Anda di halaman 1dari 19

PSIKOTIK, SKIZOFRENIA dan ANTI

PSIKOTIK
Bimbingan Tutorial
Dokter Muda
Universitas Muhamadiyah Jakarta

DIMENSI GEJALA PADA SKIZOFRENIA


Deskripsi Klinis Psikotik

Psikotik : suatu sindrom- merupakan campuran berbagai


gejala atau sekumpulan gejala di mana kapasitas mental
seseorang, respon afek dan kapasitas untuk mengenali
kenyataan, berkomunikasi mengalami gangguan.
Contohnya skizofrenia, ggn psikotik akibat PGZ, ggn
skizofreniform, gangguan waham menetap, ggn psikotik
umum/fungsional, ggn waham induksi, ggn psikotik
yang berkaitan kondisi medis umum.

DIMENSI GEJALA PADA SKIZOFRENIA


Skizofrenia

Skizofrenia : suatu ggn atau kekacauan yang musti


berlangsung minimal 1 bulan atau lebih dengan adanya
gejala waham, halusinasi, bicara yang disorganisasi,
perilaku katatonik dan gejala negatif
Pada skizofrenia ada gejala positif dan ada gejala negatif
Gejala positif : delusi, halusinasi, adanya distorsi pada
bahasa dan komunikasi, gangguan bicara, gangguan
perilaku, perilaku katatonik, agitasi

DIMENSI GEJALA PADA SKIZOFRENIA


Gejala negatif : afek tumpul, penarikan emosi, relasi yang
kurang, pasif, apatis, kesulitan berpikir abstrak,
kurangnya spontanitas, berpikir stereotipik, alogia
(keterbatasan dari produktivitas pikiran dan bicara),
avolisi (terbatasnya inisiatif perilaku bertujuan),
anhedonia (kurangnya perasaan senang), gangguan
atensi.

DIMENSI GEJALA PADA SKIZOFRENIA


Sirkuit Otak dan Dimensi Gejala pada Skizofrenia

Lokalisasi dari Domain Gejala


Gejala positif dihipotesakan karena adanya gangguan fungsi di
sirkuit mesolimbik
Gejala negatif dihipotesakan ada kaitannya dengan gangguan
fungsi pada sirkuit mesokortikal dan juga melibatkan daerah
mesolimbik seperti nukleus accumbens
Gejala afektif : berkaitan dengan korteks prefontal

ventromedial
Gejala kognitif : adanya masalah memproses informasi di
korteks prefontal dorsolateral

DIMENSI GEJALA PADA SKIZOFRENIA


Neurotransmitter dan sirkuit pada skizofrenia
Neurotransmitter monoamin dopamin (DA) memegang

peranan penting dalam hipotesis skizofrenia


Lima jaras dopamin di otak
1. Jaras nigrostriatal : proyeksi dari substansia nigra ke
ganglia basalis atau striatum, merupakan bagian dari
sistem saraf ekstrapiramidal ( mengatur fungsi
motorik dan gerak)

DIMENSI GEJALA PADA SKIZOFRENIA


2. Jaras mesolimbik : proyeksi dari daerah otak tengah
(ventral tegmental area) ke nukleus accumbens,
bagian dari sistem limbik.Terlibat dalam berbagai
perilaku yaitu sensasi kesenangan, eforia yang kuat
dari penyalahgunaan zat seperti delusi dan halusinasi

DIMENSI GEJALA PADA SKIZOFRENIA


3. Jaras mesokortikal : proyeksi dari daerah otak tengah
(ventral tegmental area ke prefrontal korteks yang
masing-masing mempunyai peran dlm gejala kognitif
(korteks prefrontal dorsolateral) dan gejala afektif
(korteks prefrontal ventromedial)
4. Jaras tuberoinfundibular : proyeksi dari hipotalamus ke
kelenjar pituiari anterior (mengatur sekresi prolaktin)
5. Jaras yang kelima berasal dari berbagai area termasuk
periaqueductal gray, ventral mesencephalon, nukleus
hipotalamic, nukleus parabrachial lateral proyeksi ke
thalamus

Hipotesis Dopamin Terintegrasi


Gejala utama berkaitan dengan skizofrenia dpt dijelaskan
dengan adanya disregulasi dari jaras dopamin :
Hiperaktivitas dopamin di jaras mesolimbik
Hipoaktivitas dopamin di jaras mesocortical pada
kortek prefrontal dorsolateral(gejala kognitif dan
gejala negatif ), pada kortek prefrontal ventromedial
(gejala afektif dan gejala negatif)
Sedangkan
pada
jaras
nigrostriatal
dan
tuberoinfundibular normal.

Anti Psikotik
Antipsikotik itu ada dua macam :
1) Konvensional/generasi pertama/klasik/tipikal
2) Atipikal, generasi kedua
ANTIPSIKOTIK GENERASI PERTAMA
Antipsikotik pertama yang ditemukan adalah sebuah obat
dengan kemampuan antihistamin (chlorpromazin)
diteliti dan dicoba memiliki efek antipsikotik pada
skizofrenia
Chlorpromazin ini ditemukan mengakibatkan neurolepsis,
suatu bentuk yang ekstrem dari berkurang atau
hilangnya gerakan motorik

Anti Psikotik
D2 antagonis reseptor
Manfaat utama dari neuroleptik dengan efek antipsikotik
adalah kemampuan mereka untuk memblok reseptor
dopamine D2 terutama di jaras dopamin mesolimbik
pada pasien skizofrenia yang tidak terobati jaras
mesolimbik mengalami hiperaktivitas, hal ini
mengakibatkan gejala seperti delusi dan halusinasi.
Dengan pemberian D2 antagonis maka akan memblok
dopamin tidak berikatan dengan D2 reseptor sehingga
mengurangi hiperaktivitas pada jaras ini dan akhirnya
mengurangi gejala positif.

Anti Psikotik
D2 antagonis reseptor
Namun perlu kita ingat bahwa jaras dopamin tidak hanya
jaras mesolimbik, efek DRA ini juga berefek pada jaras
yang lain.
Jaras mesocortical pada pasien skizofrenia yang tidak
terobati, jaras ini mengalami hipoaktif baik yang DLPC
atau VMPC. Pemberian antipsikotik DRA di sini akan
makin mengurangi aktivitas dan tidak akan
memperbaiki gejala yang berkaitan dengan gejala
kognitif (DLPC), gejala negatif (DLPC-VMPC) dan
gejala afektif (VMPC)

Anti Psikotik
D2 antagonis reseptor
Jaras nigrostriatal Pada pasien SR yang tidak terobati,
jaras ini aktivitasnya normal. Dengan pemberian
antipsikotik DRA mengakibatkan hipoaktivitas yang
akhirnya menyebabkan efek samping obat berupa
gangguan
motorik
yang
dikenal
dengan
Extrapyramidal Symptom
Tardive dyskinesia : Pemblokan jangka panjang dari D2
reseptor di jaras nigrostriatal menyebabkan terjadinya
upregulasi di reseptor ini yang mengakibatkan
terjadinya kondisi motorik hiperkinesis yang ditandai
dengan gerakan wajah atau lidah(lidah menjulur,
muka menyeringai, mengecap)

Anti Psikotik
ANTIPSIKOTIK GENERASI KEDUA
Manfaat klinis atipikalnya dengan memanfaatkan cara lain
yaitu serotonin dan dopamin berinteraksi di jaras
dopamin di otak.
Untuk memahami cara kerja obat ini harus memahami
farmakologis dari reseptor serotonin dan interaksi
serotonin dan dopamin di setiap jaras dopamin.
Reseptor serotonin
1. Presynaptic (5HT1A dan 5HT1B/D)
2. Postsynaptic (5HT1A, 5HT1B/D, 5HT2A, 5HT2C,
5HT3, 5HT4, 5HT5, 5HT6 dan 5HT7)

Anti Psikotik
Reseptor 5HT1A dan 5HT2A dengan aksi antagonis
terhadap pelepasan dopamin
Beberapa reseptor antagonis memiliki pengaruh pada
pelepasan dopamin. Saat serotonin berikatan dengan
reseptor tersebut mereka akan membedakan apakah
pelepasan dopamin distimulasi ataukah diinhibisi.
Secara khusus reseptor 5HT1A berkerja untuk
akselelator pelepasan dopamin sedangkan 5HT2A
sebagai pemutus pelepasan dopamin.
Neuron serotonin berinervasi dengan neuron dopamin
baik secara langsung melalui reseptor postsynaptic
5HT2A di neuron dopamin atau secara tidak langsung
melalui reseptor 5HT2A pada interneuron GABA

Anti Psikotik
Ketika serotonin berikatan dengan reseptor 5HT2A di
postsynaptic neuron DA menghambat pelepasan
dopamin. Sama juga ketika serotonin berikatan
reseptor 5HT2A di interneuron GABA menyebabkan
pelepasan GABA menghambat pelepasan dopamin.
Di sisi lain autoreseptor 5HT1A somatodendritik
bertindak sebagai akselelator ketika serotonin
berikatan dengan reseptor ini akan menghambat
pelepasan serotonin tidak bisa menghambat
pelepasan dopamin

Anti Psikotik
Antagonis 5HT2A sebagai antipsikotik tipikal
Kebanyakan antipsikotik atipikal adalah merupakan antagonis
dari reseptor 5HT2A
Menyebabkan pelepasan dopamin di area tertentu di otak
sehingga antipsikotik ini menjelaskan manfaat mereka dari
antipsikotik konvensional untuk mengurangi EPS dan
memperbaiki gejala negatif.
Antagonis 5HT2A menstimulasi pelepasan dopamin : ketika
serotonin menghambat pelepasan dopamin melalui
stimulasi reseptor 5HT2A, saat aksi ini diblokade oleh
antagonis 5HT2A hal ini mengarah pada pelepasan
dopamin baik memblok di reseptor 5HT2A postsynaptic
atau memblok reseptor 5HT2A di interneuron GABA

Anti Psikotik
Agonis parsial D2
Golongan baru antipsikotik muncul menstabilisasi
neurotransmisi dopamin dalam kondisi antara silent
antagonis dan stimulasi full, mengarah pada aksi
agonis parsial di reseptor D2.
Agonis parsial dopamin secara teoritis berikatan dengan
reseptor D2 dlm pola tidak terlalu antagonis juga tidak
terlalu stimulasi.
Contoh : aripiprazole (abilify)

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai