3. dll
SIGMOIDI :
Untuk gigi susu :
Kanan
V
IV
V
IV
III
III
II
II
I
I
Kiri
I
II
I
II
III
III
IV
IV
V
V
RA
RB
I
V
Nomenklatur lain :
I
II
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35
IV
VI
American System
16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Jaringan penyangga gigi :
Jaringan yang menyokong gigi pada tempatnya :
- Pre ginggiva
- Atach ginggiva
- Muco ginggiva line
Gingivitis --> gusi meradang
Periodontitis --> kena lig. periodontium dan
merusak tulang
Pocket : pendalaman sukus gingiva yang patulogis
karena adanya kerusakan epitel attachment
Dapat sampai gusi maupun tulang
Penyebab utama penyakit perio adalah bakteri
yang terdapat pada plague
Plague dapat mudah mengeras karena adanya
calsium dalam saliva --> karang gigi
Kondisi-kondisi dalam mulut yang menunjang
terjadinya kerusakan, contoh : ditambal ketinggian
Karena kalau dibiarkan tekanan pada gigi tersebut
lebih besar sehingga tulang di bawah gigi akan
rusak oleh trauma mekanis. Bahkan kalau saraf
gigi putus --> dapat menjadi abses.
Kondisi sistemis dari pasien, misalnya DM
Penumpukan karang gigi hebat sekali
Pada kondisi gigi sehat, bakteri yang dominant
aerob.
Pada kondisi sakit --> anaerob
1. Kuman Porviro Monas Ginggivalis (Anaerob
yang paling patogen)
2. Adinobacilles
KELENJAR LIUR
25 Januari 2000
Kelenjar liur :
- Major saliva gland
- Minor salive gland
3 sistem pengunyahan :
- Gigi geligi dan jaringan penyangga
- Otot-otot mastikasi
- Sendi TMJ
Gangguan fungsi :
- Aptylalism
- Ptyalism (sialorrhea)
Gerak mastikasi
- Fungsi bicara
- Fungsi mengunyah
- Fungsi estetik
Aplyalism :
Produksi air liur menurun sehingga terjadi
xerostomia
Keadaan ini bisa :
- Temporer --> faktor psikis, obstruksi saluran
napas
- Permanen : tidak ada kelenjar air liur,
penyakit-penyakit sistemik seperti DM, post
menopause
Gejala Klinik
- Rasa kering dalam mulut
- Atropi mukosa mulut
- Mukosa mulut pecah
- Sulit mengunyah / menelan
Kelainan sendi :
Therapy
- Estrogen
- Vitamin B kompleks
Peradangan (infeksi)
Oleh Thoma disebut : Sialodochitis
Archer disebu t: Sialodyctitis
Peradangan ini lebih sering dijumpai
Etiologi disfungsi :
Pafilillary
Cyst.
Ulseratif
Bulosa --> lebih sering
Penyakit Herediter
Laten
Host (sero (+))
Herpetika
Infeksi sekunder
- Bibir
- Mulut
- Kulit
- Gusi
Reaktivasi
- Sinar UV
- Temperatur (dingin - panas)
- Stress
- Keadaan imunologi menurun
Penyakit Virus
- Infeksi Herpes Simplex
- L. varicella - zoster
- Herpargina
- Measles
Cold sores
Fever blisters
LESI ULSERATIF
- Lesi reaktif
- Lesi bakteri : sifilis, GO, TB, MH,
aktinomikosis, NOMA
- Lesi jamur : dalam, subkutan, opportunitis
- Hubungan dengan disfungsi imunologik
- Neoplasma
Infeksi primer H. simplex biasa terjadi pada anakanak. Biasanya saat pergantian gigi, sehingga
anak malas menggosok gigi. Apalagi apabila anak
tersebut sakit (flu misalnya) sehingga daya tahan
tubuh menurun, maka mudah HSV masuk.
Biasanya didahulu oleh varicella terlebih dahulu,
dan HSV dorman di ganglion kemudian setelah
bertahun-tahun muncul apabila imun menurun.
Disfungsi Imunologik
- Ulserasi afle --> sariawan
- Sindroma Behcet --> perkembangan dari afle
- Eritroma multiforme
- LE
- Reaksi obat
- Alergi kontak
- Wegeners granulomatosis
- Cydic netropenia
Mucosal burn
- Mukosa terbakar karena orang menaruh
obat di mukosa
- Pada op. kpl ditaruh alkohol konsentrasi
tinggi, betadine
- Makanan panas
Submucosa fibrosa
Gambaran fibrotik di submukosa
Granula forgyce
Kista ginggiva
Parulis
Lipoma
KISTA
27 Januari 2000
KRAMER, 1974
Kista adalah rongga patologis yang berisi cairan,
semi cairan, ataupun seperti gas dan tidak
dibentuk oleh pengumpulan nanah, sering dibatasi
oleh epitel tetapi tidak selalu.
