OLIVIN [(Mg,Fe)2SiO4]

Mineral olivin (sebagai batu mulia yang biasanya disebut juga peridot atau
krisolit) adalah mineral magnesium besi silikat dengan rumusan kimianya adalah
(Mg,Fe)2SiO4. Penamaan olivin didasarkan pada warnanya yang hijau seperti zaitun
(dianggap sebagai hasil dari bekas nikel), walaupun dapat berwarna kemerah-merahan
sebagai hasil dari perkaratan besi. Mineral olivin mempunyai sistem kristal ortorombik,
tidak mempunyai belahan, kekerasan antara 6,5 7 skala mohs. Berat jenisnya berkisar
dari 3,27 4,37 gr/cm3 dan mempunyai kilap kaca.
Dalam persenyawaan olivin, rasio antara magnesium dan besi bervariasi, disebut
forsterit bila magnesiumnya dominan ataupun fayalit bila besi dominan. Komposisi
olivin umumnya dinyatakan sebagai presentase molar forsterit (Fo) dan fayalit (Fa)
(contoh: Fo70Fa30). Forsterit memiliki titik lebur yang sangat tinggi dalam tekanan
atmosfer, yaitu mencapai 1900 C, tetapi fayalit memiliki titik lebur yang lebih rendah
yaitukira-kira 1200 C. Titik lebbur bervariasi antara kedua pembentuknya,
sebagaimana sifat-sifat lainnya. Olivin bisa menggabungkan unsur selain oksigen,
silikon, magnesium, dan besi; hanya dal jumlah yang sedikit. Umunya mangan dan
nikel merupakan unsur tambahan dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Olivin
mempunyai kelompok mineral dengan struktur terkait (kelompok olivine), yang
meliputi tephorite (Mn2SiO4), monticellite (CaMgSiO4) dan kirschsteinite (CaFeSiO4).
Struktur kristal olivin menggabungan aspek orthorombik kisi P Bravais, yang timbul
dari setiap unit silika (SiO4) yang bergabung dengan logam kation divalent dengan
masing-masing oksigen dalam SiO4 mengikat 3 ion logam. Sehingga olivin memiliki

struktur seperti spinel mirip dengan magnetit tetapi menggunakan satu quadravalent dan
dua kation divalent M2+ 2M+4 O4 bukan dua trivalent dan divalent satu kation.
Olivin yang kaya Mg memiliki kestabilan tekanan yang setara dengan
kedalaman sekitar 410 km di dalam bumi. Karena dianggap mineral paling melimpah di
dalam mantel bumipada kedalaman dangkal, sifat olivin memiliki pengaruh yang lebih
dominan pada realogi dari bagian bumi dan karenanya pada aliran padat yang
mendorong lempeng tektonik. Percobaan telah mendokumentasikan bahwa olivine pada
tekanan tinggi (misalnya 12 GPa, tekanan pada kedalaman sekitar 30 km) dapat
mengandung setidaknyasekitar 8900 bagian per 1 juta (berat) air, dan bahwa isi air yang
drastis mengurangi olivin aliran padat, apalagi karena olivin dari mantel daripada yang
terkandung dalam lautan bumi. Olivin yang kaya akan Mg juga telah ditemukan di
meteorit, Bulan, Mars, dalam debu komet, inti komet serta sebagian pada asteroid
Itokawa, meteorit tersebut termasuk chondtites, koleksi puing-puing dari awal tata
surya, dan pallasites, campuran besi-nikel dan olivin.
Olivin terdapat pada batuan beku mafik dan ultramafik dan sebagian mineral
dasar dari beberapa batuan metamorf. Olivin yang kaya akan magnesium mengkristal
dari magma yang kaya akan magnesium dan rendah silika. Magma itu mengkristal
menjadi batuan mafik seperti gabbo dan basalt. Batuan ultramafik seperti peridotit dan
dunit bisa jadi merupakan sisa yang tertinggal setelah proses ekstresi magma, dan secara
khas mereka lebih diperkaya pada olivin setelah ekstraksi peleburan parsial.
Olivin translucent kadang-kadang digunakan sebagai batu permata yang disebut
peridot (Prancis, peridot adalah olivine). Hal ini juga disebut cempaka (atau krisolit,
dari kata Yuanani untuk emas dan batu). Beberapa permata dari olivin berkualitas telah
diperoleh dari tubuh mantel di pulau zabargad di Laut Merah. Olivin selain popular
digunakan sebagai batu permata juga digunakan untuk perhiasan termasuk cincin,
gekang, kalung dan anting-anting. Dalam bidang industri olivin digunakan sebagai fluks
untuk produksi baja dan juga merupakan bijih penting dari magnesium logam.
Di Indonesia, olivin tersebar di beberapa daerah seperti Sumatera Barat, Aceh,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, NTT, Maluku, Papua Barat dan Papua.