Anda di halaman 1dari 3

Komponen budaya

1. Observable Artifacts : manifestasi budaya keorganisasian yang mudah dilihat /


dibicarakan oleh karyawan. Artifact ini merupakan sinyal yang diinterpretasikan
karyawan untuk mengukur bagaimana karyawan seharusnya bersikap ketika jam
kerja.
Tipe-tipe artifact : symbols,physical structures, languages, stories, rituals, ceremonies.
-

Symbols : dapat ditemukan di organisasi, yaitu dari logo, citra yang terdapat di
website hingga seragam karyawan, seberapa banyak logo dikantor, dinding,mobil
keliling, flyer, website. Media promosi lainnya?

Physical structures : tata letak ruangan /tempat duduk atasan dan bawahan,
pengaruhnya dengan aliran informasi, open office environment or not (denah
ruangan bos, karyawan)

Language : mencerminkan jargon, slogan yang digunakan di dalam organisasi


(istilah-istilah yang digunakan antara karyawan.

Stories : Anekdot, accounts, legends, dan cerita sukses di masa lampau yang dapat
memotivasi karyawan.

Rituals : kegiatan rutin harian/mingguan yang ada di organisasi (briefing setiap


pagi, makan bersama setiap minggu dll).

Ceremonies : acara formal yang diselenggarakan di depan peserta yang


merupakan anggota organisasi. (adakah acara-acara resmi di lingkungan
organisasi yang bertujuan untuk meningkakan keakraban karyawan (acara
motivasi dll).

2. Espoused Values : kepercayaan, filosofi, dan norma yang dinyatakan secara eksplisit
oleh perusahaan. Contoh : Visi-Misi perusahaan.
3. Basic Underlying Assumption : kepercayaan & filosofi yang mengakar di dalam diri
karyawan, merupakan aspek budaya keorganisasian yang bertahan lama & sulit untuk
dirubah.
Tipe-tipe umum budaya dipandang dari dua dimensi, yaitu solidaritas & sosiabilitas.
-

Solidaritas : Tingkatan yang mengukur anggota organisasi dalam keragaman


berpikir & bertindak.

Sosiabilitas : Menggambarkan tingkat keakraban karyawan yang satu dengan yang


lainnya. Tipe-tipe umum budaya berdasarkan dua dimensi tersebut adalah :
1. Fragmented Culture : Sesama karyawan jauh dan tidak terhung

2. Mencenary Culture : Antar karyawan mempunyai cara berpikir yang serupa /


mirip namun tidak akrab satu satu sama lain.
3. Networked Cultures : Antar karyawan akrab tetapi tiap-tiap karyawan berbeda
dalam berpikir & bertindak (melakukan kepentingannya sendiri).
4. Communan Cultures : Antar karyawan akrab & mempunyai kemiripan dalam
berpikir.
Tipe-tipe Khusus Budaya
Beberapa organisasi mengkombinasikan obserable artifacs & espoused values
untuk menciptakan budaya khusus yang lebih relevan di beberapa industri daripada
yang lainnya. (Customer Service Culture, berfokus pada kualitas pelayanan)
-

Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada pelayanan (budaya pelayanan,


perilaku karyawan yang berorientasi pada pelayanan, kepuasan konsumen,
unit penjualan)

Kekuatan budaya tampak apabila karyawan sangat setuju mengenai segala hal
yang seharusnya terjadi da dalam organisasi (konsensus tinggi) & perilaku
yang mengikutinya konsisten dengan yang diharapkan (high intensity).
Dalam beberapa kasus, budaya keorganisasan tidak begitu kuat ataupun

lemah. Tetapi ada kemungkinan terbentuknya subkultur yang menyatukan subset yang
lebih kecil antara karyawan dalam organisasi. Subgrup ini dapat terbentuk karena ada
pemimpin yang kuat di suatu area perusahaan yang mengakibatkan perbedaan norma
dan nilai atau karena divisi yang berbeda di sebuah perusahaan bertindak secara
independen & menciptakan budaya mereka sendiri.
Subkultur ada ketika keseluruhan budaya keorganisasian disisipi oleh budaya
lain yang mengatur sekelompok khusus karyawan. Subkulture biasanya terjadi di
organisasi skala besar daripada di perusahaan kecil. Apabila nilai yang ada pada
subkultur berlawanan dengan besarnya organisasi. Subkultur tersebut diistilahkan
dengan counterculture.
Mengelola Budaya Keorganisasian
-

Attraction-Selection-Attrition (ASA)

ASA Framework memperthankan karyawan potensial yang akan tertarik pada


organisasi yang mempunyai kecocokan budaya dengan kepribadian mereka, yang
artinya bahwa beberapa pelamar kerja tidak akan melamar apabila merasa tidak
cocok.

Secialization

Cara untuk membentuk dan mengasah karyawan baru, yaitu proses utama
ketika karyawan mempelajari pengetahuan soasial yang memungkinkan mereka untuk
mengerti & beradaptasi dengan budya organisasinya. Proses ini bermula sebelum
karyawan memulai bekerja & tidak berakhir hingga karyawan meninggalkan
organisasi.
-

Anticipatory Stage

Tahap ini sebelum karyawan bekerja. Tahap ini dimulai ketika karyawan
pertama kali mendengar nama organisasi.
-

Encounter Stage

Dimulai ketika hari pertama karyawan mulai bekerja. Ada hal-hal mengenai
organisasi & budayanya yang hanya dapat dipelajari ketika seseorang menjadi
anggota organisasi. Pada tahap ini, karyawan baru membandingkan informasi yang
dihimpun ketika belum masuk organisasi dengan kenyataan ketika masuk ke
organisasi masalah timbul ketika dua kelompok informasi tersebut tidak cocok.
Ketidaksesuaian informasi ini disebut Reality shock.
-

Understanding & Adaptation

Pada tahap ini, pendatang baru belajar pada area utama socialization dan
menginternalkan norma & perilaku yang diharapkan oleh organisasi. Bagian
terpenting dalam tahap ini adalah perubahan pada pihak karyawan itu sendiri.
Perubahan Budaya Organisasi
Perubahan Kepemimpinan

Anda mungkin juga menyukai