Anda di halaman 1dari 50

BAB I

Manusia dan Keadilan


Pengertian Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu
banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau
benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah
ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang
sama, kalau tidak sama, maka masing masing orang akan menerima bagian
yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut
tidak adil.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil
adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates,
keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa
pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan
kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan
dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila
anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing
telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu
yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah
pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan
terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau
dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa
yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari
kekayaan bersama.
Berbagai Macam Keadilan
Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum
dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat
yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling
cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan
moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal

Keadilan distributive
Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang
sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak
sama (justice is done when equels are treated equally).
Keadilan komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan
umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan
ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem
menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam masyarakat
Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang
kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga
berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa
apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti
juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun
yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan
niat.
Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama
pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya
apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang
dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa
bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah,
tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap
sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat
disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4
aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek
teknik. Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka
segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum.
Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki,
maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan
jadilah kecurangan.
Pemulihan nama baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang
tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-

lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu


kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat
hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama
baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud
dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul,
sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang
dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah
kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya
tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik.
Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan
minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan,
ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa
sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin,
takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi
luhur selalu dipupuk.
Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa,
tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan.
Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya
pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat
pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam
bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila
manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan
amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa
hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan
kewajibannya
dilanggar
atau
diperkosa,
maka
manusia
berusaha
mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban
itu adalah pembalasan.
Sumber: Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan
Achmad Muchji, Universitas Gunadarma

BAB II
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam hidup ini, pandangan hidup ternyata sangat penting, baik untuk kehidupan
sekarang maupun akan datang. Pandangan hidup merupakan bagian hidup
manusia, karena tidak ada seorang pun yang hidup tanpa pandangan hidup
merkipun tingkahnya berbeda-beda.
Menurut Koendjaraningrat, pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di
dalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap
hidup, semuanya itu tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan.
Dalam hidup ini kita sangat membutuhkan pandangan hidup, karena pandangan
hidup akan mengacu kita pada kehidupan yang lebih baik dan memotifikasi kita
untuk menggapai sesuatu yang kita inginkan.

PEMBAHASAN
PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP DAN IDEOLOGI
a.

Pengertian Pandangan Hidup

Menurut Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut


oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan
didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap
hidup. Sedangkan menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan
bagian hidup manusia. Tidak ada seorang pun tang hidup tanpa pandangan hidup
meskipun tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari
seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Apa yang dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi
oleh pola berfikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan
hidup, sebab dapat pula hanya suatuidealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan
berfikir yang sedang berlangsung di dalam masyarakat. Setiap Bangsa, Negara
maupun manusia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah

mana tujuan yang ingin dicapainya sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan


pandangan hidup yang jelas, suatu Bangsa, Negara maupun manusia akan
memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah
yang timbul dalam gerak masyarakat yang semakin maju. Berpedoman pada
pandangan hidup itu pula seseorang akan mampu membangun dirinya.
Pandangan hidup cendrung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai
pelengkap dalam pembuatan, pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai.
Pandangan hidup memberi pandangan pada nilai-nilai yang dimilikinya sendiri
baik Bangsa, Negara maupun manusia yang diyakini kebenarannya dan
menimbulkan tekat untuk mewujudkannya.
b.

Sumber Pandangan Hidup

Macam-macam pandangan hidup dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok,


yaitu:
1)
Pandangan hidup yang bersumber dari agama (pandangan hidup Kristen).
Pandangan hidup ini memiliki kebenaran mutlak.
Pandangan hidup muslim terdiri atas:
a)
Pedoman hidupnya ialah Alkitab
b)
Dasar hidup ialah Firman Tuhan
c)
Tujuan hidupnya: Menjadi serupa dengan Kristus.
2)
Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstaksi dari
nilai-nilai budaya suatu negara atau bangsa. Misalnya ideologi pancasila
3)
Pandangan hidup yang bersumber dari hasil renungan seseorang sehingga
dapat merupakan ajaran atau etika hidup. Misalnya aliran kepercayaan
seperti agama Animisme, Kong Chu, Sinto, Budha, Hindu, Angtingkan, dll.
c.

Ideologi

Menurut William J. Goode, dalam bukunya Vocabulary for Sosiology (1959)


ideologi mengandung dua hal. Yaitu:
1)
Unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan
sebagai dasar untuk kegiatan.
2)
Pembenaran intelektual untuk seperangka norma-norma, seperti kapitalisme
dan sebagainya.
Ideologi merupakan komponen dasar terakhir dari sistem-sistem dasar
kepercayaan dan petunjuk hidup sehari-hari. Sesuatu ideologi bagi masyarakat
tersusun dari tiga unsur, yaitu:
a)
Pandangan hidup (world view)
b)
Nilai-nilai (value)
c)
Norma-norma (lenski, 1974)

Pandangan ini menunjukkan bahwa pandangan hidup itu merupakan bagian dari
ideologi. Kebudayaan dapat membuat kemungkinan-kemungkinan menjawab
pertanyaan mengapa (why) tentang sesuatu dari kehidupan. Untuk menjawabnya,
masyarakat mengepresikan
hasil kebudayaan untuk mencapai beberapa
pengertian. Dalam kenyataan ternyata ilmu pengetahuan mampu menjawap
pertanyaan mengapa (why)-nya sesuatu, tetapi sekaligus mengundang
pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.
Pada abad ke-18 dan pada awal ke-20 banyak orang berfikir bahwa ilmu
pengetahuandapat menggantikan semua kedudukan ideologi (termasuk
pandangan hidup) dan merupakan pelengkap terakhir dari keterbatasab
pandangan hidup. Sudah mafhum bahwa sains modern telah memikirkan segala
sesuatu, bahkan mendidik pribadi untuk bersikap mengambil sejumlah
kemudahan dalam rumuskan pandangan hidupnya. Tetapi, lambat laun sains tidak
dapat menghasilkan kreasinya, dalam kenyataan ia menghindar dari soal-soal
yang berdasar tentang realitas.
Dalam ideologi tindak hanya ada norma dan pandangan hidup, tetapi ada nilainilai. Hanya yang penting ialah nilai-nilai itu cendrung mengikat pandangan hidup.
Pandangan hidup merupakan pelengkap nilai-nilai dalam membuat pembenaran
atau rasionalisasi untuk nilai-nilai, seperti untuk melakukan suatu kegiatan;
pandangan hidup memberi semangat kepada nilai-nilai.
Dari uraian diatas, nampak pada kita bahwa ideologi lebih luas dari pada
pandangan hidup. Ideologi biasanya tidak dipakai dalam hubungan individu.
Ideologi digunakan dalam konteks yang lebih luas, seperti ideologi negara,
ideologi masyarakat atau ideologi kelompok tertentu. Tetapi, lahirnya suatu
Ideologi dapat disusun secara sadar oleh tokoh-tokoh pemikir suatu masyarakat
atau golongan tertentu dari masyarakat, yang diperuntukan bagi masyarakat.
B. MAKNA CITA-CITA
Cita-cita adalah suatu keiginan yang terkandung didalam hati, karena itu cita-cita
juga berarti angan-angan, keiginan, harapan, atau tujuan.Cita-cita tidak dapat
dipaksakan dari kehidupan manusia, karena tanpa cita-cita berarti manusia tanpa
dinamika. Tidak ada dinamika berarti tidak ada kemajuan dan hidup asal hidup
saja. Itu sebabnya sikap hidup hanya menimbulkan daya kreatifitas manusia.
Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan dan sikap hidup seseorang.
Cita-cita sering lkali berupa perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang
tidak ada dalam hati. Cita-cita diartikan sebagai angan-angan, keinginan,
kemauan, niat, atau harapan, keinginan ada yang baik dan ada yang buruk,
keinginan yang baik adalah keinginan yang dicapai dengan tidak merugikan orang
lain. Keinginan buruk adalah keinginan yang dapat merugikan orang lain.

Cita-cita berarti harapan, keinginan, dan tujuan. Contoh cita-cita yang berarti
harapan. Misalnya, Adi mendapat nilai C bukan main kecewanya, ia
mengharapkan nilai A, sebab pesiapan untuk final yang dilaksanakannya cukup
lama dan ia merasa telah menguasai benar-benar materi yang diujikan.
Cita-cita yang berarti keinginan. Maya ingin sekali melanjutkan studinya UGM. Ia
mendaftar dan mengikuti testing masuk perguruan tinggi. Ternyata tidak lulus
sehingga ia tidak dapat melanjutkan studinya di UGM.
Contoh cita-cita tang berarti tujuan, Nana bertujuan setamat SMA akan
melanjutkan sekolahnya di Jakarta, ikut pamannya. Ternyata tamat SMA,
pamannya dipindah tugaskan keluar jawa. Hal itu menyebabkan Nana tidak jadi
melanjutkan sekolahnya di Jakarta.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang.
a.
Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya
tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan dan segala
kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berarti keras biasanya
mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
b.
Orang yang berhati lunak dalam usaha mencapai cita-cita menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai citacita itu, karena itu biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai citacita.
c.
Orang yang lemah, mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi bila
menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan atau berganti
keinginan.

C.

MAKNA KEBAJIKAN

Kebajikan dapat diartikan


kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan
kebaikan, keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan. Manusia
berbuat kebaikan karena menurut kodratnya, manusia dilahirkan dalam keadaan
fitrah (suci). Dengan kesucian jiwanya itu mendorong hati nuraninya untuk berbuat
kebaikan.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena pribadi merupakan,
manusia mempunyai pendapai sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri,
cita-cita sendiri dan sebagainya.
Manusia merupakan makhluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia
saling membutuhkan, saling tolong menolong, saling menghargai sesama anggota

masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membanci, saling


merugikan dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk tuhan, diciptakan manusia
dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia di lengkapi kemampuan
jasmani dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuhtumbuhan, dan sebagainya.
Kebajikan dapat dilihat dari tiga segi yaitu:
a.
Manusia sebagai pribadi; dapat menentukan baik buruk. Yang
menentukan baik buruk itu adalah suara hati. Suara hati bisikan dalam
hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi, suara hati itu
merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah
memilih yang baik, namun manusia sering kali tidak mau
mendengarkannya.
b.
Manusia sebagai anggota masyarakat; yang menentukan baik buruk
adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi
belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik.
c.
Manusia sebagai makhluk Tuhan; melakukan apa yang diperintahkanNya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kebajikan berasal dari dua sumber yaitu:
a.
Manusia sebagai wakil Allah di bumi
b.
Allah Yang Maha Kuasa, yang menciptakan alam semesta beserta
seluruh isinya.
Kebajikan Tuhan adalah berupa karunia-Nya. Bagi orang yang tidak beriman
kepada Tuhan, mereka tidak percaya adanya kebajikan yang berasal dari karuniaNya, tetapi bagi orang yang beriman, ia percaya bahwa kebajikan manusia adalah
karena karunia-Nya juga, manusia hanya sebagai perantaraannya saja.
Kebajikan dapat dikelompokkan dalam tiga, yaiu:
a.
Kebajikan yang berupa tingkah laku, misalnya firman dan teladan Yesus
Kristus
b.
Kebajikan yang berupa benda-benda, misalnya harta kekayaan, bila
tidak diamalkan maka harta tersebut hanya berjasa bagi pemiliknya saja,
bila diamalkan harta demikian berfungsi untuk sosial.
c.
Kebajikan yang berupa benda yang tak berwujud, misalnya ilmu
pengetahuan, kemampuan dan keahlian untuk menciptakan sesuatu.
Pepatah mengatakan bahwa. Ilmu yang tidak di amalkan ibarat pohon yang tidak
berbuah. Tetapi ilmu yang diamalkan memiliki makna kebajikan dan keutamaan
yang dalam sekali.

D.

KEPERCAYAAN/ KEYAKINAN

Menurut Prof. Dr. Harun Nasution (bahan ceramah pada perantaran pengajar
Ilmu Budaya Dasar di Bukit Tinggi, 1981), ada tiga aliran filsafat:
a.
Aliran Naturalisme
Hidup manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan natur itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang
tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam
semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan.
Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini karena manusia itu
lemah, manusia hanya dapat berusaha dan berencana tapi yang menentukannya
adalah Tuhan.
Bagi yang percaya pada Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah
makhluk ciptaan Tuhan, karena itu manusia mengabdi pada ajaran-ajaran Tuhan
yaitu agama. Ajaran agama ada dua yaitu:
Ajaran agama yang dogmatis yaitu yang di sampaikan Tuhan melalui NabiNabi, sifatnya tetap dan tidak berubah
Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran
manusia, sifatnya relatif (terbatas) dan berubah sesuai dengan
perkembangan agama.
Apabila aliran naturalisme ini di hubungkan dengan pandangan hidup maka
keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup yang dilandasi
oleh ajaran-ajaran agama, manusia yakin bahwa kebajikan itu di berkati oleh
Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi,
yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup keagamaan (religius),
sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan
tertinggi, maka keyakinan itu berasal dari natur dan pandangan hidup yang
dilandasi oleh natur, manusia yakin bahwa kebajikan itu kebajikan natur dan
pandangan hidup ini sifatnya ateistik. Disebut pandangan hidup komunisme.
b.
Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah akal atau logika. Manusia mengutamakan akal, dengan
akal manusia berfikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun
mungkin bertentangan dengan hati nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang
artinya Kalbu yang berpusat dihati, sehingga timbullah istilah Hati Nurani artinya
daya rasa.
Apabila aliran ini di hubungkan dengan pandangan hidup, maka keyahinan
manusia itu bermula dari akal. Jadi, pandangan hidup itu dilandasi oleh keyakinan,
kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin
bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal.
c.

Aliran Gabungan

Aliran gabungan adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya
kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar
keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar
tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berfikir
maupun sebagai lohika rasa. Jadi, apa yang benar menurut logika berfikir, juga
dapat diterima oleh hati nurani. Logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikit
individu, melainkan logika berfikir kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini
adalah disebut sosialisme akal dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun
sebagai daya rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif. Pandangan
hidup ini disebut sosialisme religius. Dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan
pokok.
Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif, sedangkan
pandangan hidup sosialisme religius menekan pada logika berfikir kolektif dan
individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berfikir dari pada
hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya, logika
berfikir dan hati nurani.

E.

