Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)


Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
UJIAN ILMU PENYAKIT ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RSUD TARAKAN TOMANG, JAKARTA PUSAT
Nama : Febe Rangga Tambing

Tandatangan

Nim : 11 2012 260


............................................
Dr Pembimbing : dr. Mustari, Sp.A
.............................................

I.

IDENTITAS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. AH
Tempat, tanggal lahir : 25 April 2013
Suku bangsa
: Indonesia
Pendidikan
:Hubungan dengan orangtua : anak kandung

Jenis kelamin : Laki Laki


Umur
: 7 bulan 12 hari
Agama
: Islam
Alamat
: Kembangan, Jak-Bar
Masuk RS
: 27 November 2013

B. IDENTITAS ORANG TUA


Ayah
: Tn. YS
Usia
: 31 tahun
Suku bangsa : Indonesia
Alamat
: Kembangan, Jak Bar
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan swasta
II.

Ibu
: Ny. AS
Usia
: 25 tahun
Suku bangsa : Indonesia
Alamat
: Kembangan, Jak - Bar
Pendidikan : SMU
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga

ANAMNESIS
Diambil secara alloanamnesis terhadap orangtua pasien Ny. AS pada 26 November
2013 pukul 21.00 WIB.
Keluhan utama
: BAB cair sejak 8 hari SMRS.
Keluhan tambahan: Batuk dan demam
1 | Page

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien dibawa oleh orangtuanya ke UGD dengan keluhan BAB cair sejak 8 hari
SMRS dengan frekuensi 8x/hari dengan konsistensi BAB ampas lebih sedikit daripada
air, bewarna kuning kehijauan, berbau , tidak ada lendir, tidak ada darah. Ibu pasien
juga mengatakan pasien selalu nangis pada saat BAB, rewel dan tidur gelisah. Pasien
muntah dengan frekuensi muntah kurang lebih 5x/hari dengan konsistensi berwarna
putih. Ibu pasien mengatakan sudah berobat 2x ke dokter spesialis anak dan puskesmas
setempat tetapi tidak ada perubahan dan mencretnya semakin memburuk. Ibu pasien
juga mengatakan kalau badan pasien sering hangat dan batuk kira kira sejak 1 bulan
yang lalu,tidak ada pilek. Pada saat berobat ke dokter,dinyatakan pasien mempunyai
flek paru dan menyarankan untuk rontgen paru dan diberi pengobatan untuk flek paru
dan diberi obat untuk BAB cair nya juga. Karena tidak ada perubahan, 4 hari kemudia
ibu pasien membawa pasien ke puskesmas dekat tempat tinggalnya,dan puskesmas
merujuk pasien ke RSUD Tarakan. Terdapat juga luka pada kulit di sekitar area
selangkangan dan bokong pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu :
(-) Sepsis
(-) Tuberkulosis
(-) Asma
(-) Diare akut
(-) Disentri
(-) Cacar air
(-) Batuk rejan
(-) Demam Rematik Akut
(-) Glomerulonephritis

(-) Meningoencephalitis
(-) Kejang demam
(-) Pneumonia
(-) Penyakit jantung bawaan
(-) Alergik Rhinitis
(-) Alergi lainnya
(-) Diare kronis
(-) Gastritis
(-) DHF
(-) ISK
(-) Campak
(-) Difteri
(-) Tetanus
(-) Polio
(-) Penyakit Jantung Rematik (-) Operasi
(-) Sindrom Nefrotik
(-) Kecelakaan

Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit
Alergi
Asma
Tuberkulosis
Hipertensi
Diabetes
Kejang demam
Demam berdarah

Ya
-

Tidak
-

Hubungan

Silsilah keluarga (Familys Tree)


: Ayah
31
tahun

25
tahun

: Ibu
: Pasien
2 | Page

7
bulan

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


An.AS lahir secara sectio caesar dari ibu usia 24 tahun, dengan usia kandungan cukup
bulan (9 bulan lebih 1 minggu), ditolong oleh dokter di rumah sakit. Berat badan lahir 3800
gram. Panjang badan lahir 51 cm.
Ibu mengatakan pada saat dilahirkan bayi dapat langsung menangis keras dengan
warna kulit merah tanpa adanya kebiruan pada bayi.
KEHAMILAN

