Anda di halaman 1dari 5

Kejutan Menjadi Petaka

Karya : Tiara Arletta Lovisa


Teet teett teeettt
Bel pulang sekolah berbunyi. Murid-murid berhamburan keluar dari kelasnya seperti
anak ayam yang baru dilepas oleh induknya. Aku keluar kelas dan berjalan dengan pasti.
Rasanya beban berat yang ku pikul sedari tadi hilang begitu saja. Ketika aku hendak menuju
ke garasi sekolah , seseorang memanggilku.
Tiara,hei pulang kok gak nunggu-nunggu sih.gerutu Maudy
Iya nih ,main duluan aja.timpal Devie. Aku pun hanya menyeringai tersenyum
manis.
Hem dasar . ditanya malah senyum. Eh , nanti ngerjain pr nya sama-sama ya.tanya
Devie dengan nada memohon.
Boleh juga , gimana ra? tanya maudy padaku. Aku berpikir sejenak dan menjawab
hem gimana yah, aku lihat jadwal dulu nih . Biasa aku kan ornag penting.
Dan tiba-tiba ,GLEEEPAKKK satu tamparan halus mendarat di keningku yang mulus.
Rasanya bagaikan terhimpit diantara dua karang. Dan pastinya itu adalah perbuatan mereka
berdua , sahabat karibku. Dan setelah terjadi perdebatan sengit ,akhirnya aku juga yang
harus mengalah.
Ya baiklah jika kalian memaksa . Jadi , belajarnya dirumah siapa dan jam berapa
?tanyaku pada mereka.
Mereka saling berpandangan dan menjwab dengan serentak dirumah kamu jam 4
sore.
Aku pulang kerumah dengan langkai gontai dan langsung menuju kamar. Kemudian
menghempaskan tubuhku di tempat tidur. Tanpa menunggu waktu yang lama ,aku tertidur
dengan masih mengenakan seragam sekolah. Namun, ada sesuatu yang membuyarkan mimpi
manisku. Sesuatu itu menggeliat dan semakin merayap masuk ke dalam rokku. Sontak saja
aku terkejut dan terbangun.Dan rupanya, dua sosok manusia tengah mengerjaiku. Tiada lain
dan tiada bukan ,Maudy dan Devie. Tanpa basa-basi , aku pun mulai mengeluarkan jurus

seribu bicaraku. Namun belum saja aku membuka mulut , mereka sudah berlari keluar dari
kamar ku sambil tertawa membahana.
Huh. Dasar manusia-manusia stress.teriakku ketika mereka berlari.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian .aku langsung menuju ruang tengah
dimana sahabat-sahabatku berada. Tapi kenyataannya tidak seperti yang aku kira, aku
berpikir mereka sudah belajar duluan. Jangankan belajar membuka buku saja tidak ada .
malahan mereka asik memilih kaset-kaset horor terbaru milikku. Alhasil , bukannya kami
belajar melainkan nonton bareng yang diikuti suara lengkingan ketakutan. Begitulah , kami
bertiga kalau belajar bersama , pasti ada saja gangguannya. Tapi itu hanya kadang-kadang
saja. Biasanya kami tetap serius.
Keesokan paginya ,aku berangkat sekolah lbih awal dari biasannya. Tapi , ternyata
ada yang lebih awal dariku. Siapakah gerangan , aku pun tak tahu. Jika dilihat-lihat dari
bentuk tubuh dan gayanya sepertinya itu Maudy , salah satu sahabatku yang paling heboh
kalau di sekolah . Dan biasanya dia itu datangnya selalu terlambat hampir 2 menit sebelum
bel.
Pagi , Maudy Nadya mentari pagi bersinar cerah sepanjang hari.sapaku penuh
semangat.
hempagi.jawabnya singkat.
Ya ampun singkat amat bu. Hem , apa tuh ? buku harian yah , sejak kapan kamu suka
nulis ? ya ampun warna merah muda lagi.tanyaku sambil melihat apa yang dipegang Maudy.
ssssttttt diam dulu. Ini bukan punyaku tapi si lemot Devie. Aku ngambil waktu
kita nonton bareng.jelas maudy
Oh, terus itu buat apa ? tanyaku lagi.
kamu lupa ya , besok itu kan si Devie ulang tahun. Aku punya rencana buat kejutan
untuk dia. Mau gak ? tanya Maudy padaku.
Ya pasti ingat lah . boleh juga tuh. Rencananya apa ? tanyaku lagi.
Maudy pun menjelaskan rencananya. Setelah sekian lama , kami pun berhasil
menyusun rencana yang sangat spektakuler tiada tandinagnnya di dunia antah berantah ini.
Sesuai waktu yang telah ditentukan , kami pun beraksi sesuai tugas kami masing-masing.
Setelah semunya siap dan waktu pun sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB . Aku berangkat

