KEPUTUSAN DIREKSI
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
NO : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013
PEDOMAN
PENGADAAN BARANG/JASA
Kantor Pusat
P.O. Box 3, Nusa Dua 80363, Bali Indonesia
Tel. (0361) 771010 (5 lines) Fax. (0361)771014
E-mail : btdcnd@indosat.net.id
KEPUTUSAN DIREKSI
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
NO : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013
LAMPIRAN LAMPIRAN
PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA
Kantor Pusat
P.O. Box 3, Nusa Dua 80363, Bali Indonesia
Tel. (0361) 771010 (5 lines) Fax. (0361)771014
E-mail : btdcnd@indosat.net.id
DAFTAR ISI
KEPUTUSAN DIREKSI
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
NOMOR : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
DI LINGKUNGAN PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
Bagian Keempat
Bagian Kelima
Bagian Keenam
Bagian Ketujuh
Bagian Kedelapan
Bagian Kesembilan
Bagian Kesepuluh
Bagian Kesebelas
BAB II
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
4
Pengertian Istilah
Maksud dan Tujuan
Prinsip Dasar
Kebijakan Umum
Etika Pengadaan Barang/Jasa
Pelaksanaan Atas Pengadaan Barang/Jasa
Ruang Lingkup
Pembiayaan Pengadaan Barang/Jasa
Pengguna Barang/Jasa
Organisasi Pengadaan
Tim/Pejabat Penerima Hasil
Pengadaan Barang/Jasa
4
10
10
11
12
13
13
13
14
15
16
18
Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
Bagian Keempat
Bagian Kelima
Bagian Keenam
Bagian Ketujuh
Bagian Kedelapan
Bagian Kesembilan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
18
24
30
30
32
33
36
38
Bagian Kesepuluh
Bagian Kesebelas
Bagian Keduabelas
Bagian Ketigabelas
:
:
:
39
44
48
56
64
Bagian Keempatbelas
:
:
:
:
BAB VI SWAKELOLA
Bagian Pertama
Bagian Kedua
69
69
83
96
96
98
65
98
98
100
100
103
103
104
104
105
106
Bagian Pertama
: Perjanjian/Kontrak
: Pelaksanaan Kontrak
106
108
108
124
124
BAB X
131
Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
131
131
132
: Pembinaan
: Pengawasan
: Tindak Lanjut Pengawasan
133
Bagian Pertama
133
: Ketentuan Penutup
DAFTAR ISI
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKSI
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
NOMOR : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
DI LINGKUNGAN PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
Lampiran 1.a
Lampiran 1.b
Lampiran 1.c
1
3
:
:
:
Lampiran 2.b
7
8
15
Lampiran 3.a
Lampiran 3.b
15
17
:
:
27
Lampiran 4.a
Lampiran 4.b
28
29
:
:
KEPUTUSAN DIREKSI
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
NO. Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013
Tentang
PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
DIREKSI PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)
Menimbang
Mengingat
d.
: 1.
2.
3.
4.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Badan Usaha Milik Negara;
5.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No PER01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara (BUMN);
6.
Peraturan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER15/MBU/2012 tanggal 25 September 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Badan Usaha Milik Negara;
Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Pengembangan Pariwisata Bali No : KEP-75/MBU/2011 tanggal 21
Maret 2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata
Bali;
7.
8.
9.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pengertian dan Istilah
Pasal 1
Dalam Keputusan Direksi ini yang dimaksud dengan:
1.1.
1.2.
Perusahaan adalah PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) atau Bali Tourism
Development Corporation selanjutnya disebut BTDC;
1.3.
1.4.
1.5.
Direksi adalah Direksi PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang merupakan
organ perseroan yang bertanggungjawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk
kepentingan, tujuan dan mewakili kepentingan perusahaan;
1.6.
1.7.
RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham PT. Pengembangan Pariwsata Bali
(Persero) yang merupakan organ perseroan dan mempunyai wewenang yang tidak
dimiliki Direksi dan Dekom;
1.8.
1.9.
1.10. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Direktur Utama atau
Direktur Bidang PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang bertanggung
jawab atas penggunaan anggaran dalam lingkungan kerja perusahaan;
1.11. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah Pejabat atau
pegawai BTDC maupun orang lain yang diberi kuasa oleh Direktur Utama atau
Direktur Bidang yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran dalam
lingkungan kerja perusahaan;
1.12. Tahun Anggaran adalah kurun waktu 1 (satu) takwin terhitung sejak tanggal 1 (satu)
Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember;
1.13. Bagian Layanan Pengadaan selanjutnya disebut BLP adalah Bagian/Unit organisasi
perusahaan yang berfungsi untuk melaksanakan pengadaan barang dan/atau jasa;
1.14. Pejabat Pengadaan adalah Pejabat BLP yang bertugas melaksanakan pemilihan
Penyedia Barang/Jasa melalui pengadaan/pembelian langsung, penunjukan langsung
dan pemilihan langsung;
1.15. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha, termasuk BUMN, Badan Hukum, atau
orang perseorangan/subyek hukum yang kegiatan usahanya menyediakan
Barang/Jasa;
1.16. Pengadaan Barang dan/atau Jasa adalah kegiatan pengadaan barang, pengadaan
jasa konstruksi, pengadaan jasa konsultansi, pengadaan khusus dan pengadaan jasa
lainnya yang dilakukan oleh PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang
pembiayaannya menggunakan dana dari anggaran perusahaan (RKAP), atau tidak
menggunakan dana langsung dari APBN/APBD, atau yang dibiayai dengan sumber
dana dari pinjaman/hibah luar negeri dan/atau pinjaman dalam negeri (sepanjang tidak
diatur dalam naskah pemberi pinjaman/guide lines), baik yang dilaksanakan secara
swakelola maupun oleh penyedia barang dan jasa;
1.17. Barang dan/atau Jasa adalah semua bentuk produk dan/atau layanan yang
dibutuhkan oleh pengguna barang dan/atau jasa;
1.18. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun
tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan
oleh pengguna barang;
1.19. Jasa Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
1.20. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir
(brainware);
1.21. Pengadaan Khusus meliputi segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa
Konstruksi, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya, antara lain: sewa-menyewa/sewa beli,
sewa guna usaha (leasing), outsourcing, dan pengadaan asuransi;
1.22. Jasa lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah
dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala
pekerjaan dan/atau penyediaaan jasa selain Jasa Konsultansi, Jasa Konstruksi dan
Pengadaan Barang;
1.23. Proses Pengadaan Barang dan/atau Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang
dan/atau Jasa mencakup sejak tahap proses memilih Penyedia Barang/Jasa sampai
dengan tahap penyelesaian pelaksanaan pekerjaan;
1.24. Jadwal Pengadaan adalah rincian waktu proses Pengadaan Barang/Jasa yang dimulai
dari pengumuman sampai dengan penandatanganan Kontrak;
1.25. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara Penggunan Barang dan/atau Jasa dengan Penyedia
Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola.
1.26. Masa Pelaksanaan Kontrak adalah masa sejak ditandatanganinya kontrak sampai
dengan berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam kontrak;
1.27. Dokumen Pengadaan/Pelelangan adalah dokumen yang disiapkan oleh Pejabat BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan Pengguna Barang/Jasa sebagai pedoman yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses
Pengadaan Barang/Jasa;
1.28. Dokumen Kualifikasi adalah dokumen yang disiapkan oleh Pejabat BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP sebagai pedoman dalam Penilaian Kualifikasi
Penyedia Barang/Jasa yang digunakan pada prakualifikasi maupun pascakualifikasi;
1.29. Dokumen Penawaran adalah surat penawaran beserta seluruh dokumen lampirannya
yang disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa;
1.30. Harga Perkiraan Sendiri/HPS (Owners Estimate/OE) adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh Bagian/Unit terkait
yang disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa;
1.31. Berita Acara Serah Terima Pertama adalah berita acara yang dibuat setelah fisik
pekerjaan mencapai 100% (seratus persen);
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
1.32. Berita Acara Serah Terima Kedua adalah berita acara yang dibuat setelah masa
pemeliharaan selesai;
1.33. Tim Pengawas Pekerjaan adalah Tim yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Direksi yang
bertugas memeriksa pekerjaan;
1.34. Tim Penerima Hasil Pekerjaan adalah Tim yang ditunjuk dan ditetapkan oleh
Direksi yang bertugas menerima hasil pekerjaan;
1.35. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa adalah kegiatan untuk menetapkan Penyedia
Barang/Jasa yang akan ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan;
1.36. Kualifikasi adalah bagian kegiatan untuk menetapkan tingkat/kedalaman kompetensi
dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa;
1.37. Klarifikasi adalah kegiatan meminta penjelasan oleh BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP kepada Penyedia Barang/Jasa atas substansi penawaran yang kurang
jelas dalam rangka evaluasi penawaran;
1.38. Negosiasi adalah kegiatan untuk pembahasan aspek teknis, harga dan waktu
pelaksanaan antara Pejabat BLP dengan Penyedia Barang/Jasa;
1.39. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa sebelum
memasukkan penawaran;
1.40. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah
memasukkan penawaran;
1.41. Penilaian Kualifikasi adalah kegiatan yang dilakukan BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa
pada saat mengikuti proses Pengadaan Barang/Jasa;
1.42. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi
/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat;
1.43. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan
untuk pekerjaan yang kompleks;
1.44. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya
untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta
Rupiah);
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
1.45. Joint Procurement adalah Pelelangan yang diselenggarakan oleh satu Pengguna
Barang/Jasa yang mewakili beberapa Pengguna Barang/Jasa lainnya;
1.46. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan
yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhi syarat;
1.47. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).
1.48. Pemilihan Langsung, adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk
pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah),
yang ditawarkan kepada beberapa pihak sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran;
1.49. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang
dilakukan secara langsung dengan menunjuk 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa yang
ditawarkan kepada sekurang-kurangnya 2 (dua) Penyedia Barang/Jasa atau melalui
beauty contest;
1.50. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia
Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung.
1.51. Pembelian langsung, yaitu pembelian terhadap barang yang terdapat di pasar, dengan
demikian nilainya berdasarkan harga pasar;
1.52. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan
orisinal, kreativitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan Harga Satuan;
1.53. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan
Barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya
tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan;
1.54. Pekerjaan Keadaan Darurat (emergency) adalah pekerjaan yang kebutuhannya
sangat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda lagi berhubung terjadinya gangguan
yang dapat mengancam jiwa manusia dan/atau dapat merusak citra perusahaan.
Keadaan/kondisi seperti ini harus dinyatakan secara tertulis oleh Direksi;
1.55. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi,
mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau
pekerjaan yang bernilai diatas Rp.100.000.000.000,- (Seratus Miliar Rupiah);
1.56. Pekerjaan Tidak Kompleks adalah pekerjaan yang menurut penilaian Pengguna
Barang/Jasa dianggap tidak memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai risiko
rendah dan/atau dinilai tidak memerlukan peralatan dengan spesifikasi khusus;
1.57. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme dalam Pengadaan Barang/Jasa;
1.58. Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, gagasan
orisinal, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta;
1.59. Produksi dalam negeri adalah berbagai jenis barang dan jasa yang dibuat dan atau
dihasilkan di dalam negeri;
1.60. Perusahaan Asuransi Kerugian adalah suatu Badan Usaha yang bergerak dalam
bidang Asuransi Kerugian Umum (bukan Asuransi Jiwa) antara lain asuransi property,
asuransi kerusakan mesin, asuransi gangguan usaha, asuransi mobil, asuransi
kebakaran, asuransi pengangkutan yang ijin usahanya adalah dalam bidang asuransi
kerugian yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan;
1.61. Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan atas
kompetensi dan kemampuan profesi di bidang Pengadaan Barang/Jasa yang diperoleh
melalui ujian sertifikasi keahlian Pengadaan Barang/Jasa;
1.62. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan adalah jaminan tertulis yang
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh
Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi/ Lembaga Keuangan
lainnya yang diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan/kewajiban Penyedia Barang/Jasa;
1.63. Surat Kabar Nasional adalah surat kabar yang beroplah besar dan memiliki
peredaran luas secara nasional, yang tercantum dalam daftar surat kabar nasional yang
ditetapkan oleh Menteri Komunikasi & Informatika;
1.64. Surat Kabar Provinsi adalah surat kabar yang beroplah besar dan memiliki
peredaran luas didaerah provinsi, yang tercantum dalam daftar surat kabar yang
ditetapkan oleh Gubernur;
1.65. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan,
dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh Direktur Bidang sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran perusahaan;
1.66. Tenaga Ahli adalah orang yang dianggap ahli untuk melaksanakan pekerjaan Jasa
Konsultansi baik selaku Konsultan Perorangan maupun konsultan yang bekerja pada
suatu badan atau organisasi;
1.67. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan usaha
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
1.68. Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri dan dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
1.69. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha, yang memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah;
1.70. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha
menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan,
dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia;
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
2.1. Maksud diberlakukannya Keputusan Direksi ini adalah untuk mengatur dan
memberikan pedoman yang jelas guna pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa
dilingkungan BTDC yang dibiayai dari RKAP ;
2.2. Pengadaan Barang/Jasa dilakukan secara efisien, efektif, bersaing, transparan,
adil/tidak diskriminatif, jujur, akuntabel, sehingga dapat diperoleh hasil pengadaan
barang/jasa yang tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya serta tercipta sinergi antar
BUMN dan atau Anak Perusahaan BUMN maupun yang terafiliasi.
Bagian Ketiga
Prinsip Dasar
Pasal 3
Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan perusahaan wajib menerapkan prinsip-prinsip:
3.1. Efisien, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil
yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunakan dana dan
kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya didasarkan pada harga
terendah;
10
3.2. Efektif, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan;
3.3. Kompetitif (terbuka dan bersaing), berarti Pengadaan Barang/Jasa harus terbuka bagi
Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan
yang sehat diantara Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria
tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;
3.4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa,
termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,
penetapan calon Penyedia Barang/Jasa, sifatnya terbuka bagi peserta Penyedia
Barang/Jasa yang berminat;
3.5. Adil (tidak diskriminatif) dan wajar, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi
semua calon Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat, dan tidak mengarah untuk
memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;
3.6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran (baik fisik, keuangan maupun azas manfaat
sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam Pengadaan
Barang/Jasa) dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan dari potensi
penyalahgunaan dan penyimpangan.
Bagian Keempat
Kebijakan Umum
Pasal 4
4.1. Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan
nasional yang sasarannya adalah memperluas lapangan kerja dan mengembangkan
industri dalam negeri dalam rangka meningkatkan daya saing barang dan jasa produksi
dalam negeri pada perdagangan internasional;
4.2. Meningkatkan peran serta usaha kecil termasuk koperasi kecil dan kelompok
masyarakat dalam Pengadaan Barang/Jasa serta perluasan kesempatan bagi usaha kecil,
sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat dipertanggung jawabkan;
4.3. Dalam rangka mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, Pengguna Barang/Jasa
dapat memberikan preferensi penggunaan penggunaan produksi dalam negeri dengan
tetap mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4.4. Menyederhanakan ketentuan tata cara pengadaan untuk meningkatkan profesionalisme,
kemandirian dan tanggung jawab Pengguna Barang/Jasa, Pejabat BLP;
11
4.5. Meningkatkan transparasi, persaingan usaha yang sehat dan kompetitif dengan
melakukan pengadaan secara terbuka;
4.6. Mengutamakan sinergi antar BUMN, Anak Perusahaan BUMN, dan/atau Perusahaan
Terafiliasi BUMN atau antar Anak Perusahaan BUMN dan/atau antar Perusahaan
Terafiliasi BUMN, dalam rangka meningkatkan efisiensi usaha atau perekonomian.
Bagian Kelima
Etika Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 5
Pengguna Barang/Jasa, Penyedia Barang/Jasa, dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi etika sebagai berikut:
5.1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran
kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;
5.2. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan
dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
5.3. Tidak saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk
mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat;
5.4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan para pihak;
5.5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa (conflict
of interest);
5.6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan
perusahaan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
5.7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan perusahaan;
5.8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut
dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
12
Bagian Keenam
Pelaksanaan Atas Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 6
6.1. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa perusahaan dilakukan dengan:
6.1.1. Menggunakan Penyedia Barang/Jasa; dan/atau
6.1.2. Cara Swakelola.
6.2. Direksi melaporkan kepada Dewan Komisaris mengenai proses dan hasil Pengadaan
Barang/Jasa dalam jumlah dan nilai tertentu yang bersifat substansial (non rutin).
6.3. Pengadaan Barang/Jasa dalam jumlah dan nilai tertentu yang bersifat substansial
sebagaimana dimaksud pada butir 6.2 tersebut diatas ditentukan oleh Direksi dengan
terlebih dahulu mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
Bagian Ketujuh
Ruang Lingkup
Pasal 7
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini berlaku untuk keperluan Perusahaan BTDC, dalam hal:
7.1. Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana dari anggaran Perusahaan (RKAP);
7.2. Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri baik yang
dijamin maupun tidak dijamin oleh pemerintah, dan/atau pinjaman dalam negeri atau
non anggaran Perusahaan (sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman
/guide lines) dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali Pengadaan
Barang/Jasa tersebut menggunakan dana langsung dari APBN/APBD baik sebagian
maupun seluruhnya;
7.3. Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana yang berasal dari dana perusahaan yang
tidak dianggarkan karena adanya alasan mendesak atau keadaan darurat sebagaimana
diatur dalam pasal 9.4.