MAKNA SIKAP HIDUP

Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa
positif, bisa negatif, apatis atau sikap optimis atau persimis, bergabung pada
pribadi orang itu dan juga lingkungannya.Sikap itu penting, setiap orang
mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat
dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentuknya. Pembentukan sikap ini
terjadi melalui pendidikan. Seperti halnya orang militer yang bersikap tegas,
berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam kemiliteran ia dididik kearah sikap
itu. Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan.
Dalam menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain
atau menghadapi kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan nonetis. Sikap
etis ini disebut juga sikap positif yaitu sikap lincah, sikap tenang, dikap halus,
sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati dan sikap bangga.
Sikap nonetis atau negatif ialah sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut,
sikap angkuh, sikap rendah diri. Sikap-sikap itu harus di jauhkan dari diri pribadi,
karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan
bangsa.
Dalam berbagai perpustakaan, khususnya yang menelaah sikap manusia, ada
semacam kesepakatan bahwa sikap tidak lain merupakan produk dari proses
sosialisasi dimana seseorang berarti bahwa sikap seseorang terhadap objek
tertentu pada dasarnya merupakan hasil penyesuaian diri seseorang terhadap

objek yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh lingkungan susial serta


kesediaan untuk bereaksi terhadap objek tersebut.
Dalam kurun waktu setengah abad terakhir inipengkajian terhadap sikap manusia,
khususnya yang dilakukan oleh disiplin spikologi sosial, ada yang mengatakan
sikap berpangkal pada pembawaan atau kepribadian, ada yang menempatkan
sikap sebagai motif atau sesuatu kontruk yang mendasari tingkah laku seseorang,
dan ada pula yang mengidentikkan sikap sengan keyakinan, kebiasaan, pendapat
atau konsep-konsep yang dikembangkan oleh seseorang. Bahwa mengidentifikasi
sikap tidak dapat dilihat secara langsung akan tetapi harus ditafsirkan terlebih
dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Secara operasional pengertian
sikap menunjukkan konotasi ada kesesuaian reaksi terhadap katagori stimulus
tertentu, sementara dalam penggunaan praktis sikap sering kali dihadapkan
dengan rangsang sosial dan reaksi yang bersifat emosional.
Menurut T. M. Newcomb, sikap manusia bukanlah suatu kontruk yang berdiri
sendiri, akan tetapi paling tidak ia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
yang lain, seperti dorongan, motivasi, nilai-nilai sikap. Dorongan adalah keadaan
organisme yang menginisiasikan kecendrungan kearah aktivitas umum. Motivasi
adalah kesiapan yang ditujukan pada sasaran dan dipelajari untuk tingkah laku
dan bermotivasi. Sikap adalah kesiapan secara umum untuk suatu tingkah laku
bermotivikasi, sedangkan nilai-nilai adalah sasaran atau tujuan yang bernilai
terhadap berbagai pola sikap dapat.
Menurut Van Peursen dalam bukunya strategi kebudayaan mengenai aktualisasi
sikap manusia dari zaman ke zaman dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan
tersebut, melihat adanya 3 periode peralihan yang mencolok yang dialami
manusia pada umumnya. Ketiga pagiode itu adalah:
a.
Tahap mitis ialah sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung
oleh kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa
alam raya atau kekuasaan kesuburan
b.
Tahap antiologi ialah sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam
kepungan, ia menyusun suatu ajaran atau teori mengenai dasar
hakikatnya segala sesuatu (antologi) dan mengenai segala sesiatu
menurut perinciannya (ilmu-ilmu)
c.
Tahap fungsianal ialah sikap dan alam pikiran yang makin nampak
dalam diri manusia modern. Ia tidak begitu terpesona lagi oleh
lingkungan (sikap mitis), ia tidak lagi dengan kepala dingin ambil jarak
terhadap objek penyelidikannya (sikap antologis).
Sementara itu Franz Magnis Suseno melihat adanya dua bahaya yang terjadi
kendala bagi manusia dalam upaya memenuhi ataupun mempertahankan sikap
hidup, kedua bahaya yang dimaksud adalah nafsu dan pamrih.

a. Nafsu adalah perasaan-perasaan kasar yang bisa menggagalkan kontrol


diri manusia dan sekaligus membelenggunya secara buta secara lahir.
Nafsu memperlemah manusia karena pemborosan kekuatan-kekuatan
batin tanpa guna. Seseorang yang dikuasai nafsu, boleh jadi tidak
lagimenuruti akal budinya, tidak bisa lagi mengembangkan segi-segi
halusnya, semakin mengancam lingkungannya, menimbulkan konflik dan
ketegangan-ketegangan dalam masyarakat dan pada instansi terakhir,
membahayakan ketentraman.
b. Pamrih dan egoisme juga menjadi musuh manusia. Ini bias dimengerti
mengingat seseorang yang bertindak lantaran pamrih semata-mata
biasanya cendrung mengusahakan kepentingannya sendiri tanpa
memperdulikan kepentingan masyarakat. Dilihat dari kacamata sosial pun
pamrih itu selalu mengacau karena merupakan tindakan tanpa perhatian
terhadap keselarasan sosial. Selain itu pamrih sekaligus memperlemah
manusia dari dalam, karena sikap yang mengajar pamrih biasanya akan
memutlakkan kekuatannya sendiri. Dengan demikian itu ia mengisolasikan
dirinya sendiri dan memotong diri dari sumber kekuatan batin yang tidak
terletak dalam individualitasnya, melainkan dalam dasar yang
mempersatukan semua kekuata pada dasar jiwa mereka.
Menurut Soetrisno dalam bukunya Falsafah Hidup Pancasila sebagaimana
tercermin Falsafah Hidup Orang Jawa, ia melihat adanya tiga, yaitu:
a.
Selalu ingin menang sendiri
b.
Selalu ingin benar sendiri
c.
Hanya mementingkan kebutuhannya sendiri
Selain yang tertera diatas ada juga sikap lain yang dianggap kurang baik, yaitu
kebiasaan untuk menarik keuntungan sendiri dari setiap situasi tanpa
memperhatikan masyarakat kecendrungan untuk memperoleh hak yang lebih
dibanding orang lain dengan alasan juga yang diberikannya.
F.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri
manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut adalah
pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup berupa suatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan
dengan kata-kata sebagai rumusan juga dapat dikatakan rumusan:
a.
Orang yang sulit menyusun perasaan, pikiran dan kejiwaan.
b.
Juga karena ia sendiri menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat/
bertindak yang melanggar prinsip-prinsip yang dikatakan.

c.

Dan khawatir kalau ada kritik besar dan penyelewengan pandangan


hidup dari anak-anak atau orang yang di bimbing.

Menurut Drijarko S. J. Mengatakan bahwa manusia itu serba terhubung dengan


dunia jasmani sekitarnya, terhubung erat dengan masyarakat dan akhirnya
manusia itu tergantung seluruhnya pada yang ada, yang mutlak, yaitu Tuhan.
Pandangan hidup adalah Filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta
akan kebenaran tentulah bentuk kebenaran yang akan dicapai kebenaran yang
dapat diterima oleh siapa saja.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar
dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancamanancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun yang non fisik,
seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan.
Banyak orang yang pandangan hidupnya didasari pandangan-pandangan hidup
untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya; pada waktu mudanya, tetapi
disaat-saat mendekati kematiannya mulai berbuat seperti orang-orang yang hidup
beragama.
Jadi pandangan hidup merupakan keseluruhan garis dan kecendrungan jalanjalan dan nilai-nilai yang akan dicapaiuntuk landasan semua dimensi kehidupan.
Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi
manusia. Sayangnya manusia tidak memahami dan menyadarinya, sehingga
banyak orang yang memeluk sesuatu agama semata-mata atau sadar keturunan.
Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak
sampai batinnya, atau sering dikenal dengan agama KTP.
Pandangan hidup ternyata sangat penting, baik untuk kehidupan sekarang
maupun kehidupan di akhirat, dan sudah sepantasnya setiap manusia
memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan
akal, bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Pandangan hidup berbeda dengan cita-cita. Cita-cita misalnya:
Ingin punya istri cantik, terpelajar tapi setia
Ingin punya suami tinggi, tampan (simpatik), pilot dan setia
Ingin jadi insinyur, doktor, atau pilot
Ingit hidup selamat, bahagia alis tidak kekurangan apapun
Sedangkan pandangan hidup:
Hidup bahagia, sejahtera
Hidup sejahtera, penuh kebahagiaan dan cinta kasih
Hidup panjang umur untuk sanad kerabat dan dirinya serta bahagia, penuh
cinta kasih

PENUTUP
KESIMPULAN
1.
2.
3.