menuju rumah Devie. Sesampainya disana, aku pun berakting layaknya artis sinetron untuk
berusaha meyakinkan Devie.
Dev, Maudy Maudy, Dev kataku sambil terisak karena menangis.
Devie bingung dengan sikap ku yang datang sambil menagis histeris. Ia bertanya apa
yang terjadi. Ada apa sih tiara, datang-datang kok nangis , Emang maudy kenapa ?. Aku
kemudian menceritakan semuanya dan apa yang telah terjadi. Saat aku bercerita , raut
wajah Devie berubah menjadi cemas dan gelisah. Kemudian kami pun langsung menuju
ketaman , di mana aku dan maudy mempersiapkan kejutannya.
Tak lam kemudian sampai juga. Aku sudah tak sabar ingin melihat ekspresi Devie
dengan kejutan yang aku dan maudy buat. Karena saking bersemangatnya aku sampai-sampai
lupa dengan Devie yang mengejarku di seberang jalan. Dan tiba-tiba aku mendengar suara
decit ban mobil yang di rem disusul denagn suara teriakan Devie. Seketika itu aku langsung
menoleh . melihat apa yang terjadi sontak aku berteriak Devie.
Aku berlari menghampiri Devie yang sudah berlumuran darah dan tak berdaya.
Sambil menangis aku menelpon ambulan yang tak lama kemudian membawa Devi eke rumah
sakit. Di rumah sakit , aku terus menagis dan tak berhenti berdoa. Aku delisah menunggu
dokter yang sedari tadi belum juga keluar dari ruangan Devie. Aku mencoba menelpon
Maudy , namum tak juga di angkat.
Ya allah Maudy , kamu di mana ? angkat dong telponnyaucapku dalam hati. Tak
lama dokter pun keluar . aku pun langsung memberondong dokter dengan beribu pertanyaan.
Gimana dok , devie gak apa-apa kan? Baik-baik aja kan?
Yang sabar ya dek , ini mungkin jalannya. Teman adek tidak bisa tertolong lagi.
Kepalanya mengalami pendarahan yang hebat. Kata dokter menjelaskan.
Ucapan dokter membuat aku sangat terpukul. Aku tak menyangka semua ini akan
terjadi.Baru saja aku ingin memberitahu Maudy , Hp ku berbunyi. Ada sms yang masuk dan
sms ini membuat aku lebih terpukul. Baru saja aku di tinggal Devie , kini harus kehilangan
maudy juga. Aku berharap ini semua hanya mimpi buruk , tapi kenyataan berbeda. Aku tak
kan pernah bisa melepaskan mereka begitu saja. Keinginan ku dan maudy untuk memberi
kejutan kepada Devie malah menjadi malapetaka .

Dan hari ini adalah hari pemakaman sahabat-sahabat tercintaku. Aku tak kan pernah
melupakan kenangan kita bersama. Di pusara mereka aku berdoa semoga kalian
mendapatkan tempat di surga.
Tiga bulan sudah mereka meninggalkan ku . Kini aku melanjutkan kuliah ke luar negeri
. Meninggalkan semua apa yang telah terjadi .

Tamat

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !!


1. Apa tema cerpen tersebut ?
Jawab: Kenangan pahit dengan sahabat
2. Apakah pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut ?
Jawab: Manusia boleh berencana tapi tuhanlah yang menentukan segalanya
3. Apakah sudut pandang yang digunakan dalam cerpen tersebut ?
Jawab : Sudut pandang orang pertama pelaku utama
4. Apakah alur yang digunakan dalam cerpen tersebut ?
Jawab: Alur maju
5. Jelaskan watak tokoh dalam cerpen tersebut ?
Jawab: 1. Tiara : periang, humoris, setia kawan .
2. Maudy : setia kawan
3. Devie : setia kawan
6. Bagaimana gaya bahasa yang di gunakan pengarang ?
Jawab : Gaya bahaya yan digunakan pengarang cenderunh hiperbola

Anda mungkin juga menyukai