Anda di halaman 1dari 18

Pemanfaatan generator

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan dunia industri, fabrikasi pengolahan dan
perkembangan teknologi lainnya maka akan meningkat pula kebutuhan akan tenaga
listrik karena energi listrik dapat dengan mudah dibangkitkan, ditransmisikan, lalu
didistribusikan dengan melalui bentuk konversi energi dari energi yang satu menjadi
bentuk energi yang lainnya.
Suatu sistem tenaga listrik tidak hanya didukung oleh sistem operasi yang optimal
maupun pelayanan yang efisien, tetapi juga tergantung pada sistem pengontrolan dan
sistem proteksi itu sendiri. Tujuan sistem pengontrolan dalamsistem tenaga listrik adalah
mengontrol agar segala peralatan listrik yang membangunsistem kelistrikan dapat
bekerja secara maksimal mulai dari pengontrolan sistem pembangkitan ke beban sampai
pada pengontrolan terhadap gangguan yang mungkinterjadi selama pengoperasian
sistem itu sendiri.
Salah satu sistem pengontrolan dari peralatan-peralatan kelistrikan adalah
pengontrolan dari kerja generator, dimana tujuannya adalah mempertahankan
kondisikerja dari generator itu sendiri dengan mengatur parameter-parameter yang ada
didalamnya seperti frekuensi dan tegangan. Hal ini sebenarnya dilakukan untuk
mempertahankan kesinambungan pelayanan kepada konsumen.
Generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Generator menghasilkan energi listrik dengan digerakkan atau diputar oleh suatu
penggerak mula (prime mover). Penggerak mula dari pada generator dapat berupa
turbin air (PLTA), turbin gas (PLTG), turbin uap (PLTU), mesin diesel (PLTD), dan lainlain.
Generator akan mengkonversi energi mekanik tersebut menjadi energi listrik yang
kemudian dapat dipergunakan untuk melayani kebutuhan rumah tangga, industri dan
lain-lain. Atas dasar itulah, materi mengenai generator diangkat dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Permasalahan
Adapun rumusan permasalahan yang didapat dari latar belakang permasalahan
di atas, yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan generator ?
2. Bagaimana prinsip kerja generator ?
3. Bagaimana karakteristik generator arus searah ?
6. Bagaimana pembangkitan tegangan induksi pada generator berpenguatan sendiri ?
7. Apa yang dimaksud dengan reaksi jangkar ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini di antaranya, yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Konversi Energi Elektrik.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan generator.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja generator.
4. Untuk mengetahui macam-macam generator.
5. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis generator arus searah.

6. Untuk mengetahui karakteristik generator arus searah.


7. Untuk mengetahui informasi mengenai pembangkitan tegangan induksi pada
generator berpenguatan sendiri.
8. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan reaksi jangkar.
9. Untuk mengetahui cara pengukuran pendemagnetan.
10. Untuk mengetahui kerja paralel generator arus searah.
11. Untuk mengetahui hubungan paralel generator.
12. Untuk mengetahui prinsip alat pembagi beban generator.

BAB II
PEMBAHASAN

Generator merupakan salah satu aspek pendukung dalam sistem tenaga dan
merupakan salah satu aspek penting di dalam pengkonversian energi elektromekanik;
yaitu konversi energi dari bentuk mekanik ke listrik dan daribentuk listrik ke mekanik.
Generator dapat digolongkan ke dalam sistem pembangkit dimana sistem ini berperan
untuk mengubah bentuk energi mekanik menjadi energi listrik. Suatu mesin listrik (baik
generator ataupun motor) akan berfungsi bila memiliki, yaitu:
- Kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet.
- Kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada konduktor konduktor yang
terletak pada alur alur jangkar.
- Celah udara, yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan magnet.
Pada mesin arus searah, kumparan medan yang berbentuk kutub
sepatumerupakan stator (bagian yang tidak berputar), dan kumparan jangkar
merupakanrotor (bagian yang berputar). Bila kumparan jangkar berputar dalam
medanmagnet akan dibangkitkan tegangan (ggl) yang berubah ubah arah
setiapsetengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak balik.
e = Emaks sin t
Untuk memperoleh tegangan searah diperlukan alat penyearah yang disebut
komutator dan sikat.
2.1 Pengertian Generator
Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya mekanis menjadi daya listrik.
Mesin listrik dapat berupa generator dan motor dan berdasarkan arah arusnya mesin
listrik terbagi atas mesin listrik arus searah dan mesin listrik arus bolak-balik.
2.2 Prinsip Kerja Generator
Prinsip dari Generator Arus Searah berdasarkan Hukum Induksi Farraday. Jika
sepotong kawat terletak di antara kutub-kutub magnet kemudian kawat tersebut
digerakkan maka di ujung kawat ini timbul gaya gerak listrik (GGL) karena induksi.
e = B.L.V
Jadi dasarnya adalah harus ada konduktor (penghantar), harus ada medan
magnet, dan harus ada gerak atau perputaran dari konduktor pada medan magnetik.