Klasifikasi
- Kista rahang
- Kista yang berhubungan dengan antrum
maxillari
- Kista pada jaringan lunak mulut, muka dan
leher
Pembengkakan gusi
Focal :
- Granuloma
- Fibroma
- Exostosis
- Kista
- Epulis
Hiperplasia luas : dilantin, hormon, leukemia
KISTA RAHANG
1. Epitel
2. Tidak berepitel
Dasar mulut
- Ranula
- Kista dermoid
- Tumor kelenjar saliva
Bibir - mukosa bukal
- Bibir atas : tumor, kista
- Bibir bawah : fibroma, mucocele
- Mukosa bukal : fibroma, tumor, neoplasma
- Hifeolipin --> gusi bengkak luas
Palatum :
- Tumor
- Torus : tonjolan tulang
ad. 1.
Epitel
a. Non odontogenik
- Kista radikular
- Kista residual
- Kista folateral peradangan
- Kista paradental
b. Odontogenik
- Peradangan
- Perkembangan
- Kista yang terjadi pada waktu mau
tumbuh gigi / tidak menjadi gigi tetapi
kista
- Kista primordial
- Kista gingival pada bayi dan dewasa
- perodontal lateralis
- Dentrigerous / folikular
- Erupsi
- Odontogenik berkalsifikasi
C. Sign - Symptom
- Symptom
- Type of onset
- Duration
- Distribution of lession
- Clinical course
- Exogenous modifiers
- Systemic involvement
III. Terapi
Tujuan :
- Menurunkan inflamasi
- (-) sakit dan discomford
- Mempercepat penyembuhan
ad. 2
Non epitel
a. Kista tulang sederhana
(Kista tulang hemoragik soliter traumatik)
b. Kista tulang aneurisma
(bedah mulut)
-
Jenis obat :
- Antibiotik
- Imunomodulator
- Antimikrobiasis
- Supplement dietary
Simptomatik :
- Analgesik
- Anestetikum lokal
Prevensi :
- Antiseptikum
Treatment
- Enucleation
Pengeluaran kista dengan mengerok semua
kista, baik cairan maupun dinding-dindingnya
- Marsupialisation
Cairan kista dikeluarkan, tetapi dinding kista
diharapkan mati karena berhubungan dengan
dunia luar
Contoh Ranula dimarsupialisasi
Cairan diambil, kemudian tempat insisi dimasuki
kassa membentuk bulatan, kemudian tepinya
dijahit dengan daerah sekitarnya. Hati-hati paplica
dekat muara kelenjar liur. Dinding bagian luar
digunting sehingga dasar bola menjadi jaringan
dasar mulut yang berhubungan dengan dunia luar.
Klasifikasi kista odontogenik (menurut WHO
1992)
- Developmental
- Dentigerous (fetricular cyst)
- Eruption cyst (erruption hematoma)
- Odontogenic ceratocyst
- Gingival cyst of newborn
- Gingival cyst of the adult
- Lateral periodental cyst
- Calcifying odontogenic cyst
- Glandular odontogenic cyst
- Imflammatory
- Radicular
- Residual - radikular cyst
- Paradental cyst
Developmental cyst
Merupakan suatu pertumbuhan yang lain akibat
pertautan yang tidak sempurna menjadi kista.
- Globula maxilary cyst, antara premaxilla
dengan nasal di daerah insisi
- Palatal cyst of newborn (eipstein pearls, bohns
nodules)
- Nasolabial cyst (nasoalveolar cyst)
- Nasopalatine duct syst (insisive canal syst)
- Median palatine cyst
NEOPLASMA
Predisposisi faktor :
- Herediter
- Kemikal
- Virus
- Thermis
- Sifilis
- Radiasi
- Mekanikal
- Malnutrisi
- Alkohol
- Rokok
- Emis
A. Jinak / benign
Epulis, fibroma, ameloblastoma, hemangioma,
lipoma, papiloma
B. Ganas / maligna
Fibrosarkoma, osteosarkoma
Perbedaan
Jinak / benigna
Padat
Berkapsul
Tumbuh lambat
Tidak bermetastasis
Tidak residif
Tidak fatal
Ekspansif
Ganas / maligna
Padat
Tidak berkapsul
Tumbuh cepat
Metastasis
Residif
Fatal
Infiltratif
Penegakkan diagnosa
1. Anamnesa
2. Klinik :
- Inspeksi
- Palpasi
- Functie aspirasi
3. Radiologis
- PA
- AP
- Lateral
- Panoramic
4. Patologi anatomik
- Eksisi biopsi --> massa diambil seluruhnya
--> biopsi
- Insisi --> massa diambil sebagian (sebagian
jaringan tumor, sebagian jaringan sehat)
--> biopsi
Tumor
odontogenik
epitelium
tanpa
odontogenik ektomesenkim
1. Ameloblastoma
(multi,
uni
cystic,
peripheral)