Bagian Kedelapan
Pembiayaan Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 8
Perusahaan wajib menyediakan dana Pengadaan Barang/Jasa termasuk biaya administrasi
untuk mendukung pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, yang meliputi:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
13
14
15
10.2. Direktur Bidang dapat dibantu oleh Tim Pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa;
10.3. Perangkat Organisasi BLP ditetapkan oleh Direksi BTDC sesuai kebutuhan yang paling
kurang terdiri atas:
10.3.1. Kepala BLP;
10.3.2. Kepala Seksi/Sekretaris;
10.3.3. Staf Pendukung;
10.3.4. Bila diperlukan dapat ditambahkan Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
Bagian Kesebelas
Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan & Penerima Hasil Pekerjaan
Pasal 11
11.1. Anggota Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan / Penerima Hasil Pekerjaan ditunjuk dan
ditetapkan oleh Direksi;
11.2. Anggota Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan & Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari
pegawai perusahaan, atau luar perusahaan yang ditunjuk oleh Direksi BTDC;
11.3. Anggota Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
11.3.1. Memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;
11.3.2. Memahami isi Kontrak;
11.3.3. Memiliki kualifikasi teknis;
11.3.4. Menandatangani Pakta Integritas; dan
11.3.5. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM) atau Bendahara.
11.4. Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk:
11.4.1. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;
11.4.2. Menerima hasil pekerjaan setelah melalui pemeriksaan/pengujian;
11.4.3. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan;
11.4.4. Dalam hal pemeriksaan Barang/Jasa memerlukan keahlian teknis khusus, dapat
dibentuk tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Tim/Pejabat
Pengawas Pekerjaan;
11.4.5. Tim/tenaga ahli sebagimana dimaksud pada butir 11.4.4. ditetapkan oleh
Direksi.
11.4.6. Dalam hal pengadaan Jasa Konsultansi, pemeriksaan pekerjaan dilakukan
setelah berkoordinasi dengan Penyedia Jasa Konsultansi yang bersangkutan.
11.5. Tim/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
16
11.5.1. Memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;
11.5.2. Independen dan bersifat objektif;
11.5.3. Memahami isi Kontrak;
11.5.4. Memiliki keahlian dan pengetahuan terkait hasil pekerjaan yang akan diterima;
11.6. Tim / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan kewenangan
untuk menerima hasil pengadaan barang / jasa setelah melalui pemeriksaan / pengujian.
17
BAB II
KETENTUAN PENGADAAN BARANG/JASA
Bagian Pertama
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 12
12.1. Persiapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa, terdiri atas kegiatan:
12.1.1. Perencanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
12.1.2. Pemilihan Sistem Pengadaan;
12.1.3. Penetapan Metode Penilaian Kualifikasi;
12.1.4. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
12.1.5. Penyusunan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa; dan
12.1.6. Penetapan HPS.
12.1.7. Apabila pada saat proses Pemilihan Penyedia Barang / Jasa nilai HPS dari Calon
Penyedia lebih besar dari nilai HPS yang dimiliki, maka dilakukan review HPS.
12.2. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
12.2.1. Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan Barang/Jasa yang diperlukan masing-masing
Divisi, Unit, Bagian;
2. Menetapkan Kebijakan Umum tentang:
a. Pemaketan pekerjaan
b. Cara Pengadaan Barang/Jasa; dan
c. Pengorganisasian Pengadaan Barang/Jasa.
3. Menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK), paling sedikit memuat:
a. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan;
b. Waktu pelaksanaan yang diperlukan;
c. Spesifikasi teknis Barang/Jasa yang akan diadakan; dan
d. Besarnya total perkiraaan biaya pekerjaan.
12.2.2. Direktur Bidang melakukan pemaketan Barang/Jasa dalam Rencana Umum
Pengadaan Barang/Jasa:
1. Pemaketan dilakukan dengan menetapkan sebanyak-banyaknya paket usaha
untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi Kecil tanpa mengabaikan
prinsip efisiensi, persaingan sehat, dan kualitas kemampuan teknis;
2. Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, dilarang:
a. Menyatukan beberapa paket pengadaan yang menurut sifat dan jenis
pehjkerjaannya bisa dipisahkan dan/atau besaran nilainya seharusnya
dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi Kecil;
b. Memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan maksud
menghindari pelelangan; dan/atau
c. Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di
beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
18
12.2.3.
12.2.4.
12.2.5.
12.2.6.
19
20
21
3. Menyerahkan dokumen asli dan satu copy kepada Direksi dan menyimpan
copy dokumen pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
4. Membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada Kepala BLP.
12.8.16. Khusus untuk Pejabat BLP:
1. Mengusulkan calon pemenang Penyedia Barang/Jasa dengan Metode
Pengadaan/Pembelian Langsung, Penunjukan Langsung, Pemilihan
Langsung, Pelelangan Sederhana, Seleksi Sederhana dengan nilai dibawah
Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah);
2. Melakukan negosiasi kepada Penyedia Barang/Jasa;
3. Menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa kepada Direktur Bidang;
4. Menyerahkan Perintah Kerja atau Surat Perjanjian Kerja dengan Penyedia
Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa;
5. Membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada Pengguna
Barang/Jasa;
6. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa.
12.8.17. Kepala BLP dan Anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP dilarang duduk
sebagai:
1. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM); atau
2. Bendahara;
12.9. Tugas Pokok dan kewenangan Kepala BLP, meliputi:
12.9.1. Memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan BLP;
12.9.2. Menyusun program kerja dan anggaran BLP;
12.9.3. Mengawasi seluruh kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di BLP dan melaporkan
apabila ada penyimpangan dan/atau indikasi penyimpangan;
12.9.4. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa kepada Direktur Utama maupun Direktur Bidang dan Pengguna
Barang/Jasa;
12.9.5. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia BLP;
12.9.6. Menugaskan/menempatkan/memindahkan anggota Kelompok Kerja sesuai
dengan beban kerja masing-masing Kelompok Kerja (PokJa) BLP; dan
12.9.7. Mengusulkan pemberhentian Anggota Kelompok Kerja (PokJa) yang
ditugaskan di BLP kepada Direktur Utama maupun Direktur Bidang dan
Pengguna Barang/Jasa, apabila terbukti melakukan pelanggaran peraturan
perundang-undangan dan/atau KKN.
12.10. Jangka Waktu Pengadaan Barang/Jasa.
12.10.1. Pengumuman Pengadaan minimal selama 3 (tiga) hari kerja di papan
pengumuman perusahaan BTDC, portal, sedangkan pengumuman
pengadaan yang dilaksanakan melalui surat kabar minimal dilakukan 1
(satu) kali;
12.10.2. Pemasukan Dokumen Kualifikasi selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja
setelah tanggal pengambilan dokumen berakhir.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
22
12.10.3. Evaluasi kualifikasi sampai Usulan Hasil Prakualifikasi selambatlambatnya 5 (lima) hari kerja atau disesuaikan dengan kompleksitas
pekerjaan;
12.10.4. Pengumuman Pengambilan Dokumen Pengadaan sampai Pemasukan
Dokumen Pengadaan sekurang-kurangnya 5 (lima) hari kerja.
12.10.5. Pemasukan Dokumen Penawaran sampai Penetapan Calon Pemenang
diberikan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) sampai 30 (tiga puluh)
hari kerja.
12.10.6. Sanggahan dapat diterima apabila diajukan dalam waktu selambatlambatnya 4 (empat) hari kerja setelah Pengumuman /pemberitahuan
pemenang atau sebelum kontrak ditandatangani, mana yang lebih dahulu.
12.10.7. Jawaban atas sanggahan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
sejak diterimanya sanggahan.
12.10.8. Penandatanganan kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
sejak diterbitkan Surat Penunjukan Pemenang atau dapat diperpanjang
dengan alasan tertentu oleh Pengguna Barang/Jasa.
12.10.9. Pengaturan jangka waktu pengadaan untuk Pemilihan/Seleksi Langsung,
Penunjukan Langsung diserahkan sepenuhnya kepada Pejabat BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
12.10.10. Dalam hal Pengadaan Khusus yang menurut sifat dan/atau jenis pekerjaan
diperlukan pengaturan jadwal tersendiri, maka ketentuan pembatasan
tenggang waktu pelaksanaan pengadaan, diserahkan sepenuhnya kepada
Pengguna Barang/Jasa, Pejabat BLP, atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
12.11. Jangka Waktu Pengadaan/Pembelian Langsung.
Pengaturan jangka waktu dalam proses Pengadaan/Pembelian Langsung diserahkan
sepenuhnya kepada Pejabat BLP.
12.12. Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa.
12.12.1. Pelelangan / Seleksi Umum, diumumkan di papan pengumuman perusahaan
(portal perusahaan) dan/atau di surat kabar Provinsi atau Nasional, dan atau
bila memungkinkan melalui portal Kementerian BUMN. Apabila melalui
surat kabar Provinsi atau Nasional minimal dilakukan 1 (satu) kali;
12.12.2. Ketentuan Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa adalah sebagai berikut:
1. Nilai pekerjaan diatas Rp.300.000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah) sampai
Rp.500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah) diumumkan di papan
pengumuman perusahaan dan/atau Website perusahaan;
2. Apabila setelah 7 (tujuh) hari kalender diumumkan sebagaimana butir 1
diatas jumlah Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar dan memenuhi syarat
kurang dari 3 (tiga) Penyedia Barang/Jasa, maka diumumkan melalui surat
kabar provinsi;
3. Nilai pekerjaan diatas Rp.500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah), di
umumkan di papan pengumuman perusahaan atau Website perusahaan,
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
23
dan di 1 (satu) surat kabar dengan jangkauan provinsi atau surat kabar
nasional/internasional;
12.13. Isi Pengumuman memuat antara lain:
12.13.1. Nama dan alamat Pengguna Anggaran;
12.13.2. Nama dan lokasi pekerjaan, serta paket pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa
yang akan dilaksanakan;
12.13.3. Uraian singkat pekerjaan;
12.13.4. Syarat-syarat calon Penyedia Barang/Jasa;
12.13.5. Tempat, tanggal, hari, dan waktu pengambilan dokumen;
Bagian Kedua
Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa
Pasal 13
Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa dilakukan dengan cara prakualifikasi atau pascakualifikasi.
13.1. Prinsip-prinsip Prakualifikasi dan Pascakualifikasi
13.1.1. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha
serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa
sebelum memasukkan penawaran;
13.1.2. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha
serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah
memasukkan penawaran;
13.1.3. Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi, BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP dilarang menambah persyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi
diluar dokumen kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa;
13.1.4. Persyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi yang ditetapkan harus merupakan
persyaratan minimal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan agar terwujud
persaingan yang sehat secara luas;
13.1.5. Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi, BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP tidak boleh melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaan
calon peserta Pengadaan Barang/Jasa dari luar propinsi/kabupaten/kota lokasi
Pengadaan Barang/Jasa;
13.1.6. Pada setiap tahapan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa, Pengguna Barang
/Jasa atau BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dilarang membebani atau
memungut biaya apapun kepada Penyedia Barang/Jasa, kecuali biaya
penggandaan dokumen pengadaan.
13.2. Proses Prakualifikasi dan Pascakualifikasi
13.2.1. Proses Prakualifikasi secara umum meliputi pengumuman prakualifikasi,
pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan dokumen prakualifikasi,
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
24
25
26
27
KK
= Kemampuan Keuangan.
28
Untuk Pekerjaan yang nilainya lebih kecil dari Rp.500 000.000,- (Lima
Ratus Juta Rupiah) tidak diperlukan penilaian Sisa Kemampuan Keuangan
(SKK) dan Sisa Kemampuan Paket (SKP).
11. Untuk perusahaan asing yang bergerak dibidang Jasa Konstruksi wajib
mempunyai izin perwakilan Jasa Konstruksi asing di Indonesia.
12. Tenaga ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan Jasa
Konsultansi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan bukti penyelesaian
kewajiban pajak;
b. Lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan, atau perguruan tinggi swasta dengan status lain yang telah
mengikuti ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi;
c. Mempunyai pengalaman di bidangnya;
d. Tenaga ahli yang bekerja sebagai konsultan perorangan harus sudah
menjadi anggota dan mendapatkan akreditasi dari asosiasi profesi yang
diakui di negara masing-masing;
e. Membuat Riwayat Hidup (curriculum vitae) yang harus ditulis dengan
teliti dan benar, ditandatangani oleh yang bersangkutan, diketahui oleh
pimpinan perusahaan (kecuali konsultan perorangan) dan dilampiri
dengan copy ijazah yang dipergunakan sebagai dasar untuk perhitungan
pengalaman kerja;
f. Membuat surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan, diatas kertas
bermeterai dan dilampirkan dalam usulan teknis yang diajukan.
g. Tidak boleh meninggalkan tempat dan tugas pekerjaan selama masa
penugasan sesuai dengan apa yang tercantum dalam kontrak, kecuali
dengan persetujuan ijin/ pimpinan;
h. Tidak boleh melaksanakan jasa konsultansi lain pada waktu bersamaan
yang mengurangi waktu keterlibatan dalam tugasnya yang disebutkan
dalam kontrak.
13.6.3. Dilarang menjadi Penyedia Barang/Jasa:
1. Pegawai Perusahaan, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti di luar
tanggungan perusahaan;
2. Penyedia Barang/Jasa yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan
kepentingan;
13.6.4. Terpenuhinya persyaratan yang dinilai melalui proses prakualifikasi atau
pascakualifikasi oleh Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP.
29
Bagian Ketiga
Penggolongan Penyedia Barang/Jasa
Pasal 14
Penggolongan Penyedia Barang/Jasa untuk Jasa Konstruksi atau Jasa Lainnya:
14.1. Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil:
Untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa konstruksi/jasa lainnya sampai dengan
Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk
koperasi kecil, kecuali untuk pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang menuntut
kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil termasuk koperasi kecil
dapat dilaksanakan oleh usaha menengah temasuk koperasi, namun apabila telah
diumumkan tidak ada Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil maka dapat dilaksanakan
oleh Usaha Menengah atau Usaha Besar;
14.2. Usaha Menengah:
Untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa konstruksi/jasa lainnya dengan nilai diatas
Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) sampai dengan Rp.4.000.000.000,- (Empat
Milyar Rupiah) diperuntukkan bagi usaha menengah, kecuali untuk pekerjaan
pengadaan barang dan jasa yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi
oleh usaha menengah termasuk koperasi dapat dilaksanakan oleh usaha besar, namun
apabila telah diumumkan tidak ada usaha menengah maupun koperasi yang dapat
mengambil maka dapat dilakukan oleh Usaha Besar;
14.3. Usaha Besar:
Untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa konstruksi/jasa lainnya dengan nilai diatas
Rp.4.000.000.000,- (Empat Milyar Rupiah);
Bagian Keempat
Dokumen Pengadaan
Pasal 15
15.1. Dokumen Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya
Dokumen Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya antara lain terdiri dari:
15.1.1. Instruksi kepada calon Penyedia Barang/Jasa terdiri dari:
1. Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi;
2. Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi
administrasi;
3. Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir
dalam kerangka tersebut;
4. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang
dapat atau tidak dapat dibiayai;
5. Tata cara penilaian administrasi, penawaran teknis dan penawaran biaya;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
30
6. Kriteria, batasan nilai dan formula dari penilaian teknis dan/atau penawaran
biaya;
7. Jadwal Pengadaan.
15.1.2. Data Pengadaan (bila diperlukan);
15.1.3. Surat Penawaran;
15.1.4. Jenis Kontrak;
15.1.5. Syarat-syarat umum kontrak;
15.1.6. Syarat-syarat khusus kontrak;
15.1.7. Spesifikasi teknis;
15.1.8. Gambar-gambar (bila diperlukan);
15.1.9. Daftar kuantitas volume pekerjaan (BoQ);
15.1.10. Metode Pelaksanaan;
15.1.11. Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan.
