Konsultansi di perusahaan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun kecuali alasan


pengunduran diri tersebut dapat diterima secara objektif oleh Pengguna
Barang/Jasa;
2. Pengguna dan Penyedia Jasa Konsultansi tidak diperkenankan mengubah
dokumen pengadaan setelah pembukaan penawaran sampai dengan
penandatanganan kontrak. Perubahan dokumen pengadaan sebelum
pembukaan penawaran dapat dilakukan dengan pemberitahuan secara
tertulis dari Pengguna kepada Penyedia Jasa Konsultansi;
3. Pengguna dan Penyedia Jasa Konsultansi wajib memeriksa konsep kontrak
meliputi substansi, bahasa/redaksional, angka, dan huruf serta
membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen kontrak;
4. Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:
a. Sekurang-kurangnya 2 (dua) kontrak asli, kontrak asli pertama untuk
Pengguna Barang/Jasa dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh Penyedia Jasa Konsultansi, dan kontrak asli kedua
untuk Penyedia Jasa Konsultansi dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa;
b. Rangkap kontrak asli lainnya tanpa dibubuhi materai.
27.2. Seleksi Sederhana
Tata cara seleksi langsung pada prinsipnya sama dengan tata cara seleksi umum,
dengan mengirimkan undangan kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus
prakualifikasi yang dimasukkan dalam daftar pendek sekurang-kurangnya 3 (tiga)
Calon Penyedia Jasa Konsultansi dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) Calon Penyedia
Jasa Konsultansi.
27.3. Penunjukan Langsung
Proses penunjukan langsung dilakukan sebagai berikut:
27.3.1. Undangan
1. BLP mengundang sekurang-kurangnya 1 (satu) Calon Penyedia Jasa
Konsultansi yang diyakini mampu untuk melaksanakan Jasa yang
diperlukan.
2. Dalam dokumen pengadaan ditetapkan jadwal untuk rapat penjelasan dan
pemasukan dokumen penawaran.
27.3.2. Pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi serta penjelasan
1. BLP menerima Dokumen Kualifikasi dan melakukan penilaian kualifikasi;
2. Apabila dari hasil penilaian, ternyata Calon Penyedia Jasa Konsultansi tidak
memenuhi kualifikasi, maka diundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi
yang lain;
3. BLP memberikan penjelasan dokumen pengadaan kepada Calon Penyedia
Jasa Konsultansi yang memenuhi kualifikasi.
27.3.3. Pemasukan penawaran
Calon Penyedia Jasa Konsultansi memasukkan penawaran pada waktu dan
tempat yang telah ditetapkan.
27.3.4. Pembukaan dan evaluasi penawaran
Penawaran teknis dan harga dibuka sekaligus:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

95

1. Evaluasi penawaran teknis dan penawaran harga dilakukan bersamaan


sebelum dilakukan klarifikasi dan negosiasi penawaran teknis dan
penawaran harga.
2. Unsur-unsur pokok yang dinilai adalah: pengalaman Calon Penyedia Jasa
Konsultansi, pendekatan dan metodologi, serta kualifikasi tenaga ahli.
Evaluasi dilakukan dalam rangka mencari kesesuaian antara usulan teknis
dan biaya dengan kebutuhan jasa konsultansi yang dituangkan dalam KAK.
27.3.5. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya
1. BLP melakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga kepada Calon
Penyedia Jasa Konsultansi yang akan ditunjuk sebagaimana pada
pengadaan jasa konsultansi metode seleksi umum.
2. BLP membuat berita acara klarifikasi dan negosiasi yang ditanda-tangani
BLP dan Calon Penyedia Jasa Konsultansi serta membuat laporan hasil
klarifikasi dan negosiasi kepada Pengguna Barang/Jasa.
27.3.6. Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi
Pengguna Barang/Jasa menunjuk Penyedia Jasa Konsultansi berdasarkan hasil
klarifikasi dan negosiasi.
27.3.7. Penandatanganan kontrak
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pengadaan Jasa Lainnya
Pasal 28
Proses Pengadaan Jasa lainnya dapat diproses seperti halnya proses Pengadaan Barang/Jasa.
Bagian Keempat
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa untuk Pekerjaan Penanggulangan Bencana
Alam dan Bantuan Korban Bencana Alam
Pasal 29
29.1. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
29.2. Pekerjaan Kondisi darurat untuk keperluan penanggulangan bencana dapat
dilaksanakan dengan menggunakan konstruksi darurat dengan ketentuan sebagai
berikut:
29.2.1. Konstruksi darurat harus diselesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya;
29.2.2. Harus tetap memenuhi persyaratan teknis sebagai jenis pekerjaan darurat
walaupun kemampuan konstruksinya dapat lebih rendah, dan pengamatan atas
kestabilan konstruksi/ perawatannya harus diawasi secara terus menerus.
29.3. Proses Pengadaan Barang/Jasa untuk pekerjaan penanggulangan Bencana Alam.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

96

29.3.1. Pengadaan Barang/Jasa dilakukan dengan Penunjukan langsung kepada


Penyedia Barang/Jasa yang sedang melaksanakan kontrak pekerjaan sejenis
terdekat yang dinilai mempunyai kemampuan, peralatan, tenaga yang cukup
serta kinerja baik dan diyakini dapat melaksanakan pekerjaan dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Pengguna Barang/Jasa dapat menerbitkan Perintah Kerja (PK), setelah ada
pernyataan bencana alam dari Presiden/Gubernur/Bupati/ Walikota;
2. Opname pekerjaan di lapangan dilakukan bersama antara Pengguna dan
Penyedia Barang/Jasa, sementara proses dan administrasi pengadaan dapat
dilakukan secara simultan;
3. Perhitungan biaya kontrak berdasarkan harga satuan sejenis dari kontrak
yang ada dan perkiraan volume dari pekerjaan yang akan dilaksanakan.
29.3.2. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa yang sedang melaksanakan kontrak
pekerjaan sejenis terdekat tidak tersedia, maka proses pengadaan Barang/Jasa
dapat dilaksanakan dengan tahapan sebagaimana diatur pada butir 26.4 dan
27.3.
29.4. Pengadaan Barang/Jasa untuk bantuan korban bencana alam dapat dilakukan melalui
Penunjukan Langsung dan/atau Pembelian Langsung.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

97

BAB IV
PENGADAAN KHUSUS
Bagian Pertama
Sewa Menyewa/Sewa Beli
Pasal 30
30.1. Sewa-menyewa adalah aktivitas Pengguna Barang/Jasa yang saling mengikatkan diri
dengan Penyedia Barang/Jasa untuk menggunakan suatu barang, baik barang bergerak
dan/atau tidak bergerak, selama waktu tertentu dengan pembayaran yang disepakati.
30.2. Sewa beli adalah aktivitas Pengguna Barang/Jasa yang saling mengikatkan diri
dengan Penyedia Barang/Jasa untuk menggunakan suatu barang, baik barang bergerak
dan/atau tidak bergerak. Selama pembayaran yang disepakati belum diselesaikan
seluruhnya, kepemilikan barang tetap ada pada Penyedia Barang/Jasa dan pada akhir
masa kontrak atau pembayaran yang disepakati telah diselesaikan seluruhnya,
Penyedia Barang/Jasa menyerahkan dokumen yang diperlukan dan hak kepemilikan
beralih kepada Pengguna Barang/Jasa.
30.2.1. Barang yang dapat disewa / sewa beli antara lain:
1. Barang yang diperlukan untuk keperluan rutin/operasional perusahaan dan
memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan (Operation and
Maintenance), seperti tetapi tidak terbatas pada:
a. Komputer (PC, laptop, notebook), LCD Projector;
b. Mesin Fotokopi (photocopier), mesin faximile;
c. Kendaraan bermotor (mobil, motor, truk, alat-alat berat);
d. Gedung dan/atau tanah.
2. Barang yang dapat membebani Neraca Pembukuan perusahaan karena
memerlukan investasi dan memiliki susut nilai barang (depresiasi harga
Barang).
Khusus untuk benda tidak bergerak seperti gedung dan /atau tanah, Sewa/sewa
beli dapat dilakukan dengan Penunjukan Langsung. Pengguna Barang/Jasa
wajib melakukan analisa bisnis (commercial analysis) dalam hal menentukan
Barang yang dapat disewa/sewa beli.
30.3. Proses Pelaksanaan sewa menyewa/sewa beli dilakukan mengikuti Keputusan Direksi
ini kecuali ditentukan lain oleh Perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kedua
Sewa Guna Usaha (Leasing)
Pasal 31
31.1. Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah suatu transaksi pembiayaan untuk penyediaan
barang modal secara sewa guna dengan hak opsi memiliki (Financial Lease) maupun
sewa guna tanpa hak opsi memiliki (Operating Lease) antara pihak penyedia
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

98

pembiayaan atau barang (Lessor) untuk digunakan oleh pihak yang membutuhkan
pembiayaan atau barang (Lessee) selama jangka waktu tertentu dengan pembayaran
secara berkala/bertahap. Sewa Guna Usaha terdiri dari:
31.1.1. Financial Lease
Penyewa guna (Lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk
membeli obyek sewa guna dari pihak yang menyewa gunakan (Lessor)
berdasarkan nilai sisa (residual value) yang disepakati bersama.
1. Kriteria terdiri dari:
a. Jumlah pembayaran selama masa finance lease ditambah nilai sisa
barang modal harus dapat menutup perolehan barang modal dan
keuntungan Lessor.
b. Perjanjian memuat ketentuan mengenai opsi yaitu pengalihan
kepemilikan barang kepada Lessee pada saat berakhirnya perjanjian, atau
memperpanjang jangka waktu perjanjian.
2. Jenis Barang
Pengguna Barang/Jasa wajib melakukan analisis bisnis (commercial
analysis) dalam hal menentukan barang yang dapat diadakan dengan
Financial Lease, seperti tetapi tidak terbatas pada:
a. gedung; dan/atau
b. tanah.
31.1.2. Operating Lease
Obyek sewa guna usaha dioperasikan sendiri oleh Lessee namun kepemilikan
obyek sewa guna usaha tidak beralih kepada Lessee.
1. Kriteria terdiri dari:
a. Jumlah pembayaran selama Operating Lease tidak dapat atau tidak harus
menutupi harga perolehan barang modal, ditambah dengan keuntungan
oleh Lessor,
b. Perjanjian Operating Lease tidak memuat ketentuan opsi bagi Lessee.
2. Jenis Barang
Pengguna Barang/Jasa wajib melakukan analisis bisnis (commercial
analysis) dalam hal menentukan barang yang dapat diadakan dengan
Operating Lease, seperti tetapi tidak terbatas pada:
a. Kendaraan bermotor (mobil, motor, truk)
b. Gedung dan/atau tanah.
31.2. Proses pelaksanaan sewa guna usaha (leasing) dilakukan mengikuti Keputusan
Direksi ini kecuali ditentukan lain oleh Perundang-undangan yang berlaku.
31.3. Jangka waktu kontrak Pengadaan melalui sewa guna usaha (leasing) dilakukan sesuai
dengan kemampuan project cash flow.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

99

Bagian Ketiga
Outsourcing
Pasal 32
32.1. Outsourcing adalah penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan ataupun penyediaan jasa tenaga kerja
yang dibuat secara tertulis.
32.2. Kontrak Outsourcing diadakan dengan Perjanjian Penyediaan Jasa Tenaga Kerja atau
Perjanjian Pemborongan Pekerjaan.
32.3. Kriteria pekerjaan yang dapat di outsourcing mengacu pada perundang-undangan yang
berlaku.
32.4. Proses pelaksanaan Outsourcing dilakukan seperti halnya proses pengadaan jasa
lainnya, kecuali ditentukan lain oleh Perundang-undangan yang berlaku atau Keputusan
Direksi khusus mengatur pengadaan outsourcing.
Bagian Keempat
Pengadaan Asuransi Dalam Rangka Pengadaan
Pasal 33
Dalam Rangka Pengadaan Penyedia Jasa Asuransi, Pengguna Barang/Jasa dapat
menggunakan Jasa Pialang Asuransi dan Konsultan Asuransi.
33.1. Jenis Asuransi yang digunakan:
33.1.1. Asuransi Pembangunan Proyek
Adalah asuransi yang menjamin segala macam risiko kerugian yang mungkin
timbul di lingkungan proyek pembangunan selama masa pelaksanaan
pembangunan.
Jenis asuransinya meliputi:
1. Asuransi Contractor All Risk /Erections All Risk dan Third Party Liability
(CAR/EAR + TPL)
2. Asuransi Contractor Plant and Machinary Equipment/Heavy Equipment
3. Marine Cargo Insurance (Asuransi Pengangkutan Darat, Laut, Udara)
4. Workmen Compensation Insurance
5. Comprehensive General Liability
6. Automobile Liability
7. Personal Accident
Pada umumnya Asuransi Proyek dilaksanakan melekat dengan kontrak
Pengadaan Barang/Jasa/Proyeknya.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

100

33.1.2. Asuransi Pada Masa Operasi


Yang dimaksud asuransi pada masa operasional adalah asuransi yang
menjamin segala macam risiko kerugian yang mungkin timbul atas harta
benda atau asset milik perusahaan pada masa operasi dan dimulai sejak proyek
diserahterimakan Taking Over Certificate (TOC) atau proyek dioperasikan
secara komersial.
Jenis Asuransinya meliputi:
1. Asuransi Kebakaran (Property All Risk/PAR/Fire)
2. Asuransi Machinary Break Down (MB)
3. Bussines Interuption Insurance
4. Third Party Liability
5. Marine Cargo Insurance (Asuransi Pengangkutan Darat, Laut, Udara)
6. Money Insurance (Cash In Save, Cash In Transit, Cash In Cashier Box,
Fidelity Guarantee)
7. Asuransi Kendaraan Bermotor
Penutupan asuransi pada masa operasional dilaksanakan sesuai dengan
prioritas kebutuhan dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang dihadapi
dan kondisi keuangan perusahaan.
33.2. Ketentuan Pelaksanaan Pengadaan Penyedia Jasa Asuransi, antara lain:
33.2.1. Penyedia Jasa Asuransi dapat berupa perusahaan tunggal atau co-insurance
dengan satu pemimpin (leader) bekerja sama secara co-insurance dengan
perusahaan asuransi lainnya (member);
33.2.2. Pengguna Barang/Jasa menetapkan bentuk Penyedia Jasa Asuransi yang
digunakan / dibutuhkan dapat berupa Penyedia Jasa Asuransi Tunggal atau coinsurance dengan Penyedia Jasa Asuransi Lainnya;
33.2.3. Dalam hal co-insurance dengan Perusahaan Asuransi Lainnya, maka Pengguna
Barang/Jasa menetapkan jumlah maksimum anggota yang akan mendampingi
Penyedia Jasa Asuransi yang bertindak sebagai Pemimpin/leader;
33.2.4. Pengguna Barang/Jasa menetapkan kriteria Penyedia Jasa Asuransi yang dapat
bertindak sebagai pemimpin/leader dan yang dapat bertindak sebagai
anggota/member;
33.2.5. Dalam Dokumen Pengadaan ditetapkan jumlah Peserta yang menjadi leader
dan Jumlah Peserta yang menjadi member berdasarkan pada kriteria yang telah
ditetapkan pada saat prakualifikasi. (Disesuaikan dengan perkembangan pasar
asuransi saat itu);
33.2.6. Pemenang Pengadaan secara otomatis akan menjadi leader dan bekerja sama
secara co-insurance dengan Penyedia Jasa Asuransi lainnya dan
mempersiapkan Polis Asuransi, Kontrak Asuransi dan Prosedur Klaim, apabila
proses pengadaannya dilaksanakan oleh Pengguna Jasa;
33.2.7. Peserta Pengadaan yang menjadi anggota akan mengikuti harga penawaran
dari pemenang Pengadaan (leader) dengan ketentuan harus mengikuti
persyaratan seperti yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan;
33.2.8. Untuk Pelaksanaan Penutupan Asuransi Proyek yang pengadaannya melekat
pada kontrak Proyeknya, maka Pengguna Barang dan Jasa berhak
mengevaluasi term and conditions Polis Asuransi, Premi dan Perusahaan
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

