Anda di halaman 1dari 28

dr.

Pertiwi Febriana Chandrawati MSc,SpA


Reaksi autoimune terhadap faringitis streptokokus
haemolitikus grup A.
Penyebab utama kelainan jantung pada anak
Prevalensi : tinggi di Indonesia.
Insidensi
5 15 Tahun, terbanyak 8-10 tahun.
Faktor herediter ikut berperan
Epidemi infeksi Streptokokus beta
hemolitikus group A epidemi demam
reumatik.
Banyak terjadi pada sosial ekonomi rendah.
Daerah tropis musim hujan.
Manfaat tindakan
Insidensi demam reumatik dapat
diturunkanmengobati faringitis
streptokokus dengan penicillin secara
adekuat.
Kumat demam reumatik dapat banyak
dikurangi dengan pemberian penicillin
profilaksi.

Faringitis streptokokus haemolitikus grup A

Membentuk antibodi dalam serum

Antibodi bereaksi dengan komponen-komponen
protein otot jantung/valvula.

Radang miokard (miokarditis)
Radang valvula ( valvulitis )
Radang pericard (perikarditis)
Manifestasi klinik : 1-3 minggu setelah infeksi
Streptokokus hemolitikus group A.
Gejala faringitis bervariasi,dapat sembuh spontan,
masa laten, menderita sakit lagi.
Memakai Kriteria Jones:
2 Kriteria Mayor
1 Kriteria Mayor + 2 Kriteria Minor
lebih pasti : usap tenggorok positif /ASTO positif.



KRITERIA MAYOR
Karditis
Poliartritis
Korea
Nodus subcutan
Eritema marginatum.

Lab: - LED meninggi
- CRP positif
- Leukositosis
- Anemia
- EKG : perubahan
terutama PR memanjang.

KRITERIA MINOR
Riwayat demam reumatik
sebelumnya
Kelainan jantung rematik
Artralgia
Demam.

a. Katup mitral : bising pansistolik, biasanya derajat
2-3/VI, terdengar keras di apeks, penjalaran ke aksilla
dan punggung.Intensitas tidak dipengaruhi inspirasi
maupun ekspirasi.
b. Katup aorta : bising protodiastolik, mulai dari S2
sesudah komponen A2,bernada tinggi,jelas pada akhir
ekspirasi pada sela iga 3 LPS S
: terdapat bising gesek perikard atau
bising to and fro atau terdapat cairan
pericardium.
: progresif : 50 % kasus.
75% kasus dgn bising
insufisiensi katup mitral
.
terjadi pada 5-10% kasus demam
rematik serangan pertama.
harus selalu bersamaan dengan bising
yang jelas dan kardiomegali.
Irama jantung: takikardi tidak sesuai dgn
kenaikan suhu tubuh.
Irama gallop : terdengar suara ketiga atau
keempat dgn takikardi merupakan petunjuk
permulaan gagal jantung.
Ekstrasistole atau blokade AV perikarditis
EKG : T rata, depresi atau elevasi ST.
Bersifat migran mengenai pada satu sendi berpindah-
pindah.


Pada karditis aktif yang beratbbrp mgg sesudah
penyakit dimulai.
Sifat : tidak nyeri dapat digerakkan,ukuran berbeda-
beda.
UKK : eritema dengan tepi sirsinata,atau kadang-
kadang tepi tidak teratur.

Gejala sistem syaraf pusat yang terdiri atas gerakan-
gerakan tak terkoordinasi.
1. Demam : 38-39C normal 2-3 mgg tanpa
pengobatan.
2. Poliartralgia: sakit pada sendi tanpa ada gejala-
gejala radang.
3. Perubahan EKG : pemanjangan interval PR &
QTc
4. LED , leukositosis, anemia, CRP +
5. Pemeriksaan bakteriologis/serologis:
ASTO ( 1-2 mgg ), puncaknya 3-5 mgg, menetap
,lalu turun.
6. Riwayat adanya demam rematik sebelumnya
atau adanya penyakit jantung reumatik.

Salisilat
Aspirin atau acetosal 100/kg pada 48 jam I
selanjutnya 65-75 mg/kg (4 dosis)
Korticosteroid
Prednison dengan dosis 1-2 mg/kg BB
Pada kasus yang sangat parah, terapi harus dimulai
dengan pemberian metilprednisolon ( 10-20 mg ) i.v.


