PENDAHULUAN
juga termasuk dalam kategori yang lebih luas dari vertigo sentral. Neuroma akustik
berkembang dalam saraf kranial VIII, biasanya dalam bagian kanalis auditorius interna,
namun sering meluas ke fossa posterior dengan efek sekunder pada saraf kranial lain
serta batang otak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Epidemiologi
2.2.1 Frekuensi3
Di Amerika Serikat, sekitar 500.000 orang menderita stroke setiap tahunnya.
Sekitar 85% stroke merupakan stroke iskemik dan 1,5% diantaranya terjadi di
serebelum. Rasio stroke iskemik serebelum dibandingkan dengan stroke pendarahan
serebelum adalah 3-5:1. Sebanyak 10% dari pasien infark serebelum, hanya memiliki
gejala vertigo dan ketidakseimbangan. Insiden sklerosis multiple berkisar diantara 1080/ 100.000 pertahun. Sekitar 3000 kasus neuroma akustik didignosis setiap tahun di
Amerika.
2.2.2 Jenis Kelamin3
Insiden penyakit cerebrovaskular sedikit lebih tinggi pada pria dibandingkan
wanita. Dalam satu seri pasien dengan infark serebelum, rasio antara penderita pria dan
3
wanita adalah 2:1. Sklerosis multiple dua kali lebih banyak pada wanita dibandingkan
pria.
2.2.3 Usia3
Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi berusia tua karena adanya faktor
risiko yang berkaitan, diantaranya hipertensi, diabetes melitus, atherosklerosis, dan
stroke. Rata-rata pasien dengan infark serebelum berusia 65 tahun, dengan setengah dari
kasus terjadi pada mereka yang berusia 60-80 tahun. Dalam satu seri, pasien dengan
hematoma serebelum rata-rata berusia 70 tahun.
2.2.4 Morbiditas/Mortalitas3
Cedera vascular dan infark di sirkulasi posterior dapat menyebabkan kerusakan
yang permanen dan kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi pada vertigo perifer akut
tidak dapat diharapkan pada vertigo sentral.
Dalam suatu seri, infark serebelum memiliki tingkat kematian sebesar 7% dan
17% dengan distribusi arteri superior serebelar dan arteri posterior inferior serebelar.
Infark di daerah yang disuplai oleh arteri posterior serebelar sering terkait dengan efek
massa dan penekanan batang otak dan ventrikel ke empat, oleh karena itu membutuhkan
manajemen bedah saraf yang agresif. Dalam satu rangkaian 94 pasien, 20 diantaranya
datang dengan Glasgow Coma Scale (GCS) 8 yang mengindikasikan adanya penurunan
kesadaran yang signifikan. Tingkat kematian pasien lainnya, yaitu GCS nya lebih dari
8, adalah 20%.
Neuroma akustik memiliki tingkat kematian yang rendah jika dapat didiagnosis
dengan cepat. Tumor dapat diangkat tanpa mengganggu N VII, namun gangguan
pendengaran unilateral dapat terjadi.
2.3 Etiologi
Adapun beberapa penyebab vertigo sentral adalah:3
1. Pendarahan dan infark serebelum
2. Sindrom Wallenberg
3. Insuffisiensi vertebrobasilar
4. Diseksi arteri vertebral
5. Sklerosis multiple
6. Neoplasma (termasuk neuroma akustik)
7. Infeksi sistem saraf pusat
8. Trauma
2.4 Patogenesis
Sensasi keseimbangan merupakan hasil dari informasi yang tepat yang dideteksi
atau diterima oleh reseptor sistem visual, sistem vestibular, dan system propioseptif,
yang kemudian diintegrasikan di serebelum dan batang otak, lalu dipersepsikan oleh
korteks,. Cara berjalan, postur, dan fokus mata selama kepala bergerak, semua
bergantung pada sensasi keseimbangan yang utuh. Gangguan informasi sensori, pusat
integrasi, dan persepsi berakibat pada gangguan keseimbangan.
