Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Tinjauan Teori
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
saluran napas. Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu masuknya benda
asing dari saluran cerna atau saluran napas bagian atas. Yang dimaksud dengan saluran
napas mulai dari tenggorokan, trakhea, bronkhus, bronkhioli sampai ke jaringan paru.
(Guyton, et all. 2008)
Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik,
kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk
menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda
asing ke saluran nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam
saluran nafas. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk
semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan
kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Penularan penyakit batuk melalui
udara (air borne infection). Penyebabnya beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan
sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan batuk. (Yunus, F.
2007)
2.2 Etiologi
Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh :
- Rangsangan mekanis, misalnya asap rokok, debu dan adanya benda asing di saluran
napas
- Adanya perubahan suhu mendadak
- Rangsangan kimiawi, misalnya gas dan bau-bauan
- Adanya peradangan atau infeksi
- Reaksi alergi

2.3 Faktor risiko


- Kebiasaan merokok adalah salah satu penyebab penyakit batuk yang paling umum. Batuk
yang disebabkan karena merokok ini menunjukkan adanya benda asing pada saluran
pernapasan yang membuat organ pernapasan menjadi terganggu. Benda asing yang
dimaksud dalam kasus rokok adalah adanya bahan kimia berbahaya yaitu nikotin yang
dihasilkan oleh asap rokok dan juga kandungan rokok itu sendiri.

- Daya tahan tubuh yang lemah, dapat karena baru sembuh dari sakit atau kondisi lain yang
membuat daya tahan tubuh menjadi lemah
- alergi lingkungan juga dapat menyebabkan batuk hal ini disertai dengan mata gatal dan
berair, bersin dan hidung berair
2.4 Komplikasi
Komplikasi tersering adalah keluhan non spesifik seperti badan lemah, anoreksia, mual dan
muntah. Mungkin dapat terjadi komplikasi-komplikasi yang lebih berat, baik berupa
kardiovaskuler, muskuloskeletal atau gejala-gejala lain. Pada sistem kardiovaskuler dapat
terjadi bradiaritmia, perdarahan subkonjungtiva, nasal dan di daerah anus, bahkan ada yang
melaporkan terjadinya henti jantung. Batuk-batuk yang hebat juga dapat menyebabkan
terjadinya pneumotoraks, pneumomediastinum, ruptur otot-otot dan bahkan fraktur iga.
Komplikasi yang sangat dramatis tetapi jarang terjadi adalah Cough syncope atau Tussive
syncope. Keadaan ini biasanya terjadi setelah batuk-batuk yang paroksismal dan kemudian
penderita akan kehilangan kesadaran selama 10 detik. Cough syncope terjadi karena
peningkatan tekanan serebrospinal secara nyata akibat peningkatan tekanan intratoraks dan
intraabdomen ketika batuk.
Dapus : Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. 11th ed. Jakarta: ECG.
Sylvia A, Wilson LM. 2006. Patofisiologi. Jakarta : ECG.

Anda mungkin juga menyukai