101

Asuransi yang digunakan serta memberikan approval sesuai persyaratan


kontrak yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa.
33.3. Pengadaan Jasa Asuransi
33.3.1. Tata Cara Pengadaan
Proses pelaksanaan Pengadaan Jasa Asuransi dilakukan mengikuti Keputusan
Direksi ini kecuali ditentukan lain oleh Perundang-undangan yang berlaku.
33.3.2. Apabila dalam perkembangan penanganan perasuransian ternyata dibutuhkan
adanya bantuan Jasa Konsultan Asuransi, maka pengadaan Jasa Konsultan
Asuransi dilaksanakan secara terpisah dari pengadaan asuransinya dengan
mengacu pada ketentuan Pengadaan Jasa Konsultansi.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

102

BAB V
PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
Bagian Pertama
Cara Pengadaan Barang dan Jasa
dengan menggunakan sarana e-procurement
Pasal 34
34.1. Cara Pengadaan Barang/Jasa selain dilakukan dengan pelelangan umum, pemilihan
langsung, penunjukan langsung, pembelian langsung maupun swakelola dapat
dilakukan dengan menggunakan sarana e-procurement, yang persyaratan teknisnya
akan diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Direksi;
34.2. Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa perusahaan menggunakan sistem e-procurement
tidak penuh (manual), maka tidak wajib dihubungkan dengan portal utama
Kementerian BUMN;
34.3. Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa perusahaan menggunakan sistem e-procurement,
maka sistem tersebut wajib dihubungkan dengan portal utama Kementerian BUMN;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

103

BAB VI
SWAKELOLA
Bagian Pertama
Ketentuan Umum Swakelola
Pasal 35
35.1. Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan, dan/ atau diawasi sendiri oleh Pengguna Barang/Jasa
sebagai Penanggung Jawab Anggaran.
35.2. Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola, meliputi:
35.2.1. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau
memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia;
35.2.2. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi
langsung masyarakat setempat;
35.2.3. Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya
tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa;
35.2.4. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih
dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan
menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;
35.2.5. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau
penyuluhan;
35.2.6. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang bersifat
khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
35.2.7. Pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah,
pengujian di laboratorium, dan pengembangan sistem tertentu;
35.2.8. Pekerjaan yang bersifat rahasia;
35.2.9. Pekerjaan Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri; atau
35.2.10. Penelitian dan pengembangan dalam negeri.
35.3. Pengguna Barang/Jasa menetapkan jenis pekerjaan serta pihak yang akan
melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola.
35.4. Metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara swakelola pada prinsipnya sama
dengan metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa konstruksi/jasa lainnya, yaitu
menggunakan metode pelelangan umum, pemilihan langsung, penunjukkan langsung
dan pengadaan/pembelian langsung;
35.5. Prosedur Swakelola meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan di
lapangan, penyerahan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pekerjaan;
35.6. Pengadaan melalui Swakelola dapat dilakukan oleh Pengguna Barang/Jasa sebagai
Penanggung Jawab Anggaran;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

104

35.7. Proses persiapan pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan setelah Rencana Umum
Pengadaan ditetapkan.
Bagian Kedua
Pengadaan melalui Swakelola
Pasal 36
Pengadaan Swakelola oleh Penanggung Jawab Anggaran:
36.1. Direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh Penanggung Jawab Anggaran;
36.2. Mempergunakan pegawai sendiri, pegawai lain dan/atau dapat menggunakan tenaga
ahli;
36.3. Jumlah tenaga ahli tidak boleh melebihi 50% (Lima Puluh Perseratus) dari jumlah
keseluruhan pegawai yang terlibat dalam kegiatan Swakelola yang bersangkutan;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

105

BAB VII
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
Bagian Pertama
Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri
Pasal 37
37.1. Pengertian Produksi Dalam Negeri
37.1.1. Barang yang bahan baku dan pembuatannya di Indonesia, terdiri dari:
1. Barang jadi, barang setengah jadi, peralatan suku cadang, komponen utama,
dan komponen pembantu;
2. Bahan baku, bahan pelengkap, dan bahan pembantu.
37.1.2. Jasa yang dilaksanakan di Indonesia oleh tenaga Indonesia meliputi jasa
konstruksi, jasa konsultansi, dan jasa lainnya.
37.2. Penggunaan Hasil Produksi Dalam Negeri
37.2.1. Dalam dokumen Pengadaan Barang/Jasa dimuat secara jelas ketentuan dan
syarat penggunaan hasil produksi dalam negeri;
37.2.2. Pengadaan barang impor dimungkinkan, bilamana:
1. Barang tersebut belum diproduksi di dalam negeri; dan/atau
2. Spesifikasi teknis barang yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi
persyaratan; dan/atau
3. Dalam hal kuantitas barang tidak dapat dipenuhi dari Penyedia Barang/Jasa
dalam negeri.
37.2.3. Penyedia Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang
diimpor langsung diwajibkan untuk semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi,
perbankan, dan pemeliharaan.
37.3. Keikutsertaan Perusahaan Asing
37.3.1. Perusahaan asing dapat ikut serta didalam Pengadaan Barang/Jasa dengan
nilai:
1. Untuk Jasa Konstruksi di atas Rp. 50.000.000.000 (Lima Puluh Milyar
Rupiah).
2. Untuk Barang dan Jasa lainnya di atas Rp. 10.000.000.000 (Sepuluh Milyar
Rupiah).
3. Untuk Jasa Konsultansi di atas Rp. 2.000.000.000 (Dua Milyar Rupiah).
37.3.2. Perusahaan asing yang melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada
butir 37.3.1 di atas harus melakukan kerjasama usaha dengan perusahaan
nasional dalam bentuk kemitraan, sub kontrak, dan lain-lain, apabila ada
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan di bidang yang bersangkutan.
37.3.3. Ketentuan pada butir 37.3.1 angka 3 tersebut di atas dapat dikecualikan untuk
pengadaan jasa konsultansi perorangan.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

106

37.4. Pernyataan Penggunaan Produksi Dalam Negeri


37.4.1. Para Penyedia Barang/Jasa yang mengikuti Pengadaan Barang/Jasa
menyatakan sendiri besarnya komponen dalam negeri barang/jasa yang
ditawarkan (self assessment).
37.4.2. Para Penyedia Barang/Jasa harus dapat membuktikan kebenaran pernyataan
besarnya komponen dalam negeri barang/jasa dan melampirkan rincian dan
nilai bahan baku, baik dari dalam negeri maupun impor, nilai barang jadi
keseluruhan serta daftar nama pemasok.
37.4.3. Besarnya komponen dalam negeri barang/jasa yang ditawarkan oleh Penyedia
Barang/Jasa dapat diklarifikasi oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
pada saat evaluasi.
37.5. Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri
37.5.1. Perusahaan wajib:
1. memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri,
termasuk rancang bangun dan perekayasaan nasional dalam pengadaan
barang dan jasa;
2. memaksimalkan penggunaan Penyedia Barang/Jasa Nasional;
3. memaksimalkan penyediaan pekerjaan untuk usaha kecil termasuk koperasi
kecil serta kelompok masyarakat.
37.5.2. Kewajiban perusahaan sebagaimana disebutkan dalam butir 37.5.1 angka 1, 2,
3 dilakukan pada setiap tahapan Pengadaan Barang/Jasa mulai dari persiapan
sampai dengan penyelesaian perjanjian/kontrak.
37.6. Peran Serta Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil
Dalam proses perencanaan dan penganggaran pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa,
perusahaan mengarahkan dan menetapkan besaran Pengadaan Barang/Jasa untuk
usaha kecil termasuk koperasi kecil.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

107

BAB VIII
PERJANJIAN/KONTRAK
Bagian Pertama
Perjanjian/Kontrak
Pasal 38
38.1. Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dibedakan atas:
38.1.1. Kontrak Berdasarkan Cara Pembayarannya:
1. Lumpsum
Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan
semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan
sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa. Sistem kontrak ini lebih
tepat digunakan atas Pengadaan Barang/Jasa dengan contoh yang jelas, atau
untuk jenis pekerjaan borongan yang perhitungan volumenya untuk masingmasing unsur/jenis pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti
berdasarkan rencana kebutuhan sesuai gambar rencana dan spesifikasi
teknisnya. Harga yang mengikat dalam kontrak sistem ini adalah total
penawaran harga.
2. Harga Satuan (Unit Price)
Adalah kontrak Pengadaan Barang dan Jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti
dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu, yang volume total pekerjaan masih bersifat perkiraan sementara,
sedangkan pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia
Barang dan Jasa. Harga satuan, pertimbangan untuk memilih dengan cara
ini adalah karena untuk keakuratan pengukuran volume pekerjaan yang
tinggi diperlukan survey dan penelitian yang sangat mendalam, detail dan
sampel yang banyak, waktu yang lama sehingga biaya sangat besar, padahal
pengukuran juga lebih mudah dalam pelaksanaan, di pihak lain pekerjaan
sangat mendesak dan harus segera dilaksanakan, sehingga untuk pekerjaan
yang sifat kondisinya seperti hal tersebut tidak dapat digunakan kontrak
dengan sistem Lumpsum. Kontrak bentuk ini memungkinkan pekerjaan
tambah/ kurang.
3. Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan
Adalah kontrak yang merupakan gabungan Lumpsum dan harga satuan
dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.
4. Terima Jadi (turn key)
Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti
dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan
utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

108

kriteria kinerja yang telah ditetapkan.Turn key, sistem ini lebih tepat
digunakan untuk mengadakan suatu barang yang hanya diperlukan sekali
saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih (transfer) teknologi
selanjutnya.
5. Kontrak Sewa Beli
Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang pembayarannya dilakukan
selama barang yang dimaksud digunakan, sedangkan kepemilikan barang
tetap ada pada Penyedia Barang/Jasa. Pada masa akhir kontrak dan setelah
pembayaran seluruhnya dilaksanakan, Penyedia Barang/Jasa menyerahkan
barang yang dikontrakkan kepada Pengguna Barang dan Jasa lengkap
dengan dokumen yang diperlukan.
6. Kontrak Angsuran (delay payment)
Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang pembayarannya dilaksanakan
secara angsuran selama waktu tertentu setelah Penyedia Barang/Jasa
menyerahkan barang yang dikontrakkan kepada Pengguna Barang/Jasa
lengkap dengan dokumen yang diperlukan.
7. Kesepakatan Harga Satuan (KHS)
Adalah suatu kesepakatan harga satuan Barang/Jasa tertentu dalam kurun
waktu dan spesifikasi tertentu. Selanjutnya harga satuan yang disepakati
dapat ditindak lanjuti menjadi kontrak yang prosesnya mengikuti
Keputusan ini.
a. Tujuan KHS adalah untuk memperoleh Barang/Jasa secara cepat, tepat
waktu, mengurangi stock barang di gudang perusahaan, dan
mendapatkan harga satuan yang kompetitif. KHS dapat juga
diberlakukan untuk jasa, dalam hal jasa tersebut sifatnya pekerjaannya
rutin dan dapat distandarkan.
b. Harga satuan Barang/Jasa dikompetisikan dengan mengikuti proses
Pelelangan atau pemilihan langsung.
c. Pemenang pengadaan adalah Calon Penyedia Barang/Jasa yang
menawarkan harga satuan terendah dan hasilnya dituangkan dalam
bentuk KHS yang memuat kesepakatan harga satuan antara Pengguna
Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa.
d. KHS berlaku untuk 1 (satu) Tahun.
e. Pelaksanaan kontrak yang rinci antara Pengguna Barang/Jasa dan
Penyedia Barang/Jasa dilaksanakan setelah adanya pesanan barang dari
Pengguna Barang/Jasa ke Penyedia Barang/Jasa.
f. Kriteria KHS
1) Kebutuhan Barang/Jasa diperlukan tepat waktu (just-in-timepurchasing);
2) Kebutuhan Barang/Jasa bersifat rutin;
3) Volume kebutuhan barang/jasa sifatnya perkiraan; dan
4) Spesifikasi Teknik barang/jasa standard dan tertentu.
g. Proses KHS
1) Proses KHS mengacu kepada tahapan Pengadaan yaitu dapat melalui
Pelelangan atau Pemilihan langsung melalui penawaran harga.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

109

Setelah dilakukan evaluasi, sebagai Calon pemenangnya adalah


penawar terendah;
2) Pengadaan dilaksanakan untuk mendapatkan harga satuan jasa
dan/atau harga satuan barang/material sampai ke lokasi-lokasi yang
dituju (termasuk biaya asuransi pengiriman barang) dan ditentukan
dalam batas waktu tertentu;
3) BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan penilaian
kualifikasi terhadap para Penyedia Barang/Jasa, yang meliputi:
a) Kemampuan Penyedia Barang/Jasa dalam produksi/suplai barang;
b) Kemampuan waktu pengiriman barang/material;
c) Kemampuan transportasi barang/material.
4) Dalam hal volume kebutuhan barang/material melebihi batas
kemampuan penyedia barang/material dari penawar terendah, maka
pengguna
barang/material
dapat
menetapkan
penyedia
barang/material lebih dari satu penyedia barang/material dengan
mengacu kepada harga hasil negosiasi penawar terendah.
5) Kontrak rinci mengenai pelaksanaan pekerjaan dibuat dan
dilaksanakan setelah terbit purchasing order dari Pengguna Barang
dan Jasa. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan sebelum dilaksanakan penandatanganan kontrak.
38.1.2. Kontrak Berdasarkan Tahun Anggaran.
1. Kontrak Tahun Tunggal (Single Year Contract)
Merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana
Anggaran (RKAP) selama masa 1 (satu) Tahun Anggaran.
2. Kontrak Tahun Jamak (Multiyears Contract)
Merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari
1(satu) tahun anggaran atas beban anggaran (RKAP).
38.2. Dokumen Kontrak
Dokumen Kontrak harus diinterpretasikan dalam urutan kekuatan hukum, yang terdiri
dari:
38.2.1. Perjanjian/Kontrak;
38.2.2. Kesepakatan Diskusi Kontrak (Contract Discussion Agreement)
38.2.3. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
38.2.4. Surat Penawaran;
38.2.5. Addendum Dokumen Pengadaan (bila ada);
38.2.6. Syarat-syarat Khusus Kontrak;
38.2.7. Syarat-syarat Umum Kontrak;
38.2.8. Spesifikasi teknis;
38.2.9. Gambar-gambar;
38.2.10. Daftar kuantitas dan harga;
38.2.11. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran Kontrak.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

