Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEHAMILAN SUNSANG


A. Konsep Medis
1. Pengertian
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang
terendah ( Presentasi Bokong). Angka kejadian : 3 % dari seluruh angka kelahiran.
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang
terendah (presentase bokong). Letak sungsang dibagi sebagai berikut :
a. Letak sungsang murni yaitu bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan
kedua tungkai lurus keatas.
b. Letak bokong kaki
c. Letak lutut
d. Letak kaki
Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada kehamilan muda dibanding
kehamilan tua dan multigravida lebih banyak dibandingkan dengan primigravida.
2. Etiologi
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang berlebihan.
Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra, myoma,hydrocepalus dan janin
besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada pesentasi bokong membakal. Beberapa ibu
melahirkan bayinya semua dengan presentasi bokong menunjukkan bahwa bentuk
panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong
daripada presentasi kepala.. Implantasi plasenta di fundus atau di tonus uteri cenderung
untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong ( Harry oxorn,1996 )
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari
a.

Sudut Ibu
1)

Keadaan rahim
a)

Rahim arkuatus

b)

Septum pada rahim

c)

Uterus dupleks\

d)

Mioma bersama kehamilan


1

2)

Keadaan plasenta
a)

Plasenta letak rendah


Plasenta previa

b)
3)

b.

Keadaan jalan lahir


a)

Kesempitan panggul

b)

Deformitas tulang panggul

c)

Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala

Sudut janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hedrosefalus atau anesefalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidroamnion atau aligohidromio
5) Prematuritas

Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat
kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan
keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kearah
pintu atas panggul. Dengan gerakan kaki janin, ketegangan ligamentum fatundum dan
kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul.
3. Klasifikasi
a. Letak bokong (Frank Breech): Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat keatas
( 75 % )
b. Letak sungsang sempurna (Complete Breech): Letak bokong dimana kedua kaki ada
disamping bokong (letak bokong kaki sempurna / lipat kejang )
c.

Letak Sungsang tidak sempurna (incomplete Breech): adalah letak sungsang dimana
selain bokong bagian yang terendah juga kaki dan lutut, terdiri dari :
1) Kadua kaki : Letak kaki sempurna
2) Satu kaki : Letak kaki tidak sempurna
3) Kedua lutut : Letak lutut sempurna
4) Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna
2

Posisi bokong ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi :


a. Left sacrum anterior (sakrum kiri depan)
b.

Right sacrum anterior (sakrum kanan depan)

c. Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang)


d. Right sacrum posterior (sakrum kanan belakang)

4. Patofisiologi
Bayi letak sungsang disebabkan :
a. Hidramnion : anak mudah bergerak karena mobilisasi
b. Plasenta Previda : Menghalangi kepala turun ke panggul
c. Panggul Sempit : Kepala susah menyesuaikan ke jalan lahir
5. Tanda dan Gejala
a. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan ibu sering
merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
b. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
c. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada
pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar dan lunak.
d. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.
6. Penatalaksanaan
a. Sewaktu Hamil
Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan terjadi
dengen versi luar. Tehnik :
1)

Sebagai persiapan :
a)

Kandung kencing harus dikosongkan

b)

Pasien ditidurkan terlentang

c)

Bunyi jantung anak diperiksa dahulu

d)

Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha supaya dinding perut kendor.

2)

Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu

3)

Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satusama lain
sehingga badan anak membulat dengan demikian anak mudah diputar.

4)

Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah pemutaran
hendaknya kearah yang lebih mudah yang paling sedikit tekanannya. Kalau ada
pilihan putar kearah perut anak supaya tidak terjadi defleksi. Setelah versi
berhasil bunyi jantung anak diperiksa lagi dan kalau tetap buruk anak diputar lagi
ketempat semula.

