TUJUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
Dalam suatu industri yang termasuk kompleks, kebutuhan akan pengendalian sistem
biasanya tidak bisa dipenuhi oleh alat pengendalian individual seperti alat pengendalian
proporsional, integral (alat pengendalian derivatif (D) tidak bisa berdiri sendiri) saja. Untuk
memenuhi kebutuhan ini, biasanya, dilakukan dengan mengkombinasi beberapa alat
pengendalian seperti PI, PD, dan PID. Penggabungan beberapa alat pengendalian yang
mempunyai aksi berlainan ini diharapkan akan dapat saling melengkapi; kelemahan
(keterbatasan) yang satu bisa ditutupi oleh kelebihan yang lain dan dimungkinkan juga
adanya penambahan keuntungan dari kelebihan masing-masing alat pengendalian invidu.
Pada petunjuk praktikum ini akan dibahas alat pengendalian campuran, PI (proportional
integral).
Alat pengendalian proportional integral (PI)
Alat pengendalian proporsional-integral (PI) adalah alat pengendalian hasil
kombinasi dari alat pengendalian proporsional (P) dan alat pengendalian integral (I).
Bentuk matematis alat pengendalian ini merupakan kombinasi penambahan persamaan
pengendalian dari alat pengendalian P dan alat pengendalian I.
jika harga awal dianggap nol, maka transformasi Laplace persamaan di atas adalah :
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa pada alat pengendalian PI, alat
pengendalian proporsional akan mengatasi kelambatan aksi pengendalian integral dan
dengan adanya aksi pengendalian integral akan menghilangkan adanya kesalahan statis
(offset) yang dimiliki alat pengendalian proporsional. Walaupun begitu, untuk memperoleh
keadaan
sistem
yang
optimal
perlu
dilakukan
pengesetan
parameter-parameter
pengendalian (Kp dan TI) secara tepat sesuai dengan obyek yang akan dikontrol (plant).
Untuk memperoleh ketepatan dalam pengesetan ini diperlukan metode tertentu. Namun,
pengesetan parameter bukanlah menjadi obyektif (tujuan) percobaan ini. Disini yang
dipentingkan adalah cara alat pengendalian berfungsi dan untuk melihat beberapa fenomena
akibat pengesetan parameter pengendalian yang ekstrim.
Seperti
pada
percobaan-percobaan
sebelumya,
yang
digunakan
untuk
mensimulasikan plant atau jaringan yang dikontrol adalah jaringan tunda orde kedua.
Untuk dapat memperoleh tegangan step maka tegangan acuan dihubungkan melalui sebuah
saklar On-Off.
BAB III
GAMBAR RANGKAIAN
BAB IV
ALAT DAN BAHAN
BAB V
LANGKAH PERCOBAAN