110

38.3. Penyusunan Kontrak


Suatu Kontrak terdiri dari:
38.3.1. Surat Perjanjian
Kerangka Surat Perjanjian Kerja (SPK/Kontrak) Pengadaan Barang/Jasa terdiri
dari:
1. Pembukaan (Komparisi)
Pembukaan adalah bagian dari surat perjanjian yang meliputi:
a. Judul Kontrak
1) Menjelaskan tentang judul dari kontrak yang akan ditandatangani;
2) Menjelaskan jenis pekerjaan (pekerjaan jasa konstruksi, pengadaan
barang, jasa lainnya, dan jasa konsultansi).
b. Nomor Kontrak
1) Menjelaskan nomor kontrak yang akan ditandatangani;
2) Dalam hal kontrak berupa perubahan kontrak maka nomor kontrak
harus berurut sesuai dengan berapa kali mengalami perubahan.
c. Tanggal Kontrak
Menjelaskan hari, tanggal, bulan, dan tahun kontrak ditandatangani oleh
para pihak.
d. Kalimat Pembuka
Merupakan kalimat pembuka dalam kontrak yang menjelaskan bahwa
para pihak pada hari, tanggal, bulan, dan tahun mereka membuat dan
menandatangani kontrak.
e. Penandatanganan Kontrak
Kontrak ditandatangani setelah ada penunjukan Penyedia Barang dan
Jasa.
f. Para Pihak Dalam Kontrak
1) Menjelaskan identitas dari para pihak yang menandatangani kontrak.
Identitas para pihak meliputi: nama, jabatan, dan alamat serta
kedudukan para pihak dalam kontrak tersebut, apakah sebagai pihak
pertama atau pihak kedua;
2) Para pihak dalam kontrak terdiri dari dua pihak yaitu:
a) Pihak pertama adalah pihak Pengguna Barang dan Jasa;
b) Pihak kedua adalah pihak Penyedia Barang dan Jasa yang telah
ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan;
c) Menjelaskan bahwa pihak-pihak tersebut bertindak untuk dan atas
nama siapa dan dasar ia bertindak;
d) Penjelasan mengenai identitas para pihak harus jelas dan terinci
dan menerangkan hal yang sebenarnya;
e) Apabila pihak kedua dalam kontrak merupakan suatu konsorsium,
kerjasama, joint venture, dan bentuk kerjasama lainnya, maka
harus dijelaskan nama bentuk kerjasamanya, siapa saja
anggotanya, dan siapa yang memimpin dan mewakili kerjasama
tersebut.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

111

2. Isi Kontrak
Isi kontrak terdiri dari:
a. Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat atau setuju untuk
mengadakan kontrak mengenai obyek yang dikontrakkan sesuai dengan
jenis pekerjaannya;
b. Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga kontrak.
Harga kontrak harus ditulis dengan angka dan huruf, serta rincian
sumber pembiayaannya;
c. Pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan dalam perjanjian harus
mempunyai arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam
kontrak;
d. Pernyataan bahwa kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen
dan merupakan satu kesatuan yang disebut kontrak;
e. Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada
dalam dokumen-dokumen perjanjian/kontrak maka yang dipakai adalah
dokumen urutannya lebih dulu;
f. Pernyataan mengenai persetujuan para pihak untuk melaksanakan
kewajiban masing-masing, yaitu pihak pertama membayar harga kontrak
dan pihak kedua melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan dalam
kontrak;
g. Pernyataan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu kapan
dimulai dan diakhirinya pekerjaan tersebut;
h. Pernyataan mengenai efektifnya kontrak.
3. Penutup
Penutup adalah bagian surat perjanjian yang memuat:
a. Pernyataan bahwa para pihak dalam perjanjian ini telah menyetujui
untuk melaksanakan perjanjian sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia pada hari dan tanggal
penandatanganan perjanjian tersebut;
b. Tanda tangan para pihak dalam surat perjanjian dengan dibubuhi
materai.
38.3.2. Syarat-Syarat Umum Kontrak
Syarat-syarat umum kontrak antara lain meliputi:
1. Ketentuan Umum
Ketentuan-ketentuan umum ini berlaku untuk semua jenis kontrak.
Ketentuan-ketentuan pokok yang dapat diterapkan pada semua jenis
kontrak adalah:
a. Definisi
Definisi adalah uraian atau pengertian mengenai istilah-istilah yang
digunakan dalam kontrak. Istilah-istilah tersebut dijelaskan dan diberi
arti atau tafsiran sehingga isi kontrak mudah dipahami oleh setiap orang
yang membacanya dan tidak ditafsirkan atau diartikan lain.
b. Penerapan
Penerapan adalah ketentuan bahwa syarat-syarat umum dalam kontrak
ini diterapkan secara luas tetapi tidak boleh melanggar ketentuanketentuan yang ada dalam kontrak.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

112

c. Asal Barang/Jasa
Asal Barang/Jasa adalah ketentuan mengenai penjelasan dari negara
mana asal Barang/Jasa yang menjadi obyek perjanjian dalam kontrak.
Asal Barang adalah tempat barang diperoleh, antara lain tempat barang
ditambang, tumbuh, atau diproduksi. Dalam ketentuan ini juga harus
dirinci komponen dalam negeri dan komponen impornya. Asal Barang
harus dibedakan dengan negara penjual. Penjelasan dan rincian
komponen dalam negeri dan impor dijelaskan pada syarat-syarat khusus
kontrak.
d. Penggunaan Dokumen-Dokumen Kontrak dan Informasi
Penggunaan dokumen-dokumen kontrak dan informasi adalah ketentuan
mengenai penggunaan dokumen-dokumen kontrak atau dokumen
lainnya yang berhubungan dengan kontrak, misalnya ketentuanketentuan kontrak, spesifikasi tehnik, gambar-gambar, pola, contoh serta
informasi-informasi yang berkaitan dengan kontrak oleh Penyedia
Barang/Jasa dengan ijin tertulis dari Pengguna Barang/Jasa.
e. Hak Paten, Hak Cipta, dan Merek
Hak paten, hak cipta, dan merek adalah ketentuan yang mengatur
kewajiban Penyedia Barang/Jasa untuk melindungi Pengguna
Barang/Jasa dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas
pelanggaran hak paten, hak cipta, dan merek.
f. Jaminan
Jaminan adalah ketentuan mengenai jaminan yang harus disediakan oleh
Penyedia Barang/Jasa berupa, Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan
Pemeliharaan.
g. Asuransi
Asuransi adalah ketentuan mengenai asuransi yang harus disediakan oleh
pihak Penyedia Barang/Jasa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yaitu:
1) Pihak Penyedia Barang/Jasa harus mengasuransikan semua barang
dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan kontrak atas segala resiko yaitu kecelakaan,
kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat
diduga.
2) Pihak Penyedia Barang/Jasa harus mengasuransikan pihak ketiga
sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya. Besarnya asuransi
ditentukan di dalam Dokumen Pengadaan.
h. Pembayaran
Pembayaran adalah ketentuan mengenai cara-cara dan termin
pembayaran serta mata uang yang digunakan. Cara pembayaran harus
disesuaikan dengan ketentuan dalam Dokumen Pengadaan.
i. Harga
Harga adalah ketentuan mengenai harga yang harus dibayarkan oleh
Pengguna Barang dan Jasa kepada Penyedia Barang dan Jasa atas
pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak. Harga kontrak harus jelas, pasti,
dan dirinci sumber pembiayaannya.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

113

j. Amandemen Kontrak
Amandemen kontrak adalah ketentuan mengenai perubahan kontrak.
Perubahan kontrak dapat terjadi apabila:
1) Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh
para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
2) Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
3) Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan
perubahan pelaksanaan pekerjaan.
4) Amandemen bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak yang
membuat kontrak tersebut.
k. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah ketentuan mengenai:
1) Kapan kontrak mulai berlaku;
2) Kapan pekerjaan mulai dilaksanakan;
3) Kapan penyerahan hasil pekerjaan dari Penyedia Barang dan Jasa
kepada Pengguna Barang dan Jasa.
l. Pengawasan
Pengawasan adalah ketentuan tentang kewenangan Pengguna
Barang/Jasa melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pihak
Penyedia Barang dan Jasa. Apabila diperlukan oleh Pengguna
Barang/Jasa karena Pengguna Barang dan Jasa tidak dapat melakukan
pemeriksaan atau pengawasan, maka Pengguna Barang/Jasa dapat
memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan
pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang sudah atau sedang
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
m. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah ketentuan mengenai:
1) Hal-hal yang berkaitan dengan keterlambatan dalam pelaksanaan
pekerjaan oleh pihak Penyedia Barang/Jasa atau Pengguna
Barang/Jasa dari jadwal yang ditentukan dalam kontrak;
2) Sanksi yang diberikan kepada pihak Penyedia Barang/Jasa atau
Pengguna Barang dan Jasa jika terjadi keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan;
3) Pengecualian dari ketentuan butir 2). diatas akibat keadaan kahar.
n. Keadaan Kahar (Force Majeure)
1) Yang dimaksud Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi
diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan
dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi;
2) Yang digolongkan Keadaan Kahar adalah:
a) Peperangan;
b) Kerusuhan;
c) Revolusi;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

114

o.

p.

q.

r.

s.

d) Bencana alam: banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah


longsor, wabah penyakit, dan angin topan;
e) Pemogokan;
f) Kebakaran;
g) Gangguan industri lainnya.
3) Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang
disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak;
4) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena
terjadinya keadaan kahar tidak dapat dikenai sanksi;
5) Pihak yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan kahar,
diserahkan pada kesepakatan para pihak;
6) Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar,
diserahkan kepada kesepakatan dari para pihak.
Itikad Baik (Good Faith)
1) Para pihak bertindak berdasarkan asas kepercayaan (trust) yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak;
2) Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Jika selama kontrak,
salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang
terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
Pemutusan Kontrak
Pemutusan Kontrak adalah ketentuan mengenai kapan kontrak dapat
diputuskan, dibagi dua yaitu:
1) Pemutusan kontrak oleh pihak Penyedia Barang dan Jasa;
2) Pemutusan kontrak oleh pihak Pengguna Barang dan Jasa.
Penyelesaian Perselisihan
Penyelesaian perselisihan adalah ketentuan mengenai penyelesaian
perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam kontrak. Cara yang
diambil dapat melalui pengadilan atau di luar pengadilan yaitu melalui
musyawarah, mediasi, konsiliasi atau arbitrase di Indonesia.
Bahasa dan Hukum
1) Bahasa dan hukum adalah ketentuan mengenai bahasa dan hukum
yang digunakan dalam kontrak.
2) Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia dan dalam hal kontrak
melibatkan pihak asing, maka dapat dibuat dalam Bahasa Inggris
dengan terjemahan Bahasa Indonesia atau Bahasa Indonesia dengan
terjemahan Bahasa Inggris. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran
terhadap klausula di dalam kontrak, maka bahasa yang dipakai untuk
menafsirkan adalah bahasa aslinya.
3) Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia atau
pilihan hukum yang disepakati para pihak.
Perpajakan
Perpajakan adalah ketentuan mengenai perpajakan sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

115

t. Korespondensi
Korespondensi adalah ketentuan kontrak mengenai semua korespondensi
yang dapat berbentuk surat, faksimili, atau e-mail dan ditujukan kepada
alamat para pihak. Dijelaskan alamat para pihak yang digunakan sebagai
alamat korespondensi.
2. Ketentuan Khusus
Ketentuan khusus berikut ini berlaku untuk masing-masing kontrak sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
a. Ketentuan Khusus untuk Kontrak Pengadaan Barang
1) Standar
Standar adalah ketentuan mengenai barang yang disediakan oleh
pihak Penyedia Barang harus sesuai dengan standar yang telah
disebutkan dalam spesifikasi teknis
2) Pengepakan (Packaging)
Pengepakan adalah ketentuan mengenai kewajiban penjual untuk
melakukan pengepakan atas barang-barang yang dikirim dari asal
barang sampai ke tujuan akhir yang telah ditentukan dalam kontrak.
Tujuan ketentuan pengepakan ini adalah supaya barang-barang yang
dikirimkan terlindungi dari resiko kerusakan atau kehilangan pada
saat pengiriman dari tempat asal barang sampai ke tujuan akhir yang
telah dicantumkan dalam kontrak.
3) Pengiriman
Pengiriman adalah ketentuan mengenai pengiriman barang yang
dilakukan Penyedia Barang sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan oleh Pengguna Barang dan Jasa disesuaikan dengan jadwal
kebutuhan.
4) Transportasi
Transportasi adalah ketentuan mengenai transportasi yang digunakan
untuk pengiriman barang (melalui laut, darat atau udara). Biaya
transportasi pada waktu pengiriman barang dimasukan dalam harga
kontrak.
5) Pemeriksaan dan Pengujian
Pemeriksaan dan pengujian adalah ketentuan bahwa Pengguna
Barang dan Jasa mempunyai hak untuk melakukan pemeriksaan dan
pengujian atas barang untuk memastikan kecocokannya dengan
spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan dalam kontrak.
Pemeriksaan dan pengujian dapat dilakukan sendiri oleh Penyedia
Barang atau diwakilkan kepada pihak ketiga.
6) Layanan Tambahan
Penyedia Barang dapat dimungkinkan untuk menyediakan beberapa
atau semua layanan lanjutan, termasuk penambahan layanan, yang
dituangkan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
b. Ketentuan Khusus untuk Kontrak Jasa Konsultansi
1) Kewajiban Penyedia Jasa Konsultansi
a) Umum
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

116

b)

c)
d)

e)

(1) Standar pelaksanaan jasa


Penyedia Jasa Konsultansi akan melaksanakan perjanjian dan
kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya dengan
penuh tanggung-jawab, ketekunan, efisien dan ekonomis serta
memenuhi kriteria teknik profesional dan melindungi secara
efektif peralatan-peralatan, mesin, material yang berkaitan
dengan pekerjaan dalam kontrak.
(2) Hukum
Penyedia Jasa Konsultansi dalam melaksanakan jasa sesuai
dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Pengguna Barang
dan Jasa secara tertulis akan memberitahukan kepada
Penyedia Jasa Konsultansi mengenai kebiasaan-kebiasaan
setempat.
Pertentangan Kepentingan
(1) Penyedia Jasa Konsultansi tidak akan menerima keuntungan
untuk mereka sendiri dari komisi usaha (trade commision),
rabat (discount) atau pembayaran-pembayaran lain yang
berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan jasa.
(2) Penyedia Jasa Konsultansi setuju bahwa selama pelaksanaan
kontrak, Penyedia Jasa Konsultansi dinyatakan tidak
berwenang untuk melaksanakan jasa maupun mengadakan
barang yang tidak sesuai dengan kontrak.
(3) Penyedia Jasa Konsultansi, subkonsultan, dan personil
konsultan dilarang melaksanakan/melakukan baik secara
langsung atau tidak langsung kegiatan yang akan
menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of interest)
dengan kegiatan yang merupakan tugasnya.
Tanggungjawab Penyedia Jasa Konsultansi
Tanggungjawab Penyedia Jasa Konsultansi sesuai dengan hukum
yang berlaku di Indonesia.
Tindakan Penyedia Jasa Konsultansi yang perlu mendapat
persetujuan Pengguna Barang dan Jasa.
Ketentuan mengenai tindakan yang perlu mendapat persetujuan
pengguna jasa meliputi:
(1) Memobilisasi personil yang terdapat dalam daftar;
(2) Membuat subkontrak dengan pengaturan:
(a) Cara seleksi, waktu, dan kualifikasi dari subkonsultan
harus mendapat persetujuan tertulis sebelum pelaksanaan;
(b) Penyedia Jasa Konsultansi bertanggung-jawab penuh
terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
subkonsultan dan personilnya.
Dokumen-dokumen yang disiapkan oleh Penyedia Jasa
Konsultansi dan menjadi hak milik Pengguna Barang dan Jasa,
serta dipergunakan oleh Penggguna Barang dan Jasa sesuai
keperluannya.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