5)

Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan.

b. Pimpinan Persalinan
1)

2)

Cara berbaring :
a)

Litotomi sewaktu inpartu

b)

Trendelenburg

Melahirkan bokong :
a)

Mengawasi sampai lahir spontan

b)

Mengait dengan jari

c)

Mengaik dengan pengait bokong

d)

Mengait dengan tali sebesar kelingking.

e)

Ekstraksi kaki
Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan
dengan cara vaginal atau abdominal (seksio sesarea)

3)

Cara Melahirkan Pervaginam


Terdiri dari partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir secara spontan
seluruhnya) dan manual aid (manual hilfe). Waktumemimpin partus dengan letak
sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase :
a)

Fase I : fase menunggu


Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila
tangan tidak menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah.
Sebaiknya

jangan

dilakukan

ekspresi

kristeller,karena

halini

akan

memudahkan terjadinya nuchee arm


b)

Fase II : fase untuk bertindak cepat.


Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara
kepala

dan

panggul,

maka

janin

harus

lahir

dalam

waktu

8 menit.Untuk mempercepatnya lahirnya janin dapat dilakukan manual aid


4

7. Komplikasi
a.

Bagi ibu :
Kemungkinan robekan pada pevinium lebih besar, juga karena di lakukan tindakan,
selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama jadi mudah terkena
infeksi.

b.

Bagi Anak :
Prognosa tidak begitu baik, kerena adanya gangguan peredahan darah plasenta
setelah bokong lahir dan juga seteh perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan
panggul, anak bisa menderita astiksia oleh karena itu, setelah pusat lahir dan supaya
janin hidup, janin haris di lahirkan dalam waktu 8 menit.

A. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a.

Data Subyektif
1) Biodata

Nama

; untuk lebih mengenal pasien

Umur

; untuk mendeteksi apakah ada risiko yang berhubungan dengan


dengan umur ibu

Suku bangsa ; untuk mengetahui social budaya dan adapt istiadat


Agama

; untuk mengetahui agama serta cara pandangnya terhadap


kehamilan

Pendidikan ;untuk

mengetahui

tingkat

intelektual

karena

pendidikan

mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang


Pekerjaan ; untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan dan untuk menilai social ekonomi
Alamat

; untuk mempermudah hubungan dengan anggota yang lain bila


ada keperluan yang mendesak

2) Keluhan pasien

Keluhan utama ditujukan untuk menggali masalah atau keluhan-keluhan


yang mengandung pada trimester ke-3. keluhan fisiologis yang sering dialami
ibu yaitu meningkatnya keletihan, sukar tidur, sakit pinggang bagiang bawah.
3) Riwayat penyakit keluarga
5

Pada riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji tentang penyakit keturunan


yang mungkin menurun pada pasien dimana penyakit tersebut erupakan rsiko
terhadap kehamila seperti hipertensi dan DM. dikaji juga apakah
keturunannya ada yang menderita penyakit kanker, jantung, asma, keturunan
kembar, dan penyakit lain yang mempunyai faktor risiko terhadap kehamilan.
4) Riwayat kesehatan pasien

Riwayat kesehatan pasien ditujukan pada pengkajian penyakit yang diderita


yang merupakan risiko tinggi terhadap kehamilan seperti DM, hipertensi,
jantung, ginjal, hepatitis, paru-paru. Dikaji juga apakah pasien sebelumnya
pernah menderita panyakit berat, lama, dan terapinya agar dapat diberikan
asuhan keperawatan secara tepat dan berkesinambungan.
5) Riwayat obstretrik

a) Riwayat menstruasi
Menorche
Pada keadaan normal menorche terjadi pada umur 10-16 tahun. Oleh
sebab tertentu yang dikaitkan dengan keadaan gizi yang lebih baik,
haid pertama menjadi awal. Menarche sebenarnya puncak dari
serangkaian perubahan wanita. Perubahan tersebut adalah tumbuh
rambut kemaluan, rambut ketiak, payudara membesar, putting
menghitam.
Dismenorhoe
Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah
sebelum dan selama haid sehingga dikatakan dismenorhoe jika nyeri
haid begitu hebatnya.
Siklus haid
Lama dan jumlah siklus haid berkisar antara 23-35 hari, dengan ratarata 29 hari. Tetapi pada wanita yang haidnya teraturpun dapat terjadi
kemelesetan beberapa hari baik maju maupun mundur. Siklus haid
dihitung sejak hari pertama haid hingga hari terakhir sebelum haid
berikutnya
HPHT
6