Arah GGL sesuai dengan kaidah tangan kanan, dimana:


Jempol gerak putaran (v)
Jari telunjuk medan magnetik U S (kutub) (B)
Jari tengah besarnya galvanis (L)
Ketiga arah ini saling tegak lurus.
Jika kumparan yang terletak di antara kutub-kutub magnet diputar dengan
kecepatan putar () yang tetap maka pada tiap-tiap perubahan kedudukan dari
kumparan ini untuk besaran GGL induksinya berbeda-beda. Dengan berputarnya
kumparan pada kecepatan tetap, maka besar GGL induksi setiap saat di ujung-ujung
kumparan adalah :
Untuk mengalirkan GGL induksi bolak-balik di ujung-ujung kumparan jangkar ke
beban generator, dipakai dua cincin yang ikut berputar dengan kumparan dan pada
cincin dipasang sikat arang yang tidak ikut berputar dengan kumparan tersebut. Untuk
memperbesar GGl induksi yang terjadi pada ujung-ujung kumparan jangkar dapat
dilakukan dengan membelitkan beberapa kumparan yang dialiri arus listrik pada kutubkutub magnet generator. Untuk mendapatkan tegangan atau arus yang dialirkan ke
beban generator, maka kedua cincin itu diganti dengan satu cincin belah. Cincin belah ini
sering disebut Komutator dan masing - masing belahannya disebut Lamel.
Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak balik, meskipun tujuan
utamanya adalah pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan
yang dibangkitkan pada kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk
gelombang yang berubah-ubah tersebut karenanya harus disearahkan. Untuk
mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan menggunakan:
a. Saklar
Saklar berfungsi untuk menghubung singkatkan ujung-ujung kumparan. Prinsip kerjanya
adalah sebagai berikut :
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan timbul
tegangan yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan positif saklar dihubungkan,
maka tegangan menjadi nol. Dan bila saklar dibuka lagi akan timbul lagi tegangan.
Begitu seterusnya setiap setengah periode tegangan saklar dihubungkan, maka akan
dihasilkan tegangan searah gelombang penuh.
b. Komutator
Komutator berfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubung singkatkan kumparan
jangkar. Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung kumparan jangkar.
Bila kumparan jangkar berputar, maka cincin belah ikut berputar. Karena kumparan
berada dalam medan magnet, akan timbul tegangan bolak-balik sinusoidal.
Bila kumparan telah berputar setengah putaran, sikat akan menutup celah cincin
sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin berputar terus, maka celah akan terbuka
lagi dan timbul tegangan lagi. Bila perioda tegangan sama dengan perioda perputaran
cincin, tegangan yang timbul adalah tegangan arus searah gelombang penuh.
c. Dioda
Dioda adalah komponen pasif yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
- Bila diberi prasikap maju (forward bias) bisa dialiri arus.

- Bila diberi pra sikap balik (reverse bias) dioda tidak akan dialiri arus.
Berdasarakan bentuk gelombang yang dihasilkan, dioda dibagi menjadi:
- Half wave rectifier (penyearah setengah gelombang)
- Full wave rectifier (penyearah satu gelombang penuh)
2.3 Macam-Macam Generator
2.3.1 Generator Arus Searah
Pada dasarnya, prinsip kerja generator arus searah sama dengan prinsip
generator arus bolak-balik. Perbedaannya, pada generator arus searah dipasang
komutator berupa sebuah cincin belah. Fungsi komutator ini mengatur agar setiap sikat
karbon selalu mendapatkan polaritas ggl induksi yang tetap (sikat pertama positif dan
sikat lainnya negatif).
2.3.2 Generator Arus Bolak Balik
Cara kerja generator arus bolak-balik adalah sebagai berikut :
1) Kumparan yang diletakkan dalam medan magnetik diputar sehingga mengalami
perubahan jumlah garis gaya magnetik. Akibatnya, terjadi ggl induksi yang mampu
menghasilkan arus listrik. Arus listrik yang dihasilkannya berupa arus bolak-balik (AC
atau Alternating Current) karena setiap karbon akan mendapatkan polaritas ggl induksi
yang berubah-ubah (kutub positif dan kutub negatif secara bergantian).
2) Untuk menyalurkan arus listrik yang diperoleh, kedua ujung kumparan dipasangi
cincin yang terpisah dan ditempelkan pada sikat karbon yang dihubungkan dengan kabel
penyalur.
Perlu diingat bahwa generator adalah mesin yang menggunakan magnet untuk
mengubah energi mekanis mejadi energi listrik. Prinsip generator dengan sederhana
dapat dikatakan bahwa tegangan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor
digerakan pada medan magnet sehingga memotong garis gaya. Generator digerakan
oleh beberapa mesin mekanis (uap atau turbin air, mesin bensin, atau motor listrik).
Generator ac memerlukan energi mekanis untuk operasinya.
Jumlah tegangan yang diinduksikan pada penghantar pada saat panghantar
bergerak pada medan magnet bergantung pada :
1. Kekuatan medan magnet. Makin kuat medan makin besar tegangan yang
diinduksikan.
2. Kecepatan pada pengantar yang memotong fluks. Bertambahnya kecepatan
penghantar menambah besarnya tegangan yang diinduksikan.
3. Sudut pada penghantar memotong fluks. Tegangan maksimum diinduksikan apabila
konduktor memotong pada sudut 90, dan tegangan yang lebih rendah diinduksikan
apabila sudut itu kurang dari 90.
4. Panjang penghantar pada medan magnet. Jika penghantar digulung menjadi
kumparan yang terdiri dari beberapa lilitan, panjang efektif bertambah dan tegangan
yang diinduksikan akan bertambah.
Generator ac dibuat dengan medan magnet diam atau berputar. Jenis medan diam
biasanya kapasitas kilo Volt Ampere-nya relatif lebih kecil dan ukuran kerja tegangan
rendah. Jenis ini mirip dengan generator dc kecuali jenis ini mempunyai slip ring sebagai
pengganti komutator. Kutub menonjol (salient pole) membangkitkan medan dc, yang
dipotong oleh jangkar yang berputar. Jangkar memiliki lilitan yang mmpunyai terminal
yang dihubungkan dengan slip ring yang dipasang pada poros. Seperangkat sikat