117

Ketentuan ini mengatur bahwa semua rancangan, gambar-gambar,


spesifikasi, disain, laporan dan dokumen-dokumen lain serta
software yang disiapkan oleh Penyedia Jasa Konsultansi menjadi
hak milik Pengguna Barang/Jasa. Penyedia Jasa Konsultansi,
segera setelah pekerjaan selesai atau berakhirnya kontrak, harus
menyerahkan seluruh dokumen dan data pendukung lainnya
kepada Pengguna Barang/Jasa. Penyedia Jasa Konsultansi dapat
menyimpan salinan dari dokumen-dokumen tersebut.
f) Peralatan dan bahan yang disediakan oleh Pengguna Barang/ Jasa.
Ketentuan ini mengatur mengenai peralatan dan bahan yang
disediakan oleh Pengguna Barang/Jasa untuk kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Jasa Konsultansi. Pada saat
berakhirnya kontrak, Penyedia Jasa Konsultansi harus
menyerahkan peralatan dan bahan sisa sesuai dengan instruksi
Pengguna Barang/Jasa.
2) Personil Konsultan dan SubKonsultan
a) Umum
Ketentuan ini mengatur mengenai pernyataan Penyedia Jasa
Konsultansi akan mempekerjakan personil atau subkonsultan
sesuai dengan kualifikasi dan pengalamannya.
b) Personil Inti
Personil inti adalah ketentuan yang mengatur mengenai:
(1) Nama personil dan uraian pekerjaan, kualifikasi minimum,
perkiraan waktu pelaksanaan;
(2) Penyesuaian terhadap perkiraan waktu pekerjaan personil
akan dibuat oleh Penyedia Jasa Konsultansi melalui
pemberitahuan secara tertulis kepada Pengguna Barang dan
Jasa;
(3) Jika terdapat pekerjaan tambah, maka perkiraan waktu
pelaksanaan harus ditentukan secara tertulis oleh para pihak.
c) Persetujuan Personil
Persetujuan personil adalah ketentuan yang mengatur mengenai
tenaga kerja inti dan subkonsultan yang telah disetujui oleh
Pengguna Barang/Jasa harus memberikan data dirinya dan tertera
dalam daftar personalia Penyedia Jasa Konsultansi.
3) Waktu kerja dan lembur
Waktu kerja dan lembur adalah ketentuan yang mengatur mengenai:
a) Jam kerja dan waktu cuti untuk tenaga kerja inti ditentukan dalam
dokumen kontrak;
b) Waktu kerja tenaga kerja asing yang dimobilisasi ke Indonesia
dihitung sejak kedatangannya di Indonesia sesuai dengan surat
perintah mobilisasi;
c) Tenaga kerja tidak berhak untuk dibayar atas pekerjaan lembur
ataupun sakit atau liburan, karena perhitungan upah sudah
mencakup hal tersebut.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

118

4) Penggantian dan Perpindahan Tenaga Kerja


a) Penggantian dan perpindahan tenaga inti hanya dapat dilaksanakan
dengan persetujuan Pengguna Barang dan Jasa. Jika memang
terdapat hal-hal penting yang mengharuskan penggantian, maka
atas persetujuan Pengguna Barang dan Jasa, dapat dilakukan
penggantian tenaga kerja dengan tenaga kerja yang setara atau
lebih baik tanpa menambah biaya;
b) Jika Pengguna Barang dan Jasa menemukan tenaga kerja yang
melakukan kesalahan serius atau terlibat tindak kejahatan, atau
mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya, maka Pengguna
Barang dan Jasa dapat secara tertulis mengajukan penggantian
tenaga kerja tersebut.
c. Ketentuan Khusus Untuk Kontrak Jasa Konstruksi
1) Personil
Personil adalah ketentuan mengenai pihak Pengguna Barang/Jasa
(employer) dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian
personil atau tenaga ahli menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
2) Penemuan-penemuan
Penemuan-penemuan adalah ketentuan mengenai penemuanpenemuan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau
penemuan kekayaan yang menurut Undang-Undang dikuasai oleh
negara di lokasi pekerjaan pada masa pelaksanaan kontrak. Pihak
Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahukan kepada pihak Pengguna
Barang/Jasa dan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
3) Kompensasi
Kompensasi dapat diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa bilamana
dapat dibuktikan merugikan penyedia jasa dalam hal sebagai berikut:
a) Pihak Pengguna Barang/Jasa memodifikasi atau mengubah jadwal
yang dapat mempengaruhi pekerjaan penyedia jasa;
b) Pihak Pengguna Barang/Jasa menginstruksikan kepada pihak
Penyedia Barang/Jasa untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak diketemukan
kerusakan/ kegagalan/penyimpangan.
4) Penangguhan (Suspension)
Pihak Pengguna Barang/Jasa secara tertulis memberitahukan kepada
Penyedia Barang dan Jasa tentang penangguhan hak pembayaran
sesuai dengan proporsi, jika pihak Penyedia Barang/Jasa tidak
melakukan kewajiban sebagaimana mestinya, disertai alasan-alasan
yang jelas mengenai penangguhan tersebut, dan diberi kesempatan
kepada pihak Penyedia Barang/Jasa untuk memperbaiki dalam jangka
waktu tertentu.
5) Hari Kerja (Work day)
Hari kerja adalah ketentuan mengenai hal-hal sebagai berikut:
a) Semua pekerja dibayar selama hari kerja (22 hari dalam sebulan)
dan datanya disimpan oleh pihak penyedia jasa. Daftar
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

119

pembayaran ditandatangani oleh masing-masing pekerja dan dapat


diperiksa oleh Pengguna Barang/Jasa;
b) Penyedia Barang/Jasa harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga kerjanya setelah formulir upah ditanda-tangani;
c) Jam kerja dan waktu cuti untuk karyawan harus dilampirkan.
6) Pedoman Pengoperasian dan Perawatan
a) Penyedia Barang/Jasa diwajibkan memberikan petunjuk kepada
pihak Pengguna Barang/asa tentang pengoperasian dan petunjuk
perawatan, sebagaimana yang ditetapkan dalam kontrak;
b) Jika Penyedia Barang/Jasa tidak melakukan hal tersebut huruf (a).
di atas, Pengguna Barang/Jasa dapat memperhitungkan
pembayaran kepada Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan
dalam kontrak.
3. Dokumen Lainnya Yang Merupakan Bagian Dari Kontrak
Dokumen berikut ini menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
kontrak.
a. Untuk Kontrak Jasa Konstruksi, terdiri dari:
1) Surat penunjukan pemenang;
2) Surat penawaran;
3) Spesifikasi umum;
4) Spesifikasi khusus;
5) Gambar-gambar;
6) Addendum dalam proses Pengadaan yang kemudian dimasukkan di
masing-masing substansinya;
7) Daftar kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan);
8) Dokumen lainnya, misalnya Jaminan pelaksanaan, Kesepakatan
diskusi kontrak (Contract Discussion Agreement)
b. Untuk Pengadaan Jasa Konsultansi, terdiri dari:
1) Surat penunjukan pemenang;
2) Kerangka Acuan Kerja (Term of Reference/TOR);
3) Hasil negosiasi;
4) Pendekatan Metodologi (Approach of Methodology);
5) Addendum dalam proses Pengadaan yang kemudian dimasukkan di
masing-masing substansinya.
6) Dokumen lainnya, misalnya Kesepakatan diskusi kontrak (Contract
Discussion Agreement).
c. Untuk Pengadaan Barang dan Jasa Lainnya, terdiri dari:
1) Surat penunjukan pemenang;
2) Dokumen Penawaran;
3) Spesifikasi umum;
4) Spesifikasi khusus;
5) Gambar-gambar (bila diperlukan);
6) Addendum dalam proses Pengadaan yang kemudian dimasukkan di
masing-masing substansinya;
7) Daftar kuantitas dan harga;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

120

8) Dokumen lainnya, misalnya Jaminan pelaksanaan, Kesepakatan


diskusi kontrak (Contract Discussion Agreement).
38.3.3. Penandatanganan Kontrak
Setelah penetapan Penyedia Barang/Jasa, Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia
Barang/Jasa menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk menolak/mengundurkan diri
dengan alasan yang tidak dapat diterima atau gagal untuk menandatangani
kontrak, maka Pengguna Barang/Jasa membatalkan Surat Penunjukan
Pemenang, mencairkan jaminan penawaran dan dimasukkan dalam Daftar
Hitam (black list) perusahaan dan tidak diperkenankan ikut serta dalam
Pengadaan Barang/Jasa di perusahaan selama 2 (dua) tahun serta sanksi
perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan
mengubah Dokumen Pengadaan secara sepihak setelah penyampaian
Dokumen Penawaran sampai dengan penandatanganan kontrak (postbidding).
3. Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari
setelah penetapan Pemenang Pengadaan, kecuali apabila ada alasan yang
dapat diterima oleh Pengguna Barang/Jasa.
4. Pengguna dan Penyedia Barang/Jasa wajib:
a. Memeriksa konsep kontrak, meliputi seluruh substansi yang diatur dan
disepakati, bahasa/redaksional, angka, dan huruf;
b. Memeriksa kelengkapan dokumen Kontrak; serta
c. Membubuhkan paraf pada lembar demi lembar Dokumen Kontrak;
5. Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai dengan kebutuhan, yaitu:
a. Sekurang-kurangnya 2 (dua) kontrak asli, kontrak asli pertama untuk
Pengguna Barang dan Jasa diberi materai pada bagian yang
ditandatangani Penyedia Barang/Jasa, dan kontrak asli kedua untuk
Penyedia Barang/Jasa diberi materai pada bagian yang ditandatangani
Pengguna Barang/Jasa;
b. Rangkap kontrak lainnya tidak perlu diberi materai.
6. Setelah penandatanganan kontrak, Pengguna Barang/Jasa segera melakukan
pemeriksaan lapangan bersama-sama dengan Penyedia Barang/Jasa dan
membuat berita acara keadaan lapangan/serah terima lapangan.
7. Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh
pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain.
8. Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab sebagian
pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara
dan alasan apapun, kecuali disub-kontrakkan kepada Penyedia Barang/Jasa
yang memiliki kompetensi dalam bidang tersebut, dengan persetujuan
Pengguna Barang/Jasa.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

121

38.3.4. Perubahan Kontrak


1. Perubahan kontrak dapat dilakukan atas kesepakatan bersama antara
Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa, namun tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan yang telah diatur dalam Keputusan ini.
2. Semua perubahan kontrak dituangkan dalam Addendum dan/atau
Amandemen Kontrak atau Memorandum Kontrak, yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kontrak utama.
38.3.5. Penghentian dan Pemutusan Kontrak.
1. Penghentian kontrak (suspension of contract) dapat dilakukan dalam hal
terjadi peristiwa yang berada di luar kekuasaan para pihak yang
mengakibatkan para pihak tidak mungkin melaksanakan kewajiban yang
ditentukan dalam kontrak yang disebabkan oleh Keadaan Kahar (Force
Majeure) atau keadaan yang ditetapkan dalam kontrak.
2. Pemutusan kontrak (termination of contract) dapat dilakukan dalam hal
para pihak tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana
diatur di dalam kontrak.
3. Pengguna Barang/Jasa dapat memutuskan kontrak secara sepihak, apabila
denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan Penyedia
Barang/Jasa sudah melampaui besarnya Jaminan Pelaksanaan atau
maksimum denda keterlambatan, setelah memberikan peringatan ketiga atas
keterlambatan pelaksanaan kontrak.
4. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kesalahan Pengguna Barang dan
Jasa, dikenakan sanksi berupa kewajiban mengganti kerugian yang
menimpa Penyedia Barang dan Jasa sesuai yang ditetapkan dalam kontrak
dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Dalam hal terbukti adanya praktek persekongkolan, kecurangan, dan
pemalsuan dalam proses pengadaan maupun pelaksanaan kontrak,
Pengguna Barang/Jasa wajib membatalkan kontrak, dan dalam masa
pemeriksaan maka pekerjaan dapat dihentikan sementara oleh Pengguna
Barang/Jasa.
38.4. Tanda Bukti Perjanjian
38.4.1. Tanda bukti perjanjian terdiri atas:
1. Bukti Pembelian;
2. Kuitansi;
3. Perintah Kerja (PK) atau OP (Order Pembelian);
4. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak)
38.4.2. Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada butir 38.4.1, digunakan untuk
Pengadaan Barang/Jasa dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Nilainya pekerjaan sampai dengan Rp10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah),
Bukti pembayaran berupa kuitansi dengan materai secukupnya;
2. Perintah Kerja (PK) sebagaimana dimaksud pada butir 38.4.1 atau Order
Pembelian (OP), digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dengan nilai pekerjaan diatas
Rp.10.000.000,-(Sepuluh Juta Rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000,Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

122

(Lima Puluh Juta Rupiah). Bentuk perikatan berupa PK (Perintah Kerja)


atau OP (Order Pembelian) yang ditandatangani oleh Kepala Divisi disertai
kuitansi dengan materai secukupnya, dan Berita Acara;
3. Surat Perjanjian Kerja (SPK)/Kontrak sebagaimana dimaksud pada butir
38.4.1, digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp50.000.000,- (Lima Puluh
Juta Rupiah) sampai dengan Rp.1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah).
Bentuk perikatan berupa Surat Perjanjian Kerja (SPK) atau Kontrak yang
ditandatangani oleh Direktur Bidang;
4. Surat Perjanjian Kerja (SPK)/Kontrak sebagaimana dimaksud pada butir
38.4.1, digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp.1.000.000.000,- (Satu
Milyar Rupiah). Bentuk perikatan berupa Surat Perjanjian Kerja (SPK) atau
Kontrak yang ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa (Direktur Utama);

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

123

BAB IX
PELAKSANAAN KONTRAK
Bagian Pertama
Pelaksanaan Kontrak
Pasal 39
39.1. Direksi Pengawas, Pengawas Lapangan dan Penyedia Barang/Jasa
39.1.1. Dalam melaksanakan pengendalian pekerjaan, Pengguna Barang/Jasa dapat
menunjuk wakil yang bertindak atas namanya sebagai Direksi Pengawas.
39.1.2. Direksi Pengawas dimaksudkan untuk menilai hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh Penyedia Barang/Jasa pada waktu penyerahan pertama
pekerjaan dan penyerahan akhir pekerjaan.
39.1.3. Direksi Pengawas berkoordinasi dengan Penyedia Barang/Jasa, selanjutnya
Penyedia Barang/Jasa wajib menunjuk personil sebagai wakilnya yang
berdomisili di lokasi pekerjaan, yang diberi wewenang penuh dan bertanggung
jawab atas pelaksanaan pekerjaan atas namanya.
39.2. Hak dan Kewajiban Para Pihak
39.2.1. Hak dan kewajiban Pengguna Barang/Jasa dalam pelaksanaan kontrak:
1. Mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
2. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa;
3. Melakukan perubahan kontrak, jika ada alasan yang sah dan disepakati oleh
para pihak;
4. Memberikan peringatan atas keterlambatan pekerjaan;
5. Mengenakan denda keterlambatan;
6. Membayar tahapan sesuai dengan progress fisik pekerjaan yang tercantum
dalam Berita Acara Kesepakatan;
7. Membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
8. Memberikan instruksi sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak.
39.2.2. Hak dan kewajiban Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan kontrak;
1. Menerima pembayaran tahapan sesuai dengan progress fisik pekerjaan yang
tercantum dalam Berita Acara Kesepakatan;
2. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
3. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik (laporan harian,
mingguan dan bulanan) kepada Pengguna Barang/Jasa;
4. Mengambil langkah-langkah yang maksimal untuk melindungi lingkungan,
baik di dalam maupun di luar lokasi pekerjaan, dan membatasi perusakan
dan pengaruh/gangguan kepada masyarakat maupun miliknya sebagai
akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang disebabkan kegiatan
Penyedia Barang/Jasa.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