Dikaji untuk menentukan kehamilan dengan rumus perkiraan partus


menurut naegle adalah hari +7, bulan -3, dan tahun +1. bila hari
pertama haid terakhir tidak diingat lagi maka sebagai pegangan dapat
dinyatakan antara lain gerakan janin, umurnya pada primigravida,
gerakan janin dirasakan ibunya pada kehamilan 18 minggu dan pada
multigravida pada kehamilan 16 minggu.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Pada multi dikaji adanya abortus, riwayat persalinan dengan tindakan
misalnya vakum atau SC serta besarnya berat bayi waktu dilahirkan.
c) Riwayat keluarga berencana
Riwayat keluarga berencana ditujukan untuk merencanakan alat
kontrasepsi berikutnya.
d) Riwayat perkawinan
Riwayat

perkawinan

berkaitan

dengan

psikologi

klien

yang

memungkinkan dapat timbulnya faktor resiko seperti hipertensi, riwayat


perkawinan dikaji tentang umur berapa menikah, berapa kali menikah,
lamanya menikah. Ini untuk menentukan keadaan kehamilannya dan
faktor resiko.
6) Pola kehidupan sehari-hari

a) Pola nutrisi
Pola nutrisi perlu dikaji untuk mengetahui tingkat pemenuhan gizi ibu
sudah terpenuhi atau belum, kelebihan atau kekurangan. Ibu hamil yang
makannya terpenuhi akan mendapat kenaikan berat badan yang cukup
baik. Kenaikan berat badan selama hamil adalah 6,5-16 kg.
b) Pola eliminasi
Dikaji BAK dan BAB pada kehamilan trimester I dan III, bisaanya pasien
sering kencing karena penekanan rahim pada kandung kemih, tetapi
sebaliknya pasien sering mengeluh sukar BAB. Hal ini dikarenakan
menurunnya tavus otot-otot traktus digestifus sehingga motilitas seluruh
traktus digestifus juga berkurang.
c) Personal hygiene
7

Hal ini dikaji untuk mengetahui kepedulian dan kemampuan pasien untuk
menjaga kebersihan diri.
d) Pola kativitas
Hal ini dikaji karena jika pola pemenuhan aktivitas dan istirahat tidak
terpenuhi bisa menyebabkan komplikasi obstetric, seperti hipertensi yang
menjadi pre eklamsi atau eklamsi, solution plasenta, plasenta previa yang
kemungkinan bisa terjadi pada trimester III.
e) Pola istirahat dan tidur
Untuk mengetahui pola istirahat ibu tersebut kurang atau berlebihan,
istirahat yang normal kira-kira 6-8 jam setiap harinya.
f) Pola peran dengan orang lain
Untuk mengetahui apakah pasien dapat beradaptasi dan bertoleransi
terhadap tetangganya atau orang lain. Hal ini diperlukan untuk
mempermudah hubungan bila keadaan mendesak dan membutuhkan
bantuan.
g) Pola hubungan sexual
Untuk mengetahui apakah ada masalah dalam hubungan seksual, coitus
sebaiknya dihentikan pada akhir kehamilan jika kepala sudah masuk
dalam rongga panggul karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan
perdarahan.
h) Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebisaaan
kesehatan pasien.
i) Pola pengetahuan ibu
Diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh ibu mengetahui tentang proses
kehamilan.
j) Koping dan toleransi stress
Untuk mengetahui seberapa besar pasien dapat mengetahui dan mengatasi
masalah yang dihadapinya.
k) Data spiritual
Untuk mengetahui kepercayaan dan keyakinan pasien.
8

l) Keadaan psikologis
Keadaan psikologi yang dikaji adalah penerimaan pasien terhadap
kehamilannya, penerimaan suami atau keluarga terhadap kehamilannya,
dukungan suami dan keluarga terhadap upaya-upaya masalah terhadap
keadaan kehamilan.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Pada keadaan umum pasien perlu dikaji tentang keadan pasien apakah
lemah, pucat, atau baik.
b) Pemeriksaan TTV
Tekanan darah ;