4.

5.

6.

7.

Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, yang
dipilih secara selektif oleh para indifidu dan golongan dalam masyarakat.
Pandangan hidup merupakan pandangan hidup manusia, tidak ada seorang
pun yang hidup tanpa pandangan hidup walaupun tingkatnya berbeda-beda.
Pandangan hidup dapat dikelompokkan kedalam tiga, yaitu:
a.
Pandangan hidup yang bersumber dari agama
b.
Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi
c.
Pandangan hidup yang bersumber dari hasil perenungan seseorang
Menurut William ideologi mengandung dua hal, yaitu:
a.
Unsur-unsur filsafah yang digunakan, atau usulan-usulan yang
digunakan sebagai dasar untuk kegiatan
b.
Pembenaran intelektual untuk seperangkat norma-norma
Suatu ideologi masyarakat terdiri dari tiga unsur, yaitu:
a.
Pandangan hidup
b.
Nilai-nilai
c.
Norma-norma
Menurut Prof. Dr. Harun Nasition ada tiga aliran filsafat, yaitu:
a.
Aliran naturalisme
b.
Alitan intelektualisme
c.
Aliran gabungan
Sikap hidup adalah keadaan hati seseorang dalam menghadapi hidup, sikap
itu bisa positif jan juga bisa negatif, apatis atau sikap optimis, bergabung
pada pribadi orang itu dan juga lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA
Mustopo, M. Habib, Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. 1983
Prasetya, Drs. Joko Tri, Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Rieneka Cipta. 1998
Pudjawiyatna, Prof. Ir. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: PT.Bina Aksara. 1982
Sulaeman, M. Munandar. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Eresco. 1995
Widagdho, Djhoko. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Bumi Akrasa. 2003

BAB III
MANUSIA DAN PENDERITAAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu
ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri
untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu
menderita, sedih, ataupun susah.
Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia
akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan
cobaan untuknya yang membuatnya menderita.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam
berapa,
menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang
menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik
baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)

Pengertian Penderitaan.
Contoh-contoh penderitaan dan penyebabnya
Siksaan.
Pengaruh penderitaan terhadap manusia dan kelangsungan hidupnya.

B. Tujuan
1) Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan
penderitaan.
2) Untuk memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami
penderitaan.
3) Untuk memahami apa saja jenis penderitaan yang terjadi pada manusia
berikut dengan contoh contoh kasusnya.

LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari
kata derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia
memiliki penderitaan yang berbeda beda. Manusia dikatakan menderita apa bila
dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia
bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan
yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu
penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh
karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat
menular dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih
sanak saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang
ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang
mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari
penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam
hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri
hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu
juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.

B. Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun
jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk
merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban.
Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun
psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan
intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan
pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai

penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk


mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode
pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap
sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan
rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :

Kebimbangan: memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan
dipilih.

Kesepian: merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri /
jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.

Ketakutan: adalah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan


seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar besarkan
tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.Penyebab seseorang
merasakan ketakutan, antara lain:
Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan
tertutup.
Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi.
Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit
yang akan dialami.
Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa
bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

C. Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah
sebagai berikut :
1) nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas,
demam, nyeri pada lambung
2) nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati,
apatis, cemburu, mudah marah.
3) Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar
sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan
atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4) Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
5) Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan
yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
6) Terjadinya konflik sosial budaya akibat dari adanya norma yang berbeda
antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.

Tahap tahap gangguan jiwa :


1) Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita
baik jasmani maupun rohaninya.
2) Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari,
sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita
gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan
diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3) Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang
bersangkutan mengalami gangguan
4) Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya
jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5) Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya
kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam
memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak
terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase
perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu
gangguan jiwa yang lebih parah.
6) Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya
gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan.
Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami
gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa.
Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi
mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini
tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
1) Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
sempurna.
2) Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara
yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak
dapat menyesuaikan diri lagi.
3) Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan
terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan
tampak emosional.
Proses proses kekalutan mental:
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk
mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar

maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang


pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa
yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu
dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha
manusia untuk keluar dari penderitaan.

D. Penderitaan dan Perjuangan


Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu
terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu
semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali.
Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha
mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat
manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang
melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya
untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus
optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam
surat Arradu ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali
orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan
hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam
lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan
supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa
merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.

E. Penderitaan, media massa, dan seniman


Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar
TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut
merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah
hati manusia untuk berbuat sesuatu.

Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwaperistiwa penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan
demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap anatara
sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah
pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga
para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.

F. Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia


Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap
dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap
kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya
dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya
karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan
kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa
seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia
merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai
berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada
lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis
(kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan
kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri.
G. Contohcontoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

Nasib buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat
terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan
nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan
nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya :
penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun
dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia
untuk mengatasi penderitaan tersebut.
Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan
memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang
paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena
penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup
pasti akan kembali kepada tuhannya.
Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak
pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan
seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia
inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah
di berikan oleh tuhan.
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan
berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan
seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang
diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.

Studi Kasus
Contoh nyata dalam kehidupan ketika seseorang mengalami siksaan dalam
penderitaan seperti banyaknya kasus bunuh diri.
Salah satunya adalah artis cantik yang berasal dari negri gingseng Korea Selatan
Jang Ja Yeon, ia tewas bunuh diri dengan mengenaskan di rumahnya pada tahun
2009 . Artis cantik yang memiliki peran di drama boys before flowers ini
mengakhiri hidupnya di karenakan mengalami depresi yang berkelanjutan.
Ia memilih gantung diri di kamar mandi rumahnya di karenakan ia tidak tahan
dengan kerasnya dunia hiburan di negri tersebut. Sebelum ia meninggal Jang Ja
Yeon menceritakan apa yang ia alami dalam sepucuk surat, ia mengaku bahwa ia
telah dieksploitasi dan di lecehkan secara seksual selama berkarir di dunia
hiburan.
Jang Ja Yeon di paksa menjadi budak seks untuk orang-orang kaya demi
memuluskan karirnya sebagai artis. Ini adalah salah contoh dari penderitaan dan

siksaan secara fisik maupun batin yang menyebabkan korban menjadi depresi
berat dan lemahnya mental sehingga ia memutuskan untuk bunuh diri.

Daftar Pustaka
Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung:
Citra Aditya Bakti
Widyo Nugroho dan Achmad Muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: Gunadarma.
Dewi Rosdyana. 2012. Makalah Manusia Dan Penderitaan.
http://dewirosdyana.wordpress.com/ilmu-budaya-dasar/bab-1-manusia-dankebudayaan/. 1 Oktober 2013

BAB IV
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup
sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan
seseorang dalam jalinan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak
mengganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu
yang dibebankan terhadap seseorang, kewajiban merupakan tandingan terhadap
hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada hak, maka tanggung jawab dalam hal
ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Kewajiban terbatas
b) Kewajiban tidak terbatas
Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras
dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu
memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut
semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya
setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut
kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung
jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia
akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di
sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang berani
menghadapi masalahnya sendiri.

