Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum Proyek
Ada banyak faktor yang mempengaruhi lancarnya pelaksanaan suatu
proyek konstruksi. Salah satunya adalah ketersediaan dana untuk membiayai
pelaksanaan proyek konstruksi. Suatu proyek konstruksi akan sulit terwujud
apabila tidak tersedia cukup dana untuk membiayainya. Sebaliknya, suatu proyek
konstruksi akan berjalan lancar apabila dana yang dibutuhkan terpenuhi.
Besarnya estimasi biaya yang diperlukan untuk merealisasikan suatu
proyek konstruksi harus sudah diketahui terlebih dahulu sebelum proyek berjalan
agar dana yang dibutuhkan untuk

melaksanakan proyek tersebut

dapat

dipersiapkan. Apabila dana untuk pelaksanaan proyek sudah dipersiapkan sejak


awal maka kemungkinan terhentinya proyek di tengah jalan akibat kekurangan
dana dapat diminimalisir.
Pengetahuan mengenai biaya proyek yang akan dilaksanakan sangat
penting bagi para kontraktor dan pemilik proyek. Bagi para kontraktor,
pengetahuan tersebut bermanfaat untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang akan diajukan ke pemilik proyek untuk memenangkan tender.
Sedangkan bagi pemilik proyek, pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk
mempertimbangkan kelayakan dan kerealistisan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang diajukan oleh masing-masing kontraktor.
Estimasi

biaya

dapat

digunakan

sebagai

pertimbangan

untuk

menentukan validitas suatu Rencana Anggaran Biaya (RAB). Apabila suatu RAB
memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada estimasi biaya maka hampir dapat
dipastikan bahwa 2 konstruktor telah melakukan mark up (pembengkakan)
biaya proyek. Sedangkan apabila suatu RAB memiliki nilai yang jauh lebih kecil
daripada estimasi biaya maka bangunan yang akan dihasilkan kemungkinan
tidak memiliki kualitas sebagaimana yang diharapkan.

Estimasi biaya memegang peranan penting dalam menentukan biaya


penyelenggaraan suatu proyek konstruksi. Estimasi biaya berfungsi tidak
hanya untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan tetapi juga
berfungsi untuk merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti
material, alat dan tenaga kerja. Besarnya estimasi biaya yang diperlukan untuk
merealisasikan suatu proyek konstruksi harus sudah diketahui terlebih dahulu
sebelum proyek berjalan, agar dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan
proyek tersebut dapat dipersiapkan.
Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat
kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada
akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Pelaksanan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari
perencanaan,pembangunan fisik ,sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan
bermacam-macam unsur dan komponen pendukung. Salah satu bagian dari
manajemen proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasi
proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian
yang baik. Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan
tujuan mengatur tahaptahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran.
Berikut adalah fase perencanaan tentang pekerjaan proyek :
A. Sub Bidang perencanaan
1. Pengidentifikasi proyek : mempelajari secara cermat jenis, maksud dan tujuan
dari proyek terkait, agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pemilik proyek.
2. Penyusunan jadwal pekerjaan : membuat perencanaan progres kerja yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan proyek.
3. Persiapan SDM + peralatan : menyiapkan sumber daya manusia (tenaga ahli)
yang diperlukan sesuai kebutuhan dan syarat dari proyek tersebut, serta
mempersiapkan alatalat yang mendukung.
4. Penyusunan rencana pemakaian sumber daya : menyusun jadwal dan
pembagian tugas (job description) sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
masing-masing sumber daya manusia dan sumber daya peralatan.

B. Sub Bidang Konsep


1. Perumusan maksud+tujuan proyek : mendeskripsikan sejelas mungkin maksud
dan tujuan proyek secara teknis dan kemudian dilakukan pencarian solusi/jawaban
atas permasalahan desain yang diberikan.
2. Pengkajian kebutuhan fungsional ruang : menganalisis kebutuhan ruang yang
diperlukan secara ideal pada proyek tersebut.
3. Pengkajian data teknis situasi eksisting : menganalisis segala data pada kondisi
eksisting proyek, terutama untuk proyek rehabilitasi atau proyek melanjutkan
(bukan tahap pertama).
4. Pengkajian spesifikasi desain yang dibutuhkan : menganalisis bagaimana
sebenarnya kebutuhan desain yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan
perancanaan. Misalnya dari segi penghawaan, pengudaraan, akustik, pemilihan
warna yang spesifik, dll.
5. Pengkajian standar teknis : mengumpulkan referensi dan menganalisis standar
teknis bangunan untuk kebutuhan proyek, seperti standar baja, mutu beton, fire
protection, dan standar-standar keamanan bangunan yang lainnya.
6. Penentuan tema desain : menentukan tema awal bangunan, sesuai tema yang
hendak diusung berdasarkan kebutuhan pengguna.