Perawatan antenatal
Penyakit kehamilan
Tempat kelahiran
Penolong persalinan
Cara persalinan
Masa gestasi
Keadaan bayi

Teratur kontrol ke dokter


Tidak ada
KELAHIRAN
Rumah bersalin
Bidan
Spontan
Cukup bulan (9 bulan lebih 1 minggu)
Berat lahir : 3800 gram
Panjang badan : 51 cm
Langsung menangis keras
Warna kulit merah
Gerakan aktif
Kesan : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan.
Riwayat Imunisasi
Vaksin
Dasar (Umur)
BCG
1 bulan
DPT/DT
2 bulan 4 bulan
6 bulan
Polio
0 bulan 2 bulan
4 bulan
Campak
Hepatitis B 0 bulan 1 bulan
6 bulan
Kesan : imunisasi dasar lengkap

6 bulan
-

Booster (Umur)
-

Riwayat Nutrisi
Susu
: sejak lahir pasien mendapat ASI hingga sekarang
Makanan padat
: belum dapat
Makanan sekarang : Riwayat Tumbuh Kembang (Developmental history)
Psikomotor :
Mengangkat kepala : 3 bulan
Tengkurap
: 4 bulan
Mengoceh
: 5 bulan
Duduk
: belum bisa
Kesan

: perkembangan normal

3 | Page

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah anak pertama. Hubungan antara orang tua dan pasien baik . Biaya
pengobatan ditanggung oleh orangtua pasien. Orang tua pasien memiliki rumah
sendiri. Satu rumah ditinggali oleh 3 orang. Kesan ekonomi cukup.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal pemeriksaan : 27 November 2013
Keadaan umum
: tampak sakit sedang.
Kesadaran
: compos mentis
Tanda tanda vital :
Denyut nadi
: 110 kali/menit
Suhu
: 37 C
Frekuensi nafas : 53 kali/menit
Tekanan darah : tidak di periksa
Antropometri
:
Berat badan
: 14 kg
Panjang badan : 76 cm
Lingkar lengan : 21 cm
Status gizi (Z score) :
BB/U : > sd 3 (obesitas)
PB/U : > sd 3 (obesitas)
BB/PB : > sd 3 obesitas
Kesan : Obesitas
Pemeriksaan Sistematis
Kepala
: normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak ada sikatrik,
Mata

ubun ubun besar sedikit cekung


: kedudukan simetris, pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung
dan refleks cahaya tidak langsung (+/+), konjungtiva anemis (-/-),

Hidung

sklera ikterik (-/-), mata cekung (+/+)


: bentuk normal, deviasi septum (-), nafas cuping hidung (-), sekret

(-/-)
Telinga : bentuk normal, liang telinga lapang, sekret (-/-)
Bibir
: tidak ada kelainan anatomis, tidak kering, tidak sianotik
Mulut
: sianosis (-), faring tidak hiperemis, T1-T1 tenang
Leher
: bentuk normal, KGB tidak teraba membesar
Thorax
Paru paru
Inspeksi : simetris thorax kanan-kiri, pernafasan abdominothorakal,
Palpasi

sela iga normal, retraksi dada (-)


: gerak nafas simetris, fremitus normal, sela iga normal, tidak

Perkusi

teraba massa
: sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri
4 | Page

Auskultasi: suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-)


Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba pada sela iga IV pada 1 cm medial dari
garis midclavicula
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi: bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, benjolan (-)
Palpasi : supel
Hepar : tidak teraba membesar
Lien : tidak teraba membesar, area traube timpani
Perkusi
: timpani
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Ekstremitas
Atas
: akral hangat, sianosis (-/-), edema (-/-), deformitas (-/-), capillary
Bawah

refill < 2 detik


: akral hangat, sianosis (-/-), edema (-/-), deformitas (-/-), capillary

refill < 2 detik


Kulit
: turgor kulit agak lambat, ikterus (-), sianosis (-)
Maurice Score :
Keadaan Umum
:0
Turgor
:1
Pelpebra
:1
Ubun ubun besar : 1
Mulut
:1
Pernafasn
:1
Nadi
:1
----- =
6 Dehidrasi sedang
IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi tanggal 27 NOVEMBER 2013, jam 22:30
DARAH LENGKAP
Hemoglobin
: 9.2 g/dl
Hematokrit
: 30.6 %
Eritrosit
: 4.49 juta/uL
Lekosit
: 9.640 /mm3
Trombosit
: 165.000 /mm3
KIMIA KLINIK
Gula darah
Gula darah sewaktu
Elektrolit
Natrium (Na)
Kalium (K)