Vertigo sentral merupakan sensasi gangguan keseimbangan akibat gangguan di
pusat integrasi (serebelum dan batang otak) atau persepsi (korteks). Patogenesis
beberapa penyakit penyebab vertigo sentral adalah sebagai berikut:
1. Vaskular
a. Oklusi Arteri dan Infark Iskemik
Oklusi arteri dan infark iskemik dapat terjadi akibat dari kardioembolisme,
emboli plak dari arteri vertebralis, atau thrombosis arteri local. Salah satu atau kedua
arteri vertebralis, arteri basilar, atau salah satu cabang yang lebih kecil dapat
tersumbat. Bahkan oklusi komplit pada arteri besar tidak dapat menyebabkan
kematian karena terjadinya aliran anastomosis sementara melalui lingkaran Willis
dan arteri komunikan posterior. Iskemia vertebrobasilar sementara dapat terjadi
karena sindrom migrain atau TIA. Perdarahan serebelar spontan adalah penyebab
signifikan yang mengancam jiwa pada vertigo yang berhubungan dengan penyakit
pembuluh darah hipertensi dan antikoagulasi.1,3
b. Insufisiensi Vertebrobasiler
Insufisiensi vertebrobasiler sering terjadi karena arterosklerosis arteri subklavia,
vertebralis dan basilaris. Iskemia sistem vertebrobasiler temporer mungkin terjadi
pada penyakit migraine, dan Transient Ischemic Attack. TIA pada sistem
vertebrobasiler sering menyebabkan vertigo terutama pada orang tua. Vertigo ini
muncul secara tiba-tiba, dan berlangsung beberapa menit disertai mual muntah. 48%
2. Tumor
a. Tumor Serebelum
Pada tumor serebellum, gangguan keseimbangan relatif lebih banyak dijumpai
disbanding tumor otaknya sendiri. Hampir secara keseluruhan, tumor serebellum
pada anak-anak bersifat primer sedang pada umur dewasa biasanya karena
metastasis. Jenis hemangioblastoma, tumor metastasis maupun pinealoma yang
menimbulkan hidrosefalus berakibat nyeri kepala. Gejala yang muncul pada fase
awal lainnya adalah ataksia, muntah serta diplopia. Papil edem bisa terjadi 7-10 hari.
Pada kasus dewasa, gejala awal tumor serebelum biasanya adalah ataksia, gangguan
keseimbangan, vertigo posisional serta nyeri kepala. Beberapa minggu kemudian
timbul nistagmus posisional, vomitus serta kadang-kadang diikuti papil edema.
3. Infeksi
a. Meningitis
Infeksi telinga dan os temporalis dapat menyebabkan vertigo. Infeksi telinga
dapat menimbulkan komplikasi intrakranial, misalnya otitis pada anak-anak, serta
6
4. Trauma
a. Trauma Kepala
Pusing dan vertigo merupakan bagian integral dari sindrom post trauma,
disebabkan perubahan otak mikroskopis yang difus yang menyertai komosio ringan.
Gejala klinis komosio serebri terdiri dari pusing, sakit kepala, emosi labil, insomnia
dan hilangnya atensi dan kemampuan memproses informasi, yang dapat menetap
beberapa minggu atau bulan tanpa kelainan neurologis yang jelas. Percobaan pada
binatang menunjukkan bahwa trauma kepala ringan saja dapat menyebabkan
perdarahan oleh petechie karena kekuatan destrosi, terutama di dalam batang otak
dan nukleus vestibuler. Mekanisme paling sering kerusakan otak akibat trauma
kepala tumpul adalah gerakan dan deformasi otak pada waktu gerakan kepala yang
cepat tiba-tiba dihentikan. Bagian viskoelastik otak menyebabkan ia tetap bergerak,
dengan rotasi di sekitar sumbu batang otak sehingga menyebabkan kerusakan saraf
kranial, termasuk N.VII.
5. Sklerosis Multiple
Sklerosis multiple merupakan penyakit demyelinisasi pada sistem saraf pusat.
Perjalanan penyakitnya fluktuatif dengan berbagai gejala dan tanda.
6. Neuroma Akustik
Neuroma akustik adalah tumor sel Schwann yang berasal dari divisi vestibular
saraf cranial VIII (Vestibulokoklear) di kanal auditori interna proksimal. Neuroma
akustik biasanya berkembang di satu sisi (unilateral). Neuroma akustik bilateral
biasanya terjadi pada orang dewasa muda dan berkaitan dengan neurofibromatosis
tipe 2. Jika tidak diberi pengobatan, neuroma akustik dapat berkembang ke sudut
serebelopontin dan menekan saraf cranial VII (Fasialis) dan saraf cranial lainnya.
Non
vertigo
mencakup
pusing
kegoyangan,
intoleransi
gerak,
2.6 Diagnosis
2.6.1 Anamnesis
Pertama-tama tanyakan bentuk vertigo yang diderita seperti perasaan melayang,
goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui juga
keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo yaitu seperti adanya perubahan posisi
kepala dan tubuh, keletihan ataupun ketegangan. Profil waktu yang meliputi timbulnya
mendadak atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal,kronik, progresif atau
membaik. Tanyakan tentang riwayat adanya gangguan pendengaran yang biasanya
ditemukan pada lesi alat vestibuler atau N. vestibularis. Riwayat penggunaan obat
seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria yang diketahui mempunyai sifat
ototoksik/vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik.5
ganti
berganti.