Macam-Macam Tanggung Jawab


Ada beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
1. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri.
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai
manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah
mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk
bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai
pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.
2. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggungjawab pada keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya
menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain,
sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan
manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut.
Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan anggota masyarakat
yang tentunya mempunyai tanggung jawab, agar dapat melangsungkan
hidupnya di dalam masyarakat tersebut.
4. Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
Setiap manusia atau individu adalah warga negara suatu negara. Dalam
berpikir dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan aturan. Manusia
tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatannya salah, dan
melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu harus bertanggung
jawab kepada bangsa atau negaranya.
5. Tanggung Jawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja
keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi
kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh
tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai
dengan aturan-Nya.
Berbagai tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi tanggungjawab yang terjadi
antara Tuhan, manusia dan alam.

Hal tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan,


tanggungjawab manusia terhadap sesama, tanggungjawab manusia terhadap
alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri.
Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama,
mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian
dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari
semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa
tanggungjawab.
Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu
berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi
merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib
mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada
uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab kepad Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,
sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan
demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan
yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas
kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian
dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada
pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata
pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata
pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame teman.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa
harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa
ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada
perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian
sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian
selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
Sumber:
Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad
Muchji, Universitas Gunadarma

http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-tanggung-jawab.html
http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-tanggung-jawab.html

BAB V
Manusia dan Keindahan
Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia juga tidak bisa hidup tanpa
bantuan dari orang lain. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
diciptakan tuhan, dan merupakan makhluk paling sempurna di muka bumi ini.
Manusia diciptakan oleh tuhan YME memiliki akal dan pikiran, oleh karena itu
manusia dapat menggunakan akal dan pikirannya untuk melakukan suatu hal, dan
pada akhirnya terciptalah manusia yang adil yang menggunakan akal dan
pikirannya dengan baik.
Pengertian Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah, yang artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek, dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan
adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai
yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang
tidak mengandung keindahan berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat
universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera
mode, kedaerahan atau lokal.
Apakah Keindahan Itu?
Keindahan adalah sesuatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati, keindahan
bisa dinikmati melalui suatu karya. Dengan kata lain keindahan dapat dinikmati
jika dihubungkan dengan suatu bentuk.
Keindahan memiliki perbedaan, perbedaan keindahan menurut luasnya :
Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas menurut plotinus ilmu yang indah dan kebajikan yang
indah.
Keindahan dalam arti estetis murni

Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari


seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang diserapnya.
Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungan penglihatan
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan
penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.

Nilai Estetika
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa,
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai
moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan
dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai
estetik. Dalam Dictionary of Sociology and Related Science diberikan rumusan
tentang nilai sebagai berikut :
The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of any
object which causes it be of interest to an individual or a group (Kemampuan
yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu
kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus
dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan
bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada
suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif,Tetapi
penggolongan yang penting ialah:
Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya (instrumental! Contributory value), yakni nilai yang bersifat
sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari
bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu
tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang
ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai
intrinsik .

Pengelompokan-pengelompokan pengertian keindahan dilihat dari beberapa


persepsi tentang keindahan berikut ini :
1.
2.

3.

4.
5.

6.
7.

Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi


yang melihat (Tolstoy);
Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari
bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan
keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual
relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah.
Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan
yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk
memupuk moral (Sulzer).
Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan (Winehelmann).
Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi
yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan
kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik
(Shaftesbury). .
Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu
adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan
pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis)

Kontemplasi dan Ekstansi


Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang
indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir
penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau
niat suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan
menikmati sesuatu yang indah.
Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia
gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan
resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus
kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa
kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba
sempurnaan kehidupan manusia.
Apa Sebabnya Manusia Menciptakan Keindahan?

Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti
bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak
pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya,
justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh
motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa
pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai
kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai
keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan
alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan
mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan
kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan
perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Sebagai
contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta. Di sini pengarang memprotes
perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan
mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling
menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang
menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan
sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak
menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak
indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi
kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam
semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan
mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan
Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai
keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan
membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru
ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa
sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
Manusia dan Keindahan

Manusia setiap mencipatakan suatu karya pasti selalu memikirkan keindahannya.


Setiap manusia pasti suka menilhat sesuatu yang indah, maka dari itu manusia
dan keindahan merupakan hal yang penting dalam kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychologys1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-keindahan
http://elearning.gunadarma.ac.id/?option=com_wrapper&Itemid=36

BAB VI
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Pendahuluan
A.

Latar Belakang

Manusia dalam hidupnya tidak lepas dari permasalahan. Manusia dalam hidupnya
pasti pernah mengalami kegelisahan. Gelisah tergolong penyakit batin, penyakit
ini dapat menyerangsiapa saja, dari golongan apa, dan bangsa apapun. Bila
dibandingkan dengan rasa takut, daerah operasinya lebih luas. Sebab orang yang
pemberani, tak mungkin diserang oleh rasa takut. Atau orang yang mempunyai
obat penangkal takut juga tidak akan dijamahnya. Umpama orang yang pernah
mengerjakan perbuatan salah sudah pasti tidak akan takut untuk dituntut. Begitu
pula seorang yang kaya, pasti tidak akan takut kelaparan, dan sebagainya. Tetapi
walaupun benar, kaya, pandai, jujur, dan sebagainya pasti akan dilanda perasaan
gelisah.
Kegelisahan merupakan rasa kekhawatiran yang ada dalam diri manusia, rasa ini
disebabkan karena kurang tentramnya jiwa seseorang tersebut, atau rasa tidak
tenang (tidak sabar) yang menyebabkan rasa gelisah ini mincul. Pada hakekatnya
sebab-sebab orang gelisah disebabkan karena rasa takut pada hak-haknya.
Namun terlepas dari itu usaha untuk mengatasi kegelisan sangatlah perlu. Yaitu
dengan dimulai dari diri kita sendiri, dengan bersikap tenang dan tidak terbawa
pengaruh emosi dalam jiwa kita. Karena jiwa kita sendirilah yang dapat kita kontrol
untuk terlepas dari rasa kegelisahan.
Kegelisahan yang sering terjadi pada manusia adalah disaat seseorang pernah
melakukan sebuah perbuatan buruk. Hal ini lah yang membuat seseorang
mengalami kegelisahan. Hatinya tidak tenang, dia merasa cemas. Karena terlalu
memikirkan perbuatan buruk yang sudah dilakukannya. Akhirnya orang tersebut
terlihat murung, menyendiri dan merasa kesepian dan terasing. Oleh karena itu,
kami kelompok 7 membuat makalah Ilmu Budaya Dasar tentang Manusia dan
Kegelisahan

B.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Apakah pengertian kegelisahan?
2.
Apakah faktor penyebab terjadinya kegelisahan?
3.
Bagaimana cara mengatasi kegelisahan?
4.
Apa saja bentuk bentuk kegelisahan?
C.

Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian kegelisahan
2.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya kegelisahan
3.
Untuk mengetahui cara mengatasi kegelisahan
4.
Untuk mengetahui bentuk bentuk kegelisahan

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di
hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi
(menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak
tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau
takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan
bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut. Manusia suatu
saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan yang cukup lama
akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.
Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab
kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak
yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang
timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di
dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti
bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta
kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat
suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun
yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar
yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih. Kegelisahan adalah
suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada
manusia.

Kegelisahan merupakan gejala universal yang ada pada manusia manapun.


Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingakah laku atau gerak
gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi, kegelisahan merupakan sesuatu
yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak tenteram, khawatir, ataupun
cemas.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkahlaku atau gerak gerik
seseorang dalam situasi tertentu. Gejala gerak gerik atau tingkah laku itu
umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang
tertentu sambil menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang kepala,
duduk dengan wajah murung,malas bicara, dan lain-lain.kegelisahan juga
merupakan ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan
berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan,
bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui halhal yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena
adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut
terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut terhadap hasil
kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan milik (harta dan
jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai).
Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal)
misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal)
misalnya kegelisahan karena diancam seseorang.
Penyebab lain kegelisahan karena adanya kemampuan seseorang untuk
membaca dunia dan mengetahui misteri hidup. Kehidupan ini yang menyebabkan
mereka menjadi gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu mengapa mereka
gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak
mempunyai dasar dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa kegelisahan.
Kegelisahan yang demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisahan murni,
yaitu kegelisahan murni tanpa mengetahui apa penyebabnya. Bentuk- bentuk
kegelisahan manusia berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian. Perasaanperasaan semacam ini silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam
kehidupan manusia.
Tentang perasaan kegelisahan ini, Sigmund Freud membedakannya menjadi tiga
macam, yaitu :
1.

Kegelisahan Obyektif (Kenyataan)


Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul
akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.
Contoh : Tini seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Tina
namanya. Tina tumbuh sehat, montok, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan

ibunya. Hampir seluruh waktu Tini tercurahkan untuk Tina. Ia keluar kerja
demi Tina, anak yang baru seorang itu. Sekonyong-konyong Tina sakit ;
muntah-muntah disertai buang air. Tini bingung, anaknya segera dibawa
kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus dirawat di rumah sakit dan tidak boleh
ditunggui. Tina menangis terus, tetapi ibunya harus meninggalkannya. Tini
gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib anaknya. Pada contoh tersebut
jelas bagi kita, bahwa kegelisahan yang diderita oleh ibu Tini adalah karena
adanya bahaya dari luar yang mengancam anaknya.
2.

Kegelisahan Neurotik (Saraf)


Kegelisahan ini berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf-syaraf yang
bekerja secara alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan
ada suatu hal berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk
melakukannya. Singkatnya kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu
pengamatan tentang bahaya naluriah.
Contohnya: Kegelisahan para peserta Indonesia Mencari Bakat ketika akan
mengetahui siapa yang harus pulang pada malam mereka tampil dan
kegelisahan murid-murid sekolah ketika menunggu hasil ujian akhir.

3.

Kegelisahan moral
Kegelisahan ini mucul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa
bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan
bahaya dari hati nurani. Hal ini timbul karena pada dasarnya setiap manusia
mempunyai hari nurani dan sadar atau tidak mereka tahu mana hal yang
benar dan mana yang salah. Walaupun mereka melakukan kejahatan, setiap
orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu adalah salah. Keadaan mungkin
yang memaksa mereka melakukannya. Jadi, mereka tetap mempunyai rasa
bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu. Contohnya: Setelah
terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU, banyak pihak yang terkait
merasa gelisah.

B. Faktor Penyebab Kegelisahan


Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu
bermula dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua
orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu
merupakan faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek
keberadaan manusia sampai akhir
hayatnya. Faktor penyebab kegelisahan
antara lain:
a.

Dari Dalam
Faktor kegelisan dari dalam diri seseorang antara lain:
1. Cinta Diri

Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar,


namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta
tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan
rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah
kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri,
dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu,
sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit
tersebut.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan
munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih
kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka
dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan
demi memperoleh kerelaannya.
2. Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa waswas dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian
seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmahNya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang waswas juga akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan
jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan
terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit
tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng
kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam
bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat
menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai
akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari
perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak
negatifnya.
3. Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran
kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh.
Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya,
ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali
hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia
akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman
ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan,
pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan

tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian


orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was
sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit
kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
4. Rasa Takut dan Malu
Mungkin, sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab
was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri
dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang sebabsebabnya pada anak-anak. Karena itu, mereka yang pada masa
kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada
masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang
sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan
bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara
untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak
menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang
mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat
menyelesaikannya
sebaik
mungkin,
yang
pada
akhirnya
menjerumuskannya kedalam was-was.
5. Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor
penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan
menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya
keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari
lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam
mengendalikan diri. Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan
yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong
munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan
menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan
menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga
merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya
sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6. Jiwa yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf
dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya,
sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan
kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan
agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama
darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan
lemah.
b.

Kemasyarakatan

Terkadang, dalam beberapa keadaan, was-was diakibatkan oleh faktor sosial


dimana kita dapat melihat sebagian gejalanya ketika seseorang melakukan
suatu perbuatan yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya.
Namun kasus ini berbeda dengan dimana anak-anak mewarisinya dari ayah
atau ibunya. Dengan kata lain, mengikuti perilaku orang lain dan taklid
terhadap kelakuan mereka yang salah serta berteman dengan segala
penderita penyakit tersebut akan menyebabkan terjadinya kontradiksi yang
dibencinya dan membantu proses transfer penyakit tersebut dari satu orang
kepada orang lain.

C. Cara Mengatasi Kegelisahan


Cara yang digunakan dalam mengatasi kegelisahan:
Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan
pada diri kita sendiri (instrospeksi),akibat yang paling buruk yang
bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal
itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa
tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita.
Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan
mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut
dalam jiwa kita.
Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan
ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan
kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha
Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau
berdoa dan memohon kepadaNya.
D. Bentuk-bentuk kegelisahan
Bentuk bentuk kegelisahan antara lain:
a)
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata
asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan
dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan berarti
hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain
atau terpencil. Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah keterasingan, yang
jelas ia merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian dari hidup
manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun memiliki sifat
universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan
manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami
keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.

Contoh : Murni gadis lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak dan
hilir mudik bergantian datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari tersiar berita ia
mendapat kecelakaan. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan diri dan tak ada
kawan yang hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi. Ia
menyembunyikan diri di kamar, malu keluar. Ia hidup dalam keterasingan.

Sebab sebab keterasingan


Bila kita memperhatikan contoh Murni tidak mau bergaul lagi dengan kawankawannya, hidup menyendiri, karena malu atas perbuatannya yang melanggar
moral. Jadi, sebab-sebab hidup terasing itu bersumber pada :
Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, antara lain mencuri,
bersikap angkuh atau sombong.Sikap dan perbuatan seseorang tidaklah
mesti sesuai dengan aspirasi orang lain, lebih-lebih dalam masyarakat yang
beragam seperti masyarakat kita ini, bilamana ketidaksesuaian ini
berkembang bisa diduga akan timbul jarak antara orang satu dengan
lainnya. Ketidaksesuaian ini bisa jadi timbul lantaran seseorang
menampakkan sikap dan perbuatan yang di mata orang lain negatif seperti
misalnya sombong, menganggap dirinya lebih tinggi, angkuh, kaku,
pemarah, dan semacamnya.Sikap yang sejenis dengan angkuh atau
sombong ialah sikap kaku, pemarah, dan suka berkelahi. Sikap seperti itu
menjauhkan kawan dan mendekatkan lawan. Orang segan berkawan
dengan orang yang bersikap seperti itu, sebab takut terjadi konflik batin
atau konflik fisik.
Sikap rendah diri.
Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah sikap kurang baik. Sikap ini
menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak berharga, tidak atau
kurang laku, tidak atau kurang mampu di hadapan orang lain. Sikap ini
disebut juga sikap minder. Jadi, bukan orang lain yang menganggap dirinya
rendah, tetapi justru dirinya sendiri, tetapi juga tidak baik bagi masyarakat.
Sikap rendah diri disebabkan antara lain kemungkinan cacat fisik, status
sosial-ekonominya, rendah pendidikannya, dan karena kesalahan
perbuatannya.
a.
Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik tidak perlu membuat hidup terasing karena itu adalah kehendak Tuhan.
Namun, seringkali manusia memiliki jalan pikiran yang berbeda. Erasa malu anak
atau cucunya cacat fisik, maka disingkirkannya anak tersebut dari pergaulan
ramai, hidup dalam keterasingan.
b.
Keterasingan karena sosial-ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah anugerah Tuhan. Orang tidak boleh
membanggakan kekayaan dan tidak boleh pula merasa rendah diri karena
keadaan ekonomi yang minim. Namun dalam kenyataan lain keadaannya, orangorang yang tergolong lemah ekonominya seringkali merasa rendah diri. Akibatnya

orang-orang
disengaja.