124

5. Memberikan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan


yang dilakukan Pengguna Barang/Jasa;
6. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
39.3. Asuransi
39.3.1. Penyedia Barang/Jasa wajib mengasuransikan Barang/Jasa Konstruksi yang
nilai kontraknya lebih dari Rp. 500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah) atau
pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi untuk kepentingan Pengguna Barang
dan Jasa dengan jenis asuransi antara lain Marine Cargo, Contractor All Risk
(CAR), Erection All Risk (EAR), Comprehensive Liability, Asuransi Tenaga
Kerja sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan hukum yang berlaku.
39.3.2. Ketentuan butir 39.3.1 tersebut diatas tidak diwajibkan untuk Jasa Konsultansi.
39.3.3. Ketentuan mengenai masa berlaku, nama tertanggung, syarat dan kondisi,
obyek asuransi, harga pertanggungan, dan ketentuan lainnya diatur dalam
kontrak.
39.3.4. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Barang/Jasa wajib meminta persetujuan
tertulis kepada Pengguna Barang/Jasa atas usulan Calon penanggung
(perusahaan asuransi) beserta konsep (draft) syarat-syarat dan kondisi
pertanggungan (asuransi) yang akan dituangkan dalam polis sesuai dengan
ketentuan di dalam kontrak dan Polis Asuransi wajib diserahkan kepada
Pengguna Barang/Jasa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah
diberikan Persetujuan.
39.4. Perpajakan
39.4.1. Penyedia Barang/Jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap
semua peraturan perundang-undangan tentang pajak yang berlaku di Indonesia
dan sudah diperhitungkan dalam Dokumen Penawaran;
39.4.2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi setelah
pembukaan penawaran harus dilakukan penyesuaian.
39.5. Pembayaran
39.5.1. Pembayaran uang muka (down payment) pada prinsipnya tidak diberikan
kecuali apabila sangat dibutuhkan demi kelancaran pekerjaan dan keuangan
Perusahaan memungkinkan. Pemberian uang muka untuk pengadaan
internasional dibayarkan dalam hal tersebut merupakan persyaratan
efektifnya kontrak.
39.5.2. Pembayaran diberikan Pengguna Barang/Jasa berdasarkan Progres Fisik
Pekerjaan.
39.5.3. Sistem pembayaran progres fisik pekerjaan sesuai ketentuan dokumen
kontrak (angsuran / termijn atau bulanan / monthly certificate).
39.5.4. Pembayaran dengan Sistem Sertifikat Angsuran dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Setelah kemajuan hasil pekerjaan mencapai nilai prosentase tertentu sesuai
dengan ketentuan dokumen kontrak, Penyedia Barang/Jasa mengajukan
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

125

laporan kemajuan hasil pekerjaan kepada Direksi Pengawas dengan


lampiran data pendukung.
2. Kemajuan hasil pekerjaan tersebut harus sudah mendapat penetapan dari
Direksi Pengawas selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah
diterimanya laporan kemajuan hasil pekerjaan tersebut berikut laporan
data pendukungnya.
39.5.5. Pembayaran dengan Sistem Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate)
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pada setiap tanggal 25 (dua puluh lima) bulan yang bersangkutan,
Penyedia Barang/Jasa mengajukan sertifikat bulanan kepada Direksi
Pengawas dengan lampiran data pendukung.
2. Kemajuan hasil pekerjaan sesuai Sertifikat Bulanan tersebut harus sudah
mendapat penetapan dari Direksi Pengawas selambat-lambatnya 10
(sepuluh) hari kerja setelah diterimanya laporan kemajuan hasil pekerjaan
tersebut berikut laporan data pendukungnya.
39.5.6. Pembayaran progres fisik pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
Pengguna Barang/Jasa apabila Penyedia Barang/Jasa telah mengajukan
tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan yang telah disetujui oleh
Direksi Pengawas dalam kurun waktu 10 (sepuluh) hari kerja.
39.5.7. Pembayaran progres fisik pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada
dilapangan.
39.5.8. Setiap pembayaran harus dipotong jaminan pemeliharaan, denda (bila ada),
dan pajak.
39.5.9. Untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran kepada
Pengguna Barang/Jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh
sub kontraktor sesuai dengan kemajuan pekerjaan.
39.5.10. Pembayaran terakhir sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontraknya
hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dari nilai
kontrak dan Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan jaminan pemeliharaan
sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak setelah berita acara penyerahan
pertama diterbitkan.
39.6. Pemeriksaan Lapangan Bersama
39.6.1. Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan, Direksi Pengawas bersama-sama dengan wakil Penyedia
Barang/Jasa melaksanakan pemeriksaan lapangan bersama dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan.
39.6.2. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara. Apabila
hasil pemeriksaan lapangan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak
(spesifikasi teknis, gambar, jenis pekerjaan, kuantitas), maka perubahan
tersebut harus dituangkan dalam perintah perubahan kontrak yang ditindak
lanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak.
39.6.3. Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama dilaksanakan selama periode
waktu pelaksanaan pekerjaan untuk menetapkan kuantitas hasil pekerjaan yang
akan dibayarkan setiap bulan/angsuran.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

126

39.7. Pekerjaan Tambah Kurang


39.7.1. Apabila terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
pekerjaan dengan spesifikasi teknis dan gambar yang ditetapkan dalam
dokumen kontrak, maka Penyedia Barang/Jasa dan Pengguna Barang/Jasa
dapat melakukan perubahan kontrak/amandemen yang meliputi antara lain:
1. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak;
2. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
3. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lapangan;
39.7.2. Pekerjaan Tambah yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian
pekerjaan, dengan ketentuan nilainya tidak lebih dari 10% (sepuluh persen)
dari harga yang tercantum dalam kontrak awal maka pekerjaan tambah
tersebut harus didasarkan pada justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan
secara profesional oleh Direksi Pengawas.
39.7.3. Dalam hal pekerjaan tambah melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang
tercantum dalam kontrak awal maka pekerjaan tambah tersebut harus
didasarkan pada justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara
profesional oleh Direksi Pengawas dan wajib mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Pengguna Barang dan Jasa sebelum pelaksanaannya.
39.7.4. Perintah perubahan pekerjaan harus dibuat secara tertulis oleh Pengguna
Barang/Jasa kepada Penyedia Barang/Jasa, ditindak lanjuti dengan negosiasi
teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
39.8. Denda Keterlambatan
Besarnya denda kepada Penyedia Barang/Jasa atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan adalah 1 (satu per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk
setiap hari keterlambatan dengan maksimum 5 % (lima persen) dari kontrak.
39.9. Penyesuaian Harga
39.9.1. Penyesuaian harga adalah ketentuan mengenai perubahan harga kontrak akibat
adanya perubahan keadaan yang menimbulkan konsekuensi finansial yang
sangat material dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam kontrak.
2. Dalam hal penyesuaian harga belum dicantumkan dalam kontrak, maka
dapat dilakukan kesepakatan penyesuaian harga yang hasilnya dituangkan
dalam amandemen kontrak, yang pelaksanaannya didasarkan pada
justifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.
3. Penyesuaian harga dapat diberlakukan bagi kontrak yang masa
pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan;
4. Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata pembayaran
kecuali komponen keuntungan dan overhead sebagaimana tercantum dalam
penawaran;
5. Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
yang tercantum dalam kontrak/addendum. Bagian kontrak atau pekerjaan
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

127

yang terlambat dilaksanakan karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa,


penyesuaian harga satuan dan nilai kontrak menggunakan indeks harga
sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan pada kontrak awal;
6. Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari luar
negeri dan dibayar dengan valuta asing menggunakan indeks penyesuaian
harga dari negara asal barang tersebut;
39.9.2. Rumusan penyesuaian harga satuan:
Hn = Ho [a + (b.Bn/Bo) + (c.Cn/Co) + (d.Dn/Do) + ]
Keterangan:
Hn
= Harga satuan barang/jasa pada saat pekerjaan dilaksanakan;
Ho
= Harga satuan barang/jasa pada saat penyusunan harga
Penawaran (28 hari sebelum pemasukan penawaran);
a
= Koefisien tetap yang terdiri keuntungan dan overhead. Dalam hal
penawaran tidak mencantumkan besaran komponen keuntungan
dan overhead, maka a adalah 0,15.
b,c,d
= Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan, alat
kerja dsb. Penjumlahan a+b+c+d+. dst. adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn = Indeks harga komponen pada saat pekerjaan dilaksanakan
Bo, Co, Do = Indeks harga komponen pada saat penyusunan harga penawaran
(28 hari sebelum pemasukan penawaran).
Catatan:
a. Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan Badan Pusat
Statistik (BPS). Jika indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,
maka digunakan indeks harga yang disiapkan oleh departemen teknis.
b. Penetapan koefisien komponen kontrak pekerjaan dilakukan oleh Pengguna
Barang dan jasa.
39.9.3. Rumusan penyesuaian nilai kontrak:
Pn = (Hn1 x V1) + (Hn2 x V2) + (Hn3 x V3) + ..... dst
Keterangan:
Pn
= Nilai kontrak setelah dilakukan penyesuaian harga satuan barang/jasa;
Hn
= Harga satuan barang/jasa pada saat penyusunan harga Penawaran (28
hari sebelum pemasukan penawaran);
V1
= Koefisien tetap yang terdiri keuntungan dan overhead. Dalam hal
penawaran tidak mencantumkan besaran komponen keuntungan dan
overhead, maka a adalah 0,15.
39.10. Addendum/Amandemen/Memorandum Kontrak
39.10.1. Addendum/Amandemen/Memorandum kontrak harus segera dibuat bila
terjadi perubahan kontrak.
39.10.2. Perubahan kontrak dapat terjadi apabila:
1. Perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh suatu hal yang dilakukan oleh
para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

128

2. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan


pekerjaan;
3. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan.
39.10.3. Prosedur pembuatan Addendum/Amandemen/Memorandum kontrak
dilakukan sebagai berikut:
1. Pengguna Barang/Jasa segera memberikan perintah tertulis kepada
Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan perubahan kontrak, atau
penyedia jasa mengusulkan perubahan kontrak;
2. Penyedia Barang/Jasa harus memberikan tanggapan atas perintah
perubahan dari Pengguna Barang/Jasa dan mengusulkan perubahan harga
(bila ada) selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari. Pengguna
Barang/Jasa harus memberikan tanggapan atas usulan perubahan kontrak
dari Penyedia Barang dan Jasa selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh)
hari;
3. Atas usulan perubahan kontrak, dilakukan negosiasi teknis dan harga dan
dibuat berita acara hasil negosiasi;
4. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat Addendum/Amandemen/
Memorandum kontrak.
39.11. Mobilisasi
39.11.1. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sejak penandatanganan Kontrak atau serah terima lokasi
pekerjaan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
39.11.2. Mobilisasi antara lain meliputi:
1. Mendatangkan peralatan-peralatan berat dan kendaraan-kendaraan;
2. Mempersiapkan fasilitas lapangan untuk Penyedia Barang/Jasa meliputi
kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan fasilitas
lainnya yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak;
3. Mendatangkan alat-alat laboratorium, alat-alat ukur dan peralatan lainnya;
4. Mendatangkan personil pelaksana.
5. Mobilisasi peralatan dan personil pelaksana dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
39.12. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
39.12.1. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh Pengguna Barang/Jasa
atas pertimbangan yang layak dan wajar;
39.12.2. Yang dimaksud hal-hal yang layak dan wajar untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan tambah;
2. Perubahan disain;
3. Keterlambatan yang disebabkan oleh pihak pengguna barang/jasa;
4. Masalah yang timbul di luar kendali penyedia barang dan jasa;
5. Keadaan kahar (force majeur).
39.12.3. Pengguna Barang dan Jasa dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap
usulan tertulis yang diajukan oleh Penyedia Barang/Jasa;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

129

Persetujuan perpanjangan waktu


amandemen/memorandum kontrak.

pelaksanaan

dituangkan di dalam

39.13. Kerjasama antara Penyedia Barang/Jasa dengan sub kontraktor


39.13.1. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam kontrak
dan disetujui terlebih dahulu oleh Pengguna Barang/Jasa;
39.13.2. Penyedia Barang/Jasa tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan tersebut;
39.13.3. Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada kontrak serta
menganut prinsip kesetaraan.
39.14. Serah Terima Pekerjaan
39.14.1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), Penyedia Barang/Jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pengguna Barang/Jasa untuk
penyerahan pekerjaan;
39.14.2. Pengguna Barang/Jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang
telah diselesaikan oleh Penyedia Barang/Jasa. Bilamana terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, Penyedia Barang/asa
wajib memperbaiki/menyelesaikannya;
39.14.3. Pengguna Barang/Jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak;
39.14.4. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima persen) dari nilai
kontrak, sedangkan yang 5% (lima persen) merupakan retensi selama masa
pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus persen) dari
nilai kontrak dan Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan jaminan
pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak;
39.14.5. Penyedia Barang/Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan;
39.14.6. Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia Barang/Jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pengguna Barang/Jasa untuk penyerahan
akhir pekerjaan;
39.14.7. Pengguna Barang/Jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah
Penyedia Barang/Jasa melaksanakan semua kewajibannya selama masa
pemeliharaan dengan baik dan wajib melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan jaminan pemeliharaan;
39.14.8. Apabila Penyedia Barang/Jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya maka Pengguna Barang/Jasa berhak menggunakan
uang retensi untuk membiayai perbaikan/ pemeliharaan atau mencairkan
jaminan pemeliharaan.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

130

BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pertama
Pembinaan
Pasal 40
40.1. Pengguna Barang/Jasa mensosialisasikan kepada semua Divisi/Bagian/Unit di
lingkungan perusahaan agar Keputusan Direksi ini dapat dipahami dan dilaksanakan
dengan baik dan benar;
40.2. Pengguna Barang/Jasa bertanggung jawab atas pengendalian pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa termasuk kewajiban mengoptimalkan penggunaan produksi dalam
negeri, perluasan kesempatan berusaha bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil;
40.3. Pengguna Barang/Jasa memberikan bimbingan teknis kepada pihak yang terlibat
sebagai pelaksana Pengadaan Barang/Jasa;
40.4. Pengguna Barang/Jasa dilarang melakukan pungutan dalam bentuk apapun dalam
Pengadaan Barang/Jasa perusahaan.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 41
41.1. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP yang ditunjuk untuk melaksanakan pemilihan
Penyedia Barang/Jasa, menyusun rencana kerja yang menggambarkan kegiatan yang
harus dilaksanakan, tata laksana dan prosedur kerja secara tertulis, dan disampaikan
kepada Pengguna Barang/Jasa dan Satuan Pengawasan Intern;
41.2. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP, wajib melakukan pencatatan dan pelaporan
keuangan dan hasil kerja pada setiap pelaksaaan Pengadaan Barang/Jasa, baik
kemajuan maupun hambatan dalam pelaksanaan tugasnya dan disampaikan kepada
Pengguna Barang/Jasa dan Satuan Pengawasan Intern;
41.3. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP, wajib menyimpan dan memelihara seluruh
dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa termasuk berita acara proses
pelelangan/seleksi;
41.4. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP, wajib memberikan tanggapan/ informasi
mengenai Pengadaan Barang/Jasa yang berada di dalam batas kewenangannya kepada
calon Penyedia Barang/Jasa atau masyarakat yang mengajukan pengaduan dan atau
yang memerlukan penjelasan;
41.5. Satuan Pengawasan Intern, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa, menampung dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat yang berkaitan
dengan masalah atau penyimpangan dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa,
kemudian melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Direktur Utama;
41.6. Calon Penyedia Barang/Jasa atau masyarakat yang mengajukan pengaduan dan atau
yang memerlukan penjelasan yang tidak puas terhadap tanggapan atau informasi yang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

