Modul PPJ
Modul PPJ
MODUL 2
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (3 SKS)
Ir. Sylvia Indriany, M.T.
POKOK BAHASAN :
SEJARAH PERKEMBANGAN DAN TYPE KONSTRUKSI
MATERI KULIAH :
Pendahuluan, sejarah perkerasan, kriteria lapis perkerasan, jenis dan fungsi lapisan
2.1.
PENDAHULUAN
2.2.
Selanjutnya pada abad yang sama, bermunculan beberapa ahli dari perancis dan
skotlandia sebagai berikut:
Pierre
Marie
Jerome
Tresaguet(1716-1796),
Orang
Perancis
yang
pecah 15/20 25/30 yang disusun tegak dan pori-porinya ditutup dengan batubatu kecil yang juga berfungsi untuk memberikan permukaan yang rata.
Perkerasan jalan dengan aspal sebagai pengikat,walau telah ditemukan pertama
2.3.
dasar dengan atau tanpa lapis pondasi. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul
oleh plat beton.
3. Konstruksi perkerasan komposit.
Kombinasi. Perkerasan lentur diatas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di
Bahan pengikat
Aspal
Perkerasan Kaku
Semen
2
3
4
Penurunan tanah
Jalan bergelombang
dasar
atas perletakan
Repetisi beban
permukaan
Perubahan
Modulus kakakuan
temperatur
Syarat kekuatan/struktural :
Kedap air
2.5.
Perkerasan lentur terdiri dari beberapa lapis, yaitu lapis permuakaan, lapis pondasi
atas, lapis pondasi bawah dan tanah dasar. Penyebaran beban roda berupa beban
terbagi rata pada tiap lapisan dapat dilihat seperti di bawah ini
D1
D2
Lapis permukaan
Lapis pondsi atas
D3
Lapis pondasi
bawah
Subgrade
Beban lalu lintas yang bekerja pada konstruksi perkerasan dapat dibedakan menjadi:
Semua gaya tersebut harus mampu diterima oleh lapis permukaan, kemudian
pondasi harus mampu menerima gaya vertikal dan getaran, sedangkan tanah dasar
hanya menerima gaya vertikal saja. Karena penyebaran gaya-gaya ini maka terdapat
perbedaan syarat pada masing-masing lapisan.
2.5.1. Lapis permukaan
Sebagai lapis yang paling atas , lapis permukaaan mempunyai fungsi-fungsi seperti
di bawah ini. Untuk melaksanakan fungsi tersebut dipakai aspal sebagai pengikat.
Lapis kedap air, sehingga air hujan tidak meresap ke lapis di bawahnya
Lapis aus, sebagai lapisan yang langsung menerima gesek akibat rem sehingga
mudah aus
Lapis yang menyebarkan beban , sehingga dapaty dipikul oleh lapis lain yang
mempunyai daya dukung lebih jelek.
Di Indonesia dikenal 2 kelompok lapis permukaan yaitu Lapisan yang bersifat non
struktural dan yang bersifat struktural.
Yang bersifat non struktural, berfungsi sebagai lapis kedap air dan lapis aus .
Walaupun demikian lapisan ini dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap
penurunan mutu dan biasanya dipakai untuk pemeliharaan . Jenisnya yaitu:
Burtu (laburan aspal 1 lapis)
Burda(Laburan aspal 2 lapis)
Latasir(lapis tipis aspal pasir)
Buras(Laburan aspal)
Latasbum(lapis tipis asbuton murni)
Lataston (lapis tipis aspal beton)/HRS
Yang bersifat struktural, berfungsi sebagai penyebar dan penahan beban roda
adalah :
Penetrasi Macadam (Lapen)
Terdiri dari agregat pokok dan pengunci bergradasi terbuka dan seragam, diikat
aspal dengan cara disemprotkan dan dipadatkan lapis demi lapis. Taiap lapis 4-10
cm
Lasbutag
Merupakan campuran bahan agregat, asbuton dan bahan pelunak yang diaduk,
dihampart dan dipadatkan dingin, dengan tebal tiap lapisan 3-5 cm
Laston
Merupakan campuran aspal keras dan agregat dengan gradasi menerus.
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan ke lapisan di bawahnya
Material yang digunakan yang cukup kuat. Terutama bagi yang tidak menggunakan
pengikat maka persyaratannya CBR> 50% dan Plastisitas Indeks <4%. Hal ini dapat
dipenuhi oleh batu pecah,kerikil pecah, ataupun stabilisasi tanha dengan semen dan
kapur.
Macam-macam pondasi atas yang umumnya dipakai adalah :
Pondasi macadam
Pondasi telford
Penetrasi macadam
Stabilisasi yang terdiri dari agreagt dengan semen (cement treated base),
agregat dengan kapur(Lime treated base), agregat dengan aspal(asphalt treated
base).
Bagian dari konstruksi untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.lapis ini
harus cukup kuat dengan CBR 20% dan PI<10%
Lapisan untuk mencegah partikel halus tanah dasar naik ke pondasi atas.
Perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tertentu akibat beban lalu lintas,
sehingga jalan rusak. Ini terjadi pada tanah dengan plastisitas tinggi daya dukung
tanah dasar ditunjukkan oleh nilai CBRnya.
Sifat kembang susut tanah tertentu mengakibatkan perubahan kadar air. Dapat
diatsi dengan pemadatan pada kadar air optimum sehingga mencapai kepadatan
tertentu. Tentunya dibantu pula oleh adanya drainase yang baik
Daya dukung tanah dasr yang tidak merata pada daerah dengan macam tanah
yang sangat berbeda.
Daya dukung yang tidak merata akibat pelaksanaan yang kurang baik. Hal ini
terutama pada tanah timbunan dari jenis tanah berbutir kasar, karena pemadatan
yang terjadi akibat beban lalu lintas ataupun berat tanah dasar sendiri.
Kondisi geologis dari lokasi jalan perlu dipelajari dengan teliti, terutama jika
kemungkina terjadi ada di daerah patahan.