kaya

sering

membanggakan

kekayaannya,

meskipun

tanpa

c.
Keterasingan karena rendah pendidikan
Banyak juga orang yang merasa rendah diri karena rendah pendidikannya dan
tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang yang berpendidikan tinggi dan banyak
pengalaman.Dalam pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan
kurang berpengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan diri karena merasa
sulit menempatkan diri. Ingin bertanya takut salah,juga takut ditanya, takut
jawabannya tidak benar. Akibatnya ia menjauhkan diri dari pergaulan.Akan tetapi,
orang seperti itu masih lebih baik dari pada mereka yang berlagak pintar dan
akhirnya menjadi bahan tertawaan.
Contoh : Akil yang merasa berpendidikan rendah, tidak mau bercakap-cakap
dengan tamu dalam pertemuan itu. Apalagi tamu-tamu itu sebentar-sebentar
mempergunakan bahasa asing yang belum pernah didengarkannya. Ia merasa
makin takut meskipun pakiannya tidak kalah dengan mereka karena pendidikan
dan pengalamannya jauh lebih rendah dari mereka. Karena itu ia menghindarkan
diri dan menyendiri saja.

d.
Keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya
sempit, bila melihat orang, mukanya ditutupi. Itu semua akibat dari perbuatannya,
yang tidak bisa diterima oleh masyarakat lingkungannya. Banyak perbuatan yang
tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Contoh : Selama ini Tn. Adi terkenal sebagai orang terhormat. Semua penduduk
di wilayahnya mengenal siapa Tn. Adi, pegawai tinggi suatu instansi, ramah, dan
dermawan. Tiba-tiba tersiar berita di koran bahwa Tn. Adi tersangkut korupsi
milyaran. Dengan adanya berita itu, Tn. Adi tidak pernah keluar, apalagi bergaul.
Setiap ada undangan tidak pernah datang. Ia mengurung diri di rumah, hidup
dalam keterasingan.
Takut kehilangan hak.
Contoh : Oyong mempunyai sifat pemarah, sebentar-bentar menantang orang dan
mengajaknya berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti kalah. Ia tak kenal istilah
musyawarah, akibatnya semua teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya,
sehingga ia terasing dari pergaulan. Jadi, bila kita renungkan, orang hidup dalam
keterasingan karena takut kehilangan haknya. Seperti halnya Oyong yang merasa
takut kehilangan hak nama baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain, sehingga bila
ada orang yang melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi.
Kerinduan.

Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula oleh rasa kerinduan yang begitu


hebat baik terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan terhadap suatu
tempat. Adalah satu hal yang wajar apabila seseorang yang berada jauh dari
keluarga akan merasakan kerinduan yang begitu hebat terhadap keluarganya.
Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran kalau kemudian yang bersangkutan
merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya mampu memenuhi
kebutuhannya.

Usaha-usaha untuk mengatasi keterasingan


Keterasingan biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku,
rendah diri, atau karena perbuatan yang melanggar norma hukum. Untuk
mengatasi keterasingan ini diperlukan kesadaran yang tinggi. Orang bersikap
demikian karena menganggap semua yang mereka lakukan adalah benar. Lain
halnya dengan orang yang rendah diri. Orang yang mempunyai sifat ini biasanya
sadar akan kekurangannya. Untuk meningkatkan harga diri, ia harus banyak
belajar dan bergaul. Pergaulan itu dilakukan sedikit demi sedikit dan terus
meningkat, sehingga akhirnya menjadi biasa.
b)
Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada
orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa,
dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
Contoh :
1. Setelah anaknya yang telah menikah itu memiliki rumah sendiri, ibu
Hadi merasa kesepian.
2. Setelah tembakan gencar itu berhenti, jalan-jalan tampak sepi. Orangorang takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.
3. Karena pak Parman dan ibu Parman kurang bergaul, ditambah
keadaan hari itu hujan lebat, maka resepsi perkawinan anaknya sepi,
tamu kurang sekali.
c)

Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan


bagian hidup manusia. Lama atau sebentar perasaan kesepian ini
bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Sebab-sebab terjadinya kesepian


Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Salah satunya adalah frustasi.
Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang dalam keadaan sepi,
tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri. Contoh :
Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat
kemewahan, keramaian, dan keindahan. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi
keadaan diluar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana dan
pergi ke hutan ke tempat yang lebih sunyi untuk mencari hakikat hidup.

Bila kita perhatikan sepintas lalu mungkin keterasingan dan kesepian hampir
serupa, tetapi sebenarnya tidak sama, walaupun keduanya ada hubungannya.
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat. Kesepian
merupakan akibat dari keterasingan dan keterasingan sebagai akibat sombong,
angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan.
Akibatnya, orang yang dijauhi itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup
sehingga mereka merasa kesepian.
c)
Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau
mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas.
Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian
itu disebabkan oleh berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan
pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap
orang hidup pasti pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah
mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis
kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya ketidakpastian, seperti anak
ayam yang kehilangan induknya.

Sebab sebab ketidakpastian


Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa
penyebab seseorang tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :
1.
Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan
tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan,
atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir
ada orang yang ingin menjatuhkan dia. Contoh : Seorang pedagang yang maju
pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya.
Pikirannya itu semakin menjadi-jadi, apalagi setelah ia mengalami kerugian.
2.
Phobie
Phobie adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan atau tidak normal terhadap
sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang
takut terhadap tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan
mendaki. Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
3.
Kompulasi
Kompulasi ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah
dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan
perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh : Keinginannya
mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat baginya,
dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
4.

Histeria

Histeria ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan,
pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri,
atau sugesti dari sikap orang lain. Contoh : Neneng, seorang gadis yang cukup
manis, suatu hari melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang
belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di
rumah dia beteriak histeris.
5.
Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak
dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
Delusi persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek di sekitarnya.
Akibatnya, banyak orang menjauhinya.
Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang
seperti ini biasanya gila hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak
penting. Akibatnya, semua orang menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan
delusi persekusi.
Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini
dapat mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama delirium tremens.,
hilangnya kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia
kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat
sesuatu yang belum pernah dialami..
6.
Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan
(medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri,
orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh
orang yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi,
orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu
menemukan sasarannya. Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita
(penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan
rangsangan khayalan sendiri). Contoh : Atang memang seorang peminum. Bila
sedang marah, ia makin banyak minumnya sehingga mabuk dan mengoceh
(berbicara) tidak menentu.
7.
Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika
emosi telah menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami gangguan
nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah
tinggi/lemah. Sikapnya bisa apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan
melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau
berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak
bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu
bahasa, atau termenung menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat
berpikir dengan tenang dan baik. Untuk mengatasi atau menghilangkan pikiran

yang kacau itu perlu mencari penyebabnya. Andaikata telah diketahui


penyebabnya, namun kekacauan pikiran tersebut tidak hilang, penderita perlu
diajak ke psikolog.

KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan mengenai MANUSIA dan KEGELISAHAN yang telah
kami paparkan pada bab terdahulu, maka kami dapat menyimpulkan bahwa
kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak
memperdulikan segala latar belakang dan kemampuannya, pasti akan mengalami
kegelisahan, entah sebentar atau lama, relatif ringan ataupun berat. Yang
demikian ini boleh jadi sangat wajar mengingat manusia mempunyai hati dan
perasaan.
Berbicara tentang manusia, berbicara pula tentang media tempat manusia hidup
yaitu Dunia. Untuk bisa memahami hakikat manusia maka harus pula memahami
hakikat dunia dan hakikat kehidupan manusia didunia. Pada dasarnya konsep
mendiami dunia mengandung arti pemenuhan kebutuhan atas aspek-aspek yang
membentuk manusia. Apabila manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan
hakikat hidupnya maka yang timbul adalah kegelisahan .sumber dari kegelisahan
adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal ini akan
menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik yang juga memunculkan
ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan.
Adapun bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan
ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu sama
lain. Keterasingan dalam satu dan lain kesempatan bisa membuahkan
kegelisahan. Dan sebaliknya, kegelisahan yang begitu hebat bisa saja
menimbulkan keterasingan. Kemudian dari keterasingan yang dialami seseorang
bisa saja menciptakan kondisi kesepian dan karena kesepian itupun bisa saja
menimbulkan ketidakpastian. Keterasingan bisa jadi merupakan
perilaku
sosiopatik dan sikap apatis yang tidak menyadari bahwa manusia adalah makhluk
yang bermasyarakat dan tidak bisa hidup sendiri. Untuk mengatasi kegelisahan
yang dialami manusia, cara yang paling ampuh adalah kita dituntut untuk bersifat
positif kembalikan semuanya kepada Tuhan dan selalu mengingat Dia.

BAB VII
MANUSIA DAN CINTA KASIH
PENDAHULUAN
Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam
hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta
itu sesungguhnya. Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia
perfileman memperkenalkan arti cinta yang salah dimana penekanan akan cinta
selalu dititik beratkan pada perasaan dan cerita romantika.
Dari jaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan
yang tidak dibatasi secara jelas dengan makna yang luas pula. Walaupun, sulit
juga untuk diungkapkan dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan
hidup manusia yang cukup fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai
membawa Khalil Gibran, seorang punjagga terkenal, berpendapat bahwa Cinta
hanyalah sebuah kemisterian. Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak bias
di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang berpikir bahwa
cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh akan cinta.Kendati
pun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan

bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu, cinta
bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat
memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya.
Begitupun dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk
membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik
mengambil judul makalah Manusia dan Cinta Kasih, agar dapat membantu kita
semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta Kasih yang selalu menjadi bahan
perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah ada akhirnya.

PEMBAHASAN
Pengertian Cinta Kasih dan Sayang
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih. Menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka
(kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta
(kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu
hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta.
Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya
terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang
mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan
rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari
cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa
cinta itu terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan
yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah
hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsureunsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan
pengenalan.
Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu
ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaankebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah
tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu,
Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti
sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai,

rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika
salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat
disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi
unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai
dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang
bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif,
berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan
kebahagiaan.

Pengertian Kasih Sayang


Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan
W.J.S Poerwadaminta yitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci
kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih
sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling
percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan
sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam
kehidupan keluarga.

Macam-macam Cinta
Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan
tentang adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang
yang menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian
cinta diri sendiri ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri
sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan
rohaninya terpenuhi seimbang ini bernilai positif. Dengan demikian cinta
terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta
kepada orang lain untuk berbuat baik.
2. Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa Yunani) itu
merupakan watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatannya kepada sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik
kepada sesama manusia bukan berarti karena seseorang itu membela,
menyetujui, mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan dating dari hati

nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan
perlakuan seseorang mencintai sesama manusia itu disebabkan karena pada
dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian (manusia sebagai makhluk
social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.
3. Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan)
ini merupakan sifat eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang
sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak
berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari dengan cinta ideal, kasih
sayang, keserasian maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam
ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak didasari kasih sayang
yaitu nafsu yang membutakan akal pikiran sehingga yang ada hanya nafsu
birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan bias berakhir dengan
sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul juga perselingkuhan atau ke
tempat pelacuran yang didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa kasih
sayang karena yang ada hanya nafsu birahi berhubungan badan saja, dengan
uang sebagai bayarannya.
4. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang
terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin
suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati
penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut
para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena
fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta terhadap Tuhan
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat
memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan
simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan
membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam
kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain.

Mewujudkan Cinta Kasih


Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram
damai dan bahagia dapat dengan cara :
1. Cara mewujudkan cinta diri sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan
jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi,
menyisir rambut, memaka wangi-wangian, mengenakan baju yang sopan tidak
melanggar adat atau norma yang ada.

2. Cara mewujudkan cinta sesama manusia / persaudaraan


Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian.
Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry
Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang
atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita luka-luka dalam
pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International (1863)
3. Cara mewujudkan cinta erotis
Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab
dan tidak melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang
lelaki terhadap perempuan yang di sudah di ikat pernikahan di dasari
percintaan.
4. Cara mewujudkan Cinta Keibuan
Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga
terhadap anaknya dari sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai
menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun dan doanya yang selalu
menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari segala kesusahan.
5. Cara mewujudkan Cinta kepada Tuhan
Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat, menjalankan
segala perintah dan menjauhi larangan yang sudah di tentukan Nya.

Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan :
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan
sayang. Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan
kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus
sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, tapi antara keduanya
terdapat perbedaan, yitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang
mendalam sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa
mengarah kepada yang dicintai.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala
cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa
yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta
dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan
penderitaan yang luar biasa.

DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, M 1987. Budi Nuarani Filsafat Berikir. Jakarta :Titik Terang.
Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku Materi Pokok. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.
Poedjawijatna, I.R. 1986. Etika, Filsafat Tingkah Laku. Jakarta : Bina Aksara.
Faisal, Sanapiah dan Mappiare. Tanpa Tahun. Demensi-Demensi Psikologi.
Surabaya : Usaha Nasional.
From.Erich. 1983. Seni Mencintai. Jakarta: Sinar Harapan

BAB VIII
MANUSIA DAN HARAPAN
Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia juga tidak bisa hidup tanpa
bantuan dari orang lain. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
diciptakan tuhan, dan merupakan makhluk paling sempurna di muka bumi ini.
Manusia diciptakan oleh tuhan YME memiliki akal dan pikiran, oleh karena itu
manusia dapat menggunakan akal dan pikirannya untuk melakukan suatu hal, dan
pada akhirnya terciptalah manusia yang adil yang menggunakan akal dan
pikirannya dengan baik.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti manusia yang
tahu), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan
konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos,

mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi


kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi
mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga
untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya.
Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau
perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa
sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan
dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita,
anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan
ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosiopolitik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota
partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh,
keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti
manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai
harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan
bergantung paa pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan
masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha
orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha
esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila
dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak
terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara
harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa
depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan
orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga
dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup
dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup.
Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan
atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang
mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia
merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku,
perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari
kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap
dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
3

teori kebenaran :
1. Teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati.
Paul manusia. Paul pasti mati.
2. Teori korespondensi teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan
benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu
berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yagn dituju oleh
pernyataan tersebut.
3. Teori pragmatis Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria
apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia.


Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1.
2.
3.
4.

kepercayaan pada diri sendiri


kepercayaan pada orang lain
kepercayaan pada pemerintah
kepercayaan pada Tuhan

SUMBER :
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychologys1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-harapan
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia

Anda mungkin juga menyukai