: 107 mg/dl
: 134 mEg/L
: 4.0 mEg/L
5 | Page

PEMERIKSAAN HEMATOLOGI 29 NOVEMBER 2013 10:24


DARAH LENGKAP
Hemoglobin
: 8.2 g/dL
Hematokrit
: 25.8 %
Eritrosit
: 3.79 juta/uL
Lekosit
: 7.000 / mm3
Trombosit
: 223.000 /mm3
HITUNG JENIS
Basofil
Eosinofil
Batang
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Laju Endap Darah
FESES
Makroskopik feses
Warna
Konsistensi
Lendir
Darah
Nanah
Mikroskopik feses
Lekosit
Eritrosit
Amoeba
Telur Cacing
Pencernaan
Jamur
Lain-lain
V.

:0%
:2%
:0%
: 54 %
: 37 %
:7%
: 8 mm/jam

: Kuning
: Lembek
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif

RESUME
Seorang bayi laki laki berumur 7 bulan dengan berat badan 14 kg dengan keluhan
BAB cair sejak 8 hari SMRS, 8x/hari, ada ampas dan air, tanpa lendir dan darah,
dengan nyeri, nyeri di tandai anak selalu menangis pada saat BAB. BAB cair disertai
dengan muntah 5x/hari berwarna putih dan berbau asam. Pasien juga disertai dengan
tanda tanda dehidrasi sedang. Pasien juga batuk dan demam kurang lebih sekitar 1
bulanan, tetapi tidak pernah di periksa ke dokter. Pasien ini tidak dapat di diagnosis

VI.

TB karena dari skoring TB tidak menunjukkan positif TB.


DIAGNOSIS KERJA
1. Diare akut
Dasar teori :
Pada anamnesis didapatkan :
BAB cair kurang lebih dari 8x/hari selama 14 hari
Muntah lebih dari 5x/hari
6 | Page

Gejala dehidrasi sedang


Obesitas

VII. DIAGNOSIS BANDING


1. Disentri
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Feses lengkap
2. Elektrolit
3. Darah Lengkap
4. Analisis gas darah
5. Urine lengkap
IX.

PENATALAKSANAAN
Non medika mentosa :
1. Tirah baring
2. Tetap berikan ASI
3. Observasi tanda tanda vital (suhu tubuh, nadi)
Medika mentosa :
1. Terapi Cairan
KAEN 3B
1 jam I = 30cc/kgBB/jam
30 x 14 x 15
----------------- = 105 tetes/menit (makro)
60
5 jam berikut nya = 70cc/kgBB/jam
70 x 14 x 15
---------------- = 49 tetes/menit (makro)
5 x 60
2. Puyer diare
Cefixime 2 mg
Zinckid 1/3 tab
CTM 2,2mg
As. Askorbat 25mg
3. Paracetamol syrup 3x1 cth
4. Ondancentron 3x1,25 mg
5. Lacto B 1x1 sachet

X.

EDUKASI
1. Memberikan informasi kepada orang tua untuk melakukan pencegahan pada
penyakit dengan cara memperhatikan kualitas makanan dan minuman yang
dikonsumsi.
2. Memperhatikan kebersihan lingkungan tempat pasien tinggal
3. Memberitahukan kepada orangtua pasien untuk selalu mencuci tangan.

XI.

