Anda di halaman 1dari 5

Pencernaan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses
sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi
nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel, sel, dan tingkat sub-sel, biasanya pada
hewan.
Pencernaan biasanya dibagi menjadi aktivitas mekanik dan kimia. Dalam kebanyakan
vertebrata, pencernaan adalah suatu proses banyak-tingkat dalam sebuah sistem pencernaan,
setelah ingesti dari bahan mentah, kebanyakan organisme lain. Proses ingesti biasanya
melibatkan beberapa tipe manipulasi mekanik.
Pencernaan dibagi menjadi lima proses terpisah:
1. Injesti: Menaruh makanan di mulut
2. Pencernaan mekanik: Mastikasi, penggunaan gigi untuk merobek dan menghancurkan
makanan, dan menyalurkan ke perut.
3. Pencernaan kimiawi: Penambahan kimiawi (asam, 'bile', enzim, dan air) untuk
memecah molekul kompleks menjati struktur sederhana
4. Penyerapan: Gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan
'lymphatic capallaries' melalui osmosis, transport aktif, dan difusi
5. Penyingkiran: Penyingkiran material yang tidak dicerna dari 'tract' pencernaan melalui
defekasi.
Di belakang proses tersebut adalah gerakan otot di seluruh sistem deglutisi dan peristalsis.

Daftar isi

1 Pencernaan kimiawi
2 Cadangan energi kimiawi
3 Diagram sistem pencernaan manusia
4 Gangguan pencernaan
5 Bacaan lebih lanjut
6 Rujukan
7 Pranala luar

Pencernaan kimiawi
Protein, lemak dan polisakarida yang merupakan senyawa organik dasar yang ditemukan
pada makanan, akan mengalami pencernaan kimiawi untuk mengiris bentuk polimer senyawa
tersebut menjadi bentuk monomer, sebelum dapat digunakan sebagai sumber energi atau
bahan baku untuk sintesis molekul lain.[1]

Tahap pertama pemecahan molekul nutrisi merupakan reaksi enzimatik ekstraselular yang
dilakukan pada saluran pencernaan di luar sel, dan reaksi enzimatik intraselular yang terjadi
di dalam organel khusus, yang disebut lisosom. Protein akan dicerna menjadi asam amino,
polisakarida menjadi glukosa, lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Setelah itu, masingmasing monomer akan diserap ke dalam sitosol untuk memulai proses oksidasi.

Tahap kedua adalah 10 jenjang reaksi dalam proses glikolisis yang terjadi di dalam sitosol,
termasuk pada mikroorganisme anaerob yang tidak mendayagunakan O2 sebagai salah satu
energi penopang. Proses glikolisis terlebih dahulu mengkonversi setiap polimer glukosa
menjadi senyawa metabolit yang kemudian diiris menjadi bentuk monomer dengan 6 atom
karbon, lalu diiris lebih lanjut menjadi dua molekul yang lebih kecil berupa asam piruvat
dengan masing-masing 3 atom karbon.
Untuk setiap monomer glukosa yang teriris, dua molekul ATP akan mengalami hidrolisis
sebagai energi pemicu reaksi, namun empat molekul ATP akan terbentuk pada akhir reaksi.
Dua elektron akan terlepas dari gugus aldehid senyawa intermediat glukosa dengan 3 atom,
gliseraldehid 3-fosfat, oleh oksidasi senyawa NAD+ yang menghasilkan dua molekul NADH,
menjadi asam 3-fosfogliserat, lalu menjadi asam piruvat. Asam piruvat kemudian diserap dari
sitosol ke dalam mitokondria.

Tahap 3 merupakan reaksi katabolisme oksidasi yang terjadi di dalam mitokondria.