131

disampaikan oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat mengadukan kepada
Pengguna Barang/Jasa.
Bagian Ketiga
Tindak Lanjut Pengawasan
Pasal 42
42.1. Kepada para pihak yang ternyata terbukti melanggar ketentuan dan prosedur
Pengadaan Barang/Jasa, maka:
42.1.1. dikenakan sanksi administrasi;
42.1.2. dituntut ganti rugi/digugat secara perdata;
42.1.3. dilaporkan untuk diproses secara pidana.
42.2. Perbuatan atau tindakan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dikenakan sanksi
adalah:
42.2.1. Berusaha mempengaruhi BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dalam
bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung guna
memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan dan prosedur
yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan/kontrak, dan atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
42.2.2. Melakukan persekongkolan dengan Penyedia Barang/Jasa lain untuk mengatur
harga penawaran di luar prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
sehingga mengurangi/menghambat/memperkecil dan atau meniadakan
persaingan yang sehat dan atau merugikan pihak lain;
42.2.3. Membuat dan atau menyampaikan dokumen dan atau keterangan lain yang
tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan Barang/Jasa yang
ditentukan dalam dokumen pengadaan;
42.2.4. Mengundurkan diri dengan berbagai alasan yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan dan/atau tidak dapat diterima oleh BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP;
42.2.5. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan kontrak secara
bertanggung jawab;
42.3. Atas perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam butir 42.2, dikenakan
sanksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
didahului dengan tindakan tidak mengikutsertakan Penyedia Barang/Jasa yang terlibat
dalam kesempatan Pengadaan Barang/Jasa perusahaan;
42.4. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam butir 42.3 adalah sbb:
42.4.1. Apabila dilakukan oleh pegawai perusahaan, maka sanksi diberikan oleh
Pengguna Barang/Jasa;
42.4.2. Apabila dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa, maka Penyedia Barang/Jasa
yang bersangkutan akan dilaporkan kepada pejabat yang berwenang
mengeluarkan izin usaha Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan.
42.5. Kepada perusahaan non usaha kecil termasuk non koperasi kecil yang terbukti
menyalahgunakan kesempatan dan atau kemudahan yang diperuntukkan bagi usaha
kecil termasuk koperasi kecil dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

132

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Bagian Pertama
Pasal 43
43.1. Dengan berlakunya Keputusan Direksi ini, maka Keputusan Direksi nomor:
tentang
Pedoman
Kep/Dir/73/XII/PT.PPB/2008 tanggal 15 Desember 2008
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan PT. Pengembangan Pariwisata
Bali (Persero) beserta Lampirannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
43.2. Contoh formulir isian dalam rangka pengadaan barang/jasa ditetapkan dalam
Lampiran I dan II Keputusan Direksi ini;
43.3. Keputusan Direksi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : di Nusa Dua


Pada tanggal : 08 April 2013
DIREKSI

I.B. WIRAJAYA
Direktur Utama

Salinan Surat Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Para Direktur;
2. S P I;
3. Kepala Divisi Keuangan;
4. Kepala Divisi Umum;
5. Kepala Divisi Operasi;
6. Kepala Divisi Pengembangan;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

133

Lampiran
Nomor
Tanggal

: 1
: Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013
: 08 April 2013

Contoh PAKTA INTEGRITAS


Lampiran 1.a.
Contoh PAKTA INTEGRITAS untuk Staf BLP/Pejabat BLP/
Kelompok Kerja (PokJa) BLP
PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan dibawah ini dengan ini menyatakan dengan
sebenarnya, bahwa :
1. Kami
telah
melaksanakan
pengadaan
barang/jasa
berupa
________________________________ sesuai dengan kewenangan yang
diberikan oleh anggaran dasar dan peraturan perusahaan serta peraturan
perundang-undangan, berdasarkan prinsip-prinsip itikad baik, dengan
kecermatan yang tinggi, dan dalam keadaan bebas, mandiri atau tidak dibawah
tekanan, maupun pengaruh dari pihak lain (independency);
2. Kami telah mengambil keputusan sehubungan dengan hal-hal sebagaimana
yang tersebut diatas dengan penuh kehati-hatian (duty of care and loyalty)
demi untuk kepentingan yang terbaik bagi perusahaan, dengan mengindahkan
berbagai sumber informasi, keterangan dan telah melakukan perbandingan
yang cukup, sebagaimana layaknya kami mempertimbangkan keputusan bagi
kepentingan diri kami sendiri (prudent person rule);
3. Dalam mengambil keputusan kami tidak memiliki kepentingan pribadi atau
tujuan untuk melakukan sesuatu untuk manfaat diri sendiri, maupun
kepentingan pihak yang terkait dengan diri kami, atau pihak yang terafiliasi
dengan kami, dan dengan demikian tidak memiliki posisi yang mengandung
potensi benturan kepentingan (conflict of interest rule), termasuk dengan
seluruh pihak yang terlibat dengan tindakan di atas;
4. Kami telah melaksanakan proses tersebut dengan pemahaman yang cukup
tentang berbagai peraturan dan kewajiban normatif lainnya yang terkait, dan
memenuhi seluruh ketentuan dan peraturan perundang-undangan, termasuk
mempertimbangkan best practice, yang dipandang perlu, penting, dan kritikal
dalam proses tersebut (duty abiding the laws).

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

Demikian, pernyataan ini kami sampaikan dengan sebenar-benarnya, tanpa


menyembunyikan fakta dan hal material apapun, dan dengan demikian kami akan
bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dari hal-hal yang kami nyatakan
disini, demikian pula akan bersedia bertanggungjawab baik secara perdata
maupun pidana, apabila laporan dan pernyataan ini tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
Nusa Dua, _______________ 20.......

1. Pengguna Barang/Jasa
2. Bagian Layanan Pengadaan/ POKJA

: .................................., _________
: a. ..............................., __________
b. ..............................., __________
c. ..............................., __________

2. Penyedia Barang/Jasa

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

: ................................, _________

Lampiran 1.b.
Contoh PAKTA INTEGRITAS untuk Penyedia Barang/Jasa
PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dalam rangka pengadaan
...........................(nama perkerjaan/kegiatan) pada ..........................,
dengan ini menyatakan bahwa saya :
1. Akan mentaati peraturan tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di
Lingkungan PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero), dan peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan pengadaan;
2. Tidak akan melakukan persekongkolan/pengaturan/kerjasama diantara para
Calon Penyedia Barang/Jasa lain dan/atau Pengguna Barang/Jasa dan/atau
Panitia Pengadaan yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha
tidak sehat;
3. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA
INTEGRITAS ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

. , . 20.

Penyedia Barang/Jasa :

(Nama jelas ), (tanda tangan)

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

Lampiran 1.c.
Contoh Pakta Integritas Dalam Rangka Usulan Pemenang
PAKTA INTEGRITAS
(LETTER OF UNDERTAKING)
Nomor : .
Kami, yang menyatakan dan bertandatangan di bawah ini, Panitia Pengadaan
..melalui (metoda pengadaan) yang dibentuk
berdasarkan .tentang .., dengan ini menyatakan
dengan sebenarnya, bahwa sehubungan dengan pengajuan usulan penetapan calon
penyedia jasa atau calon pemenang untuk .:
1. Kami telah melaksanakan dan memeriksa bahwa proses pengadaan tersebut
dilaksanakan sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan
( Keputusan Direksi tentang Pengadaan Barang/Jasa) serta
memperhatikan ketentuan yang berlaku, berdasarkan prinsip-prinsip itikad
baik, dengan kecermatan yang tinggi, dan dalam keadaan bebas, mandiri atau
tidak dibawah tekanan, maupun pengaruh dari pihak lain (independency).
2. Kami telah melaksanakan proses pengadaan sebagaimana tersebut di atas
dengan penuh kehati-hatian (duty of care and of loyalty) demi untuk
kepentingan yang terbaik bagi perusahaan, dengan mengindahkan berbagai
sumber informasi, keterangan dan telah melakukan perbandingan yang cukup,
sebagaimana layaknya seorang profesional dalam posisi yang sama melakukan
hal serupa, atau sebagaimana kami mempertimbangkan keputusan bagi
kepentingan diri kami sendiri (prudent person role).
3. Dalam melaksanakan proses pengadaan sebagaimana tersebut di atas kami
tidak memiliki kepentingan pribadi atau tujuan untuk melakukan sesuatu untuk
manfaat diri sendiri, maupun menguntungkan pihak-pihak yang terkait dengan
diri kami, atau pihak yang terafiliasi dengan kami, dan dengan demikian tidak
memiliki posisi yang mengandung potensi benturan kepentingan (conflict of
interest), termasuk dengan seluruh pihak yang terlibat dengan tindakan di atas.
4. Kami telah melaksanakan proses pengadaan tersebut dengan pemahaman yang
cukup tentang berbagai peraturan dan kewajiban normatif lainnya yang terkait,
dan mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk mempertimbangkan best practice, yang dipandang perlu,
penting dan kritikal dalam proses tersebut (duly abiding the laws). Pernyataan
ini kami sampaikan dengan sebenar-benarnya, tanpa menyembunyikan fakta
dan hal material apapun, dan dengan demikian kami bertanggung jawab
sepenuhnya atas kebenaran dari hal-hal yang kami nyatakan disini, demikian
pula akan bersedia bertanggung jawab baik secara perdata maupun pidana,
apabila laporan dan pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

Demikian pernyataan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.


., .. 20.
Panitia Pengadaan :
a.
b.
c.
d.
e.

(nama jelas), (tanda tangan)


(nama jelas), (tanda tangan)
(nama jelas), (tanda tangan)
(nama jelas), (tanda tangan)
(nama jelas), (tanda tangan)

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

Lampiran
Nomor
Tanggal

: 2
: Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013
: 08 April 2013

CONTOH FORMULIR PENILAIAN KUALIFIKASI PEKERJAAN


PENGADAAN BARANG/PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA

Formulir Isian Penilaian Kualifikasi


Pekerjaan Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

Pengadaan .
PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)
Tahun ..

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

Lampiran 2.a.
Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

SURAT PERNYATAAN MINAT


UNTUK MENGIKUTI PENGADAAN .

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama
Jabatan
Bertindak untuk
dan atas nama
Alamat
Telepon/Fax
Email

:...............................
:...............................
: PT/CV/Firma/Koperasi . . . . . . . . . .
:...............................
:...............................
:...............................

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa setelah mengetahui pengadaan yang akan


dilaksanakan oleh .................. , tahun anggaran ..,
maka dengan ini saya menyatakan berminat untuk mengikuti proses pengadaan
paket pekerjaan/kegiatan : .. (nama pekerjaan/kegiatan)
sampai selesai.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung
jawab.
.. ,
..20..
PT/CV/Firma/Koperasi
..
Materai
Rp. 6.000,Tanggal dan Cap

Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

Lampiran 2.b.
Formulir Isian Penilaian Kualifikasi
Pengadaan .
PT. Pengambangan Pariwisata Bali (Persero)
Tahun ..

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama
Jabatan
Bertindak untuk
dan atas nama
Alamat
Telepon/Fax
Email

:
:
:

...............................
...............................
PT/CV/FIRMA/KOPERASI . . . . . . .

:
:
:

...............................
...............................
...............................

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :


1. Saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan
Surat (sesuai akte pendirian/perubahannya/surat kuasa,
disebutkan secara jelas no akta pendirian/perubahan/surat kuasa dan
tanggalnya);
2. Saya/Perusahaan saya tidak sedang dinyatakan pailit atau kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan atau tidak sedang menjalani sanksi pidana atau sedang
dalam pengawasan pengadilan;
3. Saya tidak pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan atas tindakan yang
berkaitan dengan kondite profesional saya;
4. Data-data saya/perusahaan saya adalah sebagai berikut:

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

A. Data Administrasi
1. Umum
1.

Nama (PT/CV/Firma/
Koperasi/Perorangan)

2.

Status (PT/CV/Firma/
Koperasi/Perorangan)

Alamat PT/CV/Firma/
Koperasi/Perorangan)
No. Telepon
No. Fax
E-Mail

Alamat Kantor Pusat


No. Telepon
No. Fax
E-Mail

:
:
:
:

3.

4.

Pusat

Cabang

:
:
:
(diisi, dalam hal yang menawar cabang
perusahan/bukan perusahaan pusatnya)

B. Ijin Usaha
No. IUJK/SIUP/SIUI/TDP*)

. Tanggal .

Masa berlaku ijin usaha

.......

Instansi pemberi ijin usaha

.....

*) Pilih yang sesuai

C. Landasan Hukum Pendirian Perusahaan


1.

2.

Akta Pendirian PT/CV/Firma/ Koperasi


a. Nomor Akta

b. Tanggal

c. Nama Notaris

Akta Perubahan Terakhir


a. Nomor Akta

b. Tanggal

c. Nama Notaris

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

D. Pengurus
1. Komisaris (untuk PT)
No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam
Perusahaan

2. Direksi/Penanggung Jawab/Pengurus Perusahaan


No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam
Perusahaan

E. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Persero (untuk
CV/Firma)
No.

Nama

No. KTP

Alamat

Persentase

2. Pajak
1. Nomor Pokok Wajib Pajak

2. Bukti Pelunasan Pajak Tahun


Terakhir Nomor/Tanggal

3. Laporan bulanan PPH/PPN tiga


bulan terakhir Nomor/ Tanggal

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

10

3. Neraca Perusahaan Terakhir Per Tanggal . Bulan . Tahun .. (hanya


untuk Pekerjaan Konstruksi)
(dalam ribuan rupiah)

AKTIVA
I

II

III

Aktiva
Lancar
Kas
Bank
Piutang *)
Persediaan
Barang
Pekerjaan
dalam proses
Jumlah
(a)
Aktiva tetap
Peralatan
dan mesin
Inventaris
Gedunggedung
Jumlah
(b)
Aktiva
lainnya (c)
Jumlah

*)

PASIVA

: Rp.
:
:
:
:

I
V

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Utang jangk
pendek
Utang dagang
Utang pajak
Utang lainnya
Jumlah (d)

: Rp. .
: Rp. .
: Rp...

Rp. ....

: Rp.

: Rp.
: Rp.

Rp.

: Rp.
: Rp.

Utang jangka
panjang (e)

Rp.

V
I

Kekayaan bersih
(a+b+c) (d+e)

Rp. ....

Rp.

Rp.

Rp.

Jumlah

Piutang jangka pendek (sampai dengan enam bulan)


Piutang jangka panjang (lebih dari enam bulan)
Jumlah

Rp.

: Rp.
: Rp.
: Rp.

.., tanggal
.. 20..
PT/CV. .
Direktur Utama/Penanggung Jawab
Perusahaan

Materai Rp. 6.000,Nama Jelas

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

11

F. Data Personalia
1. Tenaga ahli/teknis yang diperlukan (prinsipnya hanya untuk Pekerjaan
Konstruksi)
No.

Nama

Tgl/bln/thn
lahir

Pendidikan

Jabatan
dalam
Proyek

Pengalaman
Kerja
(tahun)

Profesi/
Keahlian

Sertifikat/
Ijazah

Direktur Utama / Penanggung


jawab Perusahaan

Nama Jelas

G. Data Peralatan/Perlengkapan (prinsipnya hanya untuk Pengadaan Konstruksi)

No.

Jenis
Peralatan/
Perlengkapan

Jumlah

Kapasitas
atau
output
pada saat
ini

Merk
dan
tipe

Tahun
pembuatan

Kondisi
Baik/rusak

Lokasi
Sekarang

Bukti
Kepemili
kan

Catatan: bila diperlukan dapat dibuat rincian tersendiri untuk setiap jenis dan
bukti-bukti surat pemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu diperlukan

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

12

H. Data Pengalaman Perusahaan (nilai 3 paket tertinggi pengalaman di


bidang/subbidang yang sesuai)
Pemberi Tugas /
Pengguna Jasa
No.