15.2. Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi
Dokumen Pengadaan Jasa konsultansi antara lain terdiri dari:
15.2.1. Dokumen administrasi terdiri dari:
1. Persyaratan administrasi;
2. Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi
administrasi dan Teknis;
3. Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir
dalam kerangka tersebut;
4. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang
dapat atau tidak dapat dibiayai;
5. Tata cara penilaian administrasi, penawaran teknis dan penawaran biaya;
6. Kriteria, batasan nilai dan formula dari penilaian teknis dan/atau penawaran
biaya;
7. Jadwal Pengadaan.
15.2.2. Data Pendukung (bila diperlukan);
15.2.3. Format Surat Penawaran;
15.2.4. Syarat-syarat umum kontrak;
15.2.5. Syarat-syarat khusus kontrak;
15.2.6. Kerangka Acuan Kerja (KAK), yang memuat antara lain:
1. Uraian pendahuluan berupa gambaran secara garis besar mengenai
pekerjaan yang akan dilaksanakan, antara lain latar belakang, maksud dan
tujuan, lokasi, asal sumber pendanaan, nama dan organisasi Pengguna
Barang/Jasa;
2. Data penunjang berupa data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan,
antara lain data dasar, standar teknis, studi-studi terdahulu yang pernah
dilaksanakan, dan peraturan perundang-undangan yang harus digunakan;
3. Lingkup pekerjaan yang memberikan gambaran mengenai tujuan yang
ingin dicapai, keluaran yang akan dihasilkan, peralatan dan material yang
disediakan oleh Pengguna Barang/Jasa serta peralatan dan material yang
harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa, lingkup kewenangan yang
dilimpahkan kepada Penyedia Barang/Jasa, perkiraan jangka waktu
penyelesaian pekerjaan, kualifikasi dan jumlah tenaga ahli yang harus
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
31
32
Bagian Keenam
Jaminan Pengadaan
Pasal 17
17.1. Jaminan Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari:
17.1.1. Jaminan Penawaran;
17.1.2. Jaminan Pelaksanaan;
17.1.3. Jaminan Uang Muka;
17.1.4. Jaminan Pemeliharaan;
17.1.5. Jaminan Sanggah.
Penetapan bentuk, besaran nilai dan masa berlaku dari masing-masing Jaminan
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, dengan ketentuan sebagai berikut:
17.1.1. Jaminan Penawaran
1. Nilai Jaminan Penawaran ditetapkan nominal minimum sebesar 1% (satu
persen) dari Nilai HPS yang ditetapkan oleh BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP;
2. Dalam hal harga satuan yang menjadi HPS, maka besar nilai nominal
Jaminan Penawaran minimum 1% (satu persen) dari hasil perkalian antara
harga satuan dengan perkiraan volume yang dibutuhkan untuk jangka
waktu maksimum 1 (satu) tahun. Masa berlaku Jaminan Penawaran tidak
kurang dari masa berlaku penawaran dengan batas akhir waktu pengajuan
tuntutan pencairan sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari
kalender setelah masa berlaku penawaran.
3. Jaminan Penawaran diserahkan Calon Penyedia Barang/Jasa pada saat
penyampaian Dokumen Penawaran.
4. Jaminan Penawaran akan dikembalikan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa setelah dikeluarkan Surat Penunjukan Pemenang, kecuali:
a. Untuk Pemenang Pengadaan Barang/Jasa ditukar dengan Surat Jaminan
Pelaksanaan setelah menandatangani kontrak;
b. Untuk Calon Pemenang urutan kedua dan ketiga akan dikembalikan
setelah kontrak ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa yang
ditunjuk.
5. Jaminan Penawaran tidak dipersyaratkan untuk:
a. Pengadaan Jasa Konsultansi; atau
b. Pengadaan Jasa Asuransi; atau
c. Pengadaan dengan metode Pengadaan/Pembelian Langsung dan
Penunjukan Langsung; atau
d. Nilai Pekerjaan sampai dengan Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta
Rupiah)
17.1.2. Jaminan Pelaksanaan
1. Jaminan Pelaksanaan minimal 5% (lima persen) dari Nilai Kontrak.
2. Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan kontrak atau 1 (satu) minggu setelah tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari kalender
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
33
34
35
Bagian Ketujuh
Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Pasal 18
18.1. Fungsi dan Penerapan HPS:
18.1.1. HPS dapat difungsikan sebagai batas kewajaran (passing grade) dalam
melakukan proses pengadaan Barang dan Jasa apabila perkiraan harga
penawaran yang dapat dipertanggungjawabkan berada pada kisaran nilai HPS.
HPS juga dapat difungsikan sebagai batas kewajaran (passing grade) / bahan
negosiasi dalam proses pengadaan barang / jasa dengan menggunakan Metoda
Pengadaan / Pembelian Langsung dan Penunjukan Langsung.
18.1.2. HPS dapat difungsikan sebagai batas atas (ceiling price) dalam melakukan
proses pengadaan Barang dan Jasa apabila perkiraan harga penawaran yang
dapat dipertanggungjawabkan tidak akan melebihi HPS. Penawaran
dinyatakan gugur apabila harga penawarannya melebihi HPS. Total nilai HPS
sebagai batas atas (ceiling price) bersifat terbuka;
18.1.3. Dalam hal harga penawaran lebih kecil 80% dari HPS maka Penyedia
Barang/Jasa wajib menyertakan rincian unsur biaya.
18.1.4. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas kewajaran (passing
grade), penawaran dinyatakan gugur apabila setelah dievaluasi nilainya
melebihi 10% (sepuluh persen) dari HPS;
18.1.5. Nilai total HPS harus diumumkan pada saat penjelasan Dokumen Pengadaan
kecuali HPS untuk pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas
kewajaran (passing grade);
18.2. Penyusunan dan Kegunaan HPS:
18.2.1. Pengguna Barang/Jasa wajib memiliki harga perkiraan sendiri (HPS);
18.2.2. HPS wajib disusun oleh Bagian/Unit terkait dan atau Pengguna Barang/Jasa.
HPS dapat direviu oleh Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa, sepanjang tidak merubah jumlah plafon
yang telah disetujui dalam ijin prinsip;
18.2.3. HPS dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggung jawabkan.
18.2.4. HPS digunakan sebagai alat untuk menetapkan besaran jaminan penawaran;
18.3. Data/Referensi Penyusunan HPS:
18.3.1. HPS dibuat dan disusun secara cermat dengan menggunakan data/referensi
dasar dan pertimbangan antara lain, namun tidak terbatas pada:
a. Dokumen Pengadaan (Spesifikasi/Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/
Kerangka Acuan Kerja atau Term Of Reference (KAK atau TOR)/Syarat
Penawar /Syarat Kontrak);
b. Harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS;
c. Harga kontrak untuk barang atau pekerjaan sejenis yang sedang atau telah
dilaksanakan;
d. Analisa harga satuan pekerjaan;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
36
37
Bagian Kedelapan
Prinsip Penetapan Sistem Pengadaan
Pasal 19
19.1.
Untuk menentukan sistem pengadaan yang meliputi metode pemilihan Penyedia Barang/
Jasa, metode penyampaian dokumen penawaran, metode evaluasi penawaran, dan jenis
kontrak, perlu mempertimbangkan jenis, sifat, dan nilai barang/jasa serta kondisi lokasi,
kepentingan masyarakat, dan jumlah Penyedia Barang/Jasa yang ada;
38
19.2.
19.3.
20.1. Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP menyusun dan menetapkan Metode
Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya;
20.2. Pemilihan Penyedia Barang, dilakukan dengan:
20.2.1. Pelelangan Umum;
20.2.2. Pelelangan Terbatas;
20.2.3. Pelelangan Sederhana;
20.2.4. Penunjukan Langsung;
20.2.5. Pengadaan Langsung; atau
20.2.6. Kontes.
20.3. Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, dilakukan dengan:
20.3.1. Pelelangan Umum;
20.3.2. Pelelangan Terbatas;
20.3.3. Pemilihan Langsung;
20.3.4. Penunjukan Langsung; atau
20.3.5. Pengadaan Langsung.
20.4. Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya, dilakukan dengan:
20.4.1. Pelelangan Umum;
20.4.2. Pelelangan Sederhana;
20.4.3. Penunjukan Langsung;
20.4.4. Pengadaan Langsung; atau
20.4.5. Sayembara.
39
40
a. Dalam hal seperti butir 20.7.3 angka 1 di atas, Pejabat BLP mengundang
sekurang-kurangnya 2 (dua) Penyedia Barang/Jasa dan membandingkan
penawaran dari Penyedia Barang/Jasa.
b. Dalam hal seperti butir 20.7.3 angka 2 dan 3 di atas, Pejabat BLP
membandingkan penawaran dari Penyedia Barang/Jasa.
20.8. Penunjukan Langsung Pengadaan Barang/Pekerjaan konstruksi/Jasa lainnya
20.8.1. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya melalui Penunjukan
Langsung dilakukan secara langsung dengan menunjuk 1 (satu) atau lebih
Penyedia Barang/Jasa atau melalui beauty contest;
20.8.2. Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa lainnya dapat dilakukan dalam hal:
1. Keadaan tertentu; dan/atau
2. Pengadaan Barang Khusus/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat
khusus.
3. Dengan nilai diatas Rp 300.000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah)
20.8.3. Metode Penunjukan Langsung dapat dilaksanakan untuk pekerjaan yang
bernilai diatas Rp 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah) sampai dengan
Rp.300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah);
20.8.4. Penunjukan Langsung dilakukan dengan mengundang 2 (dua) Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya kecuali sebagaimana diatur dalam
pasal 20.8.2 dapat dilakukan terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa lainnya;
20.8.5. Penunjukan Langsung terhadap Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya sebagaimana dimaksud pada butir 20.8.2 dapat dilakukan apabila
memenuhi minimal salah satu dari persyaratan sebagai berikut:
1. Barang/Jasa yang dibutuhkan bagi kinerja utama perusahaan dan tidak
dapat ditunda keberadaannya (business critical asset); atau
2. Penyedia Barang/Jasa dimaksud hanya satu-satunya (barang spesifik),
yang tak dapat digantikan oleh produk lain atau tidak kompatibel.
Pengadaan barang spesifik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Penyedia Barang/Jasa harus merupakan pabrikan (engine maker dan/atau
primary manufacture) atau Agen tunggal dengan penawaran dari
pabrikan; atau
3. Pengadaan barang impor dengan persyaratan :
a. Merupakan barang yang belum dapat diproduksi di Dalam Negeri; atau
b. Spesifikasi teknis Barang yang diproduksi di Dalam Negeri belum
memenuhi persyaratan; atau
c. Produksi Dalam Negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.
Dimana Penyedia Barang / Jasa yang melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa yang diimpor langsung, semaksimal mungkin menggunakan
jasa pelayanan yang ada di Dalam Negeri
4. Barang/Jasa yang bersifat knowledge intensive dimana untuk
menggunakan dan memelihara produk tersebut membutuhkan
kelangsungan pengetahuan dari Penyedia Barang/Jasa;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
41
5.
42
43
20.8.8. Penunjukan Langsung dilakukan dengan negosisasi baik dari segi teknis
maupun harga sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar yang
berlaku dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
20.9. Pengadaan Langsung/Pembelian Langsung
20.9.1. Pengadaan/Pembelian Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku
di pasar kepada Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya;
20.9.2. Pengadaan/Pembelian Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan barang
/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah), dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Merupakan kebutuhan operasional perusahaan;
2. Teknologi sederhana;
3. Risiko kecil; dan/atau
4. Dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa Usaha orang-perseorangan
dan/atau badan usaha kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket
pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil;
20.9.3. Dilarang menggunakan Metode Pengadaan/Pembelian Langsung sebagai
alasan untuk memecah paket Pengadaan menjadi beberapa paket dengan
maksud untuk menghindari pelelangan.
20.9.4. Untuk Pengadaan/Pembelian Langsung dengan nilai:
1. Paling tinggi Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah):
a. Dilakukan dengan berpedoman pada data Penyedia Barang/Jasa yang
dimiliki oleh perusahaan, apabila tidak terdapat dalam daftar data
Penyedia Barang/Jasa yang dimiliki oleh perusahaan maka dilakukan
survey minimal terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.
b. Bukti pembayaran berupa kuitansi dengan materai secukupnya;
2. Diatas Rp.10.000.000,-(Sepuluh Juta Rupiah) sampai dengan
Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah), bentuk perikatan berupa PK
(Perintah Kerja) atau OP (Order Pembelian) yang ditandatangani oleh
Kepala Divisi disertai kuitansi dengan materai secukupnya, dan Berita
Acara;
3. Diatas Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) sampai dengan
Rp.100.000.000 (Seratus Juta Rupiah), bentuk perikatan berupa Surat
Perjanjian Kerja (SPK) atau Kontrak yang ditandatangani oleh Direktur
Bidang;
Bagian Kesepuluh
Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Pasal 21
21.1. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dilakukan dengan:
21.1.1. Seleksi yang terdiri atas Seleksi Umum dan Seleksi Sederhana;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
44
45
21.5.3. Kriteria keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada butir 21.5.2, apabila
memenuhi salah satu dari persyaratan sebagai berikut:
1. Jasa yang akan diadakan bersifat spesifik hanya dapat dilaksanakan dengan
penggunaan teknologi khusus/pemegang Hak atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) dan/atau hanya ada 1 (satu) Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang
mampu mengaplikasikannya; atau pekerjaan yang hanya dilakukan oleh 1
(satu) pemegang hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah
mendapat izin pemegang hak cipta;
2. Pekerjaan Keadaan Darurat (emergency); atau
3. Pekerjaan penelitian/studi/pemrosesan data yang dilakukan oleh Perguruan
Tinggi Negeri, Lembaga Afiliasi Perguruan Tinggi Negeri dan Lembaga
Ilmiah Pemerintah; atau
4. Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metode Seleksi Umum ternyata
hanya 1 (satu) Penyedia Jasa Konsultansi yang:
a. Mendaftar; atau
b. Lulus Prakualifikasi; atau
c. Memasukkan Penawaran; atau
5. Penunjukan berulang (repeat order) terhadap Penyedia Jasa Konsultansi
non Konstruksi sepanjang harga yang ditawarkan menguntungkan dengan
tidak mengorbankan kualitas jasa; atau
6. Jasa lanjutan yang secara teknis merupakan satu kesatuan yang sifatnya
tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan
sebelumnya; atau
7. Penyedia Jasa Konsultansi adalah BUMN, Anak Perusahaan BUMN atau
Perusahaan Terafiliasi BUMN, sepanjang jasa yang dibutuhkan merupakan
layanan dari BUMN, Anak Perusahaan BUMN, Perusahaan Terafiliasi
BUMN, dan sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat dipertanggung
jawabkan, serta dimungkinkan dalam peraturan sektoral;
21.5.4. Penunjukan langsung kepada BUMN, Anak Perusahaan BUMN, dan
Perusahaan Terafiasi BUMN sebagaimana dimaksud pada butir 21.5.3 angka
7, diprioritaskan kepada Anak Perusahaan BUMN atau Perusahaan Terafiliasi
BUMN yang bersangkutan;
21.5.5. Proses Penunjukan Langsung dilakukan dengan cara:
1. Dalam hal terjadi sesuai pada butir 21.5.3 angka 1 sampai 3 di atas,
dilakukan dengan mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang
ditunjuk untuk memasukkan penawaran, sekurang-kurangnya 2 (dua)
penawaran.
2. Dalam hal terjadi sesuai pada butir 21.5.3 angka 4 a, b di atas, dilakukan
dengan mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang ditunjuk untuk
memasukkan Penawaran;
3. Dalam hal sesuai pada butir 21.5.3 angka 4 c di atas, dilakukan evaluasi
Penawaran harga.
4. Dalam hal terjadi sesuai pada butir 21.5.3 angka 5 diatas, Pengguna Barang
dan Jasa menerbitkan Surat Perintah Kerja (PK) atau Surat Perjanjian Kerja
(SPK/Kontrak) kepada Penyedia Jasa Konsultansi yang telah mempunyai
ikatan kerja sebelumnya.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
46
5. Dalam hal terjadi sesuai pada butir 21.5.3 angka 6 di atas, Pengguna
Barang/Jasa menerbitkan Perintah Kerja (PK) atau Surat Perjanjian Kerja
(SPK/Kontrak) kepada Penyedia Jasa Konsultansi yang telah mempunyai
ikatan kerja sebelumnya di lokasi yang sama dengan terlebih dahulu
melakukan evaluasi penawaran.
6. Dalam hal terjadi sesuai pada butir 21.5.3 angka 7 di atas, dilakukan dengan
mengundang BUMN, Anak Perusahaan BUMN, serta Perusahaan
Terafiliasi BUMN yang ditunjuk untuk memasukan Penawaran dan
dilakukan evaluasi Penawaran.
7. Dalam evaluasi penawaran dilakukan Klarifikasi dan Negosiasi baik dari
segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara
teknis dapat dipertanggungjawabkan.
21.5.6. Penunjukan Langsung dilakukan dengan negosisasi baik dari segi teknis
maupun harga sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
21.6. Pengadaan Langsung Pemilihan Penyedia Jasa Konsultan
21.6.1. Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan kebutuhan operasional perusahaan;
2. Bernilai paling tinggi Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah).
21.6.2. Pengadaan Langsung terhadap Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
dilaksanakan oleh BLP;
21.6.3. Dilarang menggunakan Metode Pengadaan Langsung sebagai alasan untuk
memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk
menghindari Metode Seleksi.
21.7. Sayembara dalam Pemilihan Penyedia Jasa Konsultan
21.7.1. Sayembara dilakukan terhadap Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreativitas, inovasi dan metode
pelaksanaan tertentu; dan
2. Tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan;
21.7.2. Pejabat BLP menetapkan persyaratan administratif bagi Penyedia Jasa
Konsultansi yang akan mengikuti sayembara;
21.7.3. Dalam menetapkan persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada
butir 21.7.2, Pejabat BLP dapat menetapkan syarat yang lebih mudah dari
persyaratan Penyedia Jasa Konsultansi;
21.7.4. Persyaratan dan Metode Evaluasi Teknis ditetapkan oleh Pejabat BLP setelah
mendapat masukan dari Tim yang ahli di bidangnya;
21.7.5. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh Tim yang ahli di bidangnya.