PROGNOSIS
Ad vitam

: ad bonam
7 | Page

Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam

FOLLOW UP
Tanggal 27 November 2013
S : Mencret 5x. Konsistensi lembek, air campur ampas, lendir (-), darah (-), bau asam,
demam (-), muntah 2x warna putih bau asam, batuk (+), pilek (-)
O : Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
N : 110 x/menit Rr : 40x/menit Suhu : 37,40 C
Kepala : Normocephal, ubun ubun cekung
Mata : CA -/- , SI -/-, mata cekung -/- airmata (-)
Hidung : simetris, septum deviasi (-)
Mulut : sianosis (-), bibir kering (+)
Leher : pembesaran KBG (-)
Thorax : simetris, retraksi iga (-)
Cor : BJ I II Reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : SN vesikuler, Rhongki +/+, wheezing -/Abdomen : supel, datar, BU meningkat, turgor kulit kurang
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2
A : GE Akut dehidrasi sedang
P : IVFD RL 500 cc/24 jam
Ondancentron 3 x 1,25mg
Zinckid 2x1 ct
PCT syrup 3x1 cth
FOLLOW UP TANGGAL 28 NOVEMBER 2013
S : Bab pagi kurang lebih 5x/hari, ampas (+),air sedikit, kuning, lendir (-), darah (-),
muntah 1x, batuk (+), pilek (-), sesak (-), demam (+) naik turun
O : Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 110x/mnt Rr : 36x/menit S : 370 C
Kepala : Normocephal, ubun ubun cekung
Mata : CA -/-, SI -/-, mata cekung (-), airmata (-)
Hidung : simetris, septum deviasi (-)
Mulut : sianosis (-), kering (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : simetris, retraksi iga (-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : SN vesikuler, Rhonki +/+, wheezing -/8 | Page

Abd : supel, datar, BU meningkat, turgor kulit kurang


Eks : akral hangat, CRT < 2
A : GE Akut dehidrasi sedang
P : IVFD RL 500 cc/24 jam
Ondancentron 3x1,25 mg
Zinckid 2x1 cth
Paracetamol syrup 3x1 cth
FOLLOW UP 29 NOVEMBER 2013
S : BAB pagi ini 5x, ampas, kuning, lendir (-), darah (-), cukup banyak, batuk (+),
pilek (-), muntah (-), setiap sebelum bab selalu nangis, sesak nafas (-) ASI (+).
P : Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 112x/menit Rr : 36x/menit S : 360 C
Kepala : normocephal, ubun-ubun agak cekung
Mata : CA -/-, SI -/-, Mata sedikit cekung, airmata (-)
Hidung : simetris, septum deviasi (-)
Mulut : sianosis (-), bibir kering (+)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Simetris, retraksi iga (-)
Cor : BJ I-II Reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : SN vesikuler, Rhonki +/+, wheezing -/Abd : Supel, datar, BU meningkat, Turgor kulit kurang
Eks : akral hangat, CRT < 2
A : GE akut dehidrasi sedang
P : IVFD RL 500 cc/24 jam
Puyer diare 3x1 bungkus
Zinckid 2x1 cth
Paracetamol syrup 3x1 cth
FOLLOW UP 2 DESEMBER 2013
S : BAB pagi ini > 5x, air lebih banyak dari air, berbau busuk, lendir (-), darah (-),
muntah 3x, berwarna putih, berbau asam, batuk (+), pilek (-), sesak nafas (-). Anak
menangis terus.
O : Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 100x/mnt Rr : 28x/menit S: 370 C
Kepala : Normocephal, ubun-ubun sedikit cekung
Mata : CA -/-, SI -/-, mata sedikit cekung, air mata (-)
Hidung : simetris, septum deviasi (-)
Mulut : Sianosis (-), kering (+)
Leher : Pembesaran KGB (-)
9 | Page

Thorax : Simetris, retraksi iga (-)


Cor : BJ I-II Reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : SN Vesikular, Rhonki +/+, wheezing -/Abd : Supel, datar, BU meningkat, turgor kulit kurang
Eks : akral hangat, CRT < 2
A : GE Akut dehidrasi sedang
P : IVFD RL 500 cc/ 24 jam
Puyer diare 3x1 bungkus

Ondancentron 3x1,25 mg
Zinc kid 2x1 cth
TINJAUAN PUSTAKA
DIARE AKUT

Diare akut adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan/tanpa darah dan /
atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi pada anak secara mendadak yang
sebelum nya sehat.3
Diare dan muntah masih menjadi penyebab morbiditas utama di negara berkembang
seperti Indonesia. Sebab tersering dari gastroenteritis adalah infeksi rotavirus. Jenis virus lain,
seperti adenovirus, astrovirus juga menyebabkan gastroenteritis tapi lebih jarang.
Bakteri juga adalah salah satu penyebab gastroenteritis, dan biasa nya di dapatkan
adanya darah di feses. Bakteri Shigella dan Salmonella menyebabkan infeksi yang bersifat
disenterik, dengan ada nya darah dan pus di feses. Disertai nyeri dan demam. Diare karena
E.coli ditandai dengan gejala diare yang profuse dan cepat sekali menimbulkan dehidrasi.
Meskipun demikian gejala klinis sulit menjadi patokan gastroenteritis.
Terapi utama gastroenteritis adalah penggantian cairan sesuai dengan banyaknya cairan
yang hilang. Karena dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi yang lebih banyak lagi. Bayi
mempunyai resiko lebih besar apabila mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa
karena :