bergeser pada slip ring sehingga kita dapat menghubungkan jangkar dengan beban luar.
Generator ac tidak dapat mensuplai arus medan sendiri. Penguat medan harus arus
searah, dan karena itu harus disuplai dari sumber luar. Jangkar diputar oleh sumber
daya mekanis, misalnya mesin diesel.
Jenis generator ac medan berputar menyederhanakan masalah pengisolasian
tegangan yang dibangkitkan, yang umumnya sebesar 18.000 sampai 24.000 V.
Generator ac medan berputar mempunyai jangkar yang disebut stator. Lilitan stator
tiga fase langsung dihubungkan dengan beban tanpa melalui slipring dan sikat. Hal ini
memudahkan isolasi kumparan karena kumparan tidak dikenai gaya sentrifugal. Metode
yang berbeda dari penguatan medan telah dibuat dan digunakan. Generator ac berputar
seperti yang diperlihatkan pada gambar menggunakan sistem penguatan tanpa sikat
pada generator ac kecil yang dipasangkan pada poros yang sama seperti generator
utama, digunakan sebagai penguat. Penguat ac mempunyai jangkar putar. Output
jangkar disearahkan dengan diode solid state yang juga dipasang pada poros utama.
Output yang disearahkan dari penguat ac dimasukkan langsung dengan menggunakan
hubungan yang diisolasi sepanjang poros pada medan generator sinkron yangberputar.
Medan penguat ac adalah tetap dan disuplai dari sumber dc yangterpisah. Akibatnya,
output penguat ac dan tegangan yang dibangkitkan dari generator sinkron yang dikontrol
dengan mengubah kekuatan medan dari penguat ac melalui pengaturan rheostat
medan.
Pada saat jangkar dari alternator sederhana dua kutub diputar pada satu putaran
penuh, tegangan gelembung sinus dihasilkan pada terminal output. Tegangan generator
gelombang sinus bervariasi baik pada nilai tegangan dan polaritasnya. Gelombang sinus
adalah bentuk gelombang ac yang paling penting dan yang paling banyak digunakan.
Frekuensi gelombang sinius ac (dalam Hertz) adalah banyaknya siklus yang dihasilkan
per detik. Satu siklus adalah satu gelombang penuh dari tegangan atau arus bolak
balik.
Harga efektif atau harga rms dari gelombang sinus adalah yang paling banyak
digunakan sehubungan dengan tegangan atau arus ac. Dalam praktek dianggap bahwa
semua pembacaan tegangan atau arus ac adalah harga efektif, kecuali ada
penjelasannya.
Apabila kumparan berputar satu kali pada generator dengan dua kutub,
dibangkitkan satu siklus tegangan. Apabila lumparan berputar satu kali pada generator
empat kutub, dibangkitkan dua siklus tegangan, karena itu ada perbedaan antara derajat
mekanis dan derajat listrik.
1. Derajat mekanis apabila kumparan atau penghantar jangkar berputar satu kali penuh,
kumparan telah melewati 360 mekanis. Derajat mekanis sama dengan derajat listrik.
2. Derajat listrik jika GGL atau arus bolak balik melewati satu siklus, berarti telah
melewati 360 listrik waktu. jumlah derajat listrik pada satu putaran penuh sama dengan
720.
Kecepatan dan jumlah kutub derajat ac menentukan frekuensi tegangan yang
dibangkitkan. Jika generator mempunyai dua kutub (utara dan selatan) dan kumparan
berputar pada kecepatan satu putaran per detik, maka frekuensi akan berubah manjadi
siklus per detik. Rumus untuk mementukan frekuensi generator ac adalah :
f = pn
120

Dimana:
f = Frekuensi tegangan yang diinduksikan ( Hz )
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor per menit ( r / menit )
Besarnya tegangan yang dibangkitkan tergantung pada kecepatan pada garis
medan magnet yang dipotong atau dalam hal generator ac, besarnya tegangan
tergantung pada kuat medan dan kecepatan rotor. Karena sebagian besar dioperasikan
pada kecepatan konstan, jumlah gaya elektromotif ( GGL ) yang dibangkitkan menjadi
tergantung pada penguatan medan.
Kalau beban pada pengoperasian generator ac dengan kecepatan konstan dan
penguatan medan konstan, tegangan terminal berubah. Besarnya perubahan tergantung
pada desain mesin dan faktor pada daya beban. Rumus untuk menentukan persentase
regulasi tegangan adalah:
% regulasi ( pada factor daya tertentu )
= tegangan tanpa beban tegangan beban penuh
tegangan beban penuh
Tegangan terminal dari generator ac berubah dengan perubahan beban, karena
itu biasanya ada beberapa cara untuk mempertahankan tegangan konstan yang
diperlukan untuk operasi sebagian besar peralatan listrik. Cara umum untuk
melakukannya adalah dengan menggunakan pengatur tegangan untuk mengontrol
besarnya penguat medan dc yang diberikan pada generator. Apabila tegangan terminal
pada generator turun karena perubahan beban, regulator tegangan secara otomatis
menambah penguatan medan, yang memulihkan tegangan normal. Demikian juga,
apabila tegangan terminal naik karena perubahan beban, regulator memulihkannya
menjadi tegangan kerja normal dengan menurunkankan penguatan medan.
Gambar 6-6 menunjukan penyusunan dasar yang digunakan untuk
membangkitkan tegangan ac satu fase dan tiga fase. Sistem satu fase digunakan untuk
tuntutan daya kecil hampir semua sistem pembangkitan dan distribusi yang digunakan
oleh utility daya adalah tiga fase.
Tiga perangkat kumparan stator dari alternator tiga fase dapat dihubungkan dalam
wye (disebut juga bintang) atau bentuk delta. Gambar 6-7 menunjukan altenator
hubungan wye. Sistem bintang tiga fase empat kawat adalah sangat umum dan
merupakan sistem standar yang diberikan oleh utility daya pada pelanggan komersial
dan industri. Sistem ini sangat ideal karena utility daya dapat memberikan daya satu fase
atau tiga fase pada sistem empat kawat itu.
Pada altenator tiga fase yang dihubungkan bintang, tegangan fase ke netral sama
dengan tegangan yang dibangkitkan pada tiap kumparan. Tegangan fase kefase
diperoleh dengan mengalihkan tegangan fase ke netral dengan 1,73 karena kumparan
kumparan disusun letaknya 120 listrik satu sama lain.
Dengan beban tiga fase yang dihubungkan pada alternator, arus pada linsama
dengan arus pada lilitan kumparan (fase).

