PJBL Kasus Keluarga 2 - Teori
PJBL Kasus Keluarga 2 - Teori
KELOMPOK 1 (K3LN)
Niswahrobiatul M
(115070201131002)
Adelaine Ratih K
(125070207131004)
Yodha Pranata
(125070201131009)
Keysha Monita
(115070207131012)
Endah Septiyanti
(125070207131003)
(125070201131011)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan
adalah keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang
menjadi klien dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan).
Keluarga berperan dalam menentuka cara pemberian asuhan yang
dibutuhkan oleh si sakit apabila ada anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan perawatan di Rumah Sakit atau tempat pelayanan kesehatan
dapat menjadi sia-sia bila tidak di dukung atau di tindak lanjuti oleh keluarga
yang merawat klien di rumah, sehingga dapat di katakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kulaitas kehidupan keluarga sangat berhubungan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat
sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat
memperoleh 2 sisi penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada
individu yang menjadi anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga
yang menjadi bagian dari masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan
keperawatan perawat perlua juga memperhatikan hal-hal penting antar lain
nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh keluarga sehingga keluarga dapat
menerima dan bekerja sama dangan petugas kesehatan dalam hal ini adalah
perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah ditetapkan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu
bentuk
keperawatan
keluarga
secara
administratif.
Pelayanan
keperawatan keluarga saat ini masih di berikan secara sukarela dan belum
ada pengaturan terhadap jasa perawatan yang telah di berikan.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umun
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga
yang
mengalami
masalah
kesehatan
sesuai
dengan
tugas
dan
perkembangan keluarga
b. Tujuan Khusus
1. Mahaiswa memahami penyakit-penyakit yang ada pada keluarga
dalam kasus, diantaranya gastritis, sinusitis, tuberculosis, ISPA dan
OMA, Typhus, dan pola asuh anak
2. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan keluarga beserta
intervensi yang dapat dilakukan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. GASTRITIS
a. Definisi
Menurut Brunner & Suddarth 2001
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan
oleh diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau yang
inflamasi
atau
diakibatkan
oleh
ketidakseimbangan
faktor-faktor
b. Manifestasi
Berikut ini beberapa Gejala umum sakit maag yang diambil dari
beberapa sumber walaupun tidak bisa dikatakan pasti namun perlu
diketahui ada beberapa gejala dibawah ini dapat menjadi indikasi umum
bagi seseorang yang menderita sakit maag:
1. Rasa mual pada perut seringkali timbul dan selalu ingin muntah.
2. Ulu hati (Perut bagian atas) sering terasa nyeri dan pedih serta
diselingi dengan nafas sesak dan perut kembung.
3. Kurangnya nafsu makan ketika rasa mual itu datang, wajah menjadi
pucat dan sering sendawa karena perut menjadi kembung.
4. Kepala terasa pusing, sulit untuk tidur serta suhu badan naik dan
keluar keringat dingin.
Selain itu beberapa penderita dengan radang lambung yang sudah
terlalu parah juga mengalami pendarahan pada lambung sehingga ketika
penderita muntah maka akan mengeluarkan darah berwarna kehitaman
seperti kopi. Radang lambung yang sudah terlanjur kronis dapat
menyebabkan kematian.
c. Pengobatan
Obat-obatan yang biasa digunakan :
Antasida (menetralisir asam lambung dan menghilangkan nyeri)
Pompa proton pencegah pertumbuhan bakteri (menghentikan produksi
halus)
Obat antisekretorik (mampu menekan sekresi asam)
Pankreatin (membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan
mengatasi gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung, mual
B. SINUSITIS
a. Definisi
Sinusitis adalah sejenis penyakit radang yang menyerang sinus. Sinus
adalah saluran pada tulang tengkorak yang menghubungkan rongga
hidung dan rongga mata. Istilah sinusitis berasal dari kata sinus yang
mendapat akhiran itis. Akhiran itis dalam dunia medis berarti peradangan.
Hal ini dapat di lihat bahwa setiap penyakit radang pada bagian tubuh
selalu berakhir dengan itis. Contohnya Arthritis (radang sendi), meningitis
(radang membran otak), dll.