Nama
Paket
Pekerjaan

Bidang/
Sub
Bidang
Pekerjaan

Lokasi

Nama

Alamat/
Telepon

Kontrak *)

Tanggal Selesai
Menurut

No /
Tanggal

Nilai

Kontra
k

BA.
Serah
Terima

10

I. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan ( hanya untuk Pekerjaan


Konstruksi)
Pemberi Tugas /
Pengguna Jasa
No.

Bidang
Pekerjaan

Sub
Bidang
Pekerjaan

Lokasi

Nama

Alamat
Telepon

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

Kontrak *)

Progres Terakhir

No /
Tanggal

Nilai

Tanggal

Prestasi
Kerja
(%)

10

13

J. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor

Tanggal

Nama Bank

Nilai

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Apabila dikemudian hari, ditemui bahwa data/dokumen yang
disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya bersedia dikenakan
sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam daftar hitam (black list) BTDC
dalam jangka waktu selama 2 (dua) tahun serta sanksi perdata dan pidana
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

, . 20..
PT/CV/Firma/Koperasi
..

Materai
Rp. 6.000,Tanggal dan
Cap

(Nama Jelas)
Jabatan

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

14

Lampiran
Nomor
Tanggal

: 3
: Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013
: 08 April 2013

Lampiran 3.a.
Contoh Perintah Kerja (PK)
Nomor
Tanggal
Kepada

:
:
:

Alamat
NPWP

:
:

PERINTAH KERJA
.../PK/bulan angka romawi/tahun
diisi tanggal PK
PT/UD NAMA diisi pihak yang diperintahkan kerja
hasil dari seleksi pengadaan

Harap Saudara melaksanakan pekerjaan sebagai berikut :


1. Nama Pekerjaa
: diisi pokok pekerjaan dengan jelas
2. Anggaran Investasi
:
3. Pengawas Pekerjaan
:
4. Pelaksanaan Pekerjaan
: mulai tanggal .....bulan tahun s/d tanggal-bulantahun
5. Jumlah biaya
: Rp...000,- (isi pakai huruf... rupiah) sudah
termasuk PPN 10 %
6. Pembayaran
: 1 (satu) minggu setelah pekerjaan selesai, dengan
disertai
kwitansi dan Berita Acara, atau cara lain yang
disepakati
sesuai hasil pengadaan barang/jasa.
7. Uraian pekerjaan
No.

Uraian Pekerjaan dan


spesifikasi teknis

Volume

Biaya

Keterangan
Dalam kolom ini ditulis :
1. Pengawas Lapangan
2. Ketentuan cidera janji
(Denda
keterlambatan,
pemutusan sepihak dll)
3. Diisi kondisi serah terima.
4. Apabila terjadi keadaan
memaksa
maka harus
memberitahukan
paling
lambat 7 hari setelah
terjadinya
keadaan
memaksa.
5. Penambahan biaya dan
pekerjaan di dalam PK ini
tanpa persetujuan dari
pemberi pemberi pekerjaan
tidak
berlaku
untuk

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

15

Real Cost

penagihan.
6. Pakta
integritas
telah
ditandatangani terlampir.

PPN 10 %
Jumlah A
Jumlah B
Total A + B
Dibulatkan

MENYETUJUI

Nama
Jabatan

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

PEMBERI PERINTAH
DIREKSI

Nama
Jabatan

16

Lampiran 3.b.
Contoh Surat Perjanjian Kerja (SPK)
SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)
No.
/SPK/bulan angka romawi/tahun
Proyek : .......................
Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa : ..
Pada hari ini .................. tanggal ......................... bulan ............... tahun Dua Ribu
.............., kami yang bertanda tangan dibawah ini:
(IDENTITAS PARA PIHAK meliputi nama, jabatan, alamat dan bukti keabsahan
sipenandatangan)
Nama
Jabatan
Alamat
Telepon

: .
: ................
PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)
: Kawasan Pariwisata Nusa Dua, PO Box 3 Nusa Dua Bali, Fax
0361 771014, Email btdcnd@indosat.net.id.
: 0361-771010

Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku ................ PT. Pengembangan
Pariwisata Bali (Persero), oleh karena itu sah bertindak untuk dan atas nama PT.
Pengembangan Pariwisata Bali (Persero), selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.
Nama
Jabatan

: .
: Direktur Utama (atau pimpinan tertinggi berdasarkan anggaran
dasar sehingga orang tersebut di atas berwenang dan dapat
menandatangani dan bertindak untuk badan hukum tersebut.

Alamat
Telepon

: Alamat resmi yang sah dengan jelas, Fax dan Emailnya


:

Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku ............. PT.


................................. oleh karena itu sah bertindak dan atas nama PT / CV
......................................, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya bersama-sama disebut
sebagai PARA PIHAK, selanjutnya menerangkan hal-hal sebagai berikut:
Tulis yang melatarbelakangi PIHAK PERTAMA membutuhkan barang/jasa ini
dan proses pemilihan sehingga mencerminkan GCG dan sehingga dipilih oleh
PIHAK PERTAMA bahwa PIHAK KEDUA yang paling tepat diberi pekerjaan
ini. Hal ini dibuat untuk memudahkan mengetahui secara pasti latar belakang

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

17

perjanjian ini. Sebagai gambaran mudahnya adalah dibuat aspek filosofi


perjanjiannya, yuridisnya, manfaatnya penyerahaan pekerjaan ini.
Atas dasar hal tersebut di atas PARA PIHAK sepakat untuk membuat Surat
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
Ketentuan Umum
PIHAK PERTAMA memberikan kepada PIHAK KEDUA melaksanakan
Pekerjaan pengadaan barang/jasa.[tulis esensi dari pekerjaan yang
diserahkan sejalan dengan judul di atas].
Pasal 2
Maksud dan Ruang Lingkup Pekerjaan
Tugas yang dibebankan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4. [Tulis secara rinci tindakan dan lingkup pekerjaan yang diharapkan oleh
pihak pertama antara lain :
pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian jelas
jumlah barang dan jasa yang diperjanjikan.
Persyaratan dan specifikasi teknis yang jelas dan terinci].
Pasal 3
Dasar Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan sebagaimana disebutkan pada Pasal 2 tersebut di atas harus
dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Gambar serta uraian teknis yang telah diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
Petunjuk-petunjuk tertulis atau lisan dari Direksi Pengawas Pekerjaan.
Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Nomor:
Jadwal Pelaksanaan/Time Schedule
Pasal 4
Hak dan Kewajiban Para Pihak

1. PIHAK PERTAMA berhak dan berkewajiban sebagai berikut:


a.
b.
c.

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

18

2. PIHAK KEDUA berhak dan berkewajiban sebagai berikut:


a.
b.
c.
Pasal 5
Jangka Waktu Pelaksanaan dan Tempat Serah Terima
Pekerjaan tersebut pada Pasal 1 dan 2 perjanjian ini akan dilaksanakan dan diserah
terimakan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan jadwal
sebagai berikut:
1. Dalam waktu ........... (............) hari, terhitung sejak tanggal
........................................ sampai dengan tanggal .............................. dengan
kondisi ...................(contoh mudah adalah dari ruang lingkup dan tahapan
pembayaran).
2. Tempat serah terima hasil Pekerjaan pengadaan barang/jasa.
Pasal 6
Hasil Pekerjaan
(diisi mengenai keluaran atau hasil (output) dari pengadaan barang dan jasa
dan jaminan teknis/hasil pekerjaan)
Pasal 7
Biaya Pekerjaan
Untuk pelaksanaan Pekerjaan tersebut pada pasal 2 perjanjian ini maka PIHAK
KEDUA akan menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA yang merupakan
harga pasti dari Pekerjaan ini sebesar Rp ...........................................000,(.......................................rupiah) sudah termasuk pajak dan biaya materai.
Pasal 8
Cara Pembayaran
Pembayaran dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
sebagai berikut:
1. PIHAK KEDUA dapat menerima Uang Muka sebesar 30% (tiga puluh
persen) dari harga pekerjaan atau sebesar Rp. ................... (.....................
rupiah), setelah ditanda tangani Surat Perjanjian Kerja oleh PARA PIHAK
dengan ketentuan bahwa PIHAK KEDUA telah menyerahkan kepada
PIHAK PERTAMA sebagai berikut:
a. Garansi Bank untuk Jaminan Uang Muka dari Bank Pemerintah atau Bank
lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang besarnya sama dengan
uang muka yang diberikan atau sebesar Rp. ....................(...............
rupiah).

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

19

b. Surat Permohonan Uang Muka.


2. Pembayaran termijn
I (Pertama) akan dilaksanakan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebesar ....% (.... persen) dari harga
pekerjaan atau sebesar Rp. ...000,- (..rupiah),
setelah PIHAK KEDUA selesai melaksanakan pekerjaan ..
dan dibuatkan Berita Acara Prestasi Pekerjaan yang ditanda tangani oleh
PARA PIHAK.
3. Pembayaran termijn
II (Kedua) akan dilaksanakan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebesar .% (...... persen) dari harga
pekerjaan atau sebesar Rp. ...000,- (rupiah) setelah
PIHAK KEDUA selesai melaksanakan pekerjaan .. dan dibuatkan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Selesai yang ditanda tangani oleh
PARA PIHAK.
4. Pembayaran termijn III (Ketiga) akan dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA
selesai melaksanakan pekerjaan dan masa pemeliharaan, sebesar ....% (....
persen) dari harga pekerjaan atau sebesar Rp. ..000,(.rupiah), setelah dibuatkan Berita Acara Serah Terima
Masa Pemeliharaan Selesai yang ditanda tangani oleh PARA PIHAK.
Pasal 9
Pajak-Pajak
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) disetor ke Kas Negara oleh PIHAK
PERTAMA pada setiap pembayaran dan copy bukti Surat Setoran Pajak
(SSP) harus dikirim/disetorkan kepada PIHAK KEDUA.
2. Untuk setiap pembayaran angsuran, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan
Faktur Pajak dan Kwitansi bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) atas
pekerjaan yang dibayarkan.
3. Pajak-pajak lain diluar PPN, yang terkait dengan Surat Perjanjian Kerja ini
menjadi tanggung-jawab PIHAK KEDUA.
Pasal 10
Asuransi & Jaminan Pelaksanaan
1. PIHAK KEDUA wajib mengasuransikan semua barang dan peralatanperalatan yang mempunyai risiko tinggi terjadi kecelakaan, pelaksanaan
pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak atas
segala risiko yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta risiko
lain yang tidak dapat diduga.
2. PIHAK KEDUA wajib mengasuransikan pihak ketiga sebagai akibat
kecelakaan di tempat kerjanya.

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

20

Jaminan pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari harga pekerjaan dan dapat
disampaikan paling lambat 7 (hari) hari setelah kontrak ditandatangani.
Apabila jaminan pelaksanaan tidak disampaikan dalam waktu tersebut maka
kontrak dinyatakan batal.
Pasal 11
Pakta Integritas

Pada saat penandatanganan perjanjian ini PIHAK KEDUA harus telah


menandatangani Pakta Integritas dan menyerahkan Jaminan Pelaksanaan.
Pasal 12
Pekerjaan Tambah Kurang
1. Penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan yang merupakan
penambahan atau pengurangan pekerjaan, hanya dianggap sah sesudah
mendapatkan persetujuan atau perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA
dengan menyebutkan jenis Pekerjaan secara jelas dan hal tersebut akan diatur
dalam suatu addendum.
2. Perhitungan atas penambahan atau pengurangan Pekerjaan, dilakukan atas
dasar harga yang telah disetujui oleh PARA PIHAK.
3. Adanya Pekerjaan tambah/kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk
merubah waktu penyelesaian Pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis dari
PIHAK PERTAMA.
4. Addendum tersebut pada ayat 1 Pasal ini berlaku dan mengikat jika dibuat
secara tertulis dan ditanda tangani oleh PARA PIHAK.

Pasal 13
Penundaan/Pembatalan Perjanjian
1.

PIHAK PERTAMA sewaktu-waktu berhak membatalkan perjanjian


ini tanpa melalui proses pengadilan oleh karena itu sepakat untuk
mengesampingkan pasal 1266 dan pasal 1267 KUHPerdata, apabila
PIHAK KEDUA tidak memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam
perjanjian ini dan ketentuan lain dari Pemerintah, setelah mendapat
peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dari PIHAK PERTAMA.

2. Bilamana PARA PIHAK oleh karena sesuatu hal membatalkan Perjanjian ini,
maka kewajiban-kewajiban sesuai Perjanjian ini yang belum dipenuhi tetap
menjadi tanggung jawab PARA PIHAK, sampai dengan pembatalan
perjanjian dilaksanakan dan PIHAK KEDUA harus mengembalikan seluruh

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

21

biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA


kepada PIHAK KEDUA paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah pengakhiran
perjanjian ini dan PIHAK KEDUA diberikan pembayaran sesuai dengan
prestasi yang besarnya ditentukan bersama-sama oleh PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA.
3.

Dengan berakhirnya perjanjian ini baik karena waktunya telah berakhir atau
karena sebab lain, maka seluruh barang dan jasa yang telah diserahkan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA menjadi milik PIHAK
PERTAMA, tanpa kewajiban PIHAK PERTAMA memberikan ganti rugi
dalam bentuk apapun kepada PIHAK KEDUA.

4.

Perjanjian ini dapat ditunda atau diputuskan untuk diakhiri secara sepihak
oleh PIHAK PERTAMA apabila dalam pelaksanaan Surat Perjanjian Kerja
ini terjadi kecurangan yang menyebabkan kerugian sebagaimana dapat
dibuktikan secara wajar bagi PIHAK PERTAMA.
Pasal 14
Kerahasiaan Informasi

1. Dalam perjanjian ini PARA PIHAK harus menjaga Kerahasiaan


Informasi yang menjadi milik masing-masing PARA PIHAK seperti
informasi produk, rencana dan bentuk bisnis, strategi pemasaran, proses
jasa, harga, biaya, rencana-rencana, informasi bank, kode, desain
gambar, perjanjian-perjanjian dan referensi-referensi, dan informasiinformasi lain yang dinyatakan rahasia. PARA PIHAK hanya
mempergunakan kerahasiaan informasi semata-mata untuk tujuan
pekerjaan kerjasama ini.
2. Hal-hal yang terjadi terdahulu dan bukan menjadi kerahasiaan
informasi adalah :
a. Telah diketahui sebelumnya atau menjadi rahasia public yang tidak
membutuhkan persetujuan.
b. Diketahui dan dikembangkan sendiri oleh PARA PIHAK
c. Diperoleh dari Pihak Ketiga yang tidak erkait kewajiban untuk
menjaga kerahasiaan informasi.
3. Kerahasiaan informasi tidak diperkenankan untuk disebarluaskan
kepada Pihak Ketiga kecuali pegawai PARA PIHAK yang memiliki
akses untuk mengetahuinya semata-mata untuk tujuan yang telah
disetujui diatas dengan terikat pada ketentuan :
a. Tidak diperkenankan untuk mempublikasikan informasi dan hanya
memberikan informasi-informasi yang ada sehubungan dengan
pekerjaan yang akan dilakukan kepada pegawai-pegawai dan
anggota-anggotanya yang membutuhkan, semata-mata sebagai dasar

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

22

yang dibutuhkan dan tidak memberikan kepada Pihak Ketiga


termasuk afiliasi atau anak perusahaan.
b. Tidak memperkenankan pegawai dan anggota-anggotanya untuk
memberikan informasi kepada pihak lain hal-hal yang bersifat
rahasia.
c. Mempergunakan dan mewajibkan pegawai dan anggota-anggotanya
dalam kekuatan yang sama beratnya untuk menjaga rahasia yang
telah ada.
4. PARA PIHAK harus menjaga semua hak dan kepentingan masingmasing pihak.
5. Tidak diperkenankan adanya ijin yang sama (trade mark, paten, copy
right) yang mungkin telah diperoleh oleh Pihak Ketiga.