Perbandingan permukaan tubuh dan berat badan yang lebih besar dibandingkan
orang dewasa, sehingga mengakibatkan lebih besarnya insensible water loss

(IWL) yaitu 300 mL/m2 per hari atau 15-17 mL/kgBB/hari.


Kebutuhan basal cairan yang lebih tinggi yaitu 100 120 mL/kgBB/hari atau 10

12 % dari berat badan.


Fungsi reabsorpsi tubuli ginjal yang belum sempurna.

Berdasarkan Patofisiologi nya, maka penyebab diare dibagi menjadi :


1.
Diare sekresi yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogen dan
gangguan hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan

10 | P a g e

psikik, gangguan saraf, hawa dingin, alergi, dan defisiensi imun terutama IgA
2.

sekretorik3
Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan
kalori protein (KKP) atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan asam-basa
(asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernafasan Kussmaul, hipoglikemia,
gangguan gizi dan gangguan sirkulasi
Dehidrasi isonatremia dan hiponatremia3
Pada keadaan dehidrasi, terdapat defisit natrium dan cairan dalam tubuh. Pada
kebanyakan kasus, kehilangan natrium proporsional dengan banyaknya cairan yang hilang
dan natrium dalam plasma tetap dalam kadar normal (dehidrasi isonatremia). Apabila
didapatkan keadaan dimana kehilangan natrium melebihi jumlah cairan yang hilang, kadar
natrium plasma menurun (dehidrasi hiponatremia) dan akan menyebabkan cairan ekstrasel
masuk ke intrasel. Peningkatan volume intrasel akan menyebabkan volume otak yang
bertambah yang kadang dapat menyebabkan kejang.
Dehidrasi hipernatremia3
Terkadang, kehilangan cairan melebihi penurunan jumlah natrium sehingga
mengakibatkan kadar natrium plasma yang meningkat (dehidrasi hipernatremia). Biasanya
hal terjadi karena tingginya kadar Insensible water loss (IWL) karena adanya demam tinggi
atau diare profuse dengan jumlah natrium yang sedikit. Cairan ekstrasel menjadi hipertronik
dan cairan ekstrasel keluar ke intrasel. Pada keadaan ini, manifestasi klinis seperti tonus dan
turgor kulit yang menurun, ubun-ubun besar dan mata yang cekung tidak sejelas pada
dehidrasi hiponatremia, dan lebih sulit didiagnosis secara klinis.
Patofisiologi1
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)
Metabolik asidosis ini terjadi karena :
a. Kehilangan Na bikarbonat bersama tinja
b. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga
benda keton tertimbun dalam tubuh.
c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria)
11 | P a g e

e. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.


Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernafasan,
pernafasan bersifat cepat, teratur dan dalam yang disebut pernafasan Kussmaul.
Menurut penelitian Sutoto (1974), kehilangan komponen basa ini (base deficit)
pada penderita dehidrasi berat menjadi 17,7 mEq/L.
Pengobatan pada asidosis metabolik bertujuan untuk mengganti defisit basa. Dosis
natrium bikarbonat berdasarkan kepada volume cairan ekstrasel. Pada bayi hal ini
kurang dari separuh dan pada anak lebih tua 1/3 berat badan. Bila hasil analisis gas
darah menunjukkan defisit basa dapat digunakan perhitungan dosis sebagai berikut:
BE (base excess) x berat badan (kg) x 0,3 mEq NaHCO3
Pada umum nya hanya perlu diberikan segera separuh jumlah yang diperhitungkan
dan sisanya diberikan infus dalam waktu beberapa jam. Bila tidak terdapat nilai
bikarbonat plasma atau ekses basa (base excess) nya, dosis sebanyak 2 4
mEq/kgBB NaHCO3, dapat diberikan intravena. Dosis selanjutnya harus diatur
dengan menetapkan kadar bikarbonat plasma dalam seri. Natrium laktat dapat
dipergunakan kadar bikarbonat.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2 3% dari anak anak yang menderita diare. Pada
anak anak denga gizi cukup/baik, hipoglikemia ini jarang terjadi, lebih sering
terjadi pada anak yang sebelum nya sudah menderita KKP. Hal ini terjadi karena :
a. Penyimpanan / persediaan glikogen dalam hati terganggu
b. Adanya gangguan absorpsi glukosa ( walaupun jarang terjadi)
Gejala hipoglikemi akan muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40 mg
% pada bayi dan 50 mg% pada anak-anak. Gejala gejala hipoglikemia tersebut
dapat berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang
sampai koma. Terjadinya hipglikemia ini perlu dipertimbangkan jika disertai
dengan kejang.