C. Sub Bidang Pra-Rencana


1. Pencarian konsep desain : mengembangkan tema awal menjadi sebuah konsep
arsitektural yang dituangkan dalam sketsa.
2. Penyusunan pola dan bentuk arsitektur.
3. Menyusun penataan konsep perletakkan ruang dan massa bangunan (jika multi
massa)
4. Pengkonsepan bahan dan teknologi yang dipakai : merencanakan materialmaterial yang hendak digunakan, beserta metode/teknologi pelaksanaan di
lapangannya.
5. Pengkonsepan alokasi biaya : menyusun perencanaan penggunaan biaya dan
sesuai pagu anggaran dan batasan yang tercantum di dalam kontrak.

D. Sub Bidang Rancangan


1. Pematangan hasil studi kelayakan : melakukan peninjauan kembali hasil dari
studi kelayakan proyek dan memasukkan aspek-aspek penting yang mungkin
terlupakan ke dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
2. Pematangan aspek fungsional : melakukan peninjauan kembali hasil dari
konsultasi klien dan studi kebutuhan fungsional ruang ke dalam perencanaan yang
sedang dikerjakan.
3. Pematangan aspek estetika : melakukan peninjauan kembali hasil dari
konsultasi klien dan studi kebutuhan estetika beserta hasil eksplorasi desain ke
dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
4. Pematangan aspek ekonomi : melakukan peninjauan kembali hasil dari
konsultasi klien dan studi perencanaan anggaran biaya dan jadwal proyek beserta
aspek-aspek ekonomi yang lainnya ke dalam perencanaan yang sedang
dikerjakan.
E. Sub Bidang Dokumen
1. Penyusunan Detailed Engineering Design (DED) : membuat gambar kerja
untuk pelelangan sekaligus gambar pedoman pelaksanaan pembangunan di
lapangan.
2. Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) : membuat spesifikasi
material/bahan, alat, teknik/metoda kerja sebagian pedoman pelaksana, dan halhal yang bersifat administratif dalam proyek.
3. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BQ) : RAB
diberikan untuk klien/pemilik proyek sebagai pedoman untuk menyeleksi
kontraktor, sedangkan BQ diberikan untuk calon kontraktor yang mengikuti
tahapan prakualifikasi untuk membantu membuat penawaran proyek.
4. Perubahan desain (aanvuling) : perubahan desain dilakukan jika ternyata
setelah melalui tahap verifikasi an eksaminasi, ternyata pihak pemeriksa
menemukan adanya ketidakbenaran dalam dokumen, sehingga diperlukan
perbaikan dokumen gambar DED atau dokumen RKS.

1.2 Jenis Pekerjaan


Dalam pembahasan laporan Tugas Akhir ini yang dibahas adalah rumah
tingga sederhana dengan tipe 100, adapun jenis-jenis pekerjaan yaitu meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan Proyek Pembangunan Perumahan ini meliputi:
a.

Pekerjaan Pembersihan
Kontraktor wajib melaksanaan pekerjaan pembersihan di sekitar lokasi

proyek, dari tanaman, sisa-sisa bongkaran serta material lain yang dirasa dapat
mengganggu jalannya pekerjaan yang ada di lokasi dan bilamana perlu dilakukan
cut dan fill untuk medan tanah yang tidak rata. Dalam melaksanakan pekerjaan
pembersihan, kontraktor wajib melaporkan terlebih dahulu kepada direksi proyek
tentang bagian yang akan dibersihkan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Pekerjaan Pengukuran
Tujuan pengukuran adalah mengetahui keadaan lapangan yang sebenarnya
apakah sesuai rencana gambar yang sudah ditentukan. Dan untuk pekerjaan
pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat penyipat datar yang
diharapkan untuk memperkecil tingkat kesalahan pengukuran.
b.