tekanan darah pada wanita hamil tidak boleh

mencapai 140/90 mmHg dan tidak boleh kurang dari 90/50 mmHg.
Nadi

; nadi normal adalah 60-100 kali/menit

Suhu

; suhu normal 360C-370C

Respiratori ; respirasi normal 16-24 kali/menit. Sering ditemukan pada


kehamilan 32 minggu ke atas ada keluhan sesak nafas karena usususus tertekan oleh uterus yang membesar kea rah diafragma, sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak.
c) Berat badan dan tinggi badan
Berat badan pada ibu hamil secara normal akan meningkat 0,5 kg setiap
minggu setelah kehamilan trimester I dan berat badan dalam trimester II
tidak boleh lebih dari 1 kg setiap minggunya atau 3 kg per bulan dan
kenaikan berat badan seluruhnya pada wanita hamil normalnya 6,5-16 kg.
Tinggi badan pada ibu hamil sebaiknya tidak kurang dari 145 cm,
kemungkinan panggul sempit perlu diperhatikan.
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Rambut ; dikaji apakah rambut mudah dicabut atau tidak. Bila mudah
dicabut kemungkinan menunjukan defisiensi vitamin A dan B.

Kulit kepala ; kulit kepala diperiksa apakah ada kelainan atau adanya
tumor.
Mata ; diinspeksi dan adanya lensa kontak dicatat, konjungtiva, bila
pucat maka kemungkinan menunjukan adanya anemi, sclera apakah
ikterik atau tidak.
Hidung ; diperiksa apakah ada pholip atau tidak.
Mulut ; diperiksa apakah ada stomatitis, gigi karies, dan lidah kotor
atau tidak.
Leher ; diinspeksi untuk endeteksi abnormalitas seperti vena lebar
yang terdistensi dan penonjolan terutama pada daerah kelenjar.
b) Dada
Dinding thorak ; diperiksa simetris atau tidak dan adanya penonjolan.
Payudara ; ukuran payudara simetris atau tidak, perubahan warna
kulit, dapat menunjukan infeksi atau penyakit dermatologis yang
dievaluasi. Putting susu menonjol, areola menghitam, adakah
kolostrum.
Aksila ; diperiksa ada benjolan, tumor, atau pembesaran limfa.
c) Abdomen
Observasi ; untuk mengetahui bentuk abdomen dan untuk mengetahui
adanya striae pada dinding abdomen.
Palpasi ; untuk mengetahui adanya pembesaran hepar, limpa, daerah
nyeri tekan dan kemungkinan masa.
Perkusi ; untuk mengetahui udara di dalam ssaluran pernafasan.
Auskultasi ; untuk mengetahui gerak peristaltic usus, gerak janin, dan
DJJ
d) Ekstremitas
Dikaji telapak tangan dan kuku pasien pucat atau tidak, begitu pula kaki
ada tidak varises dan oedema.
e) Anus
Dikaji apakah ada varises atau hemoroid.
f) Reflek patella
10

Untuk mengetahui reflek dari otot yang berkembang di dalam tempurung


lutut atau patella, yang berpengaruh pada saat proses persalinan yaitu pada
saat uterus berkontraksi. Bila reflek patella negative maka kekurangan
vitamin B1.
3) Pemeriksaan obstetric
a) Inspeksi
Muka ; kloasma gravidarum, konjungtiva pucat atau merah, adanya
oedema.
Mamae; putting menonjol atau tidak, areola menghitam, kolostrum.
Abdomen ; membesar ke depan atau ke samping (pada letak lintang
membesar ke samping), striae gravidarum, atau bekas luka.
b) Palpasi
Leopod I
Tinggi fundus dapat diketahui, ditentukan pula bagian apa dari janin
yang terdapat dalam fundus. Sifat kepala ialah keras, bundar dan
kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Leopod II
Menentukan dimana letak punggung janin dan bagian ekstremitas.
Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong pada letak
lintang.
Leopod III
Menentukan bagian yang terdapat di bawah, apakah bagian bawah
janin sudah masuk PAP atau belum.
Leopod IV
Untuk mengetahui apa yang tedapat pada bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah ke dalam PAP.
c) Auskultasi
Untuk mengetahui dan menentukan DJJ dalam keadaaan normal atau
tidak.