Gambar 6-8 menggambarkan hubungan alternator delta. Pada system tigafase


hubungan delta, tegangan yang diukur antara setiap dual in sama dengantegangan yang
dibangkitkan pada lilitan kumparan.
V lin ke lin = V kumparan (fase)
Hal ini karena tegangan sedang diukur langsung antara lilitan kumparan.
Meskipun demikian, kumparan terletak 120 derajat listrik satu sama lain seperti pada
sistem hubungan bintang. Oleh karena itu, arus lin akan merupakan jumlah
vector antara dua arus kumparan. Dengan beban tiga fase yang dihubungkan pada
alternator, arus lin sama dengan 1,73 kali arus kumparan.
I lin = 1,73 X I kumparan (fase)
Energi mekanis harus diberikan pada poros jangkar generator untuk memutar dan
menghasilkan listrik. Sumber energi mekanis ini disebut penggerak utama (prime
mover). Alternator yang digerakan mesin umumnya digunakan untuk menyediakan daya
darurat pada waktu ada kegagalan daya.
Penggerak utama pada alternator on-site dapat digerakan dengan bensin, diesel,
atau mesin dengan bahan bakar gas. Kadang kadang perlu untuk menambah
generator lain secara paralel untuk menambah total daya yang ada. Sebelum dua
generator tiga fase kondisi berikut harus dipenuhi:
- Urutan fase harus sama
- Tegangan terminal harus sama
- Tegangan harus sefase
- Frekuensi harus sama
Apabila dua generator berfungsi sehingga syarat syarat itu terpenuhi, maka
kedua generator itu dikatakan dalam keadaan sinkron. Operasi membuat untuk mesin
menjadi sinkron disebut penyinkronan. Ini umumnya dicapai dengan pengaturan kontrol
dan memonitor perlengkapan.
Kogenerasi (gambar) adalah produksi simultan dari listrik dan energi panas dari bahan
bakar tunggal.

Listrik dan panas yang dihasilkan oleh sistem digunakan untuk menaikan efisiensi
keseluruhan menjadi 80% atau lebih tinggi, ini jauh berbeda dengan efisiensi dari station
pembangkit dengan bahan bakar arang, yang hanya sekitar 30% dimana banyak energi
panas yang hilang. Pada aplikasi dimana ada kebutuhan listrik dan air panas yang
konstan, harga daya yang dihasilkan dapat jauh lebih rendah dibandingkan yang dijual
oleh utility.
2.4 Jenis-Jenis Generator Arus Searah

Gambar 4.1 Diagram Jenis-Jenis Generator Arus Searah

2.4.1 Generator DC Tanpa Penguat Medan


2.4.2 Generator DC dengan Penguat Medan
2.4.2.1 Generator Penguatan Terpisah (Bebas)
Yaitu generator yang penguatannya berasal dari sumber arus searah luar. Misalnya
baterai. Jika generator dihubungkan dengan beban, maka hubungan yang didapat
adalah:
Vf = If Rf
Ea = Vt + IaRa
Tenaga keluar P = VtIL
Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan medannya
dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari mesin.
Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan
Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan
induksi akan dibangkitkan pada generator.

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator,
maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah:
Vf = If Rf
Ea = Vt + IaRa
Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator, yaitu :
a. Tegangan jepit (V)
b. Arus eksitasi (penguatan)
c. Arus jangkar (Ia)
d. Kecepatan putar (n)
2.4.2.2 Generator Penguatan Sendiri
Generator pengautan sendiri adalah arus listrik yang dialirkan melalui kumparan penguat

medan Rf yang diambil dari output generator tersebut. Biasanya generator ini dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan penguatan sendiri.
Sebelum dapat bekerja dengan penguatan sendiri, biasanya kutub-kutub magnet harus
diberi penguat untuk mendapatkan remenensi magnet (magnet sisa) dari suatu sumber
lain. Sisa magnet kecil ini membangkitkan tegangan pada jangkar yang selanjutnya
dikembalikan lagi ke dalam belitan medan untuk memperkuat medan magnetnya,
sehingga dengan demikian tegangan yang dibangkitkan dalam jangar akan lebih besar.
Demikian seterusnya hingga didapat tegangan yang cukup.
Ditinjau dari cara-cara menghubungkan lilitan-lilitan medan dengan jangkar dan
rangkaian luar atau jala-jala generator, penguatan sendiri ini dibagi menjadi:
1). Generator Shunt
Ciri utama generator shunt adalah kumparan pengaut medan dipasang parallel terhadap
kumparan jangkar. Untuk generator shunt berlaku hubungan:
Vt = IshRsh = IlZl
Ea = IaRa + Vt
Pa = EaIa
Pout= VtIL