21.8. Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan
Dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
21.8.1. Jasa Konsultansi Perorangan dapat digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
47
48
22.4.2. Selain Pengadaan Barang/Jasa seperti tersebut pada butir 22.4.1 tersebut
diatas,
metode
Satu
Sampul
digunakan
dalam
Penunjukan
Langsung/Pengadaan Langsung/Kontes/Sayembara.
22.4.3. Cara penyampaian Penawaran dengan Metode Satu Sampul adalah
sebagai berikut:
1. Calon Penyedia Barang/Jasa mengajukan Penawaran yang dimasukkan ke
dalam satu sampul, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penawaran sebagaimana diminta dalam Dokumen Pengadaan mencakup
Surat Penawaran yang dilengkapi dengan persyaratan administrasi,
teknis, dan perhitungan harga yang ditandatangani oleh Penyedia
Barang/Jasa;
b. Pada sampul hanya dicantumkan alamat BLP yang mencantumkan jenis
pekerjaan;
c. Harga penawaran dalam Dokumen Penawaran dicantumkan dengan jelas
dalam angka dan huruf. Dalam hal terjadi perbedaan antara penulisan
harga dalam angka dan huruf, maka nilai penawaran yang diakui adalah
nilai dalam penulisan huruf;
d. Penawaran bersifat rahasia dan dikirim ke alamat BLP (dilarang dikirim
kepada perseorangan).
2. Jika disampaikan secara langsung, maka penawaran harus dimasukkan oleh
Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah
disediakan oleh
BLP, sampul ditujukan kepada BLP dengan
mencantumkan alamat, nama pekerjaan, dan nama Penyedia Barang/Jasa;
3. Apabila Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa
pengiriman, sampul sebagaimana dimaksud angka 1 b diatas dimasukkan ke
dalam sampul luar ditujukan kepada BLP dengan mencantumkan alamat,
nama pekerjaan, dan nama Penyedia Barang/Jasa;
4. Jika Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman,
BLP mencatat tanggal dan jam penerimaannya.
5. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas waktu pemasukan
penawaran tidak diikutsertakan.
22.4.4. Cara pembukaan Penawaran dengan metode Satu Sampul adalah sebagai
berikut:
1. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP meneliti isi kotak/tempat
pemasukan Dokumen Penawaran dan menghitung jumlah sampul
penawaran yang masuk sedangkan Surat pengunduran diri tidak dihitung
sebagai penawaran yang masuk.
2. Dalam hal Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang masuk
berjumlah 3 (tiga) atau lebih, BLP atau Tim Pengadaan Barang/Jasa
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuka sampul penawaran di hadapan para Calon Penyedia
Barang/Jasa pada waktu yang telah ditetapkan disaksikan oleh 2 (dua)
orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
49
b. Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menunjuk saksi diluar dari
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
c. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP memeriksa, menunjukkan dan
membacakan kelengkapan penawaran di hadapan para Calon Penyedia
Barang/Jasa, yang terdiri dari:
1) Nama Calon Penyedia Barang/Jasa;
2) Surat Penawaran yang mencantumkan masa berlaku penawaran;
3) Jaminan Penawaran asli;
4) Nilai Penawaran;
5) Dokumen lain yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan.
3. Pada saat pembukaan penawaran BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
hanya mencatat semua kejadian pada saat acara pembukaan penawaran,
tidak dilakukan evaluasi atau pengguguran penawaran kecuali untuk
penawaran yang terlambat.
Setelah dilakukan pembukaan penawaran, BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP), yang berisikan
hal-hal dan data-data pokok yang penting termasuk informasi yang
diperoleh pada saat pembukaan penawaran, sebagai berikut:
1) Nama-nama Calon Penyedia Barang/Jasa, nilai penawarannya,
termasuk penawaran alternatif (bila ada), ada tidaknya jaminan
penawaran;
2) Alasan bila terjadi penundaan pembukaan penawaran;
3) Keberatan dari Calon Penyedia Barang/Jasa (bila ada);
4) Hal-hal lain yang dianggap perlu oleh BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP;
b. Menandatangani BAPP bersama 2 (dua) orang saksi yang hadir.
4. Dalam hal penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Calon Penyedia
Barang/Jasa dalam proses pelelangan, maka proses pengadaan tidak dapat
dilanjutkan dan harus diulang dengan ketentuan:
a. Dokumen Penawaran yang masuk dikembalikan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa yang bersangkutan;
b. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat Berita Acara
Pengadaan Gagal yang ditandatangani oleh BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP.
5. Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang, ternyata tidak ada yang
memasukkan Dokumen Penawaran, maka BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP menyatakan Pengadaan gagal dan melaporkan kegagalan
tersebut beserta alasannya kepada Pengguna Barang/Jasa.
22.5. Metode Dua Sampul
Yaitu penyampaian Dokumen Penawaran dimana persyaratan administrasi dan teknis
dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam
sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam 1 (satu)
sampul (disebut Sampul Penutup).
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
50
22.5.1. Metode Dua Sampul digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa dimana evaluasi
teknis dipengaruhi oleh penawaran harga, dan digunakan untuk:
1. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang menggunakan
evaluasi sistem nilai atau sistem biaya selama umur ekonomis;
2. Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakateristik sebagai berikut:
a. Dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan
harga penawaran, agar penilaian harga tidak dipengaruhi penilaian
teknis; atau
b. Pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang
lebih mendalam.
22.5.2. Cara penyampaian Penawaran dengan Metode Dua Sampul adalah
sebagai berikut:
1. Calon Penyedia Barang/Jasa mengajukan penawaran yang dimasukkan ke
dalam dua sampul, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Sampul pertama berisi kelengkapan data administrasi dan teknis serta
Jaminan Penawaran asli yang disyaratkan, dan pada sampulnya ditulis
Data Administrasi dan Teknis;
b. Sampul kedua berisi data perhitungan harga penawaran dan pada
sampulnya ditulis Harga Penawaran;
c. Sampul pertama dan kedua sebagaimana dimaksud pada butir 22.5.3.
angka 1 a dan b diatas dimasukkan ke dalam satu Sampul Penutup;
d. Sampul Penutup mencantumkan alamat Pengguna Barang/Jasa yang
mengadakan Pengadaan Barang/Jasa, dan jenis pekerjaan.
2. Harga penawaran dalam Dokumen Penawaran dicantumkan dengan jelas
dalam angka dan huruf. Dalam hal terjadi perbedaan antara penulisan harga
dalam angka dan huruf, maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai
dalam penulisan huruf;
3. Penawaran bersifat rahasia dan dilarang dikirim kepada perseorangan
/jajaran BLP atau anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP, melainkan
dimasukkan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke dalam
tempat yang telah disediakan oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
4. Dokumen Penawaran wajib disampaikan pada waktu yang telah ditentukan;
5. Dalam hal Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa
pengiriman, Sampul Penutup yang berisi sampul pertama dan sampul
kedua, dimasukkan dalam satu sampul (disebut Sampul Luar). Sampul
Luar hanya mencantumkan alamat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
serta nama pekerjaan dan nama Penyedia Barang/Jasa;
6. Dalam hal Dokumen Penawaran diterima melalui pos atau jasa pengiriman,
pada Sampul luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan oleh BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
7. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak
diikutsertakan dan diberitahukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk
diambil kembali.
51
22.5.3. Cara pembukaan Penawaran dengan Metode Dua Sampul adalah sebagai
berikut:
1. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP meneliti isi kotak / tempat
pemasukan dokumen penawaran dan menghitung jumlah sampul penawaran
yang masuk, kecuali Surat Pengunduran Diri.
2. Dalam hal Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang masuk
berjumlah 3 (tiga) atau lebih, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
melakukan urutan langkah-langkah sebagai berikut:
a. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka Sampul I di hadapan
Calon Penyedia Barang/Jasa disaksikan 2 (dua) orang saksi dari wakil
Calon Penyedia Barang/Jasa;
b. Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menunjuk saksi diluar dari
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
c. Sampul I yang berisi data administrasi dan teknis dibuka, dan dijadikan
lampiran berita acara pembukaan penawaran Sampul I;
d. Sampul II yang berisi data penawaran harga tidak boleh dibuka;
e. Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus persyaratan
Administrasi dan Teknis kurang dari 3 (tiga) Calon Penyedia
Barang/Jasa atau sekurang-kurangnya 1 (satu) Calon Penyedia Barang/
Jasa, maka pembukaan Sampul II tetap dilanjutkan;
f. Sampul II dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus persyaratan teknis
dan administrasi dapat dibuka dihadapan Calon Penyedia Barang/Jasa
disaksikan 2 (dua) orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa.
Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menunjuk saksi diluar dari
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
3. Dalam hal penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Calon Penyedia
Barang/Jasa dalam proses pelelangan, maka proses Pengadaan tidak dapat
dilanjutkan dan harus diulang dengan ketentuan:
a. Penawaran yang masuk dikembalikan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa yang bersangkutan;
b. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat Berita Acara
Pengadaan Gagal yang ditandatangani oleh semua BLP atau Kelompok
Kerja (PokJa) BLP;
c. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengumumkan untuk
mendapatkan Calon Penyedia Barang/Jasa yang baru dan mengundang
seluruh Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah memasukkan penawaran
administrasi dan teknis sebelumnya untuk memasukkan penawaran
kembali.
4. Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang, ternyata tidak ada yang
memasukkan Dokumen Penawaran, maka BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP menyatakan Pengadaan gagal dan melaporkan kegagalan
tersebut beserta alasannya kepada Pengguna Barang/Jasa.
52
53
54
angka dan huruf, maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai
dalam penulisan huruf;
2) Penawaran bersifat rahasia dan dilarang dikirim kepada perseorangan,
melainkan dimasukkan oleh calon Penyedia Barang/Jasa yang
bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
3) Dokumen Penawaran wajib disampaikan pada waktu yang telah
ditentukan dan dimasukkan ke dalam kotak tertutup yang disediakan
oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;
4) Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan,
tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada calon Penyedia
Barang/Jasa yang bersangkutan untuk mengambil kembali Dokumen
Penawarannya.
5) Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah lulus Tahap I tidak
memasukkan Dokumen Penawaran harga (Tahap II) atau terlambat
memasukkan Dokumen Penawaran harga (Tahap II) pada waktu yang
telah ditentukan, maka Jaminan Penawaran dicairkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
6) Dalam hal Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa
pengiriman, sampul Penawaran dimasukkan dalam satu sampul
(disebut Sampul Luar). Sampul Luar hanya memuat alamat BLP
atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP serta tempat, hari, tanggal, bulan
dan tahun.
b. Pembukaan Dokumen Penawaran Harga
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP meneliti isi kotak / tempat
pemasukan dokumen penawaran harga dan menghitung jumlah sampul
penawaran yang masuk, kecuali Surat pengunduran diri, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam hal Dokumen Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa
yang masuk 3 (tiga) atau lebih, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa)
BLP melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan pembukaan
sampul di hadapan Calon Penyedia Barang/Jasa disaksikan 2 (dua)
orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa.
b) Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada,
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menunjuk saksi
diluar dari BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP. Sampul yang
berisi data harga dibuka satu persatu, dibacakan serta dicatat dan
dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan Penawaran Tahap II.
2) Dalam hal Dokumen Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa
yang masuk kurang dari 3 (tiga) atau sekurang-kurangnya 1 (satu),
maka proses Pengadaan dilanjutkan dengan ketentuan:
a) Dalam hal Dokumen Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa
yang masuk 2 (dua) maka diproses seperti halnya proses Pemilihan
Langsung.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
55
56
57
58
23.2.3. Sistem Penilaian biaya selama umur ekonomis (economic life cycle cost
system).
Evaluasi Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis digunakan untuk
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memperhitungkan
factor-faktor umur ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan,
dan jangka waktu operasi tertentu.
1. Digunakan untuk mengevaluasi Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi yang
memperhitungkan faktor-faktor Umur Ekonomis; Harga dan Biaya Operasi
dan Pemeliharaan dalam jangka waktu operasi tertentu.
2. Sistem economic life cycle cost digunakan khusus untuk mengevaluasi
Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks dengan memperhitungkan perkiraan
biaya operasi dan pemeliharaan serta nilai sisa selama umur ekonomis
barang tersebut.
3. Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi Administrasi
1) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi
syarat pada pembukaan penawaran;
2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
3) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi
syarat
administrasi/lulus
atau
tidak
memenuhi
syarat
administrasi/gugur.
b. Evaluasi Teknis dan Harga
1) Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran penawaran
yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan
memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan/atau
harga penawaran;
2) Unsur harga tersebut dikonversikan ke dalam mata uang tunggal
berdasarkan nilai tukar (kurs tengah) yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia pada saat pembukaan penawaran;
3) Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP membuat daftar urutan yang dimulai dari urutan nilai
evaluasi tertinggi;
4) Biaya-biaya yang dihitung dalam evaluasi, kecuali harga penawaran
yang terkoreksi, tidak dimasukkan dalam harga kontrak (hanya
berfungsi sebagai alat evaluasi saja).
23.2.4. Dalam melakukan evaluasi Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
dilarang mengubah, menambah dan/atau mengurangi kriteria serta tata cara
evaluasi setelah batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran.
23.3. Evaluasi Penawaran Pengadaan Jasa Konsultansi
Dalam pemilihan penyedia Jasa Konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 4 (empat)
metode evaluasi penawaran berdasarkan jenis Jasa Konsultansi yang akan diadakan
dan harus dicantumkan dalam dokumen seleksi, yaitu:
23.3.1. Metode evaluasi berdasarkan kualitas;
23.3.2. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
59
60
x 100%
61
62
63
64
24.3. Proses Pengadaan Barang/Jasa dapat dilanjutkan setelah terbitnya jawaban atas
sanggahan.
24.4. Apabila ternyata sanggahan atau protes yang diajukan tidak sesuai dengan ketentuan
pada butir 24.2. seperti tersebut di atas serta tidak disertai dengan bukti-bukti dan/atau
materi sanggahan tidak dapat dibuktikan kebenarannya oleh penyanggah, maka
penyanggah/pemrotes dikenakan sanksi pencairan jaminan sanggahan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
24.5. Jawaban sanggahan dari Pengguna Barang/Jasa bersifat final.
Bagian Keempat belas
Pengadaan Gagal dan Pengadaan Ulang
Pasal 25
25.1. Pengadaan Gagal
25.1.1. Pelelangan dinyatakan gagal oleh semua anggota Kelompok Kerja (PokJa)
BLP dengan menerbitkan Berita Acara yang ditandatangani oleh semua
anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan dilaporkan kepada Pengguna
Barang/Jasa dalam hal:
1. Jumlah Calon Penyedia Barang/Jasa yang tercantum dalam daftar Calon
Penyedia Barang/Jasa pengadaan kurang dari 3 (tiga); atau
2. Jumlah Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus prakualifikasi kurang dari 3
(tiga); atau
3. Jumlah Calon Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran kurang
dari 3 (tiga); atau
4. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
atau
5. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas atas(ceiling price),
pada saat pembukaan surat penawaran harga, apabila harga penawaran
terendah lebih tinggi dari HPS.
6. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas kewajaran (passing
grade), harga penawaran terendah setelah dievaluasi lebih besar 10% dari
HPS.
25.1.2. Seleksi Umum dinyatakan gagal oleh semua anggota Kelompok Kerja (PokJa)
BLP dengan menerbitkan Berita Acara yang ditandatangani oleh semua
anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan dilaporkan kepada Pengguna
Barang/Jasa dalam hal:
1. Jumlah Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang tercantum dalam daftar
pengadaan kurang dari 3 (tiga); atau
2. Jumlah Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi kurang
dari 3 (tiga); atau
3. Jumlah Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang memasukkan penawaran
kurang dari 3 (tiga); atau
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
65
66
67
dari Pengguna Barang/Jasa, maka BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
segera melakukan:
1. Meninjau ulang isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan HPS. Dalam
hal terjadi perubahan pada isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan
HPS, maka BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP berkewajiban meminta
pengesahan dari Pengguna Barang/Jasa sebelum Pengadaan Ulang.
2. Mengumungkan/mengundang ulang Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah
memasukkan Penawaran Harga. Bilamana dianggap perlu BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat juga mengundang Calon Penyedia
Barang/Jasa yang baru.
3. Menyampaikan ulang isi Dokumen dalam hal terjadi perubahan pada isi
Dokumen Pengadaan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah
memasukkan Penawaran Harga.
4. Dalam hal HPS sebagai batas atas (ceiling price), BLP atau Kelompok
Kerja (PokJa) BLP menyampaikan ulang Nilai Total HPS apabila terjadi
perubahan pada Nilai Total HPS kepada Calon Penyedia Barang/Jasa yang
telah memasukkan Penawaran Harga.
5. Setelah dilakukan Pengadaan Ulang, ternyata Harga terendah yang
ditawarkan tetap lebih tinggi dari batas atas yang telah ditentukan maka
BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat mengusulkan kepada
Pengguna Barang/Jasa untuk melakukan Penunjukan langsung kepada
Calon Penyedia Barang/Jasa yang menyampaikan penawaran harga
terendah.
25.2.5. Apabila Seleksi dinyatakan gagal karena Negosiasi atas harga penawaran tidak
ada kesepakatan harga dan telah mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Barang/Jasa, maka BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP segera melakukan:
1. Meninjau ulang isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan HPS. Dalam
hal terjadi perubahan pada isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan
HPS, maka BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP berkewajiban meminta
pengesahan dari Pengguna Barang/Jasa sebelum Pengadaan Ulang.