Pada
kelaianan
vestibuler
perjalannya
akan
10
11
5. Uji Babinsky-Weil3,4
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan lima
langkah ke belkangselama setengah menit. Jika ada gangguan vestibular unilateral,
pasien akan berjalan dengan arah bentuk bintang.
12
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan vertigo sentral ditunjukan kepada penyakit penyebab vertigo
sentral. Gejala dari penyakit dasar yang mendasari vertigo sentral sangat bevariasi
tergantung letak lesi yang mengalami gangguan.6 Oleh karena itu, pada setiap penderita
vertigo harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan yang cermat dan terarah untuk
menentukan bentuk vertigo, letak lesi dan penyebabnya terjadinya vertigo sentral.7,8
Penatalaksanaan vertigo sentral sangat tergantung kepada keadaan klinis pasien
yang disebabkan oleh penyakit mendasarinya. Pasien bisa datang dalam keadaan sadar
penuh sampai pasien dengan penurunan kesadaran. Begitu pula pasien dapat datang
dengan keluhan lain seperti gangguan elektrolit, dehidrasi, kejang ataupun gangguan
kompleks lainnya. Jadi penatalaksanaan vertigo sentral dapat dilakuakan melalui:7
14
Penatalaksaan awal:7
Penatalaksanaan tanda tanda vital
Keseimbagan cairan, elektrolit dan gizi
o Pemasangan infus untuk merehidrasi pasien
o Kalori 25 kkal/kgBB/hari
Pemberian obat simtomatik (analgesia, antinausea, antiemesis)
Penatalaksanaan stroke iskemik:7
Terapi thrombolysis diberikan melalui, kateter
Sebelum pemberian terapi trombolitik, perhatikan terutama resiko terjadinya
perdarahan intraserebral seperti:
o Operasi mayor dalam 10 hari terahir
o Hipertensi berat
o Adanya perdarahan akut atau edema pada CT- Scan
Keputusan
untuk
memberikan
terapi
thrombolitik
dibuat
setelah
15
Konsultasi neurologis pasien dengan vertigo setral kepada ahli ilmu lain
seperti bedah saraf diperlukan. pasien dengan space occupaying lesion,
hidrosepalus dikonsultasikan kepada ahli bedah saraf, diantara pendarahan,
kompresi batang otak, edema, karena bedah dekompresi seperti suboccipital
kraniektomi dan vertrikulostomi dapat menyelamatkan jiwa.
Penatalaksanaan umum medikasi vertigo:
Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa
sangatterganggu
dengan
keluhan
vertigo
tersebut,
seringkali
menggunakan
16
b. Antagonis Kalsium
Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis
kalsiumCinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium) sering digunakan.
Merupakan obat supresan vestibular karena sel rambut vestibular mengandung
banyak terowongan kalsium. Namun, antagonis kalsium sering mempunyai
khasiat lainseperti anti kholinergik dan antihistamin. Sampai dimana sifat yang
lain ini berperan dalam mengatasi vertigo belum diketahui. Cinnarizine
(Stugerone) mempunyai efek menekan fungsi vestibular. Dapat mengurangi
respons terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15 30 mg,
3 kali sehari atau 1 x 75 mg sehari. Efek samping ialah rasa mengantuk (sedasi),
rasa lelah, diare atau konstipasi, mulut rasa kering dan rash di kulit.8
c. Fenotiazine
Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti muntah).
Namun tidak semua mempunyai sifat anti vertigo. Khlorpromazine (Largactil)
dan Prokhlorperazine (Stemetil) sangat efektif untuk nausea yang diakibatkan
oleh bahan kimiawi namun kurang berkhasiat terhadap vertigo. Promethazine
(Phenergan) merupakan golongan Fenotiazine yang paling efektif mengobati
vertigo. Lama aktivitas obat ini ialah 4 6 jam. Diberikan dengan dosis 12,5
mg 25 mg (1draze), 4 kali sehari per oral atau parenteral (suntikan
intramuscular atauintravena). Efek samping yang sering dijumpai ialah sedasi
(mengantuk),sedangkan efek samping ekstrapiramidal lebih sedikit disbanding
obat Fenotiazine lainnya. Khlorpromazine (Largactil)Dapat diberikan pada
penderita dengan serangan vertigo yang berat dan akut.Obat ini dapat diberikan
per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atau intravena). Dosis yang
lazim ialah 25 mg (1 tablet) 50 mg, 3 4 kali sehari.Efek samping ialah sedasi
(mengantuk).7
d. Obat Simpatomimetik
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya obat
simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah efedrin.Efedrin. Lama aktivitas ialah 4 6 jam. Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4 kali
sehari. Khasiat obat ini dapat sinergistik bila dikombinasi dengan obat anti
vertigo lainnya. Efek samping ialah insomnia, jantung berdebar (palpitasi) dan
menjadi gelisah, gugup.7
e. Obat Penenang Minor
17
18
Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan tungkai tergantung; lalu
tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat ke salah satu sisi tubuh, tahan
selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali. Setelah 30 detik baringkan
tubuh dengan cara yang sama ke sisi lain, tahan selama 30 detik, kemudian
duduk tegak kembali. Latihan ini dilakukan berulang (lima kali berturut-turut)
pada pagi dan petang hari sampai tidak timbul vertigo lagi. Latihan lain yang
dapat dicoba ialah latihan visual-vestibular; berupa gerakan mata melirik ke atas,
bawah, kiri dan kanan mengikuti gerak obyek yang makin lama makin cepat;
kemudian diikuti dengan gerakan fleksiekstensi kepala berulang dengan mata
tertutup, yang makin lama makin cepat.