Vt = IfRf
Ea = IaRa + Vt + <Vsi
Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan:
a. Adanya sisa magnetik pada sistem penguat.
b. Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah medan
yang terjadi, memperkuat medan yang sudah ada.
Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya apabila:
a. Sisa magnetik tidak ada
Misal: pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetik adalah pada
generator shunt diubah menjadi generator berpenguatan bebas atau pada generator
dipasang pada sumber arus searah, dan dijalankan sebagai motor shunt dengan
polaritas sikat-sikat dan perputaran nominal.
b. Hubungan medan terbalik
Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga arus medan
tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya dengan hubungan-hubungan
perlu diubah dan diberi kembali sisa magnetik, seperti cara untuk memberikan sisa
magnetik.
c. Tahanan rangkaian penguat terlalu besar
Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan, hingga Rf tidak
berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator kotor.
2). Generator Seri
Pada generator ini kumparan medan diseri dengan kumparan jangkarnya, sehingga
medannya mendapat pengautan jika arus bebannya ada, itu sebabnya generator seri
selalau terkopel dengan bebannya, kalau tidak demikian maka tegangan terminal tidak
akan muncul. Untuk generator seri berlaku hubungan:
Vt = IaRa
Ea = Ia (Ra + Rf) + Vf

Kelemahan generator seri adalah tegangan output (terminal) tidak stabil, karena arus
beban IL berubah-ubah sesuai dengan beban yang dipikul. Hal ini menyebabkan fluks
magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan seri tidak stabil. Keuntungan generator
seri adalah daya output menjadi besar.
3). Generator Kompon
Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri, yang
dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki merupakan
gabungan dari keduanya. Generator kompon bisa dihubungkan sebagai kompon pendek
atau dalam kompon panjang. Perbedaan dari kedua hubungan ini hampir tidak ada,
karena tahanan kumparan seri kecil, sehingga tegangan drop pada kumparan ini ditinjau
dari tegangan terminal kecil sekali dan terpengaruh.
Biasanya kumparan seri dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kumparan seri ini
membantu kumparan shunt, yakni MMF-nya searah. Bila generator ini dihubungkan
seperti itu, maka dikatakan generator itu mempunyai kumparan kompon bantu. Mesin
yang mempunyai kumparan seri melawan medan shunt disebut kompon lawan dan ini
biasanya digunakan untuk motor atau generator-generator khusus seperti untuk mesin
las. Dalam hubungan kompon bantu yang mempunyai peranan utama ialah kumparan
shunt dan kumparan seri dirancang untuk kompensasi MMF akibat reaksi jangkar dan
juga tegangan drop di jangkar pada range beban tertentu. Ini mengakibatkan tegangan
generator akan diatur secara otomatis pasa satu range beban tertentu.
(a) Kompon panjang
Ia = If1 = IL + If2
Ea = Vt + Ia(Ra+ Rf1) + <Vsi
(b) Kompon pendek
Ia = If1 + If2 = IL + If2
Ea = Vt + ILRf1+ IaRa + <Vsi
2.5 Karakteristik Generator Arus Searah
Karakteristik adalah sebuah gambar grafik yang menyatakan hubungan antara dua nilai
listrik yang menentukan sifat sebuah mesin. Karakteristik-karakteristik generator searah
yang penting seperti dijelaskan di bawah ini:
a. Karaktreistik Beban Nol
Yang menyatakan tegangan jepit sebagai fungsi arus medan pada mesin tak berbeban
dan jumlah putaran tetap. Pada beban nol, tegangan jeputan sama dengan GGL.
Apabila dinyatakan dalam fungsi, maka karakteristik beban nol adalah:
V0 = f (Tm)
b. Karakteristik Berbeban
Yang menyatakan tegangan jepitan sebagai arus medan pada pembebanan yang tetap
dan jumlah putaran yang tetap.
VT = f (Im)
c. Karakteristik Luar
Yang menuliskan tegangan jepitan sebagai fungsi arus sebab pada arus medan tetap
dan jumlah putaran tetap.
VT = f (Ia)

d. Karakteristik Pengatur
Yang melukiskan arus medan sebagai fungsi arus beban pada tegangan jepitan dan
putaran tetap.
Im = f (Ia)
e. Karakteristik Hubung Singkat
Yang menggambarkan arus jangkar sebagai fungsi arus medan pada mesin yang
dihubungkan singkat dan putaran yang tetap.
Ia = f (Im)
2.6 Pembangkitan Tegangan Induksi Pada Generator Berpenguatan Sendiri
Di sini akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt dalam
keadaan tanpa beban. Pada saat mesin dihidupkan (S tutup), timbul suatu fluks residu
yang memang sudah terdapat pada kutub. Dengan memutarkan rotor, akan dibangkitkan
tegangan induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi ini mengalirlah
arus pada kumparan medan. Arus ini akan menimbulkan fluks yang memperkuat fluks
yang telah ada sebelumnya. Proses terus berlangsung hingga dicapai tegangan yang
stabil. Jika tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi
lebih kecil. Berarti makin besar tahanan kumparan medan, makin buruk generator
tersebut.
2.7 Reaksi Jangkar
Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak berbeban
merupakan fluks utama. Jika generator dibebani, timbullah arus jangkar. Adanya arus
jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada konduktor tersebut. Dengan menganggap
tidak ada arus medan yang mengalir dalam kumparan medan, fluks ini seperti
digambarkan pada gambar di bawah ini.
Perhatikan pada konduktor yang terletak pada daerah ac, ternyata fluks yang
ditimbulkan arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga fluks
yang terjadi disini menjadi berkurang. Perhatikanlah kemudian konduktor pada daerah
bd, ternyata fluks yang ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks utamanya saling
memperkuat, sehingga fluks yang terjadi di sini bertambah. Fluks total saat generator
dalam keadaan berbeban adalah penjumlahan vector kedua fluks. Pengaruh adanya
interaksi ini disebut reaksi jangkar. Interaksi kedua fluks tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Karena operasi suatu generator arus searah selalu pada daerah jenuh,
pengurangan suatu fluks pada konduktor dibandingkan dengan pertambahan fluks pada
konduktor lain lebih besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Misalnya fluks
sebesar Ox adalah fluks yang dihasilkan tanpa dipengaruhi oleh reaksi jangkar. Misalkan
pula dengan adanya pengaruh reaksi jangkar pertambahan dan pengurangan kuat
medan magnet (ggm) yang terjadi pada konduktor jangkar ac dan bd masing-masing
sebesar B ampere-turn. Dengan demikian seperti terlihat pada gambar di bawah ini,
pertambahan fluks pada konduktor bd hanyalah sebesar xy, sedangkan berkurangnya
fluks pada konduktor jangkar ac sebesar xz, dimana harga xz lebih besar daripada xy.
Oleh karena itu, fluks keseluruhan yang dihasilkan oleh konduktor jangkar akibat adanya
reaktansi jangkar akan selalu berkurang harganya. Berkurangnya fluks ini dinamakan
pendemagnetan.

Bentuk resultan gaya gerak magnet (ggm) akibat mengalirnya arus pada kumparan
jangkar (NCIC) dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Tampak ggmarus jangkar
mengubah bentuk ggm medan utama pada kumparan stator.
Akibat-akibat buruk dari adanya Reaksi Jangkar, yaitu:
1) Terjadi distorsi medan
2) Terjadi loncatan bunga api karena bertambah besarnya tegangan
3) Pada tiap perubahan beban daerah netral magnetik bergeser
4) Terjadi demagnetisasi
Cara-cara untuk membatasi reaksi jangkar, yaitu:
1. Kutub Antara ( Kutub Komutasi)
Bentuknya : Lebih kecil dari kutub-kutub utama
Tujuan : Menempatkan daerah netral magnetic pada tempatnya, sehingga tidak
dipengaruhi keadaan beban dan menentang efek induksi sendiri.
2. Kumparan Kompensasi
Bentuknya : Konsentrasi, ditempatkan pada kutub-kutub utama
Tujuan : Untuk mencegah distorsi (perubahan bentuk) medan karena reaksi jangkar
2.8 Pengukuran Pendemagnetan
Pendemagnetan terjadi akibat adanya reaksi jangkar menyebabkan turunnya
fluks. Sedangkan fluks merupakan fungsi arus medan. Dan reaksi jangkar timbul akibat
adanya arus yang mengalir dalam konduktor jangkar. Jadi, besarnya pendemagnetan
bergantung pada besarnya arus jangkar dan pengaruhnya terlihat pada arus medannya.
Penentuan pendemagnetan dapat dilakukan dengan membaut grafik If sebagai fungsi Ia
pada tegangan hasil pengukuran atau perhitungan.
Grafik yang didapatkan dari perhitungan merupakan grafik dengan pengaruh
pendemagnetan diabaikan. Untuk mendapatkannya, harga Ia dihitung harga Ea. Dari
harga Ea yang didapat ini dan dengan menggunakan kurva pendemagnetan didapatkan
harga If. Perhitungan dilakukan untuk beberapa harga Ia. Dari Ia dan If yang
berpasangan ini dihasilkan suatu grafik seperti terlihat pada gambar di bawah ini yang
bertuliskan tanda hit.
Grafik yang didapatkan dari pengukuran grafik dengan pengaruh pendemagnetan
diikutsertakan. Caranya adalah dengan memasangkan amperemeter pada kumparan
medan dan kumparan jangkarnya. Dengan membaca kedua amperemeter ini diperoleh
suatu grafik seperti terlihat pada gambar di atas yang bertuliskan tanda test.
Harga arus If dihasilkan dari pengukuran lebih besar daripada yang didapatkan
dengan perhitungan untuk Ia yang sama. Selisih antara kedua grafik di atas
menunjukkan besarnya pemagnetan = Fa (dalam ampere). Untuk menyatakan ggm-nya,
tinggal mengalikannya dengan jumlah belitan jangkar. Harga efektif arus medan
didefinisikan sebagai If Fa. Kemudian jika pendemagnetan dan tahanan jangkar
diabaikan didapat grafik yang merupakan garis mendatar (garisputus-putus).
2.9 Kerja Paralel Generator Arus Searah
Untuk memberi tenaga pada suatu beban kadang-kadang diperlukan kerja paralel
dari dua atau lebih generator. Pada penggunaan beberapa buah mesin perlu dihindari
terjadinya beban lebih pada salah satu mesin. Kerja paralel generator juga diperlukan

untuk meningkatkan efisiensi yang besar pada perusahaan listrik umum yang senantiasa
memerlukan tegangan yang konstan. Untuk hal-hal yang khusus sering dinamo
dikerjakan paralel dengan aki, sehingga secara teratur dapat mengisi aki tersebut.