Sebelum memasuki siklus asam sitrat, asam piruvat terlebih dahulu dioksidasi oleh enzim
kompleks piruvat dehidrogenase menjadi CO2 dan dua gugus asetil. Kedua gugus asetil
tersebut akan dioksidasi oleh 1 molekul FAD menghasilkan FADH. FADH lalu mendonorkan
dua elektronnya ke dua molekul NAD+ sehingga terbentuk dua molekul NADH dan satu
FAD. Reaksi ini disebut reaksi oksidasi asam piruvat.
Dua gugus asetil yang telah teroksidasi kemudian bereaksi dengan dua koenzim A,
menghasilkan dua molekul asetil-KoA. Masing-masing asetil-KoA akan bereaksi dengan satu
molekul H2O, melepaskan gugus koenzim-A dan masuk ke siklus asam sitrat dengan
mendonorkan dua atom yang tersisa ke senyawa asam oksaloasetat.
Asetil-KoA juga dihasilkan dari oksidasi asam lemak dan asam amino di dalam mitokondria.
Satu periode siklus asam sitrat memproduksi 3 molekul NADH, 1 molekul FADH2 dan 1
molekul GTP.
Siklus asam sitrat juga menghasilkan asam oksaloasetat dan asam ketoglutarat-alfa yang
dilepaskan mitokondria kembali ke dalam sitosol sebagai prekursor sintesis senyawa lain lain
seperti asam amino dalam proses anabolisme.
NADH dan FADH2 akan mengusung dan melepaskan elektron ke rantai transpor elektron
pada membran mitokondria bagian dalam. Elektron yang terlepas akan menarik ion H+ dari
sitosol mendekati ke arah membran mitokondria bagian luar. Daya tarik antara keduanya
akan berfungsi sebagai energi seperti baterai yang digunakan, antara lain, bagi GTP untuk
mendonorkan gugus fosfatnya ke ADP dan menghasilkan ATP melalui proses fosforilasi

oksidatif, yang mengonsumsi molekul O2 dan lambat laun menghasilkan H2O oleh karena
reaksi kemiosmosis.
Melalui sintesis ATP, energi yang didapat dari pengirisan glukosa dan asam lemak
didistribusikan kembali sebagai paket energi kimiawi untuk digunakan di bagian sel yang
lain. Paling tidak sekitar setengah dari keseluruhan energi yang didapat dari konversi global
glukosa dan asam lemak menjadi H2O dan CO2 digunakan untuk menggerak reaksi Pi + ADP
ATP. Sisa energi akan dilepaskan sel dalam bentuk panas agar tubuh menjadi hangat.

Cadangan energi kimiawi


Semua organisme perlu untuk memelihara rasio ATP:ADP yang cukup tinggi demi
kelangsungan metabolisme selular. Namun hewan hanya memiliki kesempatan periodik
untuk mendapatkan asupan nutrisi, dan tumbuhan harus dapat mempertahankan metabolisme
melewati saat malam yang tidak diterangi cahaya matahari, sehingga tidak terdapat
kemungkinan dilakukan fotosintesis. Untuk alasan ini, baik tumbuhan maupun hewan
mengkonversi gula dan lemak menjadi bentuk khusus untuk cadangan energi metabolisme.
Hewan akan membuat cadangan energi dengan mengkonversi asam lemak menjadi
triasilgliserol untuk disimpan di dalam adiposit, sebagai cadangan jangka panjang, dan
mengkonversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di dalam sitoplasma sebagai
cadangan jangka pendek. Ketika dibutuhkan lebih banyak ATP, sel akan mengkonversi
glikogen menjadi glukosa-1 fosfat sebelum dapat diproses lebih lanjut dengan lintasan
glikolisis.

Diagram sistem pencernaan manusia

Diagram sistem
pencernaan manusia
1. pelenjaran ludah
2. Parotis
3. Submandibularis
(bawah rahang)
4. Sublingualis (bawah
lidah)
5. Rongga mulut
6. Tekak / Faring
7. Lidah
8. Kerongkongan /
Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. Usus dua belas jari
(duodenum)
15. Saluran empedu
16. Usus besar / Kolon
17. Kolon datar
(transverse)
18. Kolon naik
(ascending)
19. Kolon turun
(descending)
20. Usus kecil (ileum)
21. Sekum
22. Umbai cacing
23. Poros usus / Rektum
24. Anus

Gangguan pencernaan
Gangguan yang biasanya menyerang sistem pencernaan antara lain diare, sembelit, masuk
angin, panas dalam, maag, dan tifus.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencernaan

Anda mungkin juga menyukai