Normalnya

120-160

menggunakan leaneq atau dopler.


d) Reflek patella
11

kali/menit.

Pemeriksaannya

dapat

Untuk mengetahui reflek dari otot yang berkembang di dalam tempurung


lutut atau patella, yang berpengaruh pada saat proses persalinan yaitu pada
saat uterus berkontraksi. Bila reflek patella negative maka kekurangan
vitamin B1.
e) Panjang uterus
Untuk mengetahui umur kehamilan dan tafsiran berat janin. Cara
menghitungTBJ menurut Johnson Tausak;
TFU (dalam cm) 12x155 (bila penurunan kepala H I)
TFU (dalam cm) 11x155 (bila penurunan kepala H II)
4) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri)
Pelvimetri dilakukan sekali untuk mengetahui panggul sempit, PAP, PBP,
dan kelainan bentuk panggul. Biasanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan
atau lebih.
b) Pemeriksaan dalam (VT)
Dapat diraba os sakrum, tuber ischii, dan anus, kadang kadang kaki
(pada letak kaki). Bedakan antara :
Lubang kecil Mengisap
Tulang (-) - Rahang Mulut
Isap (-) Anus Lidah
Mekoneum (+)
Tumit - Jari panjang
Sudut 90 0 Kaki - Tidak rata Tangan siku
Rata jari jari - Patella (-)
Patella Lutut
Poplitea
c) Pemeriksaan diagnostic penunjang
Pemeriksaan darah lengkap; golongan darah, Hb, Ht, LED
Pemeriksaan urine; menentukan kadar albumin atau glukosa.
Kultur; mengidentifikasi adanya virus herpes simpleks tipe II.
Amniosentesis; mengkaji maturitas paru janin.
12

Ultrasonografi; melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan,


kedudukan, dan presentasi janin.
Foto rontgen; bayangan kepala di fundus
Tes stress kontraksi atau tes nonstress; mengkaji respon janin terhadap
gerakan atau stress dari pola kontraksi uterus.
Pemantauan elektronik kontinu; memastikan status janin atau aktivitas
uterus.
2. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir
b. Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada
penurunan janin
c. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
d. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi
3. Intervensi Keperawatan
a.

Nyeri (akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir ditandai
dengan : Peningkatan tonus otot, pengungkapan, Prilaku distraksi (gelisah,
meringis, menangis),wajah menunjukan nyeri.
Kriteria hasil
Berpartisipasi dalam perilaku untuk menurunkan sensasi nyeri dan
meningkatkan kanyamanan
Tampak rileks diantara kontraksi
Melaporkan nyeri berulang / dapat diatasi
Intervensi
Buat upaya yang memungkinkan klien/pelatih untuk merasa nyaman
mengajukan pertanyaan
Rasional: Jawaban pertanyaan dapat menghilangkan rasa takut dan
peningkatan pemahaman
Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana
Rasional: Mendorong relaksasi dan memberikan klien cara mengatasi dan
mengontrol tingkat ketidaknyamanan.
Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi.Berikan instruksi bila perlu
13

Rasional: Relaksasi dapat membantu menurunkan tegangan dan rasa


takut,yang memperberat

nyeri dan menghambat kemajuan

persalinan
Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan punggung, sandaran
bantal, pemberian kompres sejuk, pemberian es batu)
Rasional : Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan dan ansietas dan
meningkatkan koping dan kontrol klien
Anjurkan dan bantu klien dalamperubahan posisi dan penyelarasan EFM
Rasional : Mencegah dan membatasi keletihan otot, meningkatkan sirkulasi
Kolaborasi : Berikan obat analgetik saat dilatasi dan kontaksi terjadi
Rasional: Menghilangkan nyeri, meningkatkan relaksasi dan koping dengan
kontraksi,memungkinkan klien tetap focus
b. Risiko tinggi cedera terhadap meternal berhubungan dengan obstruksi mekanis
pada penurunan janin
Kriteria Hasil
Tidak terdapat cedera pada ibu
Intervensi
Tinjau ulang riwayat persalinan, awitan, dan durasi
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab,
kebutuhan pemeriksaan diagnostik, dan intervensi yang tepat
Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan istirahat sebelum
awitan persalinan
Rasional : Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan disfungsi sekunder
atau mungkin akibat dari persalinan lama
Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik
Rasional : Disfungsi kontraksi memperlama persalinan,meningkatkan risiko
komplikasi maternal / janin
Catat penonjolan , posisi janin dan presentasi janin
Rasional : Indikator kemajuan persalinan ini dapat mengidentifikasi timbulnya
penyebab persalinan lama

