Bundel Biokim
Bundel Biokim
BIOKIMIA
I.
Nomor Percobaan
:V
tanaman
hijau
dan
organisme
fotosintetik
lainnya
yang
menggunakan energi solar untuk melakukan sintesa karbohidrat dari CO2 dan
H2O. Sejumlah besar pati dan karbohidrat lain yang dibuat oleh fotosintesis
menjadi energi pokok dan sumber karbon bagi sel non-fotosintetik pda hewan,
tanaman, dan dunia mikrobial.
Karbohidrat mempunyai fungsi biologi penting lainnya. Pati dan
glikogen berperan sebagai penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat yang
tidak larut berperan sebagai unsur struktural dan penyangga di dalam dinding sel
bakteri dan tanaman, dan pada jaringan pengikat dan dinding sel organisme
hewan. Karbohidratlain berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai
senyawa perekat diantarasel, dan senyawa pemberi spesifitas biologi pada
permukaan sel hewan.
Terdapat tiga golongan utama karbohidrat: monosakarida, oligosakarida,
dan polisakarida (kata sakarida: diturunkan dari bahasa Yunani yangberarti gula).
Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi
aldehid atau keton. Monosakarida yang paling banyak di alam adalah D-glukosa
6-karbon. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos, sedikit) terdiri dari rantai
pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.
Diantaranya, yang paling adalah disakarida,yang mempunyai dua unit
monosakarida. Teristimewa adalah sukrosa atau gula tebu, yang terdiri dari gula
D-glukosa 6-karbon dan D-fruktosa yang digabungkan dengan ikatan kovalen.
Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit tidak terdapat
secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai samping polipeptida pada
glikoprotein dan proteoglikan.
Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau
ribuan unit monosakarida. Beberapa polsakarida, seperti selulosa, mempunyai
rantai linear. Sedangkan yang lain, seperti glikogen, mempunyai rantai bercabang.
Polisakarida yang palingbanyak dijumpai, pada dunia tanaman, yaitu pati dan
selulosa, terdiri dari unit berulang D-glukosa, tetapi senyawa-senyawa ini berbeda
dalam hal cara unit D-glukosa dikaitkan satu dengan yang lain. Nama semua
monosakarida dan disakarida yang umum berakhir dengan akhiran osa.
Monosakarida tidak berwarna, merupakan kristal padat yang bebas larut
di dalam air, tetapi tidak larut di dalam pelarut non polar. Kebanyakan
mempunyai rasa manis. Monosakarida yang umum dikenal mempunyai rumus
empiris (CH2O)n, dimana n = 3 atau jumlah yang lebih besar lainnya. Kerangka
monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu
diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen,membentuk
gugus karbonil; masing-masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus
hidroksil. Jika gugus karbonil berada pada ujung rantai karbon, monosakarida
tersebut adalah suatu aldehida dan disebut suatu aldosa; jika gugus karbonil
berada pada posisilain, monosakarida tersebut adalah suatu keton dan disebut
sebagai ketosa. Monosakarida yang paling sederhana adalah kedua triosa 3karbon: gliseraldehida, suatu aldosa, dan dihidroksiaseton, suatu ketosa.
Monosakarida yang memiliki 4, 5, 6, dan 7 atom karbon pada
kerangkanya disebut berturut-turut: tetrosa, pentosa, heksosa,dan heptosa.
Masing-masing senyawa ini berada dalam dua kelompok: aldotetrosa dan
ketotetrosa, aldopentosa dan ketopentosa, dan sebagainya. Golongan heksos,yang
mencakup
aldoheksosa
D-glukosa,
dan
ketoheksosa
D-fruktosa,
adalah
monosakarida yang paling banyak dijumpai di alam. Golongan aldopentosa Dribosa dan 2-deoksi-D-ribosa adalah komponen asam nukleat.
Monosakarida segera mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti
ferisianida, hidrogen peroksida, atau ion kupri (Cu2+). Pada reaksi seperti ini, gula
dioksidasi pada gugus karbonil, dan senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi.
Glukosa dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa pengoksidasi disebut
gula pereduksi. Sifat ini berguna dalam analisa gula. Dengan mengukur jumlah
dari senyawa pengoksidasi yang tereduksi oleh suatu larutan gula tertentu, dapat
dilakukan pendugaan konsentrasi gula. Dengan cara ini, darah dan air seni dapat
dianalisa kandungan gulanya pada diagnosa diabetes mellitus. Penderita penyakit
ini menunjukkan tingkat gula darah yang tinggi secara abnormal, dan pengeluaran
gula pada air seni yang berlebih (Lehninger, 1982).
Cu2O + R-COOH
Cu2I2
I2 + Na2S2O3
Na2S4O6 + NaI