Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

I.

Nomor Percobaan

:V

II. Nama Percobaan

: Analisa Karbohidrat (Glukosa) Metode Luff Schoorl

III. Tujuan Percobaan

: Dari percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu


menganalisa kandungan glukosa dari suatu bahan
menggunakan metode Luff Schoorl

IV. Dasar Teori


Karbohidrat adalah senyawa polohidrat aldehid atau polihidroksi keton.
Nama karbohidrat berasal dari kata Hydrate de carbon yang artinya karbon (C)
yang mengalami hidrasi, oleh karena itu rumus empiris gologan senyawa tersebut
adalah Cn(H2O)n. n merupakan angka bulat pada umumnya dari 3 hingga 7 dan
yang paling banyak diantaranya 5 dan 6. Berikut beberapa struktur dasar
monosakarida:

Senyawa karbohidrat sangat banyak jenisnya, mulai dari molekul yang


sederhana sampai pada molekul kompleks. Karbohidrat di alam dalam jumlah
besar, terutama dalam tumbuh-tumbuhan yang berkisar 60-90% dari bahan
padatnya. Pengelompokkan karbohidrat berdasarkan gula sederhana penyusunnya
adalah: monosakarida, disakarida, trisakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan bagian utama
kalori total yang dikonsumsi manusia dan bagi kebanyakan kehidupan hewan,

seperti juga bagi berbagai mikroorganisme. Karbohidrat juga merupakan pusat


metabolisme

tanaman

hijau

dan

organisme

fotosintetik

lainnya

yang

menggunakan energi solar untuk melakukan sintesa karbohidrat dari CO2 dan
H2O. Sejumlah besar pati dan karbohidrat lain yang dibuat oleh fotosintesis
menjadi energi pokok dan sumber karbon bagi sel non-fotosintetik pda hewan,
tanaman, dan dunia mikrobial.
Karbohidrat mempunyai fungsi biologi penting lainnya. Pati dan
glikogen berperan sebagai penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat yang
tidak larut berperan sebagai unsur struktural dan penyangga di dalam dinding sel
bakteri dan tanaman, dan pada jaringan pengikat dan dinding sel organisme
hewan. Karbohidratlain berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai
senyawa perekat diantarasel, dan senyawa pemberi spesifitas biologi pada
permukaan sel hewan.
Terdapat tiga golongan utama karbohidrat: monosakarida, oligosakarida,
dan polisakarida (kata sakarida: diturunkan dari bahasa Yunani yangberarti gula).
Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi
aldehid atau keton. Monosakarida yang paling banyak di alam adalah D-glukosa
6-karbon. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos, sedikit) terdiri dari rantai
pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.
Diantaranya, yang paling adalah disakarida,yang mempunyai dua unit
monosakarida. Teristimewa adalah sukrosa atau gula tebu, yang terdiri dari gula
D-glukosa 6-karbon dan D-fruktosa yang digabungkan dengan ikatan kovalen.
Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit tidak terdapat
secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai samping polipeptida pada
glikoprotein dan proteoglikan.
Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau
ribuan unit monosakarida. Beberapa polsakarida, seperti selulosa, mempunyai
rantai linear. Sedangkan yang lain, seperti glikogen, mempunyai rantai bercabang.
Polisakarida yang palingbanyak dijumpai, pada dunia tanaman, yaitu pati dan
selulosa, terdiri dari unit berulang D-glukosa, tetapi senyawa-senyawa ini berbeda