Sinusitis adalah peradangan pada mukosa sinus paranasalis. Sinusitis
diberi nama sesuai dengan sinus yang terkena. Bila mengenai beberapa
sinus disebut multisinusitis. Bila mengenai semua sinus paranasalis
disebut pansunusitis.
b. Manifestasi Klinik
Gejala sinusitis yang paling umum adalah sakit kepala, nyeri pada
daerah wajah, serta demam. Hampir 25% dari pasien sinusitis akan
mengalami demam yang berhubungan dengan sinusitis yang diderita.
Gejala lainnya berupa wajah pucat, perubahan warna pada ingus, hidung
tersumbat, nyeri menelan, dan batuk. Beberapa pasien akan merasakan
sakit kepala bertambah hebat bila kepala ditundukan ke depan. Pada
sinusitis karena alergi maka penderita juga akan mengalami gejala lain
yang berhubungan dengan alerginya seperti gatal pada mata, dan bersin
bersin.
Gejala lain yang ditimbulkan dari sinusitis adalah :
- Rasa sakit atau adanya tekanan didaerah dahi, pipi, hidung dan
-
diantara mata
Sakit kepala - Demam - Hidung mampet - Berkurangnya indra
penciuman
Batuk, biasanya akan memburuk saat malam Nafas berbau (halitosis)
Sakit gigi
Gejala sinusitis pada anak-anak meliputi :
gelap
Adanya pernafasan dengan atau tanpa adanya flu lebih dari 10 hari
dan tidak membaik
c. Pengobatan
Untuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus maka tidak
diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk
sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan
dekongestan. Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri bila terdapat
gejala nyeri pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul
lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan
menggunakan antibiotika. Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri
yang paling sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan
antibiotika yang benar benar pas harus menunggu hasil dari biakan
kuman yang memakan waktu lama. Lima jenis bakteri yang paling sering
menginfeksi sinus adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae,
Moraxella
catarrhalis,
Staphylococcus
aureus,
dan
dalam
lima
hari
maka
perlu
dipertimbangkan
untuk
Anak dengan kondisi pilek biasaya disertai dengan batuk yang tidak
Pengembalian
ventilasi
sinus
dan
koreksi
mukosa
akan
3. Nasal toilet
Pembersihan hidung dan sinus dari sekret yang kental dapat
dilakukan dengan saline sprays atau irigasi. Cara yang efektif dan
murah adalah dengan menggunakan canula dan Higgisons syringe
4. Kortikosteroid
Kortikosteroid merupakan obat yang paling efektif untuk
mengurangi udem pada mukosa yang berkaitan dengan infeksi.
5. Pembedahan
Pembedahan
dilakukan
apabila
pengobatan
dengan
Kelelahan
Demam
Panas dingin
d. Pengobatan
Obat-obatan
merupakan
dasar
pengobatan
tuberkulosis.
Tapi
Isoniazid
Etambutol (Myambutol)
Pirazinamid
Menyelesaikan pengobatan sangat penting. Setelah beberapa minggu,
Anda tidak akan menular, dan Anda mungkin mulai merasa lebih baik.
Anda mungkin tergoda untuk berhenti minum obat TBC Anda. Tetapi
sangat penting jika Anda menyelesaikan terapi obat dan minum obat
persis
seperti
yang
ditentukan
oleh
dokter
Anda.
Menghentikan
tengah,
tuba
Eustachius,
antrum
mastoid,
dan
sel-sel
tengah
atau
inflamasi
telinga
tengah
ditandai
dengan
tuba
Jika
terjadi
gangguan
akibat
obstruksi
tuba,
akan
merugikan
seperti
kodein,dekstrometorfan
dan,
sebagai
radang
tenggorokan
oleh
kuman
diberikan
perawatan
khusus
untuk
pemeriksaan
selanjutnya.
OMA
Penatalaksanaan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.
Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi
saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau
sistemik, dan antipiretik. Tujuan pengobatan pada otitis media adalah
untuk menghindari komplikasi intrakrania dan ekstrakrania yang
mungkin
terjadi,
Eustachius,
mengobati
menghindari
gejala,
perforasi
memperbaiki
membran
fungsi
tuba
timpani,
dan
untuk
eritromisin.