Pemasangan Bowplank
Bowplank dibuat dari patok-patok kayu dan diletakkan minimal 1,5 -2

meter dari galian terluar mengarah/sepanjang keliling bangunan dan dibagian atas
patok dengan patok lain dihubungkan dengan papan kayu yang memiliki
ketinggian yang sama/sejajar. Biasanya duga bowplank/tinggi sisi atas papan
bowplank merupakan pil/ duga+ 0,00 = duga muka lantai satu. Pada bowplank
tercantum as jarak antar kolom dan tinggi bowplank digunakan untuk menentukan
ketinggian dari titik duga.
c.

Mengadakan Pengamanan Lokasi dari Segala Gangguan


Pengamanan lokasi dilakukan dengan membuat pagar pengaman yang

terbuat dari seng gelombang, dipasang melingkari area proyek menutup lokasi
pekerjaan dan memberikan ruang gerak yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan
dan kegiatan rutin.

d.

Site Installation
Site Instalation adalah pekerjaan lanjutan untuk menentukan dan

melakukan cara pengaturan penempatan bangunan-bangunan sementara maupun


penempatan material bangunan yang diperlukan dalam pelaksanaan pengerjaan
bangunan. Site instalation

direncanakan sedemikian rupa sehingga pekerjaan

yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Selain itu dapat
menunjang kelancaran sirkulasi pekerja dan bahan material bangunan yang keluar
masuk. Jenis dan macamnya bangunan sementara yang direncanakan tergantung
dari besar kecilnya volume proyek dan juga sifat dari pekerjaan itu sendiri.
2. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
a. Pekerjaan Tanah
- Galian Tanah Pondasi batu kali
Penggalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan telah mendapat
persetujuan dari pengawas. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar
rencana.Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh
pengawas, karena tanah tersebut akan dipakai kembali.
- Urugan tanah kembali pondasi batu kali
Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah
mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun
pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau
menggunakan alat stamper. Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada
permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug.
Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang
didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga
didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
- Urugan pasir
Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug,
kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini
berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban.
Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang
sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 15 cm.

b. Pekerjaan Pondasi
Pondasi adalah bagian dari bangunan yang berfungsi mendukung seluruh
berat dari bangunan dan meneruskannya ke tanah dibawahnya. Pekerjaan pondasi
terdiri dari:
anstamping ( batu kosong )
Pondasi batu kali
3. Pekerjaan Dinding dan Plesteran
a. Pekerjaan dinding
Pekerjaan dinding merupakan pekerjaan pasangan batu bata merah
maupun bahan dinding yang lain yang disusun untuk membentuk ruanganruangan sebagai dinding rumah.
b. Plesteran
Plesteran dinding adalah pekerjaan pelapisan permukaan dinding dengan
meterial campuran pasir, air dan semen. Biasanya supaya campuran ini mudah
dilakukan plesteran didinding ditambahkan batu kapur dan dilakukan plesteran
dengan ketebalan yang ditentukan.
4. . Pekerjaan Beton Bertulang
Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan pembesian, bahan
campuran beton adalah angregat kasar dan angregat halus yang dicampur dengan
air dan semen. Dalam pekerjaan perumahan ini pekerjaan beton meliputi :
a. Beton sloof 15/20
b. Beton ring balok 15/15
c. Kolom 15/15
d. Kolom tiang 20/40
e. Balok konsol 15/15
f. balok gantung 15/15
g. Lisplank Beton
h. Plat/dak beton dan talang
i. Beton pengaku gewel 15/15

5. Pekerjaan Kayu
Pekerjaan kayu dalam pembangunan perumahan ini meliputi :
a. Kusen pintu dan jendela
Material kusen untuk pembanguna rumah tinggal sampai saat ini masih
banyak yang berasal dari bahan kayu. Kayu merupakan bahan material yang
mudah diolah sesuai bentuk yang diingkan pengguna, kayu yang dugunakan
dalam pembangunan rumah ini kayu jati, kayu jati mempunayi tektur yang baik
untuk dijadikan material kusen pintu dan jendela.
b. Daun pintu dan jendela
Daun pintu yang digunakan adalah daun pintu yang terbuat dari bahan
kayu jati dengan ketebalan 3 cm dan daun jendela ketebalan 3 cm. Sebelum daun
pintu dan jendela dipasang, dikusen tempat pemasangan harus dibuat sponengan
sedalam 1 cm .
c. Rangka kuda-kuda
Rangka kuda kuda merupakan bagian dari rangka atap rumah yang
disusun untuk memasang genting. rangka atap ini meliputi :
Balok tarik 8/12 kayu kruing
Balok kunci 8/12 kayu kruing
Balok sokong 8/12 kayu kruing
Balok kaki kuda-kuda 8/12 kayu kruing
Balok jurai dalam dan jurai luar 8/12 kayu kruing
Balok under 8/12 kayu kruing
Balok gording 8/12 kayu kruing
Balok nok 8/12 kayu kruing
Balok tembok 8/10 kayu kruing
Balok gapit 2 x 6/12 kayu kruing
Renk 2/3 dan kasau 5/7
6. Pekerjaan Penutup Atap
a. Penutup atap
Material penutup atap beragam jenisnya, antara llain asbes, genting, zing
galum, atau multiroof dengan rangka atap yang sesuai dengan jenisnya. Dalam
pembangunan rumah ini material atap yang digunakan adalah genting dengan