Tujuan kerja paralel dari generator adalah :


- Untuk membantu mengatasi beban untuk menjaga jangan sampai mesin dibebani
lebih.
- Jika satu mesin dihentikan akan diperbaiki karena ada kerusakan, maka harus ada
mesin lain yang meneruskan pekerjaan. Jadi untuk menjamin kontinuitas dari
penyediaan tenaga listrik.
2.10 Hubungan Paralel Generator
Pembagian beban antara generator-generator yang dihubungkan paralel
tergantung pada tegangan sumber masing-masing generator.
Gambar di atas memperlihatkan dua generator shunt yang dihubungkan paralel.
Tegangan jaringnya ditentukan oleh:
U = E1 I1Ra1= E2 I2Ra2
Kalau pada suatu saat arus jaringnya (I1 - I2) sangat kecil, tegangan terminalnya
akan hampir sama dengan tegangan sumbernya. Situasi ini menimbulkan keadaan yang
sangat labil. Kalau tegangan sumber salah satu generator berubah sedikit, ada
kemungkinan generator yang tegangan sumbernya lebih rendah akan bekerja sebagai
motor. Mesin shunt sebagai motor maupun generator memiliki arah putar yang sama.
Supaya generator ini tidak bekerja sebagai motor, biasanya digunakan saklar dengan
otomat arus balik. Otomat ini memiliki sebuah kumparan tegangan dan sebuah
kumparan arus. Medan kedua kumparan ini saling berlawanan. Kalau kumparankumparannya dipilih secara tepat, otomatnya bisa berfungsi sebagai pengaman arus
maksimum maupun pengaman arus balik. Menambahkan sebuah generator pada
jaringan harus dilakukan sebagai berikut:
a. Generator yang akan ditambahkan dijalankan hingga mencapai kecepatan putar
nominalnya.
b. Tahanan pengatur medannya diatur sedemikian hingga tegangan generatornya
menjadi sedikit lebih tinggi daripada tegangan jaring. Tegangannya dapat diperiksa
dengan menggunakan saklar pilih voltmeter.
c. Generator tadi kemudian dihubungkan dengan jaringan. Karena tegangannya sedikit
lebih tinggi daripada tegangan jaring, generator ini tidak akan bekerja sebagai motor.
d. Selanjutnya tahanan pengatur medannya diatur sedemikian hingga generator tersebut
memikul sebagian dari beban jaring. Besar beban generator ini dapat dilihat dari
penunjukan amperemeternya.
2.11 Prinsip Alat Pembagi Beban Generator
Governor beroperasi pada mesin penggerak sehingga generator menghasilkan
keluaran arus yang dapat diatur dari 0% sampai dengan 100% kemampuannya. Jadi
masukan ke mesin penggerak sebanding dengan keluaran arus generatornya atau
dengan kata lain pengaturan governor 0% sampai dengan 100% sebanding dengan arus
generator 0% sampai dengan 100% pada tegangan dan frekuensi yang konstan.
Governor bekerja secara hidrolik/mekanis, sedangkan sinyal masukan dari

