Tandatangan
I.
IDENTITAS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. AH
Tempat, tanggal lahir : 25 April 2013
Suku bangsa
: Indonesia
Pendidikan
:Hubungan dengan orangtua : anak kandung
Ibu
: Ny. AS
Usia
: 25 tahun
Suku bangsa : Indonesia
Alamat
: Kembangan, Jak - Bar
Pendidikan : SMU
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
ANAMNESIS
Diambil secara alloanamnesis terhadap orangtua pasien Ny. AS pada 26 November
2013 pukul 21.00 WIB.
Keluhan utama
: BAB cair sejak 8 hari SMRS.
Keluhan tambahan: Batuk dan demam
1 | Page
(-) Meningoencephalitis
(-) Kejang demam
(-) Pneumonia
(-) Penyakit jantung bawaan
(-) Alergik Rhinitis
(-) Alergi lainnya
(-) Diare kronis
(-) Gastritis
(-) DHF
(-) ISK
(-) Campak
(-) Difteri
(-) Tetanus
(-) Polio
(-) Penyakit Jantung Rematik (-) Operasi
(-) Sindrom Nefrotik
(-) Kecelakaan
Ya
-
Tidak
-
Hubungan
25
tahun
: Ibu
: Pasien
2 | Page
7
bulan
Perawatan antenatal
Penyakit kehamilan
Tempat kelahiran
Penolong persalinan
Cara persalinan
Masa gestasi
Keadaan bayi
6 bulan
-
Booster (Umur)
-
Riwayat Nutrisi
Susu
: sejak lahir pasien mendapat ASI hingga sekarang
Makanan padat
: belum dapat
Makanan sekarang : Riwayat Tumbuh Kembang (Developmental history)
Psikomotor :
Mengangkat kepala : 3 bulan
Tengkurap
: 4 bulan
Mengoceh
: 5 bulan
Duduk
: belum bisa
Kesan
: perkembangan normal
3 | Page
Hidung
(-/-)
Telinga : bentuk normal, liang telinga lapang, sekret (-/-)
Bibir
: tidak ada kelainan anatomis, tidak kering, tidak sianotik
Mulut
: sianosis (-), faring tidak hiperemis, T1-T1 tenang
Leher
: bentuk normal, KGB tidak teraba membesar
Thorax
Paru paru
Inspeksi : simetris thorax kanan-kiri, pernafasan abdominothorakal,
Palpasi
Perkusi
teraba massa
: sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri
4 | Page
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi tanggal 27 NOVEMBER 2013, jam 22:30
DARAH LENGKAP
Hemoglobin
: 9.2 g/dl
Hematokrit
: 30.6 %
Eritrosit
: 4.49 juta/uL
Lekosit
: 9.640 /mm3
Trombosit
: 165.000 /mm3
KIMIA KLINIK
Gula darah
Gula darah sewaktu
Elektrolit
Natrium (Na)
Kalium (K)
: 107 mg/dl
: 134 mEg/L
: 4.0 mEg/L
5 | Page
:0%
:2%
:0%
: 54 %
: 37 %
:7%
: 8 mm/jam
: Kuning
: Lembek
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
RESUME
Seorang bayi laki laki berumur 7 bulan dengan berat badan 14 kg dengan keluhan
BAB cair sejak 8 hari SMRS, 8x/hari, ada ampas dan air, tanpa lendir dan darah,
dengan nyeri, nyeri di tandai anak selalu menangis pada saat BAB. BAB cair disertai
dengan muntah 5x/hari berwarna putih dan berbau asam. Pasien juga disertai dengan
tanda tanda dehidrasi sedang. Pasien juga batuk dan demam kurang lebih sekitar 1
bulanan, tetapi tidak pernah di periksa ke dokter. Pasien ini tidak dapat di diagnosis
VI.
PENATALAKSANAAN
Non medika mentosa :
1. Tirah baring
2. Tetap berikan ASI
3. Observasi tanda tanda vital (suhu tubuh, nadi)
Medika mentosa :
1. Terapi Cairan
KAEN 3B
1 jam I = 30cc/kgBB/jam
30 x 14 x 15
----------------- = 105 tetes/menit (makro)
60
5 jam berikut nya = 70cc/kgBB/jam
70 x 14 x 15
---------------- = 49 tetes/menit (makro)
5 x 60
2. Puyer diare
Cefixime 2 mg
Zinckid 1/3 tab
CTM 2,2mg
As. Askorbat 25mg
3. Paracetamol syrup 3x1 cth
4. Ondancentron 3x1,25 mg
5. Lacto B 1x1 sachet
X.
EDUKASI
1. Memberikan informasi kepada orang tua untuk melakukan pencegahan pada
penyakit dengan cara memperhatikan kualitas makanan dan minuman yang
dikonsumsi.
2. Memperhatikan kebersihan lingkungan tempat pasien tinggal
3. Memberitahukan kepada orangtua pasien untuk selalu mencuci tangan.
XI.
PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam
7 | Page
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal 27 November 2013
S : Mencret 5x. Konsistensi lembek, air campur ampas, lendir (-), darah (-), bau asam,
demam (-), muntah 2x warna putih bau asam, batuk (+), pilek (-)
O : Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
N : 110 x/menit Rr : 40x/menit Suhu : 37,40 C
Kepala : Normocephal, ubun ubun cekung
Mata : CA -/- , SI -/-, mata cekung -/- airmata (-)
Hidung : simetris, septum deviasi (-)
Mulut : sianosis (-), bibir kering (+)
Leher : pembesaran KBG (-)
Thorax : simetris, retraksi iga (-)
Cor : BJ I II Reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : SN vesikuler, Rhongki +/+, wheezing -/Abdomen : supel, datar, BU meningkat, turgor kulit kurang
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2
A : GE Akut dehidrasi sedang
P : IVFD RL 500 cc/24 jam
Ondancentron 3 x 1,25mg
Zinckid 2x1 ct
PCT syrup 3x1 cth
FOLLOW UP TANGGAL 28 NOVEMBER 2013
S : Bab pagi kurang lebih 5x/hari, ampas (+),air sedikit, kuning, lendir (-), darah (-),
muntah 1x, batuk (+), pilek (-), sesak (-), demam (+) naik turun
O : Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 110x/mnt Rr : 36x/menit S : 370 C
Kepala : Normocephal, ubun ubun cekung
Mata : CA -/-, SI -/-, mata cekung (-), airmata (-)
Hidung : simetris, septum deviasi (-)
Mulut : sianosis (-), kering (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : simetris, retraksi iga (-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : SN vesikuler, Rhonki +/+, wheezing -/8 | Page
Ondancentron 3x1,25 mg
Zinc kid 2x1 cth
TINJAUAN PUSTAKA
DIARE AKUT
Diare akut adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan/tanpa darah dan /
atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi pada anak secara mendadak yang
sebelum nya sehat.3
Diare dan muntah masih menjadi penyebab morbiditas utama di negara berkembang
seperti Indonesia. Sebab tersering dari gastroenteritis adalah infeksi rotavirus. Jenis virus lain,
seperti adenovirus, astrovirus juga menyebabkan gastroenteritis tapi lebih jarang.
Bakteri juga adalah salah satu penyebab gastroenteritis, dan biasa nya di dapatkan
adanya darah di feses. Bakteri Shigella dan Salmonella menyebabkan infeksi yang bersifat
disenterik, dengan ada nya darah dan pus di feses. Disertai nyeri dan demam. Diare karena
E.coli ditandai dengan gejala diare yang profuse dan cepat sekali menimbulkan dehidrasi.
Meskipun demikian gejala klinis sulit menjadi patokan gastroenteritis.
Terapi utama gastroenteritis adalah penggantian cairan sesuai dengan banyaknya cairan
yang hilang. Karena dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi yang lebih banyak lagi. Bayi
mempunyai resiko lebih besar apabila mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa
karena :
Perbandingan permukaan tubuh dan berat badan yang lebih besar dibandingkan
orang dewasa, sehingga mengakibatkan lebih besarnya insensible water loss
10 | P a g e
psikik, gangguan saraf, hawa dingin, alergi, dan defisiensi imun terutama IgA
2.
sekretorik3
Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan
kalori protein (KKP) atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan asam-basa
(asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernafasan Kussmaul, hipoglikemia,
gangguan gizi dan gangguan sirkulasi
Dehidrasi isonatremia dan hiponatremia3
Pada keadaan dehidrasi, terdapat defisit natrium dan cairan dalam tubuh. Pada
kebanyakan kasus, kehilangan natrium proporsional dengan banyaknya cairan yang hilang
dan natrium dalam plasma tetap dalam kadar normal (dehidrasi isonatremia). Apabila
didapatkan keadaan dimana kehilangan natrium melebihi jumlah cairan yang hilang, kadar
natrium plasma menurun (dehidrasi hiponatremia) dan akan menyebabkan cairan ekstrasel
masuk ke intrasel. Peningkatan volume intrasel akan menyebabkan volume otak yang
bertambah yang kadang dapat menyebabkan kejang.
Dehidrasi hipernatremia3
Terkadang, kehilangan cairan melebihi penurunan jumlah natrium sehingga
mengakibatkan kadar natrium plasma yang meningkat (dehidrasi hipernatremia). Biasanya
hal terjadi karena tingginya kadar Insensible water loss (IWL) karena adanya demam tinggi
atau diare profuse dengan jumlah natrium yang sedikit. Cairan ekstrasel menjadi hipertronik
dan cairan ekstrasel keluar ke intrasel. Pada keadaan ini, manifestasi klinis seperti tonus dan
turgor kulit yang menurun, ubun-ubun besar dan mata yang cekung tidak sejelas pada
dehidrasi hiponatremia, dan lebih sulit didiagnosis secara klinis.
Patofisiologi1
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)
Metabolik asidosis ini terjadi karena :
a. Kehilangan Na bikarbonat bersama tinja
b. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga
benda keton tertimbun dalam tubuh.
c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria)
11 | P a g e
4. Gangguan Gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat
terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. Hal ini disebabkan
karena :
a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan / atau
muntahnya akan bertambah hebat. Orang tua sering hanya memberikan air
teh saja.
b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran dan susu
yang encer ini diberikan terlalu lama.