fisik susunan
saraf
mengkompensasi gangguan
pusat
mempunyai
kemampuan
untuk
beberapa penderita yang kemampuan beradaptasinya kurang atau tidak baik. Hal
ini mungkin disebabkan oleh adanya gangguan lain di susunan saraf pusat atau
didapatkan defisit di sistem visual atau proprioseptifnya. Kadang-kadang obat
tidak banyak membantu, sehingga perlu latihan fisik vestibular. Latihan
19
2.8
Prognosis
Prognosis pasien dengan vertigo sentral bergantung pada penyakit yang
mendasarinya.
Perkembangan
ilmu
pengetahuan
tentang
neurosurgical
telah
meningkatkan prognosis dari berbagai kasus berat. Pada kasus infark pada arteri
basilaris atau arteri vetebra mempunyai prognosis yang buruk. Pada suatu penilitian,
sekitar 45% dari kasus tersebut mengalami koma. Prognosis pasien dengan perdarahan
serebral spontan juga buruk.1
Pasien dengan vertigo sentral walaupun penyakit dasarnya sudah di atasi, pada
beberapa kasus gejala vertigo sentral masih menetap. Namun sebagian besar kasus
dikatakan vertigo menurun dan tanpa adanya gangguan vertigo sama sekali.7
20
BAB III
SIMPULAN
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolaholah disekitar
adanya mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo sentral adalah vertigo yang
disebabkan oleh penyakit yang berasal dari system saraf pusat (SSP). Dalam praktek
klinis, sering juga terjadi lesi saraf cranial VIII. Seseorang yang mengalami vertigo akan
mengalami halusinasi lingkungan sekitar mereka seakan-akan bergerak.
Penyakit cerebellar akut juga dapat menyebabkan vertigo sentral. Kehilangan
keseimbangan dan kesulitan untuk menjaga keadaan tubuh, berdiri, dan berjalan
menunjukan adanya penyakit cerebelar. Vertigo sentral akibat terjadinya iskemia batang
otak atau serebelum sering dikaitkan dengan karakterisktik pada batang otak lainnya,
termasuk diplopia, gejala autonom, mual disartria, dsfagia atau kelemahan fokal. Pasien
yang mengalami penyakit cerebellum sering tidak dapat berjalan selama episode akut
vertigo. Mendiagnosis vertigo meliputi anamnesis yang cermat dan pemeriksaan fisik
seperti melakukan pemeriksaan koordinasi yaitu Romberg tes, tes telunjuk hidung
maupun pemeriksaan otoneurologis.
Pengobatan vertigo sentral tidak jauh berbeda dengan pengobatan vertigo pada
umunya. Pengobatan ini meliputi pengobatan simtomatik berupa antinausea dan
antiemesis serta analgesia. Pengobatan medikamentosa berupa antihistamin, antagonis
kalsium, fenotiazine, obat simpatomimetik, obat penenang minor dan obat anti
kholinergik. Sedangkan untuk terapi non medikamentosa berupa terapi fisik BrandDarrof dan terapi fisik susunan saraf pusat. Prognosis pada vertigo sentral sangat
bervariasi tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Namun dilaporkan dengan
kemajuan teknologi kedokteran, kesembuhan penyakit mendasari vertigo sentral lebih
meningkat.
21
DAFTAR PUSTAKA
Mark,
A.
and Diagnosis.British Journal of Hospital Medicine, June 2008, Vol 69, No 69.
8. Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2011. Diagnosing and Treating: Benign aroxysmalPositional
Vertigoin Journal Gerontological of Nursing. December:200610.
22