Antibiotik
1. Benzathin penicillin 600.000-900.000 U 1X
< 30 kg dan 1.200.000 U untuk > 30 kg
2. Penicillin oral dgn dosis 3 X 250 /hari (10 hr)
3. Alergi eritromicin dosis 40 mg/kg/hari (10 hr)
Gagal jantung bisa diatasi dengan korticosteroid
selama 1-2 hari tanpa digitalisasi.
Kontraindikasi bila ada blokade AV.
DIGOKSIN atau LANITOP
Dosis Initial
Prematur/neonatus : 0,02-0,03 mg/kg iv,im
0,03-0,04 mg/kg oral
2 minggu-2 tahun : 0,04-0,06 mg/kg iv,im
0,04-0,08 mg/kg oral
2 tahun : 0,02-0,04 mg/kg iv,im
0,04-0,06 mg/kg oral.



6-8 jam 6-8 jam 6-8 jam
0.5 dosis 0,25 dosis 0,25 dosis

Dosis maintenance : 1/5 1/3 dosis inisial (2X)
max : 2 x 0,125 atau 2 x 0,5 tab

Kelainan jantung akibat demam
rematik terbatas pada katub, : katub
mitral dan aorta
Jantung hipertrofi ventrikel kiri, pulsasi max iktus
di ICS 5 & 6 MCL dan garis aksilaris anterior
Bising pansistolik derajat 2-4/VI, nada tinggi,
terdengar keras bila penderita ditidurkan miring
EKG : hipertrofi atrium kiri ( P lebar menekuk ),
hipertrofi ventrikel kiri tanpa gelombang Q pada
prekordial kiri dan T rata.
Fibrilasi atrium pada penderita lama.
Radiologi : dilatasi ventrikel kiri.
Bising presistolik, kresendo, terdengar sebelum S1.
Suara 2 mendua dengan P2 mengeras.
Sering terdengar opening snap (bunyi membukanya
katub mitral) dgn nada tinggi pada apeks : bising
middiastolik
EKG : ringan : normal.
berat : hipertrofi atrium kiri
Radiologi : pembesaran atrium kiri.
Jantung membesar (CTR > 0,6) : pembedahan.
Tindakan Pra Operasi Mayor :
Pemberian secara parenteral
1 jam sebelum tindakan berikan PP G 600.000- 1 juta unit i.m.
Diteruskan 2-3 hari sesudah tindakan diberikan PP 600.000
1 juta unit i.m/hari
Pemberian kombinasi oral dan parenteral
Tindakan : 1 jam sebelum diberikan penicillin kristal 500.000
unit 1 juta unit i.m, 6 jam ssd operasi diberikan Penisilin V
800.000 unit.
1,2 juta unit per oral diberikan 4-6 kali pemberian.
Diteruskan 2-3 hari dengan Penisilin V 800.000 unit 1,2 juta
unit peroral 4-6 kali pemberian.
Alergi Penicillin : berikan Eritromisin estolat :
2 jam sebelum operasi : 250-500 mg per oral
6 jam sesudah operasi : 125 mg per oral
Diteruskan 3 hari dgn dosis 30-40 mg/kgBB/hari
(max 1 g/hari) per oral dibagi 4-6 kali pemberian.
Pada operasi daerah usus dan traktus urogenital,
kemungkinan infeksi Enterokokus beri Streptomisin 40-
50 mg/kgBB/hari, max 1 g/hari.
Komplikasi pada jantung 20%
Penyebab : eksotoksin basil difteri
Terjadi kerusakan miokardium & kolaps perifer :
pengaruh toksin terhadap myoneural junction saraf
parasimpatis pd splanknikus.
Gx : tekanan darah rendah, nadi cepat, kulit warna
abu-abu, dingin.
EKG : depresi ST, T rata, inversi T, blokade AV, Bundle
Branch Block (BBB), takikardi ventrikuler, fibrilasi.
Prognosis : jelek
Terapi : serum antidifteri
Virus Coksaki B, trikinosis, toksoplasma, vaksinia,
mononukleosis infeksiosa, rubella neonatal, parotitis,
CMV, vi herpes, vi influenza, tifus abdominalis.
Gx :
Langsung : tampak gejala-gejala gagal jantung 12-24 jam
Berlahan-lahan : infeksi pada traktus respiratorius bagian
atas atau infeksi gastrointestinal, 1 bulan kemudia
dekomp cordis.
Tx : digitalis, diuretik, kortikosteroid.
K. dilatasi : ditandai dengan gagal jantung kongestif karena
fungsi sistolik terganggu ( hipokinesis ventrikel kiri )
K. hipertrofi : permulaan tidak menimbulkan gagal jantung
kongestif tetapi secara lambat laun bisa. Terjadi hiperkinetik
pada fungsi sistolik dan disfungsi diastolik progresif. terjadi
hipertrofi ventikel
K. restriktif : gangguan fungsi diastolik, kurang lentur, serupa
dengan perikarditis konstriktiva, tetapi terbatas pada
ventrikel kiri. Gx : dispnea dan gagal jantung kanan.contoh :
fibrosis endokardium, sindrom miokardial eosinofilik Loeffler,
hemokromatosis.

Anda mungkin juga menyukai