Pasal 15
Larangan Pemberian Hadiah dan Komisi
1.
2.

PARA PIHAK dilarang untuk saling menawarkan atau memberi atau setuju
untuk memberi hadiah, komisi, rabat atau bentuk-bentuk lainnya.
Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut pada ayat 1 Pasal ini dapat
mengakibatkan dibatalkannya Perjanjian.
Pasal 16
Hak Milik Intelektual dan Pelestarian Lingkungan

1. PARA PIHAK menjamin bahwa penggunaan seluruh Peralatan dan


perlengkapan lainnya tidak melanggar Hak Paten dan/atau Hak Milik
Intelektual Pihak Ketiga.
2. PARA PIHAK menjamin bahwa didalam pelaksanaan perjanjian ini, akan
memperhatikan kelestarian lingkungan.

Pasal 17
Denda / Sanksi
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan dalam batas
waktu dimaksud Pasal 5 akan dikenakan sanksi berupa denda 10/00 (satu permil)
dari harga pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan (maksimal 5% dari harga
pekerjaan), dan kalau denda telah melebihi 5% (lima persen) dari harga pekerjaan,
maka PIHAK PERTAMA berhak mencabut kontrak Kerja dari PIHAK
KEDUA dan PIHAK PERTAMA dapat menunjuk Pihak Ketiga untuk
menyelesaikannya dan PIHAK KEDUA diberikan pembayaran sesuai dengan
pekerjaan yang telah diselesaikan berdasarkan permufakatan PARA PIHAK yang
dinyatakan dengan Berita Acara.

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

23

Pasal 18
Pengawas Pekerjaan
Direksi Pengawas dari Pekerjaan ini adalah......................................, sedangkan
pengawas lapangan adalah ..............................., pengawas administrasi adalah
..................... dan atau pihak lainnya yang akan ditunjuk kemudian.
Pasal 19
Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan pekerjaan tersebut diatas adalah selama ... (...) bulan terhitung
sejak Pekerjaan selesai dan diserahterimakan.
Pasal 20
Dokumen Perjanjian
Yang menjadi dokumen resmi dari perjanjian ini adalah:
1. Penawaran harga
2. Surat Perjanjian Kerja
3. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Nomor: ...................................................
Pasal 21
Peraturan Perundang-Undangan Nasional
PARA PIHAK akan mentaati ketentuan-ketentuan peraturan perundangundangan dan kebijakan Pemerintah yang berlaku di Indonesia, baik yang sudah
maupun yang belum secara tegas diatur atau dinyatakan dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 22
Force Majeure
Hal-hal yang dapat dinyatakan sebagai Force Majeure adalah sebagai berikut :
1. Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah keadaan-keadaan gempa bumi
besar, topan, banjir besar, kebakaran besar, tanah longsor dan wabah penyakit,
pemogokkan umum, huru-hara, sabotase, perang, terorisme dan
pemberontakan, yang mengakibatkan salah satu Pihak atau PARA PIHAK
tidak dapat melaksanakan kewajiban menurut Perjanjian ini.
2. Setiap kejadian Force Majeure wajib diberitahukan oleh Pihak yang
mengalami Force Majeure dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender secara
tertulis kepada Pihak lainnya.

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

24

3. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat
terjadinya Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini bukan
merupakan tanggung jawab pihak lainnya.
4. Apabila terjadi Force Majeure maka PARA PIHAK sepakat merundingkan
kembali dan mencari jalan penyelesaian untuk mengatasi akibat dari keadaan
tersebut.
5. Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2 Pasal ini tidak dapat
dijadikan alasan oleh masing-masing Pihak untuk menunda kewajiban
pembayaran kepada Pihak lainnya terhadap pembayaran yang telah jatuh
tempo.
Pasal 23
Koresponden
1. Untuk melancarkan pelaksanaan Perjanjian Kerja ini, PARA PIHAK
menetapkan wakil dan alamat pemberitahuan dan surat menyurat sebagaimana
berikut:
a. PIHAK PERTAMA
Nama
: ................................
Jabatan
: ................................
Alamat
: PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)/BTDC Nusa
Dua P.O. Box. 3, Nusa Dua 80363, Bali
Telepon
: 0361-771010 (5 lines)
Facximile : 0361-771014
E-mail
: btdcnd@indosat.net.id
b. PIHAK KEDUA
Nama
: .................................
Jabatan
: Direktur Utama (pimpinan yang berwenang)
Alamat
: ..................................
Telepon
: ..................................
Facximile : ..................................
: ....................................
E-mail
Pasal 24

Perselisihan
1. Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK dengan perjanjian ini,
maka PARA PIHAK telah sepakat akan diupayakan penyelesaiannya dengan
atas musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak dimusyawarahkan
upaya musyawarah tidak mencapai mufakat, maka PARA PIHAK sepakat

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

25

untuk menyelesaikan melalui pengadilan dengan memilih tempat kedudukan


hukum pada Pengadilan Negeri Denpasar.
Pasal 25
Lain-Lain
1.

Hal - hal yang belum ditentukan dalam Surat Perjanjian Kerja ini akan diatur
kemudian dengan persetujuan tertulis oleh PARA PIHAK dalam bentuk
addendum dari Surat Perjanjian Kerja dan merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

2.

Lampiran-lampiran yang ada dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan


dengan perjanjian ini sehingga tidak dapat dipisahkan dengan perjanjian ini
dan mengikat untuk PARA PIHAK.

3.

Surat Perjanjian Kerja Pekerjaan ini berlaku sejak ditanda tangani oleh
PARA PIHAK dan berakhir setelah PIHAK KEDUA menyerahkan
Pekerjaan sesuai dengan yang tersebut pada Pasal 5 dan Pasal 19.

Demikian Surat Perjanjian Kerja ini dibuat atas kesepakatan dan tanpa adanya
paksaan ataupun tipu muslihat dari PARA PIHAK dalam rangkap 2 (dua) dan
bermaterai secukupnya, kemudian ditanda tangani oleh PARA PIHAK pada hari
dan tanggal seperti tersebut diatas.

PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA
PT. Pengembangan
Parwisata Bali (Persero)

Nama
Jabatan

Nama
Jabatan

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

26

Lampiran
Nomor
Tanggal

: 4
: Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013
: 08 April 2013

CONTOH FORMULIR PENILAIAN KUALIFIKASI


PEKERJAAN JASA KONSULTANSI

Formulir Isian Penilaian Kualifikasi


Pekerjaan Jasa Konsultansi

Pengadaan .
PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)
Tahun ..

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

27

Lampiran 4.a.
Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan
Jasa Konsultasi

SURAT PERNYATAAN MINAT


UNTUK MENGIKUTI PENGADAAN .
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Jabatan
Bertindak untuk
dan atas nama
Alamat
Telepon/Fax
Email

:
:
:

.............................
.............................
PT/CV/Firma/Koperasi . . . . . . . . . . . ..

:
:
:

..............................
..............................
..............................

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa setelah mengetahui pengadaan yang akan


sdilaksanakan oleh proyek/unit kerja , tahun anggaran
.., maka dengan ini saya menyatakan berminat untuk mengikuti proses
pengadaan paket pekerjaan/kegiatan : .. (nama
pekerjaan/kegiatan) sampai selesai.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung
jawab.
.. , . ..20..
PT/CV/Firma/Koperasi
..

Materai
Rp. 6.000,Tanggal dan Cap
Perusahaan

(Nama Jelas)
Jabatan
Lampiran 4.b.

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

28

Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan


Jasa Konsultasi
Formulir Isian Penilaian Kualifikasi
Pengadaan .
PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)
Tahun ..
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: .................................................

Jabatan

: ................................................

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/Koperasi..............

Alamat

: ................................................

Telepon/Fax

: ................................................

Email

: ...............................................

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. saya secara hukum bertindak untuk dan atas nama perusahaan/persekuatuan
usaha berdasarkan ...................... [akta pendirian/anggaran dasar/surat
kuasa/perjanjian persekuatuan usaha, disebutkan secara jelas nomor dan
tanggal akta pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/ persekuatuan usaha];
2. Saya bukan sebagai pegawai PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero);
3. Saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. Saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan
para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses
pengadaan ini;
5. Badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan;
6. Salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
7. Data-data badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:
A. Data Administrasi

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

29

1. Nama PT

2. Status

3.

_________
Pusat

Alamat Kantor Pusat

__________

No. Telepon

__________

No. Fax

__________

E-Mail

__________

:
:
:
:

__________
__________
__________
__________

Alamat Kantor Cabang


No. Telepon
4.
No. Fax
E-Mail

Cabang

B. Ijin Usaha
1. No. Surat Ijin Usaha ______

: ________________ Tanggal __________

2. Masa berlaku ijin usaha


3. Instansi pemberi ijin usaha

: __________
: __________

C. Ijin Lainnya
1. No. Surat Ijin ____________

: ________________ Tanggal __________

2. Masa berlaku ijin

: __________

3. Instansi pemberi ijin

: __________

D. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Akte Pendirian PT
a. No. Akte
b. Tanggal

:
:

__________
__________

c. Nama Notaris

__________

a. No. Akte

__________

b. Tanggal

__________

c. Nama Notaris

__________

2. Akte Perubahan Terakhir

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

30

E.

Pengurus
1. Komisaris untuk Perseroan Terbatas (PT)
No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha


No.

F.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan


Usaha

Data Keuangan
1.

Susunan Kepemilikan Saham

No.

2.

Nama

No. KTP

Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak


b. Bukti
Laporan
Pajak
Tahun terakhir
c. Bukti Laporan bulanan
(tiga bulan terakhir) :
1) PPh Pasal 21
2) PPh Pasal 23
3) PPh Pasal 25/Pasal 29
4) PPN
b. [Surat Keterangan Fiskal
(sebagai pengganti huruf b
dan c)]

3.

Persentase

: __________
: No.__________ tanggal__________
No.__________ tanggal__________
No.__________ tanggal__________
:
No.__________ tanggal__________
No.__________ tanggal__________
: No. ________tanggal ______

Laporan Audit tahun 2012

1.
2. Tanggal

No. :
:

3. Auditor

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

31

G.

Data Pengalaman Perusahaan 10 (sepuluh) tahun terakhir

No.

H.

No.

I.

Pemberi
Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen

Nama
Paket
Pekerjaan

Bidang/
Sub Bidang
Pekerjaan

Lokasi

Nama
5

Alamat/
Telepon
6

Tanggal Selesai
Menurut

Kontrak

No /
Tanggal

Nilai

Kontrak

BA
Serah
Terima

10

Data Pengalaman Perusahaan pada bidang Perencanaan Kawasan


Pariwisata Terintegrasi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir
Pemberi
Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen

Nama
Paket
Pekerjaan

Bidang/
Sub Bidang
Pekerjaan

Lokasi

Nama
5

Alamat/
Telepon
6

Tanggal Selesai
Menurut

Kontrak

No /
Tanggal

Nilai

Kontrak

BA
Serah
Terima

10

Data Personalia (Tenaga ahli badan usaha)


No

Nama

Tgl/bln/thn
lahir

Tingkat
Pendidikan

Keahlian/
Spesialisasi

Pengalaman
Kerja (tahun)

Kemampuan
Manajerial

Tahun
Sertifikat/
Ijazah

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

32

J.

Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan yang mendukung

No.

Jenis
Fasilitas/
Peralatan/
Perlengkapan

Jumlah

Kapasitas

Merk
dan
tipe

Tahun
pembuatan

Kondisi
(%)

Lokasi
Sekarang

Bukti
Milik
/
Sewa
Beli/
Sewa

K.

Data Pekerjaan yang sedang dilaksanakan

No.

L.

Nama
Pekerjaan

Pemberi
Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen

Bidang/
Sub Bidang
Pekerjaan

Lokasi

Nama

Alamat/
Telepon

Kontrak

No /
Tanggal

Progres Terakhir

Nilai

Kontrak
(rencan
a)
%

Prestasi
Kerja
(%)

10

Surat Perjanjian Kemitraan

SURAT PERJANJIAN PERSEKUTUAN USAHA


Sehubungan
dengan
seleksi
pekerjaan
__________________________________ yang pembukaan penawarannya
akan dilakukan di ________________________ pada tanggal _____________
20___, maka :
_______________________________________ [nama peserta 1],
_______________________________________ [nama peserta 2],
_______________________________________ [nama peserta 3],
_______________________________________ [dan seterusnya],
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara
bersama-sama dalam bentuk persekutuan usaha.
Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

33

Kami menyetujui dan memutuskan bahwa,


1. Secara bersama-sama:
a. Membentuk persekutuan usaha dengan nama persekutuan adalah
_______________________
b. Menunjuk _________________________ [nama peserta 1] sebagai
perusahaan utama (leading firm) untuk persekutuan usaha dan mewakili serta
bertindak untuk dan atas nama persekutuan usaha.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik
secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam persekutuan usaha
adalah:
_____ [nama peserta 1] sebesar _____ % (____________________ persen),
_____ [nama peserta 1] sebesar _____ % (____________________ persen),
_____ [nama peserta 1] sebesar _____ % (____________________ persen),
_________________________________________ dan seterusnya.
3. Masing-masing peserta anggota persekutuan usaha, akan mengambil bagian
sesuai sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan
kerugian dari persekutuan usaha.
4. Pembagian sharing dalam persekutuan usaha ini tidak akan diubah baik
selama masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pokja BLP atau Pengguna Anggaran
(PA) dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota
persekutuan usaha.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota
persekutuan usaha akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian
subkontrak, surat-menyurat, teleks, dan lain-lain.
6. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama persekutuan usaha diberikan
kepada _________________________________ [nama wakil peserta yang
diberi kuasa] dalam kedudukannya sebagai pemimpin/direktur utama
perusahaan ___________________[nama peserta 1] berdasarkan persetujuan
tertulis dari ___________________[nama peserta 2], ___________________
[nama peserta 3] ___________________[dan seterusnya] sehubungan dengan
substansi dan semua ketentuan dalam semua dokumen yang akan di
tandatangani.
7. Perjanjian ini akan berlaku sejak tanggal ditandatangani.
Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

34

8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila seleksi
tidak dimenangkan oleh perusahaan persekutuan usaha.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap _____ (___________________) yang
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota persekutuan membubuhkan
tanda tangan di ___________________ pada hari ______________ tanggal
______________ bulan ______________ , tahun ______________.

Penyedia 1

Penyedia 2

(______________)

(______________)

Dan Seterusanya

(______________)

Catatan :
Surat Perjanjian Persekutuan Usaha ini harus dibuat di atas kertas segel.
Untuk pekerjaan kompleks, Surat Perjanjian Persekutuan Usaha ini harus di akta
notariskan.

M.

Modal Kerja

Surat dukungan keuangan dari Bank :


Nomor

Tanggal

Nama Bank

Nilai

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan
tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili
bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam
Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

35

Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada
pihak berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
__________, ____________ 20__
Nama Perusahaan
[meterai Rp 6.000,-]
(nama lengkap wakil sah badan usaha)
[jabatan pada badan usaha]

Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC

36

Anda mungkin juga menyukai