keluaran arus generator berupa elektris, sehingga masukan ini perlu diubah ke mekanis
dengan menggunakan elektric actuator untuk menggerakkan motor listrik yang
menghasilkan gerakan mekanis yang diperlukan oleh governor.
Pada beberapa generator yang beroperasi paralel, setelah sebelumnya disamakan
tegangan, frekuensi, beda phasa dan urutan phasanya, perubahan beban listrik tidak
akan dirasakan oleh masing-masing generator pada besaran tegangan dan frekuensinya
selama beban masih di bawah kapasitas total paralelnya, sehingga tegangan dan
frekuensi ini tidak digunakan sebagai sumber sinyal bagi governor.
Untuk itu digunakan arus keluaran dari masing-masing generator sebagai sumber
sinyal pembagian beban sistem paralel generator-generator tersebut. Saat diparalelkan
pembagian beban generator belum seimbang/sebanding dengan kemampuan masingmasing generator. Alat pembagi beban generator dipasangkan pada masing-masing
rangkaian keluaran generator, dan masing-masing alat pembagi beban tersebut
dihubungkan secara paralel satu dengan berikutnya dengan kabel untuk menjumlahkan
sinyal arus keluaran masing-masing generator dan menjumlahkan sinyal kemampuan
arus masing-masing generator. Arus keluaran generator yang dideteksi oleh alat
pembagi beban akan merupakan petunjuk posisi governor berapa persen, atau arus
yang lewat berapa persen dari kemampuan generator. Hasil bagi dari penjumlahan arus
yang dideteksi alat-alat pembagi beban dengan jumlah arus kemampuan generatorgenerator yang beroperasi paralel dikalikan 100 (persen) merupakan nilai posisi
governor yang harus dicapai oleh setiap mesin penggerak utama sehingga
menghasilkan keluaran arus yang proprosional dan sesuai dengan kemampuan masingmasing generator.
2.12 Pemanfaatan Generator
Saat ini, manfaat generator sangat berarti bagi masyarakat, baik yang bergelut di
industri maupun untuk pribadi. Untuk industri, dapat kita ambil contoh generator yang
dipakai pada pusat listrik tenaga uap biasanya berjenis medan putus dan merupakan
sistem udara tertutup. Lain halnya dengan generator pusat listrik tenaga air, yang
mneggunakan sistem udara terbuka, dimana ketika air yang dibendung di dalam waduk
dilepaskan ke dalam jalur yang di dalamnya ada turbin yang terhubung ke poros
generator, sehingga menyebabkan generator tersebut berputar. manfaat generator di
sini ialah putarannya yang menghasilkan listrik.
Pemanfaatan generator untuk sumber daya listrik merupakan pilihan utama dalam
penggunaan generator, karena seperti ketahui bersama bahwa listrik merupakan
kebutuhan yang penting bagi masyarakat. Pada tiap tiap pembangkit listrik tentunya
menggunakan generator sebagai pengubah daya dari mekanis ke listrik.
Generator juga bermanfaat untuk mendapatkan tenaga utama bagi pabrikpabrik
yang bergerak di dunia industri, seperti pada pabrik semen, tekstil, perbengkelan, dan
sebagainya. Jadi, pada intinya manfaat generator sangat berarti bagi masyarakat
terlebih jika generator tersebut menghasilkan listrik.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya mekanis menjadi daya listrik.
Mesin listrik dapat berupa generator dan motor. Berdasarkan arah arusnya, generator
terbagi atas generator arus searah dan generator arus bolak-balik.
Prinsip kerja dari generator arus searah berdasarkan hukum Induksi Farraday
adalah jika sepotong kawat terletak di antara kutub-kutub magnet, kemudian kawat
tersebut digerakkan, maka di ujung kawat ini timbul gaya gerak listrik (GGL) karena
induksi.
Generator arus searah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Generator DC tanpa penguat medan.
2. Generator DC dengan penguat medan.
Untuk memberi tenaga pada suatu beban kadang-kadang diperlukan kerja paralel
dari dua atau lebih generator. Pada penggunaan beberapa buah mesin perlu dihindari
terjadinya beban lebih pada salah satu mesin. Kerja paralel generator juga diperlukan
untuk meningkatkan efisiensi yang besar pada perusahaan listrik umum yang senantiasa
memerlukan tegangan yang konstan.
Governor beroperasi pada mesin penggerak sehingga generator menghasilkan
keluaran arus yang dapat diatur dari 0% sampai dengan 100% kemampuannya. Jadi
masukan ke mesin penggerak sebanding dengan keluaran arus generatornya atau
dengan kata lain pengaturan governor 0% sampai dengan 100% sebanding dengan arus
generator 0% sampai dengan 100% pada tegangan dan frekuensi yang konstan.
Saat ini, manfaat generator sangat berarti bagi masyarakat, baik yang bergelut di
industri maupun untuk pribadi. Untuk industri, dapat kita ambil contoh generator yang
dipakai pada pusat listrik tenaga uap biasanya berjenis medan putus dan merupakan
sistem udara tertutup. Lain halnya dengan generator pusat listrik tenaga air, yang
mneggunakan sistem udara terbuka, dimana ketika air yang dibendung di dalam waduk
dilepaskan ke dalam jalur yang di dalamnya ada turbin yang terhubung ke poros
generator, sehingga menyebabkan generator tersebut berputar. manfaat generator di
sini ialah putarannya yang menghasilkan listrik.
Pemanfaatan generator untuk sumber daya listrik merupakan pilihan utama dalam
penggunaan generator, karena seperti ketahui bersama bahwa listrik merupakan
kebutuhan yang penting bagi masyarakat. Pada tiap tiap pembangkit listrik tentunya
menggunakan generator sebagai pengubah daya dari mekanis ke listrik.
Generator juga bermanfaat untuk mendapatkan tenaga utama bagi pabrikpabrik
yang bergerak di dunia industri, seperti pada pabrik semen, tekstil, perbengkelan, dan
sebagainya. Jadi, pada intinya manfaat generator sangat berarti bagi masyarakat
terlebih jika generator tersebut menghasilkan listrik.
3.2 Saran

Berdasarkan prinsip generator arus searah dalam hukum Induksi Farraday. Bahwa
jika sepotong kawat terletak di antara kutub-kutub magnet kemudian kawat tersebut
digerakkan, maka di ujung kawat ini timbul gaya gerak listrik (GGL) karena induksi. Jadi,
untuk dapat mengimplementasikan prinsip kerja tersebut, pada syaratnya adalah :
Harus ada konduktor (penghantar).
Harus ada medan magnet.
Harus ada gerak atau perputaran dari konduktor pada medan magnetik.
Untuk memperoleh arus searah dari tegangan bolak balik, meskipun tujuan
utamanya adalah pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan
yang dibangkitkan pada kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk
gelombang yang berubah-ubah tersebut karenanya harus disearahkan. Untuk
mendapatkan arus searah dari arus bolak balik, sebaiknya kita menggunakan alat-alat
berikut :
Saklar
Komutator
Dioda

DAFTAR PUSTAKA

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/08/prinsip-dan-manfaat-generator-listrik.html
http://sumberkita.com/generator/#more-1973
http://www.sisilain.net/2011/07/jenis-jenis-generator-fungsi-generator.html
http://www.scribd.com/doc/52743269/Jenis-generator-induksi
http://www.scribd.com/doc/33689894/Generator
http://books.google.co.id/books?id=8MloI7tNXGoC&pg=PA22&dq=jenisjenis+generator&hl=id&sa=X&ei=EOObT7SbIsKtrAfWuax&ved=0CC8Q6AEwAA#v=onepage&q=jenis-jenis%20generator&f=true
http://books.google.co.id/books?id=6BWqzho9GiEC&pg=PA142&dq=jenisjenis+generator&hl=id&sa=X&ei=EOObT7SbIsKtrAfWuax&ved=0CEcQ6AEwBQ#v=onepage&q=jenis-jenis%20generator&f=false

Anda mungkin juga menyukai