Pada
anak,
diberikan
ampisilin
50-100
a. Definisi
Tifus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus
dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada
saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran yang
disebabkan oleh Salmonella typhi.
Tifus abdominalis ( demam tifoid, enteric fever ) ialah penyakit infeksi
akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala
demam
yang
lebih
dari
satu
minggu, gangguan
pada
saluran
yang
lebih
dari
satu
pagi
hari.
Pada
minggu
ke
dua
suhu
tubuh
terus
mual,
tidak
nafsu
makan, hepatomegali,
sukar
observasi
tifus abdominalis
harus
dianggap
dan
diperalakukan
langsung
sebagai
pasien
tifus
abdominalis dan
protein.
Bahan
cairan,
makanan tidak
kalori,
boleh
dan
banyak
dapat
Pemberian
diberikan
obat lainnyaseperti
kloramfenikol
dengan
dosis
kotrimoksazol.
tinggi,
yaitu
sehari
peroral
zat
anti
kurang,
karena
basil
terlalu
cepat
dimusnahkan.
6. Bila teradapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya.
Bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena
dan sebagainya
F. POLA ASUH ANAK
a. Definisi
Macam Pola Asuh Dalam mengasuh anak orang tua cenderung
menggunakan pola asuh tertentu. Menurut dr. Baumrind, terdapat 3
macam pola asuh orang tua yaitu demokratis, otoriter dan permisif.
1. DemokratisPola asuh demokratis adalah pola asuh
yang
rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiranpemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap
kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui
kemampuan anak. orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan
kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan
pendekatannya kepada anak bersifat hangat. (Ira Petranto, 2005).
Misalnya ketika orang tua menetapkan untuk menutup pintu kamar
mandi ketika sedang mandi dengan diberi penjelasan, mengetuk
pintu ketika masuk kamar orang tua, memberikan penjelasan
perbedaan laki-laki dan perempuan, berdiskusi tentang hal yang
tidak boleh dilakukan anak misalnya tidak boleh keluar dari kamar
mandi dengan telanjang, sehingga orang tua yang demokratis akan
berkompromi dengan anak. (Debri, 2008)
2. Otoriter- Pengertian Pola Asuh Menurut Para AhliPola asuh ini
sebaliknya cenderung menetapkan standar yang mutlak harus
dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman mislalnya,
kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak bicara. Orang tua
tipe ini cenderung memaksa, memerintah dan menghukum. Apabila
anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua,
maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua
tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam berkomunikasi
biasanya bersifat satu arah. (Ira Petranto, 2005). Misalnya anaknya
harus menutup pintu kamar mandi ketika mandi tanpa penjelasan,
anak laki-laki tidak boleh bermain dengan anak perempuan,
melarang anak bertanya kenapa dia lahir, anak dilarang bertanya
tentang lawan jenisnya. Dalam hal ini tidak mengenal kompromi.
Anak suka atau tidak suka, mau atau tidak mau harus memenuhi
target yang ditetapkan orang tua. Anak adalah obyek yang harus
dibentuk orang tua yang merasa lebih tahu mana yang terbaik
untuk anak-anaknya. (Debri, 2008)
3. Permisif Pola asuh ini memberikan kesempatan pada anaknya
untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya.
Mereka cenderung tidak menegur / memperingatkan anak apabila
anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang
tertutup,
tidak
berinisiatif,
gemar
menentang,
suka
mengasuh anak
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien
dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga
berperan dalam menentukan cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh si
sakit apabila ada anggota keluarga yang sakit.
Dalam kasus pada Bp. S ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa masalah keperawatan yang dapat diambil, diantaranya adalah:
1. Ketidakmampuan menjadi orang tua b.d penyakit bayi atau anak-anak,
defisiensi pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan anak, defisiensi
pengetahuan tentang keterampilan menjadi orang tua, kurang edukasi,
keterbatasan fungsi kognitif, kecenderungan terhadap hukuman fisik d.d
sering menghukum ketidakadekuatan pemeliharaan kesehatan anak,
menyatakan
ketidakmampuan
mengendalikan
anak,
pernyataan
kurang
DAFTAR PUSTAKA
Baughman,
Diane
C.
2000.
Keperawatan
Medikal
Bedah:
buku
saku