Anda di halaman 1dari 20

KEHAMILAN

Nama Kelompok 1 :
Aan Amanatul Hidayah

E0013001

Aditya Yulindra

E0013002

Agus Sendi

E0013003

Ajeng Puspo A

E0013004

S1 FARMASI STIKES BHAMADA SLAWI


Jln. Cut Nyak Dhien No.16 Kalisapu, Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal 52416
Telp. (0283) 6197571 Fax. (0283) 6198450
http://stikesbhamada.ac.id email stikes bhamada@yahoo.com
2014

21

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Maksud dan tujuan
dibuat makalah ini agar lebih memahami materi mengenai Kehamilan yang akan
dibahas dalam makalah ini.
Makalah ini dibuat berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan
dengan materi. Dalam penyusunan makalah ini, tentulah kami banyak menemukan
berbagai hambatan dan kendala karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang kami punya. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik
secara penyajian ataupun kelengkapannya. Oleh karena itu, kami siap menerima
segala kritik dan saran demi sempurnanya makalah-makalah yang lainnya.
Tak lupa, kami juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak di bidang farmasi dan
bidang kesehatan pada umumnya.

Slawi, September 2014

Penyusun

21

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................

KATA PENGANTAR .............................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN ...........................................................

1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................

BAB II

PEMBAHASAN ..............................................................

2.1 Perubahan Fisiologi pada Wanita Hamil .....................................

2.2 Diagnosis Kehamilan ...................................................................

2.3 Penyakit atau Kelainan dan Data Klinik yang Perlu dipehatikan.

10

2.4 Kelainan Tempat Kehamilan ......................................................

12

BAB

III

PENUTUP ........................................................................

20

3.1 Kesimpulan ..................................................................................

20

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

21

21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama kehamilan seorang ibu akan mengalami berbagai perubahanperubahan baik anatomis maupun fisiologis. Dalam perubahan fisiologis banyak
perubahan-perubahan yang terjadi selama masa kehamilan. Sedangkan Kehamilan
adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma
(Kushartanti, 2004) Seorang ibu hamil memang memerlukan perhatian yang baik
dari orang-orang yang ada disekitarnya. Banyak perubahan-perubahan yang
terjadi selama masa kehamilan yang sebenarnya normal terjadi pada ibu hamil
tetapi karena ketidaktahuan ibu hamil justru menimbulkan permasalahan.
Perubahan normal yang terjadi baik secara fisiologis seharusnya dapat diadaptasi
oleh ibu hamil sehingga dapat menjalani proses kehamilan dengan baik untuk diri
sendiri dan janinnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
a)

Perubahan Fisiologi pada wanita Hamil

b)

Tes untuk menguji Kehamilan

c)

Penyakit pada Kehamilan dan Data Klinik

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a)

Untuk mengetahui bagaimana perubahan fisiologi pada wanita hamil

b)

Untuk mengetahui apa saja tes utuk menguji kehamilan

c)

Untuk mengetahui bagaimana penyakit pada saat kehamilan serta data

kliniknya

21

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Fisiologi pada Wanita Hamil
Pada kehamilan terdapat perbahan pada seluruh tubuh wanita,
khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna dan pada payudara
(mamma). Perubahan pada wanita hamil ialah sebagai berikut:
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah
pengaruh

estrogen

dan

progesterone

yang

kadarnya

meningkat.

Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus,
disamping itu, serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik
akibat meningkatnya kadar estrogen

sehingga uterus dapat mengikuti

pertumbuhan janin.
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah
perbesaran uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus
akan bertambah besar, beratnya meningkat dari 30 gram menjadi 1000
gram dengan ukuran 32 x 24 x 22 cm dengan kapasitas 4000 cc.
Perbesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada
kehamilan muda terbentuk serabut-serabut otot yang berhubungan,
termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf. Pertumbuhan jaringan
uterus pada masa awal kehamilan disebabkan oleh hormon esterogen yang
merangsang serabut otot dan menyebabkan dinding rahim menebal.
Pertumbuhan uterus ini disebut pertumbuhan aktif.
Pada masa kehamilan uterus menjadi mudah teraba. Pada minggu
petama, isthmus rahim mengalami hypertrofi dan bertambah panjang,
sehingga bila diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegars pada
kehamilan.
Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, diikuti oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri

21

uterina dan arteri ovarika. Otot rahim mempunyai susunan istimewa yaitu
longitudinal, sirkuler, dan oblika sehingga keseluruhannya membuat
anyaman yang dapat menutup pembuluh darah dengan sempurna.
Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim memperngaruhi serviks
yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya memiliki sekitar 10%
jaringan otot. Sebab-sebab perlunakan serviks ialah karena pembuluh
darah dalam servik bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks
dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks.
2. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkaan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiruan. Warna
livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick. Kekenyalan
vagina bertambah, artinya daya regang bertambah, sebagai persiapan
persalinan. Berkaitan dengan perubahan fisiologi pada vagina, Sulaiman
Sastrawinata (1983:143) mengatakan bahwa getah dalam vagina biasanya
bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH 3,5 6,0. Reaksi asam ini
disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran
glycogen yang berada dalam sel-sel epithel vagina oleh bacil-bacil
Doderlein.
3. Mamma (Payudara)
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada laktasi perkembangan payudara tidak
dapat terlepas dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu : estrogen,
progesterone dan somatomammotropin
Fungsi hormon untuk mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI
dijabarkan sebagai berikut :
a. Estrogen berfungsi menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara,
menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga
payudara tampak makin membesar, tekanan serat saraf akibat
penimbunan lemak, air dan garam yang menyebabkan rasa sakit pada
b.

payudara
Progesteron berfungsi mempersiapkan asinus sehingga dapat
berfungsi menambah sel asinus

21

c.

Somatomammotropin berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk


membuat kasein, laktalbumin dan laktoglobulin

Penampakan payudara pada ibu hamil :


a. Payudara menjadi lebih besar
b. Hiperpigmentasi areola dan papilla payudara menjadi lebih besar
c. Glandula Montgomery makin tampak dan papilla makin menonjol
d. Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi,
karena hambatan dari PIH (prolaktin Inhibiting hormone) untuk
mengeluarkan ASI.
4. Sirkulasi Darah
Volume darah yang dipompakan masing-masing ventrikel setiap
menitnya disebut Cardiac Output (CO). Kadar normal CO untuk orang
dewasa sehat yaitu berkisar 5 L/min namun dapat pula meningkat hingga
20-25L/min. Keadaan ini akan berbeda pada masing-masing individu
tergantung aktivitas yang biasa dilakukan.
Selama kehamilan, perubahan dramatis

terjadi

pada

system

kardiovaskuler. Perubahan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibu


sekaligus

janin

selama

kehamilan

(Blackburn

2003).

Sirkulasi

uteroplasenta turut mengikuti perubahan transport gas, nutisi dan hasil


buangan ibu dan janin.
Adaptasi system kardiovaskuler kehamilan yang penting terjadi pada
trimester awal kehamilan. Menurut hasil penelitian, system imun dan
system hormonal bekerjasama segera untuk mulai adaptasi hemodinamik.
Perubahan Hemodinamik yang paling penting pada sirkulasi selama
kehamilan adalah peningkatan volume darah dan Cardiac Output serta
penurunan tahanan pembuluh perifer. Perubahan yang lain terjadi pada
letak dan ukuran jantung, detak jantung, stroke volume dan distribusi
darah (de Swiet 1998).
Volume jantung meningkat dari 70 ml menjadi 80 ml antara
trimester I dan trimester III. Perubahan anatomi dan fisiologi normal
jantung dapat pula mengakibatkan perubahan suara jantung. Desiran
systole dan diastole dapat ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu.

21

Pada wanita yang tidak hamil, suara desiran diastole merupakan suatu
kelainan, namun pada wanita hamil hal tersebut tidak terlalu signifikan
karena peningkatan aliran darah pada katup trikuspidal.
Peningkatan Cardiac Output disebabkan oleh peningkatan denyut jantung
dan stroke volume. Peningkatan Stroke Volume terjadi secara progresif
selama trimester pertama dan kedua berkisar 30% dibandingkan keadaan
tidak hamil.
Perubahan uterus yang semakin membesar juga merupakan
pengaruh utama perubahan cardiac output sesuai posisi tubuh ibu hamil.
Pada posisi terlentang, uterus menekan vena cava inferior sehingga terjadi
penurunan aliran darah balik vena serta penurunan Cardiac Output hingga
20-30%. Hal ini dinamakan dengan sebutan Supine Hipotensi, yaitu
meningkatkan denyut jantung karena terjadi penurunan CO.
Peningkatan volume darah total termasuk didalamnya peningkatan
volume plasma yang begitu signifikan (50%) dibandingkan peningkatan
sel darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan CO. Darah
yang diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min pada akhir trimester
pertama menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses Hemodelusi pada
kehamilan dan penurunan kadar Hb sering menyebabkan anemia
fisiologis.
Aliran darah vena balik yang sulit pada daerah kaki kadang-kadang dapat
menyebabkan Varises pada vena kaki dan vulva. Selain itu, Oedema kaki
dapat juga terjadi.
5. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada
kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus
yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafrgma kurang leluasa
bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira
20% seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam, dan bagian bawah
toraksnya juga melebar ke sisi, yang sesudah partus kadang-kadang
menetap jika tidak dirawat dengan baik.
6. Metabolisme

21

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami


perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama
kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar
penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.
Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada
kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh
kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia.
Manuaba (1998:106) menguraikan perubahan-perubahan fisiologis yang
terjadi pada metabolisme tubuh wanita hamil, yaitu:
(1) Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%.
(2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq
per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah
dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
(3) Kebutuhan protein makin tinggi sekitar gr/kg BB atau sebutir
telur ayam sehari.
(4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
(5) Kebutuhan zat mineral:
o

Kalsium, 1,5 gram/hari, 30 sampai 40 gram untuk


pembentukan tulang janin.

Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.

Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.

Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat


terjadi retensi air.

(6) Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama
hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar kg/minggu.
Janin (3 3,5 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg), timbunan
lemak (1,5 kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi air-garam
(1,5 kg).
2.2 Diagnosis Kehamilan
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira
280 hari ( 40 minggu ), dan tidak lebih dari 300 hari ( 43 minggu ), kehamilan
40 minggu ini disebut. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan

21

premature. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas


( kelangsungan hidup ) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda
mempunyai prognosis buruk.
Pada wanita hamil terdapat beberapa tanda atau gejala, antara lain
sebagai berikut:

Amenorhea Wanita tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-turut.

Nausea (mual) dan emesis (muntah) -Umumnya terjadi pada wanita hamil
muda umur 6-8 minggu. Mual-mual pada pagi hari disebut morning
sickness. Akibat dari pengaruh hormon progesteron dan estrogen sehingga
pengeluaran asam lambung berlebihan.

Mastodynia Payudara terasa nyeri dan kencang disebabkan payudara


membesar karena pengaruh hormon estrogen pada ductus mammae dan
progesteron pada alveoli.

Quickening Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau minggu 20


(primigravida) dan umur 14 atau 16 minggu pada multi gravida. Gerakan
janin pertama kali dapat digunakan untuk menentukan umur kehamilan.

Miksi Wanita hamil trimester I dan III sering merasakan sering kencing
karena uterus yang gravid mendesak vesica urinaria.

Konstipasi Kesulitan buang air besar karena pengaruh hormon


progesteron yang menghambat peristaltik usus dan karena perubahan pola
makan.

Weight gain Pertambahan berat badan ibu tidak selalu berbanding lurus
dengan pertambahan berat janin. Pertambahan berat badan ibu ada artinya
setelah umur 20 minggu.Umumnya pertambahan berat badan normal
selama kehamilan adalah 8-14 kg.

Fatigue Perasaan lelah pada ibu hamil sulit diterangkan, namun kerja
jantung dirasakan lebih berat pada umur 32 minggu.

21

Nail sign Umumnya umur 6 minggu wanita hamil mengeluh ujung kuku
lunak dan lebih tipis.

Mengidam Ingin makanan atau minuman tertentu. Hal ini terjadi pada
bulan-bulan pertama.

Sinkope (pingsan) Adanya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)


sehingga menyebabkan iskemik susunan saraf pusat.

Pigmentasi kulit Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, sering


dijumpai pada muka (chloasma gravidarum), dinding perut (striae
gravidarum = suatu perubahan warna seperti jaringan parut), leher dan
sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu menonjol,
kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah menifes).

Epulis Hipertropi papilla ginggivae (gusi berdarah).

Varises Pemekaran vena-vena, dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva.
Biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

2.3 Penyakit atau Kelainan dan Data Klinik yang Perlu dipehatikan

Berakhirnya kehamilan menurut lamanya kehamilan berlangsung


dapat dibagi sebagai berikut:
Lamanya Kehamilan
< 22 minggu
22 28 minggu
28 37 minggu
37 42 minggu
>42 minggu

Berat Anak
< 500 gr
500 gr 1000 gr
1000 gr 2500 gr
25000 ( sampau 4500 gr)

Istilah
Abortus
Partus Immaturus
Partus Praematurus
Partus A terme (matures)
Partus Serotinus

21

1. ABORTUS
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar
disebut abortus. Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya
telah mencapai 1000 gram atau kehamilan 28 minggu. Ada juga yang
mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500
gram. Jika anak yang lahir beratnya antara 500 sambai 999 gram disebut
partus immaturus.
Abortus dapat dibagi sebagai berikut:
a. Abortus spontan
b. Abortus provocatus
Kelainan telur:
Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian
rupa segingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor
endogen seperti kelainan kromosom. Kelainan pertumbuhan selain oleh
kelainan benih dapat juga disebabkan oleh kelainan lingkungan atau faktor
eksogen (virus, radiasi, zat kimia)
Penyakit ibu:
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya:
Infeksi akut yang berat: pneumoni, typhus. Dapat menyebabkan
abortus atau partus praematurus
Kelainan endoktrin. Misalnya kekurangan progesterone atau
dysfungsi kelenjar gondok
Trauma. Misalnya laporotomi

atau

kecelakaan

dapat

menimbulkan abortus.
Kelainan alat kandungan:
a. Hypoplasia uteri
b. Tumor uterus
c. Cervix yang pendek
d. Kelainan endometrum
Klinik Abortus
Abortus Imminens
Jika seorang wanita yang hamil muda mengeluarkan darah sedikit per
vaginan maka ia diduga menderita abortus imminens. Pendarahan

21

yang sedikit pada hamil muda mungkin juga disebabkan oleh hal hal
lain dari abortus, misalnya:
1. Planental sign (gejala placenta) ialah pendarahan dari pembuluh
pembuluh darah sekitar plasenta. Gejala ini selalu terdapat pada
kera Maccacus rhesus yang hamil.
2. Erosion portionis juga mudah berdarah pada kehamilan
3. Polip.
Abortus incipiens
Jika sebagaian telah lahir tetapi tertinggal (biasanya jaringan plasenta)
maka kita hadapi abortus incompletes. Memiliki gejala:
1. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, pendarahan
berlangsung terus.
2. Sering cervic tetap terbuka karena masih ada benda di alam rahim
yang dianggap corpus allienum, maka uterus akan berusaha
mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi.
Abortus completes
Kalau telur lahir dengan lengkap maka abortus disebut komplit. Maka
hendaknya pada abortus kita selalu periksa jaringan yang dilahirkan.
2. PARTUS PRAEMATURUS
Partus praematurus merupakan sebab kematian neonatal yang
terpenting. Kejadian ini terjadi kurang lebih 7% dari semua kelahiran
hidup. Rupa-rupanya ada pengaruh ekonomis karena partus praematurus
lebih dering terjadi pada golongan dengan penghasilan rendah.
Pimpinan partus praematurus:
Tujuannya ialah untuk menghindari trauma bagi anak yang masih lemah:
Partus tidak boleh berlangsung terlalu lama tapi sebaliknya jangan pula

terlalu cepat
Jangan memecahkan ketuban sebelum pembukaan lengkap
Buatlah episiotomy medialis
Jangan mempergunakan narcose
Tapi pusat secepat mungkin digunting untuk menghindari neonatorum
yang berat.

3. PARTUS SEROTINUS
Yang dinamakan partus serotinus ialah persalinan setelah
kehamilan 42 minggu atau lebih
Tanda tanda serotinitas:

21

Tak ada lanugo, kuku panjang, rambut kepala banyak, kulit


berkeriput, mengelupas sering berwarna kekuningan, kadang kadang
anak agak kurus, air tuban sedikit dan mengundang meconium.
Bahaya yang ditemukan ialah:
Kemungkinan kematian anak didalam rahim bertambah.
Besarnya anak yang berlebihan dapat menimbulkan kesukaran pada
persalinan. Sebaiknya anak dapat kecil disebabkan penurunan fungsi
plasenta.
Sekarang dianggap bahwa bahaya-bahaya tersebut diatas terlalu
dibesar-besarkan. Terutama di Indonesia diagnose kehamilan serotin sangat
sulit karena kebanyakan ibu tidak mengetahui tanggal haid yang terakhir
dengan tepat. Diagnose atas dasar besarnya anak sering mengecewakan.
Diagnose hanya dapat dibuat jika pasien diperiksa sejak permulaan
kehamilan.
Jika kehamilan serotin dijadikan indiksi untuk induksi persalinan
maka mempunyai syarat bahwa cervic harus matang. Indiksi persalinan
tidak boleh dilakukan pada cercic yang belum matang karena hasilnya
kurang baik. Kehamilan serotin merupakan indikasi untuk Sectio Caesarea
pada primitua terutama kalau umurnya lebih dari 40 tahun.
2.4 Kelainan Tempat Kehamilan
a. Kehamilan Ektopik
Yang dinamakan dengan kehamilan ektopik ialah kehamlan ditempat
yang luar biasa. Tempat kehamilan yang normal ialah didalam cavum uteri.
Kehamilan ektopik dapat terjadi diluar rahim misalnya dalam tuba, ovarium
atau rongga perut tetapi dapat juga terjadi didalam rahim ditempat yang tidak
biasa seperti cervix, pars interstitialis tubae atau dalam tanduk rudimenter
rahim.
Sering juga diperginakan istilah kehamilan extrauterin yang berarti
kehamilan diluar rahim. Jadi sebenarnya kehamilan dalam cervix, parts

21

nterstitialis tube dan dalam tanduk rudimenter bukan kehamilan extrauterin


walaupun merupakan kehamilan ektopik.
Gejala gejala dalam kehamilan ektopik biasanya baru memberikan
gejala yang jelas dan khas, inilah gejala geja yang penting:

Nyeri perut
Gejala ini paling sering dijumpai benda yang terdapat pada hampir
semua penderita. Nyeri perut ini datang setelah mengangkat benda yang
berat, buang air besar tapi kadang-kadang juga waktu pasien

beristirahat.
Pendarahan per vaginam
Dengan matinya telur deciduas mengalami degenerasi dan nekrose dan
dikeluarkan dengan pendarahan. Pendaraha ini biasanya hanya sedikit

yang mengalaminya, pendarahan yang banyak dari vagina.


Shock karena hypovolaemia
Nyeri bahu dan leher ( iritasi diafragma)
Nyeri pada palpasi
Perut penderita biasanya tegang dan agak kembung
Gangguan kencing
Tumor dalam rongga panggul

Diagnose kehamilan ektopik yang terganggu harus dibedakan dari:


a. Radang dari alat-alat dala panggul
b. Abortus biasa
c. Pendarahan karena pecahnya kista follikel atau corpus luteum
Untuk membantu diagnotik dapat dilakukan:
a. Reaksi Galli Mainini
Jika positif maka ada kehamilan, berlaku juga sebaliknya.
b. Douglas punksi
Jarum besar, yang dihubungkan dengan spuit ditusukkan ke dalam
cavum douglasi ditempat cavum douglasi meninjol kedalam fornix
posterior.
1. Kehamilan Tube

21

Kejadian kehamilan tuba adalah 1 anatar 150 persalinan. Kejadian


ini dipengaruhi oleh factor social: mungkin disebabkan karena pada
golongan pendapatan rendah lebih sering terdapat gonorrhoe karena
kemungkinan pengobatan yang kurang
Sebab-sebab kehamilan tuba ialah:
a. Hal-hal yang mempersulit perjalanan telur kedalam cavum uteri
Salpingtis chronic
Kehamilan congenitial
Tumor-tumor yang menekan pada tuba
Perlekatan tuba dengan alat-lat sekitarnya
b. Tuba yang panjang seperti pada hypoplasia uteri
c. Hal-hal yang memudahkan nidasi

2. Kehamilan interstisiil
Implantasi telur terjadi dalam parts interstitialis tubae. Karena lapisan
myometrum disini lebih tebal maka rupture terjadi lebih lambat kirakira pada bulan ke 3 atau ke 4. Jika terjadi rupture maka pendarahan
hebat terjai karena tempau ini banyak mengandung pembulu darah
sehingga dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan kematian
3. Kehamilan abnormal
Menurut perpustakaan kehamilan abnormal jarang terjadi , kejadian ini
terjadi kira- kira 1 dianding 1.500 kelairan. Kehamilan abnormal ada 2
macam, yaitu:
a. Kehamilan abnormal primer
Dimana telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga perut.
b. Kehamilan abnormal sekunder
Yang asalnya kehamilan tuba dan setelah rupture baru menjadi
kehamilan abdominal.
Nasib janin yang mati itra-abdominal sebagai berikut:
Dapat terjadi penanahan sehingga kantong kehamilan menjadi
abscess yang dapat pecah melalui dinding perut atau ke dalam usus
atau kandung kemih. Dengan keluarnya bagian-bagian janin seperti

tulang-tulang, potong-potongan kulit, rambut dan lain- lain.


Pengapuran (kalsifikasi): anak yang mati mengapur, menjadi keras
karena endapan-endapan garam kapur hingga berubah menjadi
anak batu (lithopaedion)

21

Perlemakan: janin berubah menjadi zat kuning seperti minyak


kental (adipocere)

Gejala-gejala kehamilan abnormal biasanya baru dapat didiagnosa jika


kehamilan sudah tahap menegah:

Segala tanda-tanda kehamilan ada tetapi pada kehamilan abdominal


biasanya pasien lebih menderita, karena perangsangan peritoneum.

Misalnya sering mual, muntah, kembung perut dan nyeri perut.


Tumor yang mengandung anak tidak pernah mengeras.
Pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu.
Bunyi detak jantung bayi lebih jelas terdengar
Bagi anak lebih mudah teraba karena hanya terpisah oleh dinding

perut.
Pada foto lateral Nampak bagian-bagian janin yang tinggi letaknya
dan berada dalam letak yang tidak semestinya.

Untuk melakukan diagnose dapat melakukan beberapa hal berikut:


a. Pitocin tesi: 2 satuan pitocin disuntikan subcutan dan tumor yang
mengandung anak dipalpasi dengan teliti. Jika tumor tersebut mengeras
maka kehamilan itu intauterin.
b. Jika permukaan tidak ada maka dapat dilakukan sondage untuk
mengetahu apakah uterus kosong.
c. Dibuat hysterografi dengan memasukan lipiodol kedalam cavum uteri.
Jika diagnose sudah ditentukan maka kehamilan abdominal harus
dioperasi

secepat

mungkin,

mengingat

bahaya-bahayanya

seperti

pendarahan. Yang dituju pada operasi ialah melahirkan anak saja, sedangkan
placenta biasanya ditinggalkan. Melepaskan placenta dari dasarnya pada
kehamlan abdominal menimbulkan perdarahan yang hebat, karena placenta
melekat pada dinding yang tidak kontraktil.
4. Kehamilan Ovarial

21

Kehamilan ini jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan rupture pada
hamil muda. Untuk mendiaknosa kehamilan ovarial harus dipenuhi
kreteria dari Spiegelberg.
5. Kehamilan Cervical
Kehamilan Cervical jarang sekali terjadi. Nidasi terjadi jarang dalam
selaput lender, dengan tumbuhnya telur, cervix menggembung.
Kehamilan cervix biasanya berakhir pada kehamilan muda karena
menimbulkan perdarahan yang hebat dan memaksa pengguguran.
Placenta sukar dipelaskan dan pelepasan placenta menimbulkan
perdarahan hebat hingga cervix perlu ditampon atau kalau ini tidak
menolong dilakukannya hysterektomi.
.

21

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Perubahan fisioogi pada wanita hamil terjadi pada uterus, vagina dan vulva,
mamma, sirkulasi darah, system respirasi, metabolism, dan lain-lain.
b. Diagnosi kehamilan dapat dilakukan dengan beberapa tanda atau gejala antara

lain: Amenorhea, Nausea (mual) dan emesis (muntah), Mastodynia,


Quickening, Miksi, Konstipasi dan lain-lain.
c.

21

DAFTAR PUSTAKA

21

Anda mungkin juga menyukai