rangka tapa balok kayu. Atap genting berfungsi sebagai pelindung dari hujan dan
panas matahari pada komponen-komponen yang ada dalam rumah.
b. Bubungan
Jenis dan tipe bubungan yang digunakan adalahbubungan genting yang
terketak diujung atas atap dengan bahan adukan semen dan pasir yang diaduk
dengan air, perbandingan campuran 1 : 5. Bumbungan genting berfungsi sebagai
penyikat ujung atas genting yang bertumpu pada balok nok.
c. Talang air
Talang air berfungsi sebagai saluran air hujan yang turun dari atas genting
dan diteruskan kesaluran pipa pembuangan air kotor. material yang termasuk
dalam pembuatan talang air ini adala seng dengan lebar 60 cm. Untuk
menghindari kebocoran sebaiknya tang disusun rapi dan tidak ada tekukan.
7. Pekerjaan Plafon
a. Rangka plafond
Rangka plafond berfungsi sebagai pengantung papan plywood yang
dipasang mengunakan skrup. Bahan yang digunakan sebagai pengantung plafond
pada rangka atap adalah besi root.
b. Plafond
Material yang digunakan untuk membuat plafond adalah papan plywood
dengan tebal 4mm. Selain mudah dalam pekerjaan, papan plywood juga bisa
dibentuk sesuai dengan pola yang diinginkan.
c. Lis gipsum
Lis gipsum terketak pada susut pertemuan antara hollow dengan acian
dinding bata. Lis gipsum berfungsi memperindah ruangan yang ada didalam
rumah. Bentuk dan tipe lis bisa dipesan sesuai yang diinginkan.

8. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding


Jenis pekerjaan penutup lantai dan dinding ini mengunakan material
keramik. Keramik merupakan salah satu material yanag sering digunakan untuk
lantai dan dinding rumah. Beberapa jenis ukuran yang digunakan dalam pekerjaan
lantai dan dinding antara lain :
a. Lantai ruangan, keramik warna 40 x 40 cm

b. Lantai kamar mandi, keramik tektur 20 x 20 cm


c. Tembok kamar mandi, keramik warna 25 x 20 cm
d. Teras rumah, keramik warna 40 x 40 cm
9. Pekerjaan Pengecatan
Pada permukaan dinding luar dan dalam, plafond dan lisplank beton
dilakukan pekerjaan pengecatan dengan cat air dengan terlebih dahulu
membersihkan

permukaan

dari

kotoran-kotoran,

dinding-dinding

diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air dilakukan


pengecatan dengan cat dasar.
Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : Kozen kayu dan Pintu dan jendela
dilakukan pengecatan dengan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan -bahan
tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat dengan cat
dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.
10. Pekerjaan Perlengkapan
a. Besi dan aluminium
Pekerjaan besi dan aluminium termasuk dalam pekerjaan talang air yang
terbuat dari bahan seng.
b. Pekerjaan Pengunci dan kaca
Pengunaan material kaca pada daun jendela dalam pembangunan rumah
berfungsi sebagai pelindung dari udara luar dan cahaya matahar. kaca yang
digunakan dalam pembangunan rumah ini kaca motif dan kaca biasa/polos.
c. Instalasi Listrik
Listrik mempunyai peranan penting dalam sendi-sendi kehidupan rumah
tinggal, karenan hampir semua peralatan mengunakan listrik sebagai sumber
energi., penerangan dan memperindah ruangan suasana rumah tingal pada malam
hari. Semua kabel instalasi mengunakan pipa listrik, dalam pekerjaan instalasi
listrik ada bebarapa item yang termasuk dalam subpekerjaan yaitu :
instalasi stop kontak
instalasi titik lampu
instalsi saklar
dan penyambung daya PLN

d. Sanitasi air
Pekerjaan

sanitasi

adalah

pekerjaan

yang

berhubungan

dengan

pemasangan perlengkapan-perlengkapan kamar mandi (WC) dan dapur yng


sifatnya basah, seperti kloset, bak air, floor drain, dan kitchen sink. Dalam
perencanaan pembangunan rumah ini item-item pekerjaan yang termasuk sanitasi
antara lain :
Klosed duduk
Floor drain
Dan pipa-pipa air kotor maupun pipa air bersih

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan dari Tugas Akhir ini untuk mengetahui jumlah harga satuan
setiap tahap pekerjaan. Adapun item-item perhitungan dalam perencanaan rumah
ini antara lain :
a. Menghitung volume pekerjaan rumah tipe 100 di Tulungagung.
b. Menghitung analisa harga satuan dari wilayah kota Tulungagung rumah
tipe 100.
c. Menghitung rencana anggaran biaya rumah tipe 100.
d. Menghitung rekapitulasi harga rumah tipe 100.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN

2.1. Dasar Perhitungan Rencana Angaran Biaya


Perhitungan rencana angara biaya dalam suatu proyek merupakan
pekerjaan yang mendasar untuk menentukan beasarnya nilai jumlah uang untuk
menentukan bobot bangunan. Sebelum melakukan perhitungan rencana angaran
biaya maka perlu diperhatikan dasar dari perhitungan tersebut mengunakan acuan
keefisien tenaga maupun material. Keefisien pekerjaan akan menentukan jumlah
biaya dalam perhitungan dianalisa bangunan dan selanjutnya akan hasil dari
perhitungan analisa pekerjaan dikalikan dengan volume pekerjaan dan menjadi
Rencana Angaran Biaya.
Rencana Angara Biaya tersebut akan menentukan terbilang jumlah biaya
yang akan di tenderkan dalam suatu pekerjaan untuk memenangkan proyek
pekerjaan. Selain keefisien harga satuan upah dan bahan juga perpengaruh dalam
perhitungan kerna setiap wilayah mempunyai harga upah dan bahan yang berbeda,
oleh karena itu sebelum memulai perhitungan yang harus diperhatikan adalah
harga upah,bahan dan dasar perhitungan rencana angaran biaya.
Dasar perhitungan analisa harga satuan ini mengacu pada Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.75 Tahun 2013 tentang Standart
Biaya Tahun 2014 di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
Laporan Tugas Akhir ini mengunakan dasar perhitungan rencana angara
biaya mengacu pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Tulungagung.
Adapun peraturan teknis pembangunan yang dipergunakan Dinas Pekerjaan
Umum (PU) kabupaten Tulungagung meliputi :
1. Peraturan Beton Indonesia ( PBI ) Tahun 1971
2. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan ( PUBBNI 3 / 66 )
3. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
4. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI ) 1981 NI 5

5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI 1982 )


6. Peraturan Semen Portland NI 8
7. Peraturan bata merah sebagai bahan bangunan NI 10
8. Peraturan genteng Indonesia NI 9
9. Peraturan peraturan Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
2.2. Syarat Penyusunan Rencana Angaran Biaya
Rencana Kerja dan Syarat atau yang sering disebut RKS merupakan
dokumen yang berisi sekumpulan persyaratan baik persyaratan administratif
maupun persyaratan teknis yang diberlakukan pada perencanaan bangunan
tertentu. Dalam peraturan PU kota Tulungagung RKS tersusun atas :
1. Bagian 1
Ringkasan spesifikasi bahan/material bangunan
2. Bagian 2
Syarat-Syarat Teknis Umum
3. Bagian 3
Syarat-syarat pekerjaan sipil dan arsitektural
4. Bagian 4
Syarat-syarat pekerjaan pekerjaan elektrikal dan saluran air bersih.

BAB III
PERHITUNGAN RENCANA ANGARAN BIAYA
3.1 Perhitungan Volume Pekerjaan
Dalam rencana anggaran biaya (RAB) perlu adanya perhitungan volume
pekerjaan, semakin banyak kesalahan dalam perhitungan volume dalam sebuah
bangunan akan berakibat fatal pada rencana anggaran biaya (RAB).
Perhitungan volume pekerjaan dilakukan atas semua item-item pekerjaan
mulai

dari

pembersihan

tembok/dinding,
pekerjaan/plafond,

pekerjaan

lahan,

pekerjaan

beton,

galian,

pekerjaan

timbunan,

kayu,

pekerjaan

pekerjaan

atap,

pekerjaan lantai, pengecatan, pekerjaan kaca, engsel dan

kunci, pekerjaan sanitasi, pekerjaan instalasi.

3.2 Daftar Harga Upah dan Bahan Bangunan


Ketika akan membangun sebuah bangunan gedung maupun rumah
sederhana pasti membutuhkan daftar harga bangunan dari suatu daerah yang akan
dibangun sebuah rumah atau gedung. Daftar harga bahan bangunan dapat
mempermudah untuk mengetahui harga bahan bangunan daerah setempat
terutama saat menghitung rencana anggaran biaya (RAB).
Maksud dari harga satuan pekerjaan ialah, jumlah harga bahan dan upah
tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisi. Harga bahan didapat dipasaran,
dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan.
Upah tenaga kerja didapat dilokasi dikumpulkan dan dicatat dalam
satuaftar yang dinamakan Daftar harga satuan upah. Harga satuan bahan dan upah
tenaga kerja disetiap daerah berbeda-beda. jadi dalam menghitung dan menyusun
angaran biaya suatu bangunan/proyek, harus berpedoman pada harga harga satuan
bahan dan upah tenaga kerja dipasaran dan lokasi pekerjaan. Adapun tenaga kerja
terdiri dari mandor, kepala tukang dan kenek atau pekerja lainya.

3.3 Analisa Harga Satuan


Proses perhitungan Analisa Harga Satuan sebuah bangunan gedung
dimulai dengan memasukkan item-item pekerjaan yang akan dikerjakan. Rekap
dan urukan item-item pekerjaan tersebut mulai dari pekerjaan paling awal sampai
dengan pekerjaan paling akhir.
Untuk menghitung harga satuan pekerjaan, yang perlu dipersiapkan adalah:
a. Indeks (koefisien)analisa pekerjaan.
b. Harga material/bahan sesuai satuan.
c. Harga upah kerja perhari termasuk mandor, kepala tukang, tukang dan
pekerja.
Untuk harga material dan upah kerja,yaitu dengan memasukkan harga
berdasarkan harga yang ada di daerah, juga perlu mengantisipasi nilai harga yang
dimasukkan jika kemungkinan akan ada kenaikan harga jika pekerjaan masih
lama untuk dimulai.

3.4 Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana Anggaran Biaya adalah suatu bangunan atau proyek adalah
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,serta biayabiaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek.
Anggaran biaya merupakan harga dari bahan bangunan yang dihitung
dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang
samaakin berbeda-beda di masing-masing daerah, disebabkan karena perbedaan
harga bahan dan upah tenaga kerja.
Dalam menyusun Anggaran Biaya dapat dilakukan dengan 2 cara berikut :
1) Angka Biaya Kasar
Sebagai Pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga
satuan setiap meter persegi (m2) luas lantai. Anggaran kasar dipakai sebagai
pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun
namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak
terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
2) Angka Biaya Teliti
Yang dimaksud anggaran biaya teliti adalah Anggaran Biaya Bangunan atau
proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan
syarat- syarat penyusunan anggaran biaya .Pada anggaran biaya kasar, harga
satuan dihitung berdasarkan harga taksiran setiap luas lantai m2. Taksiran
tersebut haruslah berdasarkan harga yang wajar dan tidak terlalu jauh berbeda
dengan harga yang dihitung secara teliti.
Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung secara teliti, didasarkan
atau didukung oleh:
1) Besteks, gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat- syarat
teknis
2) Gambar bestek, gunanya untuk menetukan/menghitung besarnya masingmasing volume pekerjaan.
Harga Satuan pekerjaan. Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan
upah berdasarkan perhitungan analisa.

3.5 Rekapitulasi Biaya


Rekapitulasi harga bangunan merupakan bagian dari perhitungan rencana
anggaran biaya bangunan yang berfungsi untuk merekap hasil perhitungan analisa
harga satuan sehingga mudah dibaca dan dipahami, sebelum membuat rekapitulasi
harga bangunan terlebih dahulu dihitung harga tiap-tiap item pekerjaan.

Berikut ini adalah Rekapitulasi Biaya rumah tipe 100 lantai I yang di
bangun di kanbupaten Tulungagung :

Anda mungkin juga menyukai