12 | P a g e
c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan
baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dengan / tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan
sirkulasi darah berupa renjatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan
perdarahan dalam otak, kesadaran menurun (soporakomatosa) dan bila tidak segera
ditolong penderita dapat meninggal.
Manifestasi Klinis3
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung
darah dan / lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau hijauan karena tercampur empedu.
Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan / atau sesudah diare. Bila telah banyak
kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun
ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir kering.
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :
a.
Kehilangan berat badan
a. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%
b. Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan berat badan 2,5 5%
c. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan berat badan 5 10%
d. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan berat badan > 10%
b.
Skor Maurice King4
Keadaan Umum
0 ( sehat)
1 ( cengeng, apatis,
2 (mengigau, koma,
Kekenyalan kulit
Mata (palpebra)
Ubun ubun besar
Mulut
0 ( normal)
0 ( normal)
0 ( normal)
0 ( normal)
mengantuk)
1 (sedikit kurang)
1 (sedkit cekung)
1 ( sedikit cekung)
1 ( kering)
syok)
2 ( sangat kurang)
2 ( sangat cekung)
2 ( sangat cekung)
2 ( kering dan
Denyut
0 ( kuat <
1 ( 120 140x/mnt)
sianosis)
2 ( lemah >
120x/mnt)
140x/menit)
Pemeriksaan Penunjang
1.
Pemeriksaan Tinja : makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika di duga ad
toleransi sugar, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi
terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten)2
13 | P a g e
2.
Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama
3.
4.
Tanpa Dehidrasi
- jam selanjutnya
(10-20 ml/kg/setiap diare
0,5 gelas
1 gelas
2 gelas
Berat badan
6 gelas
+ 6 kg. :
13 kg x 50 mi = 650 mi = 3 gelas
Terapi Cairan Standar (Iso Hiponatremia) Untuk Segala Usia Kecuali Neonatus
PLAN
C
DERAJAT
DEHIDRASI
BERAT
KEBUTUHAN
CAIRAN
+30 ml/kg/1 jam
= 10 tts/kg/mnt
JENIS CAIRAN
RL
CARA/LAMA
PEMBERIAN
T.I.V/ 3 Jam atau
lebih cepat
14 | P a g e
SEDANG
HSD
T.I.V/ 3 Jam
6-9 %
= 5 tts/kg/mnt
Atau
Oralit
Atau
T.I.G/ 3 Jam
RINGAN
HSD
atau
Oral 3 jam
T.I.V/ 3 Jam
Atau
= 3- 4 tts/kg/mnt
oralit
T.I.G/ 3 Jam
A
TANPA
Larutan RT atau
DEHIDRASI
kali diare
oralit
berhenti
Dietetik
Makanan tetap diberikan, ASI diteruskan, formula diencerkan dalam waktu singkat.
Makanan tambahan sesuai umur dengan konsistensi yang mudah dicerna.
Vitamin A 100.000 IU (untuk anak di atas 1 tahun); 50.000 IU (untuk anak di bawah
Tahun)
Probiotik : 1 kapsul/1 bungkus per hari.
Pada umumnya tidak diperlukan antimikrobial.
Penggunaan antimikrobial hanya pada kasus-kasus tertentu dan kasus-kasus resiko
tinggi misalnya bayi sangat muda, gizi kurang dan adal penyakit penyerta (lihat
lampiran 2)
Pengobatan problem penyerta.
Obat-obat diare tidak dianjurkan.
15 | P a g e
Obat antimikroba yang digunakan pada pengobatan diare akut oleh penyebab khusus
pada anak.
Penyebab
Kolera
Shigella2
Antibiotika Terpilih
Tetraksiklin
(2)Pilihan Lain
Furasolidon
Amebiasis
Usus akut
Giardiasis
Metronidasol
Sernua dosis yang diberikan adalah melalui oral kecuali dinyatakan lain. Bila obat
tidak tersedia dalam bentuk sirop untuk anak-anak kecil, dapat dibuat dalam bentuk
bubuk.
Pemilihan antibiotik untuk pengobatan harus memperhitungkan frekuensi resistensi
terhadap antibiotik di daerah itu.
Pengobatan dengan antibiotik tidak penting sekali untuk keberhasilan pengobatan
tetapi memperpendek lamanya penyakit dan ekskresi organisme pada kasus berat.
16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1. Lissauer T. Clayden G. Illustrated Textbook of Pediatrics. 2001; 2nd edition : 177
180
2. Mansjoer S. Suprohaita. Wardhani W. Setiowulan W. Kapita Selekta Kedokteran.
2000; edisi ketiga : 470 6
3. Suharyono. Boediarso A. Halimun E. Gastroenterologi Anak Praktis. 1999; edisi
ketiga : 51 84
4. Hassan R. Alatas H. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak jilid I. 1991; edisi keenam
: (16) 283 312
17 | P a g e