2. Calcifying epithelial O.T. / tumor Pinborg
3. Squamous O.T.
4. Clear cell odontogenic Ca
Tumor
odontogenik
epitelium
dengan
odontogenik ektomesenkim dengan atau tanpa
formasi jaringan keras gigi
1. Ameloblastoma fibroma
2. Ameloblastik fibro - odontoma
3. Ameloblastik fibrosarkom
4. Adenomatoid odontogenik
5. Odonto ameloblastoma
6. Complex odontoma
7. Compound odontoma
Tumor odontogenik epithelial dengan atau
tanpa termasuk odontogenik epithelium
1. Fibroma
- Peripheral
- Odontogenidc
- Glanular cell
2. Myxoma
- Osteogenic
- Odontogenic
3. Cementoblastoma (true cementoma)
TUMOR
Definisi
Pertumbuhan baru dari jaringan yang :
- Tidak normal
- Bertambah besar
- Terus menerus
- Tidak terkontrol
- Tidak anatomis
- Tidak fisiologis
Macam-macamnya :
1. Epulis fibromatosa
- Warna sama dengan jaringan sekitarnya
- Bisa bertangkai / tidak
Etiologi :
Tidak diketahui
THERAPY
1. Eksisi / ekstirpasi : wide surgical excission
2. Cauterisasi jaringan
- Stop perdarahan
- Membunuh kuman
- Mematikan sel-sel tumor
3. Sinar laser, kemungkinan efek samping
Pembagian :
1/3 bawah : mandibula dengan gigi-giginya
1/3 tengah : bagian muka, oleh karena ia fondasi
dari gigi-gigi yang diatas
1/3 atas : otak (di luar bdg gigi)
TUMOR GANAS
Berasal dari :
Epitel / ektoderm
- Jika berasal dari epitel ektoderm --> caranoma
- Jika berasal dari mesoderm --> sarcoma
ABC :
A (Airway obstruction)
B (Breathing)
C (Circulation)
A. Airway Obstruction
1. Tersumbatnya jalan nafas pada hidung dan
mulut disebabkan adanya bekuan darah,
muntahan, air ludah, patahan tulang, gigi dan
gigi tiruan
2. Tertutupnya nasopharynx dan oropharynx ec.
jatuh ke belakangnya lidah dan perlekatannya
pada patahan symphyscal tulang mandibula
3. Tertutupnya oronasopharynx ec. jatuh ke
belakangnya perpindahan patahan tulang
mandibula
Lokasi :
Bibir, lidah, dasar mulut, pipi
Gambaran oral malignant neoplasma
1. Kronik ulcer tanpa batas yang jelas
2. Pembengkakan tanpa batas yang jelas, tanpa
kemerahan (seperti radang)
3. Cepat dan tidak terduga, goyang gigi, destruksi
tulang, fraktur tulang rahang tidak terduga
oleh karena trauma kecil
4. Tanda-tanda infilitrasi -- organ jauh dari
penyebab keterbatasan gerak orang tersebut
5. Terlibatnya saraf terdekat : pain, anestesia atau
paralisa
6. Terlibatnya tanda-tanda duktus salivatorius /
obstruksi
7. Perdarahan ringan berulang-ulang
Secara khusus :
1. Fraktur maxilla
2. Fraktur mandibula
1. Fraktur maxilla
- Dental fraktur
- Dento alveolar fraktur
- Nasal fraktur
- Zygomatic fraktur
- Le Fort I
- Le Fort II
- Le Fort III
3. Fraktur mandibula
- Dental fraktur
Rontenographic examination
A. Lateral (oblique) foto (views) mandibula
(eisler) pada :
- Ramus mandibula
- Angulus mandibula
- Body mandibula s/d foramen mentalis
B. PA (Posterior - Anterior) Foto mandibula
- Daerah symphisis, dll
C. Intra oral occlusal foto
D. PA foto (Towne Projections)
E. PA (Waters photo)
F. Schuller foto (TMJ Foto)
G. Panoramic foto
H. Dental
Beda :
Penyebabnya :
- Berasal dari gigi
- Infeksi
pada
daerah
tersebut
dapat
mengganggu airway (respiratory tract) -->
Letaknya
Therapy :
- Antibiotika dan analgetika
- Insisi bila fluktuasi sudah (+) --> ekstrasi
gigi penyebab
2. Sub lingual abcess
Klinis :
- Pembengkakan daerah sublingual
- Lidah terangkat
- Ekstra oral pembengkakan
- Pada sublingual abses --> biasanya perlu
insisi --> kumur-kumur oral antiseptik.
Abses akan pecah karena mukosa tipis
--> perawatan --> ekstrasi gigi penyebab
3. Sub mental abcess :
- Pembengkakan pada daerah submental,
hyperemis
- Palpasi dan nyeri tekan (+)
- Trismus (+/-)
PATOGENESIS
M1 caries --> gangiena pulpa --> perodontitis -->
dento alveolar abses --> sumber penjalaran infeksi
regio fasial (dentogen)
- Dento alveolar abses --> penjalaran
- Dalam tulang rahang dapat ke arah lingual
(A), di atas perlekatan m. mylohyoid
(sublingual abses) (B) di bawah m. mylohyoid
(submanol, submental abses)
Therapy :
Antibiotik dan analgetika --> insisi bila
fluktuasi --> perawatan / ekstrasi gigi
penyebab
Extra oral :
- Pembengkakan pada daerah submandibula,
sub mentalis --> keras seperti papan, warna
merah kecoklatan
- Batas-batas tidak jelas
- Palpasi dan nyeri tekan (+)
Intra oral :
- Trismus sedang
- Lidah terangkat --> dapat menutupi airway
- Gigi penyebab periodontitis berat
Terapi :
- Antibiotik dosis tinggi
- Perbaiki keadaan umum --> posisi tidur
semi redining
- Insisi bila keadaan memungkinkan
(submental, sublingual, sumbandibula)
trough dan trough
- Perawatan gigi penyebab --> ekstrasi
10
11
IV. Atrisi
Pengurangan lapisan gigi dimulai segera
setelah gigi mencapai oklusi
V. Resorbsi akar
Dihubungkan dengan pertumbuhan gigi tetap
pengganti gigi sulung --> merangsang
aktivitas osteoclast.
Ekspoliasi :
Goyahnya kedudukan GS dalam tulang alv. -->
karena proses resorpsi akar gigi sulung
Asal gigi :
Sel ektoderm dan mesoderm
Fungsi sel ektodermal :
--> akan lenyap setelah menjalankan fungsi :
1. Membentuk enamel
2. Merangsang terbentuknya odontoblast
3. Determinasi bentuk mahkota akar
II
II
7,5
6
III
III
IV
IV
V
V
18
16
14
12
24
20
9
7
I. Pertumbuhan
+- minggu ke IV - VI I.U.
A. Inisiasi (Bud stage / tunas)
Permulaan pembentukan tunas gigi dari
sel-sel lapisan basal oral epithelium -->
terjadi proliferasi sel --> penebalan sel
ektoderm
B. Proliferasi (Ap Stage / topi)
Minggu ke 6 - 10 I.U.
Terjadi proliferasi sel mesoderm di struktur
sel ektoderm --> terjadi invaginasi ke arah
sel ektoderm.
Dental lamina :
Setiap lengkung tapal kuda terdapat 10
benih gigi sulung.
C. Histodiferensiasi (Bell stage)
- Perubahan bentuk
- Inner epithelium --> ameloblast
- Outher epithelium --> odontoblast
- Pembentukan tunas gigi tetap sebelum
lingual
D. Morphodiferensiasi :
Mendisain ukuran + bentuk mahkota +
akar gigi
E. Aposisi
Peletakan matrix enamel dan dentin
II. Kalsifikasi
Mineralisasi : pengerasan matrix
Segera setelah aposisi --> presipitasi garam
kalsium
Maturasi : segera setelah mineralisasi dan
berlangsung setelah gigi erupsi.
III. Erupsi
Migrasi gigi ke dalam rongga mulut
1
1
2
2
7-8
6-7
4
3
8-9
7-8
3
4
5
5
10 - 11
9 - 10
7
7
11 - 12
10 - 12
10 - 12
11 - 12
12 - 13
11 - 13
Gigi sulung :
1. Mulai kalsifikasi : 4 - 6 bulan I.U.
2. Erupsi : 6 - 24 bulan
3. Akar terbentuk sempurna : +- 1 tahun setelah
erupsi
4. Tanggal / lepas : 6 - 11 tahun
12