dalam hal cara unit D-glukosa dikaitkan satu dengan yang lain. Nama semua
monosakarida dan disakarida yang umum berakhir dengan akhiran osa.
Monosakarida tidak berwarna, merupakan kristal padat yang bebas larut
di dalam air, tetapi tidak larut di dalam pelarut non polar. Kebanyakan
mempunyai rasa manis. Monosakarida yang umum dikenal mempunyai rumus
empiris (CH2O)n, dimana n = 3 atau jumlah yang lebih besar lainnya. Kerangka
monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu
diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen,membentuk
gugus karbonil; masing-masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus
hidroksil. Jika gugus karbonil berada pada ujung rantai karbon, monosakarida
tersebut adalah suatu aldehida dan disebut suatu aldosa; jika gugus karbonil
berada pada posisilain, monosakarida tersebut adalah suatu keton dan disebut
sebagai ketosa. Monosakarida yang paling sederhana adalah kedua triosa 3karbon: gliseraldehida, suatu aldosa, dan dihidroksiaseton, suatu ketosa.
Monosakarida yang memiliki 4, 5, 6, dan 7 atom karbon pada
kerangkanya disebut berturut-turut: tetrosa, pentosa, heksosa,dan heptosa.
Masing-masing senyawa ini berada dalam dua kelompok: aldotetrosa dan
ketotetrosa, aldopentosa dan ketopentosa, dan sebagainya. Golongan heksos,yang
mencakup

aldoheksosa

D-glukosa,

dan

ketoheksosa

D-fruktosa,

adalah

monosakarida yang paling banyak dijumpai di alam. Golongan aldopentosa Dribosa dan 2-deoksi-D-ribosa adalah komponen asam nukleat.
Monosakarida segera mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti
ferisianida, hidrogen peroksida, atau ion kupri (Cu2+). Pada reaksi seperti ini, gula
dioksidasi pada gugus karbonil, dan senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi.
Glukosa dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa pengoksidasi disebut
gula pereduksi. Sifat ini berguna dalam analisa gula. Dengan mengukur jumlah
dari senyawa pengoksidasi yang tereduksi oleh suatu larutan gula tertentu, dapat
dilakukan pendugaan konsentrasi gula. Dengan cara ini, darah dan air seni dapat
dianalisa kandungan gulanya pada diagnosa diabetes mellitus. Penderita penyakit
ini menunjukkan tingkat gula darah yang tinggi secara abnormal, dan pengeluaran
gula pada air seni yang berlebih (Lehninger, 1982).

Penentuan glukosa hasil dapatdihasilkan dengan salah satu metode


misalnya metode Luff Schoorl. Prinsip kerja metode ini adalah hidrolisis
karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu+.
Kelebihan Cu2+ dapat dititrasi secara iodometri. Analisa dengan metode Luff
Schoorl didasarkan pada banyaknya kuprioksida dalam larutan sebelum
direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan
sampel gula reduksi (titrasi sampel). Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel
ekivalen dengan kuprioksida yang terbentuk, dan juga ekivalen dengan jumlah
gula reduksi yang ada di dalam larutan (Akuan, 2009).
Adapun reaksi yang terjadi dalam penentuan gula secara Luff Schoorl
dapat ditulis sebagai:
R-COH

Cu2O + R-COOH

H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O


CuSO4 + 2KI

Cu2I2

I2 + Na2S2O3

Na2S4O6 + NaI

Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat. Cara ini mula-mula


kuprioksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dan garam K-iodida.
Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya kuprioksida.
Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi dengan menggunakan natrium
tiosulfat.untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup, maka diperlukan indikator
amilum. Apabila larutan berubah warnanya dari biru menjadi putih, adalah
menunjukkan bahwa titrasi sudah selesai (Sari, 2010).
Metode pengukuran glukosa ini juga terbagi dalam beberapa metode,
yaitu metode kimia, metode enzimatik, dan secara strip. Sebagian besar
pengukuran dengan metode kimia yang didasarkan atas kemampuan reduksi
sudah jarang dipakai karena spesifitas pemeriksaan yang kurang tinggi. Beberapa
kelemahan atau kekurangan dari metode kimia adalah memerlukan langkah
pemeriksaan yang panjang dengan pemanasan, sehingga memungkinkan
terjadinya kesalahan besar bila dibandingkan dengan metode enzimatik. Metode
enzimatik pada pemeriksaan gula darah memberikan hasil dengan spesifitas yang
tinggi, karena hanya glukosa yang terukur (Akuan, 2009).

Anda mungkin juga menyukai