Batas Plastis Kelompok
Batas Plastis Kelompok
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka
tanah tersebut dapat diremas-remas (remolded) tanpa menimbulkan retakan.
Sifat kohesif ini disebabkan adanya daya serap air (absorbed water) di
sekililing permukaan dari partikel lempung. Pada awal tahun 1990, seorang
ilmuwan dari swedia bernama Atterberg mengembangkan suatu metode untuk
menjelaskan sifat konsistensi tanah berbutir halus pada kadar air yang
bervariasi. Bilamana kadar air sangat tinggi, campuran tanah dan air akan
menjadi sangat lempek seperti cairan. Oleh karena itu, atas dasar air yang
dikandung tanah, tanah dapat dipisahkan ke dalam empat keadaan dasar,
yaitu: padat, semi-padat, plastis, dan cair.
Kadar air dinyatakan dalam persen, di mana terjadi transisi dari
keadaan padat ke keadaan semi-padat didefinisikan sebagai batas susut
(shrinkage limit). Kadar air di mana transisi dari keadaan semi-padat ke
keadaan semi-padat ke keadaan plastis terjadi dinamakan batas plastis (plastic
limit), dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair
(liquid).limit). Batas-batas ini dikenal juga sebagai batas-batas Atterberg
(Atterberg Limit).
Maksud dari percobaan penentuan batas plastis adalah untuk
mengetahui batas plastis suatu contoh tanah. Diharapkan setelah melakukan
percobaan ini, praktikan dapat memahami tentang penentuan batas plastis
serta dapat mengaplikasikannya baik di dalam kegiatan laboratorium maupun
di lapangan.
BAB II
DASAR TEORI
Batas Plastis (Plastic Limit)
Menurut definisi batas plastis adalah kadar air pada batas bawah daerah
plastis, yang dinyatakan dalam persen. Kadar air ini ditentukan dengan
menggiling tanah pada plat kaca sehingga diameter dari batang tanah yang
dibentuk demikian mencapai 1/8 inci menjadi retak-retak. Bilamana yanah mulai
menjadi pecah pada saat diameter mencapai 1/8 inci maka kadar air tanah itu
adalah batas plastis Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat
keplastisan suatu tanah.
.
Batas cair dan batas plastis tidak secara langsung memberi angka-angka yang
dapat dipakai dalam perhitungan (design). Yang kita peroleh dari percobaan Batas
Atterberg ini adalah suatu gambaran secara garis besar akan sifat-sifat tanah yang
bersangkutan. Tanah yang batas cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat teknik
yang buruk, yaitu kekuatannya rendah, compressibilitynya tinggi dan sulit
memadatkannya untuk pembuatan jalan misalnya. Untuk macam-macam tanah
tertentu batas-batas Atterberg dapat dihubungkan secara empiris dengan sifat-sifat
lainya, misalnya dengan kekuatan geser atau compression index dan
sebagainya. Indek plastis biasanya dipakai sebagai salah satu syarat untuk bahan
yang akan dipakai untuk pembuatan jalan.
Indeks plastisitas (PI) adalah perbedaan antara batas cair dan batas plastis suatu
tanah, atau
PI = LL PL
Indeks plastis (Plasticy index)
Selisih antara batas cair dan batas plastis ialah daerah dimana tanah
tersebut dalam keadaan plastis. Ini disebut plasticy indeks (PI), yaitu :
PI = LL PL
2
w PL
w PL
=
LL PL
PI
Dimana
A
= Aktivitas/activity
Aktivitas digunakan sebagai indeks untuk mengidentifikasi kemampuan
mengmbang dari suatu tanah lempung. Harga dari aktivitas untuk berbagai
mineral lempung.
Seed, Woodward, Lundgren (1964a) mempelajari sifat plastis dari
beberapa macam tanah yang dibuat sendiri dengan cara mencampur pasir dan
lempung dengan presentase yang berbeda-beda. Mereka menyimpulkan bahwa
walaupun hubungan antara indeks plastis (PI) dan presentase butiran yang lebih
kecil dari 2 adalah merupakan garis lurus, seperti diteliti oleh Skempton, tetapi
garia-garis tersebut tidak selalu melalui pusat sumbu. Oleh karena itu, aktivitas
dapat didefinisikan sebagai:
Dimana
C
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Penentuan Batas Plastis
ayakan no 4
sample tanah
mangkuk porselin
pisau pengaduk/spaluta
keramik
air
pipet
mistar
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Penentuan Batas Plastis
No. Cawan Timbang
Berat Cawan Kosong
Berat Cawan + tanah basah
Berat Cawan + tanah kering
Massa cair
Massa tanah Kering
C8
12,79
24.8
21,9
2,9
9,11
C2
12,89
24,9
22,1
2,8
9,21
B14
12,89
24,9
22,2
2,7
9,31
6
12,69
24,7
21,9
2,8
9,21
31,833%
30,401%
29,001%
30,401%
M1 gr
M2 gr
M3 gr
A=(M2 - M3) gr
B=(M3M1) gr
w = A/B x
Kadar air
100%
Batas Plastis
30,409%
2,8
= 9,21 x100%
= 30,401 %
8
- Cawan B14 :
Massa cair (A) = 24,9 22,2
= 2,7 gram
Massa tanah kering (B) = 22,2 12,89
= 9,31 gram
kadar air (w3)
2,7
= 9,31 x100%
= 29,001 %
- Cawan 6 :
Massa cair (A) = 24,7 21,9
= 2,8 gram
Massa tanah kering (B) = 21,9 12,69
= 9,21 gram
2,8
w1 w2 w3 w4
4
= 30,409 %
4.3 Pembahasan
Pada percobaan penentuan batas plastis suatu contoh tanah didapatkan
kadar air pada cawan C8 sebesar 31,833%, pada cawan C2 sebesar 30,401%, pada
cawan B14 sebesar 29,001% dan pada cawan 6 sebesar 30,401% sehingga
diperoleh batas plastis sebesar 30,409 %. Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa kadar air pada tanah yang diuji memiliki batas plastis ini nilainya besar.
Faktor-Faktor kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan ini adalah:
-
BAB 5
PENUTUP
10
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan didapat nilai batas plastis sampel tanah sebesar
30,409 %.
Diketahui nilai LL ( Batas Cair ) = 41,38% dan nilai PL (Batas Plastis)
= 30,409 % . Jadi Nilai IP = LL PL = 41,38% 30,409 % = 10,971 %.
5.2. Saran
Agar mendapatkan nilai berat cawan maupun bahan yang lebih baik dan
benar,sebaiknya praktikan lebih hati-hati dalam proses penimbangan.
Sebelum cawan ditimbang (dalam keadaan kosong maupun terisi
bahan),sebaiknya dipastikan bagian luarnya bersih dari air maupun
kotoran sehingga tidak mengurangi ketelitian data penimbangan.
Praktikan diharapkan lebih teliti dalam menghitung jumlah pukulan
yaitu tepat ketika kedua sisi tanah yang terbelah berhimpit 2 cm, karena
akan sangat mempengaruhi nilai batas cair yang ditentukan.
Praktikan diharapkan lebih teliti dalam menggiling tanah dimana
diameter tanah harus 1/8 inchi atau 3 mm karena akan sangat
mempengaruhi batas plastis tanah tersebut.
11