4. Gangguan Gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat
terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. Hal ini disebabkan
karena :
a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan / atau
muntahnya akan bertambah hebat. Orang tua sering hanya memberikan air
teh saja.
b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran dan susu
yang encer ini diberikan terlalu lama.
12 | P a g e

c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan
baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dengan / tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan
sirkulasi darah berupa renjatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan
perdarahan dalam otak, kesadaran menurun (soporakomatosa) dan bila tidak segera
ditolong penderita dapat meninggal.
Manifestasi Klinis3
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung
darah dan / lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau hijauan karena tercampur empedu.
Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan / atau sesudah diare. Bila telah banyak
kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun
ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir kering.
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :
a.
Kehilangan berat badan
a. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%
b. Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan berat badan 2,5 5%
c. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan berat badan 5 10%
d. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan berat badan > 10%
b.
Skor Maurice King4
Keadaan Umum

0 ( sehat)

1 ( cengeng, apatis,

2 (mengigau, koma,

Kekenyalan kulit
Mata (palpebra)
Ubun ubun besar
Mulut

0 ( normal)
0 ( normal)
0 ( normal)
0 ( normal)

mengantuk)
1 (sedikit kurang)
1 (sedkit cekung)
1 ( sedikit cekung)
1 ( kering)

syok)
2 ( sangat kurang)
2 ( sangat cekung)
2 ( sangat cekung)
2 ( kering dan

Denyut

0 ( kuat <

1 ( 120 140x/mnt)

sianosis)
2 ( lemah >

120x/mnt)

140x/menit)

Pemeriksaan Penunjang
1.
Pemeriksaan Tinja : makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika di duga ad
toleransi sugar, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi
terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten)2
13 | P a g e

2.

Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama

3.

Na,K,Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang)2


Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan

4.

kualitatif terutama pada diare kronik.2


Penatalaksanaan4
Resusitasi Cairan & Elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.
Upaya Rehidrasi Oral (U.R.O.)
Usia

Dehidrasi Ringan 3 jam


pertama (50ml/kg)

Tanpa Dehidrasi
- jam selanjutnya
(10-20 ml/kg/setiap diare

Bayi sp 1 tahun 1,5 gelas

0,5 gelas

Bayi sp 5 tahun 3 gelas

1 gelas

Bayi > 5 tahun

2 gelas

Berat badan

6 gelas

+ 6 kg. :

6 kg x 50 ml = 300 mI = + 1,5 gelas

6 kg x 10-20 ml = 60-120 ml/setiap diare = 0,5 gelas/setiap diare


Berat badan + 13 kg :

13 kg x 50 mi = 650 mi = 3 gelas

13 kg x 10-20 mi = 150-250 ml/setiap diare = 1 gelas setiap diare

Terapi Cairan Standar (Iso Hiponatremia) Untuk Segala Usia Kecuali Neonatus
PLAN
C