2. Mengundang ulang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang telah
memasukkan Penawaran Harga. Bilamana dianggap perlu BLP atau
Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat juga mengundang Calon Penyedia Jasa
Konsultansi yang baru.
3. Menyampaikan ulang isi Dokumen dalam hal terjadi perubahan pada isi
Dokumen Pengadaan kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang telah
memasukkan Penawaran Harga.
4. Dalam hal HPS sebagai batas atas (ceiling price), menyampaikan ulang
Nilai Total HPS apabila terjadi perubahan pada Nilai Total HPS kepada
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang telah memasukkan Penawaran
Harga.
5. Dalam hal setelah dilakukan Pengadaan Ulang dan masih tetap tidak
tercapai kesepakatan harga, maka BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP
dapat mengusulkan kepada Pengguna Barang/Jasa untuk melakukan
Penunjukan langsung kepada Calon Penyedia Barang/Jasa yang
menyampaikan penawaran harga terendah.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
68
BAB III
PROSES PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
Bagian Pertama
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya
Pasal 26
26.1. Proses Pelelangan dengan Prakualifikasi
26.1.1. Pengumuman Pelelangan dengan Prakualifikasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP harus mengumumkan secara luas tentang
adanya Pelelangan dengan Prakualifikasi melalui papan pengumuman atau
website perusahaan dan surat kabar, bila memungkinkan melalui portal
Kementerian Negara BUMN.
26.1.2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Kualifikasi
Calon Penyedia Barang/Jasa yang berminat melakukan pendaftaran dan
mengambil Dokumen Kualifikasi; Apabila Calon Penyedia Barang/Jasa yang
mendaftar kurang dari 3 (tiga), maka dinyatakan gagal.
26.1.3. Penyampaian Dokumen Kualifikasi
Fomulir isian kualifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa yang memuat ringkasan
informasi dari persyaratan kualifikasi disertai pernyataan Calon Penyedia
Barang/Jasa yang ditandatangani di atas materai; Formulir isian tersebut
sebagai pengganti dokumen yang dipersyaratkan.
26.1.4. Evaluasi Dokumen Kualifikasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan evaluasi atas Dokumen Kualifikasi
Calon Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan kriteria kualifikasi yang
dipersyaratkan.
26.1.5. Penetapan Hasil Prakualifikasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengusulkan hasil evaluasi kualifikasi Calon
Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa untuk mendapatkan
penetapan; Apabila Penyedia Barang/Jasa yang lulus prakualifikasi kurang
dari 3 (tiga) maka dinyatakan gagal.
26.1.6. Hasil Prakualifikasi Calon Penyedia Barang dan Jasa
Kelompok Kerja (PokJa) BLP menyampaikan hasil Prakualifikasi kepada para
Calon Penyedia Barang/Jasa. Apabila diperlukan Kelompok Kerja (PokJa)
BLP dapat mengumumkan hasil kualifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa
melalui papan pengumuman atau website perusahaan.
26.1.7. Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengundang para Calon Penyedia Barang/Jasa
yang lulus kualifikasi untuk mengambil Dokumen Pengadaan.
Proses selanjutnya mengikuti tahapan Pengambilan Dokumen Pengadaan sampai
dengan Penandatanganan kontrak.
69
70
4.
5.
6.
7.
8.
71
72
12. Kelompok Kerja (PokJa) BLP segera membuat berita acara pembukaan
dokumen penawaran terhadap semua penawaran yang masuk;
13. Setelah dibacakan dengan jelas, berita acara ditandatangani semua
anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan 2 (dua) wakil dari Calon
Penyedia Barang/Jasa yang hadir;
14. Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka
penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas di dalam berita
acara pembukaan penawaran (BAPP).
26.2.5. Evaluasi Penawaran
1. Pelaksanaan evaluasi penawaran dilakukan oleh Kelompok Kerja (PokJa)
BLP terhadap semua penawaran yang masuk. Evaluasi tersebut meliputi
evaluasi administrasi, teknis, dan harga berdasarkan kriteria, metode, dan
tatacara evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
2. Pada tahap awal, Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat melakukan koreksi
aritmatik terhadap semua penawaran yang masuk dan melakukan evaluasi
sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
3. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan, tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat.
4. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat
adalah:
a. Jenis penyimpangan yang berpengaruh terhadap hal-hal yang sangat
substantif dan akan mempengaruhi lingkup, kualitas, dan
hasil/kinerja/performance pekerjaan;
b. Substansi kegiatan tidak konsisten dengan dokumen pengadaan;
c. Adanya penawaran dari Penyedia Barang/Jasa dengan persyaratan
tambahan di luar ketentuan dokumen pengadaan yang akan
menimbulkan persaingan tidak sehat dan/atau tidak adil di antara Calon
Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat.
5. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila:
a. Syarat-syarat yang diminta berdasarkan dokumen pengadaan dipenuhi/
dilengkapi dan isi setiap dokumen benar serta dapat dipastikan bahwa
dokumen penawaran ditanda-tangani oleh orang yang berwenang;
b. Surat jaminan penawaran memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
dokumen pengadaan. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas dan/atau
meragukan dalam surat jaminan penawaran perlu diklarifikasi dengan
pihak yang terkait tanpa mengubah substansi dari jaminan penawaran;
c. Mencantumkan masa berlakunya penawaran sesuai yang diminta dalam
dokumen pengadaan.
6. Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan evaluasi teknis terhadap semua
penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi.
7. Untuk pengadaan Jasa Konstruksi, penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis, apabila:
a. Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan
substantif yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
73
8.
9.
74
75
76
77
78
79
6.
7.
8.
9.
80
2.
81
5.
6.
7.
8.
9.
82
Bagian Kedua
Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultansi
Pasal 27
27.1. Seleksi Umum
Pengadaan Jasa Konsultansi dengan Seleksi Umum dapat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
83
84
jawaban atas hal-hal yang kurang jelas yang terdapat dalam dokumen
seleksi umum;
2. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat Berita Acara Penjelasan
(Aanwijzing) yang ditandatangani oleh semua anggota Kelompok Kerja
(PokJa) BLP dan 1 (satu) wakil Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang
hadir;
3. Berita acara memuat segala keterangan dan perubahan yang dianggap perlu,
serta risalah tanya jawab. Apabila terjadi perubahan atau tambahan
ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam dokumen seleksi umum
harus dituangkan dalam adendum. Berita acara dan adendum ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen seleksi umum;
4. Berita acara dan adendum dokumen seleksi umum wajib disampaikan
kepada para Calon Penyedia Jasa Konsutansi dalam waktu yang sama;
5. Ketidakhadiran Calon Penyedia Jasa Konsultansi dalam rapat penjelasan
dan kunjungan lapangan tidak menggugurkan keikutsertaan Calon Penyedia
Jasa Konsultansi.
27.1.9. Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Penawaran
1. Calon Penyedia Jasa Konsultansi menyampaikan Dokumen Penawaran
dalam Jumlah 2 (dua) rangkap.
2. Penyampaian dan cara pembukaan dokumen penawaran harus mengikuti
ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen Pengadaan Jasa
Konsultansi.
3. Kelompok Kerja (PokJa) BLP mencatat waktu dan tanggal dokumen
penawaran yang diterima melalui pos atau jasa pengiriman pada sampul
luar penawaran dan memasukkan ke dalam kotak/tempat pengadaan.
4. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka rapat pembukaan dokumen
penawaran, menyatakan dihadapan para Calon Penyedia Jasa Konsultansi
bahwa saat pemasukan dokumen penawaran telah ditutup sesuai waktu
yang dipersyaratkan. Kelompok Kerja (PokJa) BLP menolak Dokumen
penawaran yang terlambat dan/atau tambahan dokumen dilanjutkan dengan
membuka dokumen penawaran yang masuk.
5. Bagi penawaran yang disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman dan
diterima terlambat, Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka sampul luar
dokumen penawaran untuk mengetahui alamat Calon Penyedia Barang/
Jasa. Kelompok Kerja (PokJa) BLP segera memberitahukan kepada
Penyedia Jasa Konsultansi yang bersangkutan untuk mengambil kembali
seluruh dokumen penawaran. Pengembalian dokumen penawaran disertai
dengan bukti serah terima.
6. Tidak diperkenankan mengubah waktu penutupan penyampaian penawaran
untuk hal-hal yang tidak penting. Apabila terpaksa dilakukan perubahan
waktu penutupan penyampaian penawaran maka perubahan tersebut harus
dituangkan di dalam adendum dokumen pengadaan dan disampaikan pada
seluruh Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
7. Pembukaan dokumen penawaran yang masuk dilaksanakan sebagai berikut
a. Kelompok Kerja (PokJa) BLP meminta kesediaan 2 (dua) wakil dari
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
85
86
2) Sampul Kedua
Harga penawaran yang dilengkapi dengan materai, tanggal dan
tandatangan.
c. Untuk dua tahap, terdiri atas:
1) Tahap Pertama
a) Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran tanpa mencantumkan harga penawaran;
b) Dokumen penawaran teknis dan dokumen pendukung lainnya yang
disyaratkan dalam dokumen pengadaan.
2). Tahap Kedua
Harga penawaran yang dilengkapi dengan materai, tanggal dan
tandatangan.
a) Kelompok Kerja (PokJa) BLP tidak perlu mempersyaratkan
kembali syarat-syarat administrasi pada dokumen pengadaan yang
telah menjadi persyaratan kualifikasi Penyedia Jasa Konsultansi;
b) Kelompok Kerja (PokJa) BLP Tim Pengadaaan Barang/Jasa tidak
boleh menggugurkan penawaran Calon Penyedia Jasa Konsultansi
pada saat pembukaan penawaran, kecuali penawaran dari Calon
Penyedia Jasa Konsultansi yang terlambat memasukkan
penawaran;
c) Kelompok Kerja (PokJa) BLP segera membuat berita acara
pembukaan dokumen penawaran terhadap semua penawaran yang
masuk;
d) Setelah dibacakan dengan jelas, berita acara ditandatangani oleh
semua Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan 2 (dua) wakil dari Calon
Penyedia Jasa Konsultansi yang hadir;
e) Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka
penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas di dalam
berita acara pembukaan penawaran (BAPP).
27.1.10. Evaluasi Penawaran sampul I (Metode 2 sampul)
Evaluasi Penawaran sampul I meliputi evaluasi administrasi dan teknis
berdasarkan kriteria, metode, dan tata cara evaluasi yang telah ditetapkan
dalam dokumen pengadaan.
1. Evaluasi Administrasi
a. Penilaian terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal
yang tidak dilakukan penilaian pada saat prakualifikasi;
b. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila:
1) Syarat-syarat yang diminta berdasarkan dokumen pengadaan
dipenuhi/ dilengkapi dan isi setiap dokumen benar serta dapat
dipastikan bahwa dokumen penawaran ditandatangani oleh orang
yang berwenang;
2) Mencantumkan masa berlakunya penawaran sesuai yang diminta
dalam dokumen pengadaan.
c. Penawaran yang lulus administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis.
87
Bobot (%)
10 20
20 40
50 70
100
88
89
90
Catatan:
Pembobotan nilai (score) teknis dan biaya sesuai dengan bobot yang
telah ditentukan dalam dokumen seleksi umum. Pada saat menyusun
dokumen seleksi umum, acuan yang digunakan untuk pembobotan
sesuai dengan rentang sebagai berikut:
Bobot penawaran teknis antara 0,50 sampai 0,80
Bobot penawaran biaya antara 0,20 sampai 0,50
Nilai penawaran biaya terendah diberikan nilai (score) penawaran
biaya tertinggi
3) Hasil dari peringkat gabungan tersebut akan dijadikan dasar untuk
penetapan peringkat Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
f. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat berita acara pembukaan
penawaran biaya, yang mencantumkan penawaran biaya, penawaran
biaya terkoreksi, nilai (score) penawaran teknis, nilai (score)
penawaran biaya, dan nilai gabungan penawaran teknis dan penawaran
biaya. Berita acara ditandatangani oleh semua Kelompok Kerja (PokJa)
BLP dan 2 (dua) wakil Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
3. Dalam hal menggunakan metode evaluasi biaya terendah, maka
Kelompok Kerja (PokJa) BLP mengundang Calon Penyedia Jasa
Konsultansi yang lulus evaluasi teknis untuk menghadiri acara pembukaan
penawaran sampul II sebagai berikut:
a. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuka sampul II dari seluruh Calon
Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus evaluasi teknis;
b. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membacakan dan menulis biaya
penawaran dari tiap Calon Penyedia Jasa Konsultansi;
c. Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan evaluasi sebagai berikut:
1) Melakukan koreksi aritmatik;
2) Untuk pekerjaan tidak kompleks, menetapkan pemenang yang harga
penawaran terkoreksinya terendah dan tidak melampaui HPS.
Sedangkan untuk pekerjaan kompleks, menetapkan pemenang yang
harga penawaran terkoreksinya terendah dan tidak melampaui 10 %
diatas HPS.
d. Kelompok Kerja (PokJa) BLP membuat berita acara pembukaan
penawaran biaya, yang mencantumkan penawaran biaya, penawaran
biaya terkoreksi, dan nilai penawaran teknis. Berita acara
ditandatangani oleh semua Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan 2 (dua)
wakil Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
27.1.12. Klarifikasi dan Negosiasi
Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan klarifikasi dan negosiasi kepada
calon pemenang seleksi umum dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Klarifikasi dan negosiasi dilakukan oleh Kelompok Kerja (PokJa) BLP
dengan Pemimpin/Direktur utama perusahaan Penyedia Jasa Konsultansi
atau wakil yang memperoleh kuasa penuh dari Pemimpin/Direktur utama
perusahaan (dinyatakan dengan surat kuasa);
2. Dalam hal penilaian menggunakan metode evaluasi kualitas, klarifikasi
dan negosiasi dilakukan untuk memperoleh kejelasan teknis dan biaya
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
91
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
92
93
2.
3.
4.
5.
6.
94
95
96
97
BAB IV
PENGADAAN KHUSUS
Bagian Pertama
Sewa Menyewa/Sewa Beli
Pasal 30
30.1. Sewa-menyewa adalah aktivitas Pengguna Barang/Jasa yang saling mengikatkan diri
dengan Penyedia Barang/Jasa untuk menggunakan suatu barang, baik barang bergerak
dan/atau tidak bergerak, selama waktu tertentu dengan pembayaran yang disepakati.
30.2. Sewa beli adalah aktivitas Pengguna Barang/Jasa yang saling mengikatkan diri
dengan Penyedia Barang/Jasa untuk menggunakan suatu barang, baik barang bergerak
dan/atau tidak bergerak. Selama pembayaran yang disepakati belum diselesaikan
seluruhnya, kepemilikan barang tetap ada pada Penyedia Barang/Jasa dan pada akhir
masa kontrak atau pembayaran yang disepakati telah diselesaikan seluruhnya,
Penyedia Barang/Jasa menyerahkan dokumen yang diperlukan dan hak kepemilikan
beralih kepada Pengguna Barang/Jasa.
30.2.1. Barang yang dapat disewa / sewa beli antara lain:
1. Barang yang diperlukan untuk keperluan rutin/operasional perusahaan dan
memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan (Operation and
Maintenance), seperti tetapi tidak terbatas pada:
a. Komputer (PC, laptop, notebook), LCD Projector;
b. Mesin Fotokopi (photocopier), mesin faximile;
c. Kendaraan bermotor (mobil, motor, truk, alat-alat berat);
d. Gedung dan/atau tanah.
2. Barang yang dapat membebani Neraca Pembukuan perusahaan karena
memerlukan investasi dan memiliki susut nilai barang (depresiasi harga
Barang).
Khusus untuk benda tidak bergerak seperti gedung dan /atau tanah, Sewa/sewa
beli dapat dilakukan dengan Penunjukan Langsung. Pengguna Barang/Jasa
wajib melakukan analisa bisnis (commercial analysis) dalam hal menentukan
Barang yang dapat disewa/sewa beli.
30.3. Proses Pelaksanaan sewa menyewa/sewa beli dilakukan mengikuti Keputusan Direksi
ini kecuali ditentukan lain oleh Perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Sewa Guna Usaha (Leasing)
Pasal 31
31.1. Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah suatu transaksi pembiayaan untuk penyediaan
barang modal secara sewa guna dengan hak opsi memiliki (Financial Lease) maupun
sewa guna tanpa hak opsi memiliki (Operating Lease) antara pihak penyedia
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
98
pembiayaan atau barang (Lessor) untuk digunakan oleh pihak yang membutuhkan
pembiayaan atau barang (Lessee) selama jangka waktu tertentu dengan pembayaran
secara berkala/bertahap. Sewa Guna Usaha terdiri dari:
31.1.1. Financial Lease
Penyewa guna (Lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk
membeli obyek sewa guna dari pihak yang menyewa gunakan (Lessor)
berdasarkan nilai sisa (residual value) yang disepakati bersama.
1. Kriteria terdiri dari:
a. Jumlah pembayaran selama masa finance lease ditambah nilai sisa
barang modal harus dapat menutup perolehan barang modal dan
keuntungan Lessor.
b. Perjanjian memuat ketentuan mengenai opsi yaitu pengalihan
kepemilikan barang kepada Lessee pada saat berakhirnya perjanjian, atau
memperpanjang jangka waktu perjanjian.
2. Jenis Barang
Pengguna Barang/Jasa wajib melakukan analisis bisnis (commercial
analysis) dalam hal menentukan barang yang dapat diadakan dengan
Financial Lease, seperti tetapi tidak terbatas pada:
a. gedung; dan/atau
b. tanah.
31.1.2. Operating Lease
Obyek sewa guna usaha dioperasikan sendiri oleh Lessee namun kepemilikan
obyek sewa guna usaha tidak beralih kepada Lessee.
1. Kriteria terdiri dari:
a. Jumlah pembayaran selama Operating Lease tidak dapat atau tidak harus
menutupi harga perolehan barang modal, ditambah dengan keuntungan
oleh Lessor,
b. Perjanjian Operating Lease tidak memuat ketentuan opsi bagi Lessee.
2. Jenis Barang
Pengguna Barang/Jasa wajib melakukan analisis bisnis (commercial
analysis) dalam hal menentukan barang yang dapat diadakan dengan
Operating Lease, seperti tetapi tidak terbatas pada:
a. Kendaraan bermotor (mobil, motor, truk)
b. Gedung dan/atau tanah.
31.2. Proses pelaksanaan sewa guna usaha (leasing) dilakukan mengikuti Keputusan
Direksi ini kecuali ditentukan lain oleh Perundang-undangan yang berlaku.
31.3. Jangka waktu kontrak Pengadaan melalui sewa guna usaha (leasing) dilakukan sesuai
dengan kemampuan project cash flow.
99
Bagian Ketiga
Outsourcing
Pasal 32
32.1. Outsourcing adalah penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan ataupun penyediaan jasa tenaga kerja
yang dibuat secara tertulis.
32.2. Kontrak Outsourcing diadakan dengan Perjanjian Penyediaan Jasa Tenaga Kerja atau
Perjanjian Pemborongan Pekerjaan.
32.3. Kriteria pekerjaan yang dapat di outsourcing mengacu pada perundang-undangan yang
berlaku.
32.4. Proses pelaksanaan Outsourcing dilakukan seperti halnya proses pengadaan jasa
lainnya, kecuali ditentukan lain oleh Perundang-undangan yang berlaku atau Keputusan
Direksi khusus mengatur pengadaan outsourcing.
Bagian Keempat
Pengadaan Asuransi Dalam Rangka Pengadaan
Pasal 33
Dalam Rangka Pengadaan Penyedia Jasa Asuransi, Pengguna Barang/Jasa dapat
menggunakan Jasa Pialang Asuransi dan Konsultan Asuransi.
33.1. Jenis Asuransi yang digunakan:
33.1.1. Asuransi Pembangunan Proyek
Adalah asuransi yang menjamin segala macam risiko kerugian yang mungkin
timbul di lingkungan proyek pembangunan selama masa pelaksanaan
pembangunan.
Jenis asuransinya meliputi:
1. Asuransi Contractor All Risk /Erections All Risk dan Third Party Liability
(CAR/EAR + TPL)
2. Asuransi Contractor Plant and Machinary Equipment/Heavy Equipment
3. Marine Cargo Insurance (Asuransi Pengangkutan Darat, Laut, Udara)
4. Workmen Compensation Insurance
5. Comprehensive General Liability
6. Automobile Liability
7. Personal Accident
Pada umumnya Asuransi Proyek dilaksanakan melekat dengan kontrak
Pengadaan Barang/Jasa/Proyeknya.
100
101
102
BAB V
PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
Bagian Pertama
Cara Pengadaan Barang dan Jasa
dengan menggunakan sarana e-procurement
Pasal 34
34.1. Cara Pengadaan Barang/Jasa selain dilakukan dengan pelelangan umum, pemilihan
langsung, penunjukan langsung, pembelian langsung maupun swakelola dapat
dilakukan dengan menggunakan sarana e-procurement, yang persyaratan teknisnya
akan diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Direksi;
34.2. Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa perusahaan menggunakan sistem e-procurement
tidak penuh (manual), maka tidak wajib dihubungkan dengan portal utama
Kementerian BUMN;
34.3. Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa perusahaan menggunakan sistem e-procurement,
maka sistem tersebut wajib dihubungkan dengan portal utama Kementerian BUMN;
103
BAB VI
SWAKELOLA
Bagian Pertama
Ketentuan Umum Swakelola
Pasal 35
35.1. Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan, dan/ atau diawasi sendiri oleh Pengguna Barang/Jasa
sebagai Penanggung Jawab Anggaran.
35.2. Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola, meliputi:
35.2.1. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau
memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia;
35.2.2. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi
langsung masyarakat setempat;
35.2.3. Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya
tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa;
35.2.4. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih
dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan
menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;
35.2.5. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau
penyuluhan;
35.2.6. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang bersifat
khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
35.2.7. Pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah,
pengujian di laboratorium, dan pengembangan sistem tertentu;
35.2.8. Pekerjaan yang bersifat rahasia;
35.2.9. Pekerjaan Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri; atau
35.2.10. Penelitian dan pengembangan dalam negeri.
35.3. Pengguna Barang/Jasa menetapkan jenis pekerjaan serta pihak yang akan
melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola.
35.4. Metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara swakelola pada prinsipnya sama
dengan metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa konstruksi/jasa lainnya, yaitu
menggunakan metode pelelangan umum, pemilihan langsung, penunjukkan langsung
dan pengadaan/pembelian langsung;
35.5. Prosedur Swakelola meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan di
lapangan, penyerahan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pekerjaan;
35.6. Pengadaan melalui Swakelola dapat dilakukan oleh Pengguna Barang/Jasa sebagai
Penanggung Jawab Anggaran;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
104
35.7. Proses persiapan pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan setelah Rencana Umum
Pengadaan ditetapkan.
Bagian Kedua
Pengadaan melalui Swakelola
Pasal 36
Pengadaan Swakelola oleh Penanggung Jawab Anggaran:
36.1. Direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh Penanggung Jawab Anggaran;
36.2. Mempergunakan pegawai sendiri, pegawai lain dan/atau dapat menggunakan tenaga
ahli;
36.3. Jumlah tenaga ahli tidak boleh melebihi 50% (Lima Puluh Perseratus) dari jumlah
keseluruhan pegawai yang terlibat dalam kegiatan Swakelola yang bersangkutan;
105
BAB VII
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
Bagian Pertama
Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri
Pasal 37
37.1. Pengertian Produksi Dalam Negeri
37.1.1. Barang yang bahan baku dan pembuatannya di Indonesia, terdiri dari:
1. Barang jadi, barang setengah jadi, peralatan suku cadang, komponen utama,
dan komponen pembantu;
2. Bahan baku, bahan pelengkap, dan bahan pembantu.
37.1.2. Jasa yang dilaksanakan di Indonesia oleh tenaga Indonesia meliputi jasa
konstruksi, jasa konsultansi, dan jasa lainnya.
37.2. Penggunaan Hasil Produksi Dalam Negeri
37.2.1. Dalam dokumen Pengadaan Barang/Jasa dimuat secara jelas ketentuan dan
syarat penggunaan hasil produksi dalam negeri;
37.2.2. Pengadaan barang impor dimungkinkan, bilamana:
1. Barang tersebut belum diproduksi di dalam negeri; dan/atau
2. Spesifikasi teknis barang yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi
persyaratan; dan/atau
3. Dalam hal kuantitas barang tidak dapat dipenuhi dari Penyedia Barang/Jasa
dalam negeri.
37.2.3. Penyedia Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang
diimpor langsung diwajibkan untuk semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi,
perbankan, dan pemeliharaan.
37.3. Keikutsertaan Perusahaan Asing
37.3.1. Perusahaan asing dapat ikut serta didalam Pengadaan Barang/Jasa dengan
nilai:
1. Untuk Jasa Konstruksi di atas Rp. 50.000.000.000 (Lima Puluh Milyar
Rupiah).
2. Untuk Barang dan Jasa lainnya di atas Rp. 10.000.000.000 (Sepuluh Milyar
Rupiah).
3. Untuk Jasa Konsultansi di atas Rp. 2.000.000.000 (Dua Milyar Rupiah).
37.3.2. Perusahaan asing yang melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada
butir 37.3.1 di atas harus melakukan kerjasama usaha dengan perusahaan
nasional dalam bentuk kemitraan, sub kontrak, dan lain-lain, apabila ada
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan di bidang yang bersangkutan.
37.3.3. Ketentuan pada butir 37.3.1 angka 3 tersebut di atas dapat dikecualikan untuk
pengadaan jasa konsultansi perorangan.
106
107
BAB VIII
PERJANJIAN/KONTRAK
Bagian Pertama
Perjanjian/Kontrak
Pasal 38
38.1. Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dibedakan atas:
38.1.1. Kontrak Berdasarkan Cara Pembayarannya:
1. Lumpsum
Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan
semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan
sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa. Sistem kontrak ini lebih
tepat digunakan atas Pengadaan Barang/Jasa dengan contoh yang jelas, atau
untuk jenis pekerjaan borongan yang perhitungan volumenya untuk masingmasing unsur/jenis pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti
berdasarkan rencana kebutuhan sesuai gambar rencana dan spesifikasi
teknisnya. Harga yang mengikat dalam kontrak sistem ini adalah total
penawaran harga.
2. Harga Satuan (Unit Price)
Adalah kontrak Pengadaan Barang dan Jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti
dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu, yang volume total pekerjaan masih bersifat perkiraan sementara,
sedangkan pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia
Barang dan Jasa. Harga satuan, pertimbangan untuk memilih dengan cara
ini adalah karena untuk keakuratan pengukuran volume pekerjaan yang
tinggi diperlukan survey dan penelitian yang sangat mendalam, detail dan
sampel yang banyak, waktu yang lama sehingga biaya sangat besar, padahal
pengukuran juga lebih mudah dalam pelaksanaan, di pihak lain pekerjaan
sangat mendesak dan harus segera dilaksanakan, sehingga untuk pekerjaan
yang sifat kondisinya seperti hal tersebut tidak dapat digunakan kontrak
dengan sistem Lumpsum. Kontrak bentuk ini memungkinkan pekerjaan
tambah/ kurang.
3. Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan
Adalah kontrak yang merupakan gabungan Lumpsum dan harga satuan
dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.
4. Terima Jadi (turn key)
Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti
dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan
utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
108
kriteria kinerja yang telah ditetapkan.Turn key, sistem ini lebih tepat
digunakan untuk mengadakan suatu barang yang hanya diperlukan sekali
saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih (transfer) teknologi
selanjutnya.
5. Kontrak Sewa Beli
Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang pembayarannya dilakukan
selama barang yang dimaksud digunakan, sedangkan kepemilikan barang
tetap ada pada Penyedia Barang/Jasa. Pada masa akhir kontrak dan setelah
pembayaran seluruhnya dilaksanakan, Penyedia Barang/Jasa menyerahkan
barang yang dikontrakkan kepada Pengguna Barang dan Jasa lengkap
dengan dokumen yang diperlukan.
6. Kontrak Angsuran (delay payment)
Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang pembayarannya dilaksanakan
secara angsuran selama waktu tertentu setelah Penyedia Barang/Jasa
menyerahkan barang yang dikontrakkan kepada Pengguna Barang/Jasa
lengkap dengan dokumen yang diperlukan.
7. Kesepakatan Harga Satuan (KHS)
Adalah suatu kesepakatan harga satuan Barang/Jasa tertentu dalam kurun
waktu dan spesifikasi tertentu. Selanjutnya harga satuan yang disepakati
dapat ditindak lanjuti menjadi kontrak yang prosesnya mengikuti
Keputusan ini.
a. Tujuan KHS adalah untuk memperoleh Barang/Jasa secara cepat, tepat
waktu, mengurangi stock barang di gudang perusahaan, dan
mendapatkan harga satuan yang kompetitif. KHS dapat juga
diberlakukan untuk jasa, dalam hal jasa tersebut sifatnya pekerjaannya
rutin dan dapat distandarkan.
b. Harga satuan Barang/Jasa dikompetisikan dengan mengikuti proses
Pelelangan atau pemilihan langsung.
c. Pemenang pengadaan adalah Calon Penyedia Barang/Jasa yang
menawarkan harga satuan terendah dan hasilnya dituangkan dalam
bentuk KHS yang memuat kesepakatan harga satuan antara Pengguna
Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa.
d. KHS berlaku untuk 1 (satu) Tahun.
e. Pelaksanaan kontrak yang rinci antara Pengguna Barang/Jasa dan
Penyedia Barang/Jasa dilaksanakan setelah adanya pesanan barang dari
Pengguna Barang/Jasa ke Penyedia Barang/Jasa.
f. Kriteria KHS
1) Kebutuhan Barang/Jasa diperlukan tepat waktu (just-in-timepurchasing);
2) Kebutuhan Barang/Jasa bersifat rutin;
3) Volume kebutuhan barang/jasa sifatnya perkiraan; dan
4) Spesifikasi Teknik barang/jasa standard dan tertentu.
g. Proses KHS
1) Proses KHS mengacu kepada tahapan Pengadaan yaitu dapat melalui
Pelelangan atau Pemilihan langsung melalui penawaran harga.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
109
110
111
2. Isi Kontrak
Isi kontrak terdiri dari:
a. Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat atau setuju untuk
mengadakan kontrak mengenai obyek yang dikontrakkan sesuai dengan
jenis pekerjaannya;
b. Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga kontrak.
Harga kontrak harus ditulis dengan angka dan huruf, serta rincian
sumber pembiayaannya;
c. Pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan dalam perjanjian harus
mempunyai arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam
kontrak;
d. Pernyataan bahwa kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen
dan merupakan satu kesatuan yang disebut kontrak;
e. Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada
dalam dokumen-dokumen perjanjian/kontrak maka yang dipakai adalah
dokumen urutannya lebih dulu;
f. Pernyataan mengenai persetujuan para pihak untuk melaksanakan
kewajiban masing-masing, yaitu pihak pertama membayar harga kontrak
dan pihak kedua melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan dalam
kontrak;
g. Pernyataan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu kapan
dimulai dan diakhirinya pekerjaan tersebut;
h. Pernyataan mengenai efektifnya kontrak.
3. Penutup
Penutup adalah bagian surat perjanjian yang memuat:
a. Pernyataan bahwa para pihak dalam perjanjian ini telah menyetujui
untuk melaksanakan perjanjian sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia pada hari dan tanggal
penandatanganan perjanjian tersebut;
b. Tanda tangan para pihak dalam surat perjanjian dengan dibubuhi
materai.
38.3.2. Syarat-Syarat Umum Kontrak
Syarat-syarat umum kontrak antara lain meliputi:
1. Ketentuan Umum
Ketentuan-ketentuan umum ini berlaku untuk semua jenis kontrak.
Ketentuan-ketentuan pokok yang dapat diterapkan pada semua jenis
kontrak adalah:
a. Definisi
Definisi adalah uraian atau pengertian mengenai istilah-istilah yang
digunakan dalam kontrak. Istilah-istilah tersebut dijelaskan dan diberi
arti atau tafsiran sehingga isi kontrak mudah dipahami oleh setiap orang
yang membacanya dan tidak ditafsirkan atau diartikan lain.
b. Penerapan
Penerapan adalah ketentuan bahwa syarat-syarat umum dalam kontrak
ini diterapkan secara luas tetapi tidak boleh melanggar ketentuanketentuan yang ada dalam kontrak.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
112
c. Asal Barang/Jasa
Asal Barang/Jasa adalah ketentuan mengenai penjelasan dari negara
mana asal Barang/Jasa yang menjadi obyek perjanjian dalam kontrak.
Asal Barang adalah tempat barang diperoleh, antara lain tempat barang
ditambang, tumbuh, atau diproduksi. Dalam ketentuan ini juga harus
dirinci komponen dalam negeri dan komponen impornya. Asal Barang
harus dibedakan dengan negara penjual. Penjelasan dan rincian
komponen dalam negeri dan impor dijelaskan pada syarat-syarat khusus
kontrak.
d. Penggunaan Dokumen-Dokumen Kontrak dan Informasi
Penggunaan dokumen-dokumen kontrak dan informasi adalah ketentuan
mengenai penggunaan dokumen-dokumen kontrak atau dokumen
lainnya yang berhubungan dengan kontrak, misalnya ketentuanketentuan kontrak, spesifikasi tehnik, gambar-gambar, pola, contoh serta
informasi-informasi yang berkaitan dengan kontrak oleh Penyedia
Barang/Jasa dengan ijin tertulis dari Pengguna Barang/Jasa.
e. Hak Paten, Hak Cipta, dan Merek
Hak paten, hak cipta, dan merek adalah ketentuan yang mengatur
kewajiban Penyedia Barang/Jasa untuk melindungi Pengguna
Barang/Jasa dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas
pelanggaran hak paten, hak cipta, dan merek.
f. Jaminan
Jaminan adalah ketentuan mengenai jaminan yang harus disediakan oleh
Penyedia Barang/Jasa berupa, Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan
Pemeliharaan.
g. Asuransi
Asuransi adalah ketentuan mengenai asuransi yang harus disediakan oleh
pihak Penyedia Barang/Jasa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yaitu:
1) Pihak Penyedia Barang/Jasa harus mengasuransikan semua barang
dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan kontrak atas segala resiko yaitu kecelakaan,
kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat
diduga.
2) Pihak Penyedia Barang/Jasa harus mengasuransikan pihak ketiga
sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya. Besarnya asuransi
ditentukan di dalam Dokumen Pengadaan.
h. Pembayaran
Pembayaran adalah ketentuan mengenai cara-cara dan termin
pembayaran serta mata uang yang digunakan. Cara pembayaran harus
disesuaikan dengan ketentuan dalam Dokumen Pengadaan.
i. Harga
Harga adalah ketentuan mengenai harga yang harus dibayarkan oleh
Pengguna Barang dan Jasa kepada Penyedia Barang dan Jasa atas
pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak. Harga kontrak harus jelas, pasti,
dan dirinci sumber pembiayaannya.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
113
j. Amandemen Kontrak
Amandemen kontrak adalah ketentuan mengenai perubahan kontrak.
Perubahan kontrak dapat terjadi apabila:
1) Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh
para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
2) Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
3) Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan
perubahan pelaksanaan pekerjaan.
4) Amandemen bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak yang
membuat kontrak tersebut.
k. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah ketentuan mengenai:
1) Kapan kontrak mulai berlaku;
2) Kapan pekerjaan mulai dilaksanakan;
3) Kapan penyerahan hasil pekerjaan dari Penyedia Barang dan Jasa
kepada Pengguna Barang dan Jasa.
l. Pengawasan
Pengawasan adalah ketentuan tentang kewenangan Pengguna
Barang/Jasa melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pihak
Penyedia Barang dan Jasa. Apabila diperlukan oleh Pengguna
Barang/Jasa karena Pengguna Barang dan Jasa tidak dapat melakukan
pemeriksaan atau pengawasan, maka Pengguna Barang/Jasa dapat
memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan
pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang sudah atau sedang
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
m. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah ketentuan mengenai:
1) Hal-hal yang berkaitan dengan keterlambatan dalam pelaksanaan
pekerjaan oleh pihak Penyedia Barang/Jasa atau Pengguna
Barang/Jasa dari jadwal yang ditentukan dalam kontrak;
2) Sanksi yang diberikan kepada pihak Penyedia Barang/Jasa atau
Pengguna Barang dan Jasa jika terjadi keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan;
3) Pengecualian dari ketentuan butir 2). diatas akibat keadaan kahar.
n. Keadaan Kahar (Force Majeure)
1) Yang dimaksud Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi
diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan
dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi;
2) Yang digolongkan Keadaan Kahar adalah:
a) Peperangan;
b) Kerusuhan;
c) Revolusi;
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
114
o.
p.
q.
r.
s.
115
t. Korespondensi
Korespondensi adalah ketentuan kontrak mengenai semua korespondensi
yang dapat berbentuk surat, faksimili, atau e-mail dan ditujukan kepada
alamat para pihak. Dijelaskan alamat para pihak yang digunakan sebagai
alamat korespondensi.
2. Ketentuan Khusus
Ketentuan khusus berikut ini berlaku untuk masing-masing kontrak sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
a. Ketentuan Khusus untuk Kontrak Pengadaan Barang
1) Standar
Standar adalah ketentuan mengenai barang yang disediakan oleh
pihak Penyedia Barang harus sesuai dengan standar yang telah
disebutkan dalam spesifikasi teknis
2) Pengepakan (Packaging)
Pengepakan adalah ketentuan mengenai kewajiban penjual untuk
melakukan pengepakan atas barang-barang yang dikirim dari asal
barang sampai ke tujuan akhir yang telah ditentukan dalam kontrak.
Tujuan ketentuan pengepakan ini adalah supaya barang-barang yang
dikirimkan terlindungi dari resiko kerusakan atau kehilangan pada
saat pengiriman dari tempat asal barang sampai ke tujuan akhir yang
telah dicantumkan dalam kontrak.
3) Pengiriman
Pengiriman adalah ketentuan mengenai pengiriman barang yang
dilakukan Penyedia Barang sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan oleh Pengguna Barang dan Jasa disesuaikan dengan jadwal
kebutuhan.
4) Transportasi
Transportasi adalah ketentuan mengenai transportasi yang digunakan
untuk pengiriman barang (melalui laut, darat atau udara). Biaya
transportasi pada waktu pengiriman barang dimasukan dalam harga
kontrak.
5) Pemeriksaan dan Pengujian
Pemeriksaan dan pengujian adalah ketentuan bahwa Pengguna
Barang dan Jasa mempunyai hak untuk melakukan pemeriksaan dan
pengujian atas barang untuk memastikan kecocokannya dengan
spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan dalam kontrak.
Pemeriksaan dan pengujian dapat dilakukan sendiri oleh Penyedia
Barang atau diwakilkan kepada pihak ketiga.
6) Layanan Tambahan
Penyedia Barang dapat dimungkinkan untuk menyediakan beberapa
atau semua layanan lanjutan, termasuk penambahan layanan, yang
dituangkan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
b. Ketentuan Khusus untuk Kontrak Jasa Konsultansi
1) Kewajiban Penyedia Jasa Konsultansi
a) Umum
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
116
b)
c)
d)
e)
117
118
119
120
121
122
123
BAB IX
PELAKSANAAN KONTRAK
Bagian Pertama
Pelaksanaan Kontrak
Pasal 39
39.1. Direksi Pengawas, Pengawas Lapangan dan Penyedia Barang/Jasa
39.1.1. Dalam melaksanakan pengendalian pekerjaan, Pengguna Barang/Jasa dapat
menunjuk wakil yang bertindak atas namanya sebagai Direksi Pengawas.
39.1.2. Direksi Pengawas dimaksudkan untuk menilai hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh Penyedia Barang/Jasa pada waktu penyerahan pertama
pekerjaan dan penyerahan akhir pekerjaan.
39.1.3. Direksi Pengawas berkoordinasi dengan Penyedia Barang/Jasa, selanjutnya
Penyedia Barang/Jasa wajib menunjuk personil sebagai wakilnya yang
berdomisili di lokasi pekerjaan, yang diberi wewenang penuh dan bertanggung
jawab atas pelaksanaan pekerjaan atas namanya.
39.2. Hak dan Kewajiban Para Pihak
39.2.1. Hak dan kewajiban Pengguna Barang/Jasa dalam pelaksanaan kontrak:
1. Mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
2. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa;
3. Melakukan perubahan kontrak, jika ada alasan yang sah dan disepakati oleh
para pihak;
4. Memberikan peringatan atas keterlambatan pekerjaan;
5. Mengenakan denda keterlambatan;
6. Membayar tahapan sesuai dengan progress fisik pekerjaan yang tercantum
dalam Berita Acara Kesepakatan;
7. Membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
8. Memberikan instruksi sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak.
39.2.2. Hak dan kewajiban Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan kontrak;
1. Menerima pembayaran tahapan sesuai dengan progress fisik pekerjaan yang
tercantum dalam Berita Acara Kesepakatan;
2. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
3. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik (laporan harian,
mingguan dan bulanan) kepada Pengguna Barang/Jasa;
4. Mengambil langkah-langkah yang maksimal untuk melindungi lingkungan,
baik di dalam maupun di luar lokasi pekerjaan, dan membatasi perusakan
dan pengaruh/gangguan kepada masyarakat maupun miliknya sebagai
akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang disebabkan kegiatan
Penyedia Barang/Jasa.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
124
125
126
127
128
129
pelaksanaan
dituangkan di dalam
130
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pertama
Pembinaan
Pasal 40
40.1. Pengguna Barang/Jasa mensosialisasikan kepada semua Divisi/Bagian/Unit di
lingkungan perusahaan agar Keputusan Direksi ini dapat dipahami dan dilaksanakan
dengan baik dan benar;
40.2. Pengguna Barang/Jasa bertanggung jawab atas pengendalian pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa termasuk kewajiban mengoptimalkan penggunaan produksi dalam
negeri, perluasan kesempatan berusaha bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil;
40.3. Pengguna Barang/Jasa memberikan bimbingan teknis kepada pihak yang terlibat
sebagai pelaksana Pengadaan Barang/Jasa;
40.4. Pengguna Barang/Jasa dilarang melakukan pungutan dalam bentuk apapun dalam
Pengadaan Barang/Jasa perusahaan.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 41
41.1. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP yang ditunjuk untuk melaksanakan pemilihan
Penyedia Barang/Jasa, menyusun rencana kerja yang menggambarkan kegiatan yang
harus dilaksanakan, tata laksana dan prosedur kerja secara tertulis, dan disampaikan
kepada Pengguna Barang/Jasa dan Satuan Pengawasan Intern;
41.2. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP, wajib melakukan pencatatan dan pelaporan
keuangan dan hasil kerja pada setiap pelaksaaan Pengadaan Barang/Jasa, baik
kemajuan maupun hambatan dalam pelaksanaan tugasnya dan disampaikan kepada
Pengguna Barang/Jasa dan Satuan Pengawasan Intern;
41.3. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP, wajib menyimpan dan memelihara seluruh
dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa termasuk berita acara proses
pelelangan/seleksi;
41.4. BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP, wajib memberikan tanggapan/ informasi
mengenai Pengadaan Barang/Jasa yang berada di dalam batas kewenangannya kepada
calon Penyedia Barang/Jasa atau masyarakat yang mengajukan pengaduan dan atau
yang memerlukan penjelasan;
41.5. Satuan Pengawasan Intern, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa, menampung dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat yang berkaitan
dengan masalah atau penyimpangan dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa,
kemudian melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Direktur Utama;
41.6. Calon Penyedia Barang/Jasa atau masyarakat yang mengajukan pengaduan dan atau
yang memerlukan penjelasan yang tidak puas terhadap tanggapan atau informasi yang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
131
disampaikan oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat mengadukan kepada
Pengguna Barang/Jasa.
Bagian Ketiga
Tindak Lanjut Pengawasan
Pasal 42
42.1. Kepada para pihak yang ternyata terbukti melanggar ketentuan dan prosedur
Pengadaan Barang/Jasa, maka:
42.1.1. dikenakan sanksi administrasi;
42.1.2. dituntut ganti rugi/digugat secara perdata;
42.1.3. dilaporkan untuk diproses secara pidana.
42.2. Perbuatan atau tindakan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dikenakan sanksi
adalah:
42.2.1. Berusaha mempengaruhi BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dalam
bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung guna
memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan dan prosedur
yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan/kontrak, dan atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
42.2.2. Melakukan persekongkolan dengan Penyedia Barang/Jasa lain untuk mengatur
harga penawaran di luar prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
sehingga mengurangi/menghambat/memperkecil dan atau meniadakan
persaingan yang sehat dan atau merugikan pihak lain;
42.2.3. Membuat dan atau menyampaikan dokumen dan atau keterangan lain yang
tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan Barang/Jasa yang
ditentukan dalam dokumen pengadaan;
42.2.4. Mengundurkan diri dengan berbagai alasan yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan dan/atau tidak dapat diterima oleh BLP atau Kelompok Kerja
(PokJa) BLP;
42.2.5. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan kontrak secara
bertanggung jawab;
42.3. Atas perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam butir 42.2, dikenakan
sanksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
didahului dengan tindakan tidak mengikutsertakan Penyedia Barang/Jasa yang terlibat
dalam kesempatan Pengadaan Barang/Jasa perusahaan;
42.4. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam butir 42.3 adalah sbb:
42.4.1. Apabila dilakukan oleh pegawai perusahaan, maka sanksi diberikan oleh
Pengguna Barang/Jasa;
42.4.2. Apabila dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa, maka Penyedia Barang/Jasa
yang bersangkutan akan dilaporkan kepada pejabat yang berwenang
mengeluarkan izin usaha Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan.
42.5. Kepada perusahaan non usaha kecil termasuk non koperasi kecil yang terbukti
menyalahgunakan kesempatan dan atau kemudahan yang diperuntukkan bagi usaha
kecil termasuk koperasi kecil dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
132
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Bagian Pertama
Pasal 43
43.1. Dengan berlakunya Keputusan Direksi ini, maka Keputusan Direksi nomor:
tentang
Pedoman
Kep/Dir/73/XII/PT.PPB/2008 tanggal 15 Desember 2008
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan PT. Pengembangan Pariwisata
Bali (Persero) beserta Lampirannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
43.2. Contoh formulir isian dalam rangka pengadaan barang/jasa ditetapkan dalam
Lampiran I dan II Keputusan Direksi ini;
43.3. Keputusan Direksi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
I.B. WIRAJAYA
Direktur Utama
133
Lampiran
Nomor
Tanggal
: 1
: Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013
: 08 April 2013
1. Pengguna Barang/Jasa
2. Bagian Layanan Pengadaan/ POKJA
: .................................., _________
: a. ..............................., __________
b. ..............................., __________
c. ..............................., __________
2. Penyedia Barang/Jasa
: ................................, _________
Lampiran 1.b.
Contoh PAKTA INTEGRITAS untuk Penyedia Barang/Jasa
PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dalam rangka pengadaan
...........................(nama perkerjaan/kegiatan) pada ..........................,
dengan ini menyatakan bahwa saya :
1. Akan mentaati peraturan tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di
Lingkungan PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero), dan peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan pengadaan;
2. Tidak akan melakukan persekongkolan/pengaturan/kerjasama diantara para
Calon Penyedia Barang/Jasa lain dan/atau Pengguna Barang/Jasa dan/atau
Panitia Pengadaan yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha
tidak sehat;
3. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA
INTEGRITAS ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
. , . 20.
Penyedia Barang/Jasa :
Lampiran 1.c.
Contoh Pakta Integritas Dalam Rangka Usulan Pemenang
PAKTA INTEGRITAS
(LETTER OF UNDERTAKING)
Nomor : .
Kami, yang menyatakan dan bertandatangan di bawah ini, Panitia Pengadaan
..melalui (metoda pengadaan) yang dibentuk
berdasarkan .tentang .., dengan ini menyatakan
dengan sebenarnya, bahwa sehubungan dengan pengajuan usulan penetapan calon
penyedia jasa atau calon pemenang untuk .:
1. Kami telah melaksanakan dan memeriksa bahwa proses pengadaan tersebut
dilaksanakan sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan
( Keputusan Direksi tentang Pengadaan Barang/Jasa) serta
memperhatikan ketentuan yang berlaku, berdasarkan prinsip-prinsip itikad
baik, dengan kecermatan yang tinggi, dan dalam keadaan bebas, mandiri atau
tidak dibawah tekanan, maupun pengaruh dari pihak lain (independency).
2. Kami telah melaksanakan proses pengadaan sebagaimana tersebut di atas
dengan penuh kehati-hatian (duty of care and of loyalty) demi untuk
kepentingan yang terbaik bagi perusahaan, dengan mengindahkan berbagai
sumber informasi, keterangan dan telah melakukan perbandingan yang cukup,
sebagaimana layaknya seorang profesional dalam posisi yang sama melakukan
hal serupa, atau sebagaimana kami mempertimbangkan keputusan bagi
kepentingan diri kami sendiri (prudent person role).
3. Dalam melaksanakan proses pengadaan sebagaimana tersebut di atas kami
tidak memiliki kepentingan pribadi atau tujuan untuk melakukan sesuatu untuk
manfaat diri sendiri, maupun menguntungkan pihak-pihak yang terkait dengan
diri kami, atau pihak yang terafiliasi dengan kami, dan dengan demikian tidak
memiliki posisi yang mengandung potensi benturan kepentingan (conflict of
interest), termasuk dengan seluruh pihak yang terlibat dengan tindakan di atas.
4. Kami telah melaksanakan proses pengadaan tersebut dengan pemahaman yang
cukup tentang berbagai peraturan dan kewajiban normatif lainnya yang terkait,
dan mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk mempertimbangkan best practice, yang dipandang perlu,
penting dan kritikal dalam proses tersebut (duly abiding the laws). Pernyataan
ini kami sampaikan dengan sebenar-benarnya, tanpa menyembunyikan fakta
dan hal material apapun, dan dengan demikian kami bertanggung jawab
sepenuhnya atas kebenaran dari hal-hal yang kami nyatakan disini, demikian
pula akan bersedia bertanggung jawab baik secara perdata maupun pidana,
apabila laporan dan pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Lampiran
Nomor
Tanggal
: 2
: Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013
: 08 April 2013
Pengadaan .
PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)
Tahun ..
Lampiran 2.a.
Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
:...............................
:...............................
: PT/CV/Firma/Koperasi . . . . . . . . . .
:...............................
:...............................
:...............................
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
Lampiran 2.b.
Formulir Isian Penilaian Kualifikasi
Pengadaan .
PT. Pengambangan Pariwisata Bali (Persero)
Tahun ..
:
:
:
...............................
...............................
PT/CV/FIRMA/KOPERASI . . . . . . .
:
:
:
...............................
...............................
...............................
A. Data Administrasi
1. Umum
1.
Nama (PT/CV/Firma/
Koperasi/Perorangan)
2.
Status (PT/CV/Firma/
Koperasi/Perorangan)
Alamat PT/CV/Firma/
Koperasi/Perorangan)
No. Telepon
No. Fax
E-Mail
:
:
:
:
3.
4.
Pusat
Cabang
:
:
:
(diisi, dalam hal yang menawar cabang
perusahan/bukan perusahaan pusatnya)
B. Ijin Usaha
No. IUJK/SIUP/SIUI/TDP*)
. Tanggal .
.......
.....
2.
b. Tanggal
c. Nama Notaris
b. Tanggal
c. Nama Notaris
D. Pengurus
1. Komisaris (untuk PT)
No.
Nama
No. KTP
Jabatan dalam
Perusahaan
Nama
No. KTP
Jabatan dalam
Perusahaan
E. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Persero (untuk
CV/Firma)
No.
Nama
No. KTP
Alamat
Persentase
2. Pajak
1. Nomor Pokok Wajib Pajak
10
AKTIVA
I
II
III
Aktiva
Lancar
Kas
Bank
Piutang *)
Persediaan
Barang
Pekerjaan
dalam proses
Jumlah
(a)
Aktiva tetap
Peralatan
dan mesin
Inventaris
Gedunggedung
Jumlah
(b)
Aktiva
lainnya (c)
Jumlah
*)
PASIVA
: Rp.
:
:
:
:
I
V
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Utang jangk
pendek
Utang dagang
Utang pajak
Utang lainnya
Jumlah (d)
: Rp. .
: Rp. .
: Rp...
Rp. ....
: Rp.
: Rp.
: Rp.
Rp.
: Rp.
: Rp.
Utang jangka
panjang (e)
Rp.
V
I
Kekayaan bersih
(a+b+c) (d+e)
Rp. ....
Rp.
Rp.
Rp.
Jumlah
Rp.
: Rp.
: Rp.
: Rp.
.., tanggal
.. 20..
PT/CV. .
Direktur Utama/Penanggung Jawab
Perusahaan
11
F. Data Personalia
1. Tenaga ahli/teknis yang diperlukan (prinsipnya hanya untuk Pekerjaan
Konstruksi)
No.
Nama
Tgl/bln/thn
lahir
Pendidikan
Jabatan
dalam
Proyek
Pengalaman
Kerja
(tahun)
Profesi/
Keahlian
Sertifikat/
Ijazah
Nama Jelas
No.
Jenis
Peralatan/
Perlengkapan
Jumlah
Kapasitas
atau
output
pada saat
ini
Merk
dan
tipe
Tahun
pembuatan
Kondisi
Baik/rusak
Lokasi
Sekarang
Bukti
Kepemili
kan
Catatan: bila diperlukan dapat dibuat rincian tersendiri untuk setiap jenis dan
bukti-bukti surat pemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu diperlukan
12
Nama
Paket
Pekerjaan
Bidang/
Sub
Bidang
Pekerjaan
Lokasi
Nama
Alamat/
Telepon
Kontrak *)
Tanggal Selesai
Menurut
No /
Tanggal
Nilai
Kontra
k
BA.
Serah
Terima
10
Bidang
Pekerjaan
Sub
Bidang
Pekerjaan
Lokasi
Nama
Alamat
Telepon
Kontrak *)
Progres Terakhir
No /
Tanggal
Nilai
Tanggal
Prestasi
Kerja
(%)
10
13
J. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor
Tanggal
Nama Bank
Nilai
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Apabila dikemudian hari, ditemui bahwa data/dokumen yang
disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya bersedia dikenakan
sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam daftar hitam (black list) BTDC
dalam jangka waktu selama 2 (dua) tahun serta sanksi perdata dan pidana
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
, . 20..
PT/CV/Firma/Koperasi
..
Materai
Rp. 6.000,Tanggal dan
Cap
(Nama Jelas)
Jabatan
14
Lampiran
Nomor
Tanggal
: 3
: Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013
: 08 April 2013
Lampiran 3.a.
Contoh Perintah Kerja (PK)
Nomor
Tanggal
Kepada
:
:
:
Alamat
NPWP
:
:
PERINTAH KERJA
.../PK/bulan angka romawi/tahun
diisi tanggal PK
PT/UD NAMA diisi pihak yang diperintahkan kerja
hasil dari seleksi pengadaan
Volume
Biaya
Keterangan
Dalam kolom ini ditulis :
1. Pengawas Lapangan
2. Ketentuan cidera janji
(Denda
keterlambatan,
pemutusan sepihak dll)
3. Diisi kondisi serah terima.
4. Apabila terjadi keadaan
memaksa
maka harus
memberitahukan
paling
lambat 7 hari setelah
terjadinya
keadaan
memaksa.
5. Penambahan biaya dan
pekerjaan di dalam PK ini
tanpa persetujuan dari
pemberi pemberi pekerjaan
tidak
berlaku
untuk
15
Real Cost
penagihan.
6. Pakta
integritas
telah
ditandatangani terlampir.
PPN 10 %
Jumlah A
Jumlah B
Total A + B
Dibulatkan
MENYETUJUI
Nama
Jabatan
PEMBERI PERINTAH
DIREKSI
Nama
Jabatan
16
Lampiran 3.b.
Contoh Surat Perjanjian Kerja (SPK)
SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)
No.
/SPK/bulan angka romawi/tahun
Proyek : .......................
Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa : ..
Pada hari ini .................. tanggal ......................... bulan ............... tahun Dua Ribu
.............., kami yang bertanda tangan dibawah ini:
(IDENTITAS PARA PIHAK meliputi nama, jabatan, alamat dan bukti keabsahan
sipenandatangan)
Nama
Jabatan
Alamat
Telepon
: .
: ................
PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)
: Kawasan Pariwisata Nusa Dua, PO Box 3 Nusa Dua Bali, Fax
0361 771014, Email btdcnd@indosat.net.id.
: 0361-771010
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku ................ PT. Pengembangan
Pariwisata Bali (Persero), oleh karena itu sah bertindak untuk dan atas nama PT.
Pengembangan Pariwisata Bali (Persero), selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.
Nama
Jabatan
: .
: Direktur Utama (atau pimpinan tertinggi berdasarkan anggaran
dasar sehingga orang tersebut di atas berwenang dan dapat
menandatangani dan bertindak untuk badan hukum tersebut.
Alamat
Telepon
17
Gambar serta uraian teknis yang telah diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
Petunjuk-petunjuk tertulis atau lisan dari Direksi Pengawas Pekerjaan.
Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Nomor:
Jadwal Pelaksanaan/Time Schedule
Pasal 4
Hak dan Kewajiban Para Pihak
18
19
20
Jaminan pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari harga pekerjaan dan dapat
disampaikan paling lambat 7 (hari) hari setelah kontrak ditandatangani.
Apabila jaminan pelaksanaan tidak disampaikan dalam waktu tersebut maka
kontrak dinyatakan batal.
Pasal 11
Pakta Integritas
Pasal 13
Penundaan/Pembatalan Perjanjian
1.
2. Bilamana PARA PIHAK oleh karena sesuatu hal membatalkan Perjanjian ini,
maka kewajiban-kewajiban sesuai Perjanjian ini yang belum dipenuhi tetap
menjadi tanggung jawab PARA PIHAK, sampai dengan pembatalan
perjanjian dilaksanakan dan PIHAK KEDUA harus mengembalikan seluruh
21
Dengan berakhirnya perjanjian ini baik karena waktunya telah berakhir atau
karena sebab lain, maka seluruh barang dan jasa yang telah diserahkan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA menjadi milik PIHAK
PERTAMA, tanpa kewajiban PIHAK PERTAMA memberikan ganti rugi
dalam bentuk apapun kepada PIHAK KEDUA.
4.
Perjanjian ini dapat ditunda atau diputuskan untuk diakhiri secara sepihak
oleh PIHAK PERTAMA apabila dalam pelaksanaan Surat Perjanjian Kerja
ini terjadi kecurangan yang menyebabkan kerugian sebagaimana dapat
dibuktikan secara wajar bagi PIHAK PERTAMA.
Pasal 14
Kerahasiaan Informasi
22
Pasal 15
Larangan Pemberian Hadiah dan Komisi
1.
2.
PARA PIHAK dilarang untuk saling menawarkan atau memberi atau setuju
untuk memberi hadiah, komisi, rabat atau bentuk-bentuk lainnya.
Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut pada ayat 1 Pasal ini dapat
mengakibatkan dibatalkannya Perjanjian.
Pasal 16
Hak Milik Intelektual dan Pelestarian Lingkungan
Pasal 17
Denda / Sanksi
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan dalam batas
waktu dimaksud Pasal 5 akan dikenakan sanksi berupa denda 10/00 (satu permil)
dari harga pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan (maksimal 5% dari harga
pekerjaan), dan kalau denda telah melebihi 5% (lima persen) dari harga pekerjaan,
maka PIHAK PERTAMA berhak mencabut kontrak Kerja dari PIHAK
KEDUA dan PIHAK PERTAMA dapat menunjuk Pihak Ketiga untuk
menyelesaikannya dan PIHAK KEDUA diberikan pembayaran sesuai dengan
pekerjaan yang telah diselesaikan berdasarkan permufakatan PARA PIHAK yang
dinyatakan dengan Berita Acara.
23
Pasal 18
Pengawas Pekerjaan
Direksi Pengawas dari Pekerjaan ini adalah......................................, sedangkan
pengawas lapangan adalah ..............................., pengawas administrasi adalah
..................... dan atau pihak lainnya yang akan ditunjuk kemudian.
Pasal 19
Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan pekerjaan tersebut diatas adalah selama ... (...) bulan terhitung
sejak Pekerjaan selesai dan diserahterimakan.
Pasal 20
Dokumen Perjanjian
Yang menjadi dokumen resmi dari perjanjian ini adalah:
1. Penawaran harga
2. Surat Perjanjian Kerja
3. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Nomor: ...................................................
Pasal 21
Peraturan Perundang-Undangan Nasional
PARA PIHAK akan mentaati ketentuan-ketentuan peraturan perundangundangan dan kebijakan Pemerintah yang berlaku di Indonesia, baik yang sudah
maupun yang belum secara tegas diatur atau dinyatakan dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 22
Force Majeure
Hal-hal yang dapat dinyatakan sebagai Force Majeure adalah sebagai berikut :
1. Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah keadaan-keadaan gempa bumi
besar, topan, banjir besar, kebakaran besar, tanah longsor dan wabah penyakit,
pemogokkan umum, huru-hara, sabotase, perang, terorisme dan
pemberontakan, yang mengakibatkan salah satu Pihak atau PARA PIHAK
tidak dapat melaksanakan kewajiban menurut Perjanjian ini.
2. Setiap kejadian Force Majeure wajib diberitahukan oleh Pihak yang
mengalami Force Majeure dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender secara
tertulis kepada Pihak lainnya.
24
3. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat
terjadinya Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini bukan
merupakan tanggung jawab pihak lainnya.
4. Apabila terjadi Force Majeure maka PARA PIHAK sepakat merundingkan
kembali dan mencari jalan penyelesaian untuk mengatasi akibat dari keadaan
tersebut.
5. Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2 Pasal ini tidak dapat
dijadikan alasan oleh masing-masing Pihak untuk menunda kewajiban
pembayaran kepada Pihak lainnya terhadap pembayaran yang telah jatuh
tempo.
Pasal 23
Koresponden
1. Untuk melancarkan pelaksanaan Perjanjian Kerja ini, PARA PIHAK
menetapkan wakil dan alamat pemberitahuan dan surat menyurat sebagaimana
berikut:
a. PIHAK PERTAMA
Nama
: ................................
Jabatan
: ................................
Alamat
: PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)/BTDC Nusa
Dua P.O. Box. 3, Nusa Dua 80363, Bali
Telepon
: 0361-771010 (5 lines)
Facximile : 0361-771014
E-mail
: btdcnd@indosat.net.id
b. PIHAK KEDUA
Nama
: .................................
Jabatan
: Direktur Utama (pimpinan yang berwenang)
Alamat
: ..................................
Telepon
: ..................................
Facximile : ..................................
: ....................................
E-mail
Pasal 24
Perselisihan
1. Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK dengan perjanjian ini,
maka PARA PIHAK telah sepakat akan diupayakan penyelesaiannya dengan
atas musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak dimusyawarahkan
upaya musyawarah tidak mencapai mufakat, maka PARA PIHAK sepakat
25
Hal - hal yang belum ditentukan dalam Surat Perjanjian Kerja ini akan diatur
kemudian dengan persetujuan tertulis oleh PARA PIHAK dalam bentuk
addendum dari Surat Perjanjian Kerja dan merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2.
3.
Surat Perjanjian Kerja Pekerjaan ini berlaku sejak ditanda tangani oleh
PARA PIHAK dan berakhir setelah PIHAK KEDUA menyerahkan
Pekerjaan sesuai dengan yang tersebut pada Pasal 5 dan Pasal 19.
Demikian Surat Perjanjian Kerja ini dibuat atas kesepakatan dan tanpa adanya
paksaan ataupun tipu muslihat dari PARA PIHAK dalam rangkap 2 (dua) dan
bermaterai secukupnya, kemudian ditanda tangani oleh PARA PIHAK pada hari
dan tanggal seperti tersebut diatas.
PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA
PT. Pengembangan
Parwisata Bali (Persero)
Nama
Jabatan
Nama
Jabatan
26
Lampiran
Nomor
Tanggal
: 4
: Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013
: 08 April 2013
Pengadaan .
PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)
Tahun ..
27
Lampiran 4.a.
Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan
Jasa Konsultasi
:
:
:
.............................
.............................
PT/CV/Firma/Koperasi . . . . . . . . . . . ..
:
:
:
..............................
..............................
..............................
Materai
Rp. 6.000,Tanggal dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
Lampiran 4.b.
28
: .................................................
Jabatan
: ................................................
Bertindak
untuk
dan atas nama
: PT/CV/Firma/Koperasi..............
Alamat
: ................................................
Telepon/Fax
: ................................................
: ...............................................
29
1. Nama PT
2. Status
3.
_________
Pusat
__________
No. Telepon
__________
No. Fax
__________
__________
:
:
:
:
__________
__________
__________
__________
Cabang
B. Ijin Usaha
1. No. Surat Ijin Usaha ______
: __________
: __________
C. Ijin Lainnya
1. No. Surat Ijin ____________
: __________
: __________
:
:
__________
__________
c. Nama Notaris
__________
a. No. Akte
__________
b. Tanggal
__________
c. Nama Notaris
__________
30
E.
Pengurus
1. Komisaris untuk Perseroan Terbatas (PT)
No.
Nama
No. KTP
F.
Nama
No. KTP
Data Keuangan
1.
No.
2.
Nama
No. KTP
Pajak
3.
Persentase
: __________
: No.__________ tanggal__________
No.__________ tanggal__________
No.__________ tanggal__________
:
No.__________ tanggal__________
No.__________ tanggal__________
: No. ________tanggal ______
1.
2. Tanggal
No. :
:
3. Auditor
31
G.
No.
H.
No.
I.
Pemberi
Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen
Nama
Paket
Pekerjaan
Bidang/
Sub Bidang
Pekerjaan
Lokasi
Nama
5
Alamat/
Telepon
6
Tanggal Selesai
Menurut
Kontrak
No /
Tanggal
Nilai
Kontrak
BA
Serah
Terima
10
Nama
Paket
Pekerjaan
Bidang/
Sub Bidang
Pekerjaan
Lokasi
Nama
5
Alamat/
Telepon
6
Tanggal Selesai
Menurut
Kontrak
No /
Tanggal
Nilai
Kontrak
BA
Serah
Terima
10
Nama
Tgl/bln/thn
lahir
Tingkat
Pendidikan
Keahlian/
Spesialisasi
Pengalaman
Kerja (tahun)
Kemampuan
Manajerial
Tahun
Sertifikat/
Ijazah
32
J.
No.
Jenis
Fasilitas/
Peralatan/
Perlengkapan
Jumlah
Kapasitas
Merk
dan
tipe
Tahun
pembuatan
Kondisi
(%)
Lokasi
Sekarang
Bukti
Milik
/
Sewa
Beli/
Sewa
K.
No.
L.
Nama
Pekerjaan
Pemberi
Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen
Bidang/
Sub Bidang
Pekerjaan
Lokasi
Nama
Alamat/
Telepon
Kontrak
No /
Tanggal
Progres Terakhir
Nilai
Kontrak
(rencan
a)
%
Prestasi
Kerja
(%)
10
33
34
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila seleksi
tidak dimenangkan oleh perusahaan persekutuan usaha.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap _____ (___________________) yang
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota persekutuan membubuhkan
tanda tangan di ___________________ pada hari ______________ tanggal
______________ bulan ______________ , tahun ______________.
Penyedia 1
Penyedia 2
(______________)
(______________)
Dan Seterusanya
(______________)
Catatan :
Surat Perjanjian Persekutuan Usaha ini harus dibuat di atas kertas segel.
Untuk pekerjaan kompleks, Surat Perjanjian Persekutuan Usaha ini harus di akta
notariskan.
M.
Modal Kerja
Tanggal
Nama Bank
Nilai
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan
tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili
bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam
Lampiran Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC
35
Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada
pihak berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
__________, ____________ 20__
Nama Perusahaan
[meterai Rp 6.000,-]
(nama lengkap wakil sah badan usaha)
[jabatan pada badan usaha]
36