14

Tempat klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah baring dan
ambulasi sesuai toleransi
Rasional : Relaksasi dan peningkatan perfusi uterus dapat memperbaiki pola
hipertonik.Ambulasi dapat membantu kekuatan grafitasi dalam
merangsang pola persalinan normal dan dilatasi serviks
Gunakan rangsang putting untuk menghasilkan oksitosin endogen.
Rasional : Oksitosin perlu untukmenambah atau memulai aktifitas miometrik
untuk pola uterus hipotonik
Kolaborasi : Bantu untuk persiapan seksio sesaria sesuai indikasi,untuk
malposisi
Rasional : Oksitosin perlu untukmenambah atau memulai aktifitas miometrik
untuk pola uterus hipotonik
c. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
Kriteria Hasil
Menunjukan DJJ dalam batas normal dengan variabilitas baik tidak ada deselerasi
lambat
Intervensi
Kaji DDJ secara manual atau elektronik,perhatikan variabilitas,perubahan
periodik dan frekuensi dasar.
Rasional : Mendeteksi respon abnormal ,seperti variabilitas yang berlebih
lebihan, bradikardi & takikardi, yang mungkin disebabkan oleh
stres, hipoksia, asidosis, atau sepsis
Perhatikan tekanan uterus selamaistirahat dan fase kontraksi melalui kateter
tekanan intrauterus bila tersedia
Rasional : Tekanan kontraksi lebih dari 50 mmHg menurunkan atau
mengganggu oksigenasi dalam ruang intravilos
Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi kontraksi uterus.beritahu dokter bila
frekuensi 2 menit atau kurang
Rasional

Kontraksi

yang

terjadi

setiap

menit

atau

kurang

tidakmemungkinkan oksigenasi adekuat dalam ruang intravilos

15

Siapkan untuk metode melahirkanyang paling layak, bila bayi dalam


presentasi bokong
Rasional : Presentasi ini meningkatkan risiko , karena diameter lebih besar
dari jalan masuk ke pelvis dan sering memerlukan kelahiran secara
seksio sesaria
Atur pemindahan pada lingkungan perawatan akut bila malposisi dideteksi
klien dengan PKA
Rasional : Risiko cedera atau kematian janin meningkat dengan malahirkan
pervagina bila presentasi selain vertex
d. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi
Kriteria Hasil
Mengungkapkan pemahaman tentang apa yang terjadi
Mengidentifikasi /menggunakan tehnik koping efektif
Intervensi
Tentukan kemajuan persalinan , kaji derajat nyeri dalam hubungannya dengan
dilatasi / penonjolan
Rasional : Persalinan yang lama yang berakibat keletihan dapat menurunkan
kemampuan klien untuk mengatasi atau mengatur kontraksi
Kenali realitaskeluhan klien akan nyeri /ketidaknyamanan
Rasional : Ketidaknyamanan dan nyeri dapat disalahartikan pada kurangnya
kemajuan yang tidak dikenali sebagai masalah disfungsional
Tentukan tingkat ansietas klien dan pelatih perhatikan adanya frustasi
Rasional : Ansietas yang berlebihan meningkatkan aktifitas adrenal /pelepasan
katekolamin,menyebabkan ketidak seimbangan endokrin,kelebihan
epinefrin menghambat aktifitas miometrik
Berikan informasi faktual tentang apa yang terjadi
Rasional : Dapat membantu reduksi ansietas dan meningkatkan koping
Berikan tindakan kenyamanan dan pengubahan posisi klien.Anjurkan
penggunaan tehnik relaksasi dan pernafasan yang dipelajari
Rasional : Menurunkan ansietas, meningkatkan kenyamanan , dan membantu
klien mengatasi situasi secara positif
16

Anda mungkin juga menyukai