DERAJAT
DEHIDRASI
BERAT

KEBUTUHAN
CAIRAN
+30 ml/kg/1 jam
= 10 tts/kg/mnt

JENIS CAIRAN
RL

CARA/LAMA
PEMBERIAN
T.I.V/ 3 Jam atau
lebih cepat

14 | P a g e

SEDANG

+70 ml/kg/1 jam

HSD

T.I.V/ 3 Jam

6-9 %

= 5 tts/kg/mnt

Atau
Oralit

Atau
T.I.G/ 3 Jam

RINGAN

+50 ml/kg//3 jam

HSD
atau

Oral 3 jam
T.I.V/ 3 Jam
Atau

= 3- 4 tts/kg/mnt

oralit

T.I.G/ 3 Jam
A

TANPA

+10-20 ml/kg/ setiap

Larutan RT atau

Oral sampai diare

DEHIDRASI

kali diare

oralit

berhenti

Keterangan : T.I.V : tetes intra venus


T.I.G : tetes intra gastrik

Dietetik
Makanan tetap diberikan, ASI diteruskan, formula diencerkan dalam waktu singkat.
Makanan tambahan sesuai umur dengan konsistensi yang mudah dicerna.
Vitamin A 100.000 IU (untuk anak di atas 1 tahun); 50.000 IU (untuk anak di bawah
Tahun)
Probiotik : 1 kapsul/1 bungkus per hari.
Pada umumnya tidak diperlukan antimikrobial.
Penggunaan antimikrobial hanya pada kasus-kasus tertentu dan kasus-kasus resiko
tinggi misalnya bayi sangat muda, gizi kurang dan adal penyakit penyerta (lihat
lampiran 2)
Pengobatan problem penyerta.
Obat-obat diare tidak dianjurkan.

15 | P a g e

Obat antimikroba yang digunakan pada pengobatan diare akut oleh penyebab khusus
pada anak.

Penyebab
Kolera

Shigella2

Antibiotika Terpilih
Tetraksiklin

(2)Pilihan Lain
Furasolidon

Anak diatas 7 thn 50 mg/kg/hr Anak 5 mg/kg/hr dibagi 4 dosis


dibagi 4 dosis untuk 2 hari.
untuk 3 hari
Trimetoprim (TMP)
Trimetoprim (TMP)
Sulfametoksasol (SMX)
Sulfametoksasol (SMX) 4
Anak : TMP 10 mg/kg/hr
Semua umur : TMP 8 mg/kg/hr
dan SMX 50 mg/kg/hr
Dibagi 2 dosis selama 3 hari.
Dibagi 2 dosis selama 5 hari.
Asam nalikdisat
Bila dianggap perlu dapat
Anak 55 mg/kg/hr dibagi 4 diberikan antibiotik yang lain lebih
dosis selama 5 hari
murah tetapi cukup sensitif

Amebiasis
Usus akut

Giardiasis

Metronidasol

Pada kasus yang berat : injeksi


intra muskuler, dalam dehidro
emetin hidrokhlorida
Anak : 30 mg/kg/hr selama 5 10
hari
1 1,5 mg/kg (maks 90 mg) s.d. 5
hari tergantung reaksi (untuk
semua umur)
Metronidasol
Kuinakrin
Anak :15 mg/kg/hr selama 5 hr

Anak : 7 mg/hr dosis terbagi


dalam dosis terbagi 5 hari

Sernua dosis yang diberikan adalah melalui oral kecuali dinyatakan lain. Bila obat
tidak tersedia dalam bentuk sirop untuk anak-anak kecil, dapat dibuat dalam bentuk
bubuk.
Pemilihan antibiotik untuk pengobatan harus memperhitungkan frekuensi resistensi
terhadap antibiotik di daerah itu.
Pengobatan dengan antibiotik tidak penting sekali untuk keberhasilan pengobatan
tetapi memperpendek lamanya penyakit dan ekskresi organisme pada kasus berat.
16 | P a g e

Pilihan lain termasuk kloramfenikol dan eritromisin.


Tinidasol dan ornidasol dapat juga digunakan menurut anjuran pabrik.
Untuk anak dibawah 8 tahun tetrasiklin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
gigi berwarna coklat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Lissauer T. Clayden G. Illustrated Textbook of Pediatrics. 2001; 2nd edition : 177
180
2. Mansjoer S. Suprohaita. Wardhani W. Setiowulan W. Kapita Selekta Kedokteran.
2000; edisi ketiga : 470 6
3. Suharyono. Boediarso A. Halimun E. Gastroenterologi Anak Praktis. 1999; edisi
ketiga : 51 84
4. Hassan R. Alatas H. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak jilid I. 1991; edisi keenam
: (16) 283 312

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai