Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa
Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus
yang berarti tumbuh bersama atau menggabungkan menjadi satu. Dalam bahasa
Jepang digunakan kata kotau-zai, yang arti harafiahnya material - material
seperti tulang; mungkin karena agregat mirip tulang - tulang hewan.
Beton adalah material komposit yang rumit. Beton terdiri dari campuran semen,
air, agregat halus misalnya pasir, agregat kasar misalnya kerikil, dan bahan
tambah misalnya fly ash. Singkatnya dapat dikatakan pasta bahwa semen
mengikat pasir dan bahan-bahan agreget lain (kerikil,basalt, dll). Sifat-sifat
beton pada suhu tinggi di pengaruhi dalam batas tertentu oleh jenis agregat.
Beton dapat dibuat dengan mudah bahkan oleh mereka yang tidak mempunyai
pengertian sama sekali tentang beton teknologi, tetapi pengertian yang salah dari
kesederhanaan ini sering menghasilkan persoalan pada produk, antara lain
reputasi jelek dari beton sebagai materi bangunan.
Sifat - sifat beton perlu kita pelajari untuk perancanaan campuran ( mix design ),
yaitu pemilihan dari bahan - bahan beton yang memadai, serta menentukan
proporsi masing - masing bahan untuk menghasilkan beton yang ekonomis
dengan kualitas yang baik.
Material beton terdiri dari agregat dan matriks pasta semen. Antara agregat dan
mortar terdapat interface zone (zona antar permukaan). Interface zone
merupakan daerah yang paling lemah pada beton. Kehancuran pada beton
biasanya terjadi pada interface, yaitu bidang kontak antara pasta semen dengan
agregat, dimana ikatannya tidak sempurna. Memperkuat zona antara permukaan
mortar dan agregat merupakan suatu pemecahan permasalahan untuk
mendapatkan beton mutu tinggi. Beberapa bahan tambahan yang dapat dipakai
untuk memperbaiki interface antara lain, terak nikel, abu terbang dan silica
fume, karena memiliki kandungan silika yang cukup tinggi.

1.2

Tujuan

Anda mungkin juga menyukai