Anda di halaman 1dari 6

Author :

Yayan Akhyar Israr, S. Ked

Faculty of Medicine University of Riau


Pekanbaru, Riau
2008

Belibis A-17.(http://www.Belibis17.blogspot.com

DEFINISI
Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak
yang kekurangan kasih sayang ibu

(1,2)

. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk

malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat
dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi

(2,3)

. Dibedakan dengan

Marasmus yang disebabkan oleh intake dengan kualitas yang normal namun
kurang dalam jumlah (3).

ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang
berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut di atas yaitu :(5)
1. Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk
tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori
yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino
yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan
protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak
memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu
dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan

(6)

. Kurangnya pengetahuan ibu

mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi


kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti
ASI (2).
2. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan
(7)

sosial dan politik tidak stabil

, ataupun adanya pantangan untuk

menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat


menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor (5).
3. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak
terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan
proteinnya (2).

4. Faktor infeksi dan penyakit lain


Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan
infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan
sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan
imunitas tubuh terhadap infeksi.

EPIDEMIOLOGI
Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang
terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di
negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika
Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor
merupakan kasus yang langka (4).
Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi
kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmuskwashiorkor) (5).

GEJALA KLINIS
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein
berat-Kwashiorkor, antara lain (2,4):
 Gagal untuk menambah berat badan
 Pertumbuhan linear terhenti.
 Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang membuncit)
 Diare yang tidak membaik
 Dermatitis, perubahan pigmen kulit (deskuamasi dan vitiligo).
 Perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut.
 Penurunan masa otot
 Perubahan mental seperti lethargia, iritabilitas dan apatis dapat terjadi.
 Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan
fungsi ginjal, dan anemia.
 Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat mengakibatkan shock,
coma dan berakhir dengan kematian (2,4).

DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
1. Anamesis
Keluhan yanga sering ditemukan adalah pertumbuhan anak yang kurang,
seperti berat badan yang kurang dibandingkan anak lain (yang sehat). Bisa juga
didapatkan keluhan anak yang tidak mau makan (anoreksia), anak tampak lemas
serta menjadi lebih pendiam, dan sering menderita sakit yang berulang (5).
2. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik antara lain (5):
 Perubahan mental sampai apatis
 Edema (terutama pada muka, punggung kaki dan perut)
 Atrofi otot
 Ganguan sistem gastrointestinal
 Perubahan rambut (warna menjadi kemerahan dan mudah dicabut)
 Perubahan kulit (perubahan pigmentasi kulit)
 Pembesaran hati
 Tanda-tanda anemia
3. Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap, urin lengkap, feses lengkap, protein serum (albumin,
globulin), elektrolit serum, transferin, feritin, profil lemak. Foto thorak, dan EKG
(5)

KOMPLIKASI
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi
dikarenakan lemahnya sistem imun

(4)

. Tinggi maksimal dan kempuan potensial

untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat
kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang
terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara
permanen (4).

PENATALAKSANAAN/ TERAPI
Penatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi
anak. Keadaan shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi
volume darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan
dalam bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah
semua sumber kalori lain telah dapat menberikan tambahan energi. Vitamin dan
mineral dapat juga diberikan (2,4,).
Dikarenan anak telah tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu yang
lama, memberikan makanan per oral dapat menimbulkan masalah, khususnya
apabila pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi. Makanan harus
diberikan secara bertahap/ perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi
menjadi intoleran terhadap susu (lactose intolerance) dan diperlukan untuk
memberikan suplemen yang mengandung enzim lactase (4).
Penatalaksaan gizi buruk menurut standar pelayanan medis kesehatan anak
IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) :

PROGNOSIS
Penanganan dini pada kasus-kasus kwashiorkor umumnya memberikan hasil
yang baik. Penanganan yang terlambat (late stages) mungkin dapat memperbaiki
status kesehatan anak secara umum, namun anak dapat mengalami gangguan fisik
yang permanen dan gangguan intelektualnya. Kasus-kasus kwashiorkor yang
tidak

dilakukan

penanganan

atau

akanmemberikan akibta yang fatal (4).

penanganannya

yang

terlambat,

DAFTAR PUSTAKA

1. Wikimedia
Foundation.
Kwashiorkor.
Avaliable
from
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor.htm. Last update October 11st
2007 [diakses pada tanggal 17 November 2007].
2. Kumar SP. WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition
World
Health
Organization.
Avaliable
from
:
http://www.Who.int//nutgrowthdb>. Last update January 2007 [diakses
pada tanggal 20 November 2007].
3. Tropical Medicine Central Resource. Kwashiorkor (Protein-Calorie
Malnutrition).
Avaliable
from
:
http://tmcr.Usuhs.mil/tmcr/chapter16/Kwashiorkor.htm. Last update July
2007 [diakses pada tanggal 17 November 2007].
4. Van
Voorhees
BW.
Kwashiorkor.
Avaliable
from
:
http://Pennhealth.com/ency/article/001604.htm. Last update June 13rd
2007 [diakses pada tanggal 20 November 2007].
5. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Malnutrisi energi protein. Dalam :
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 217222.
6. Health-cares Foundation. Kwashiorkor (kwash&180;eorkor). Avaliable
from : http://health.allrefer.com/health/kwashiorkor-info.htlm. Last update
January 2006 [diakses pada tanggal 23 November 2007].

Belibis A-17.(http://www.Belibis17.blogspot.com
5

Anda mungkin juga menyukai